1. KLASIFIKASI ASAM
DAN BASA
Asam menurut Arhenius adalah senyawa
yang bila dilarutkan dalam air akan
meningkatkan konsentrasi ion hidrogen
(H+) di atas nilainya dalam air murni.
Basa meningkatkan konsentrasi ion
hidroksida (OH-)
Asam dan Basa Bronsted-Lowry
Diperkenalkan oleh Johannnes Bronsted &
Thomas Lowry pada tahun 1923
Asam didefinisikan sebagai suatu zat yang
dapat memberikan ion hidrogen, dan
sebuah basa adalah suatu zat yang dapat
menerima ion hidrogen
Dalam reaksi asam basa, ion hidrogen
dipindahkan dari asam ke basa
CH3COOH(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2
Reaksi keseluruhan
HF(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + F-(aq) (2)
HCN(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CN-(aq) (3)
Reaksi 1diperoleh dengan mengurangkan
reaksi 2 dengan reaksi 3
Jadi nilai K diperoleh dengan membagi
nilai Ka 2 dengan Ka 3
Ka 2
K=
Ka 3
HCN adalah asam yang lebih lemah
daripada HF, Ka 3 lebih kecil dari Ka 2 dan
K lebih besar dari 1
Elektronegativitas dan Kekuatan Asam Okso
Kecendrungan kekuatan relatif asam okso
dijelaskan oleh pengaruh dari
elektronegativitas dan polaritas ikatan
terhadap kemudahan peyumbangan proton.
Asam okso menyumbangkan proton dalam
larutan air yang sebelumnya terikat pada
atom oksigen.
–X–O–H
Elektronegativitas X (sangat) negatif (B, C, P,
As, S, Se, Br, I) sehingga cenderung
melepaskan H+ (asam) (bukannya
melepaskan OH-)
Indikator
Indikator adalah zat warna larut yang
perubahan warnanya tampak jelas dalam
rentang pH yang sempit.
Jenis indikator yang khas adalah asam
organik yang lemah yang mempunyai
warna berbeda dari basa konyugatnya
Indikator yang berbeda mempunyai nilai Ka yang
berbeda sehingga menunjukkan perubahan warna
pada nilai pH yang berbeda pula
Semakin lemah suatu indikator sebagai asam,
semakin tinggi pH di tempat terjadinya perubahan
warna. Perubahan warna itu muncul pada rentang
satu sampai dua satuan pH.
Ini membatasi ketepatan dari penentuan pH
melalui pemakaian indikator. Namun hal tersebut
tidak mempengaruhi penentuan analisis
konsentrasi asam atau basa melalui titrasi, selama
indikator yang digunakan sesuai
4. KESETIMBANGANYANG
MELIBATKAN ASAM DAN BASA LEMAH
Asam dan basa lemah hanya bereaksi
sebagian dengan air, sehingga untuk
menghitung pH larutannya kita
menggunakan Ka atau Kb serta hukum
kesetimbangan kimia
Asam Lemah
Asam lemah mempunyai nilai Ka lebih
kecil dari 1. Nilai pKa mulai dari nol untuk
asam lemah yang paling kuat dan terus
bergerak naik.
Bila asam lemah dilarutkan dalam air,
konsentrasi awalnya diketahui, tetapi
reaksi sebagiannya dengan air
menghabiskan sejumlah HA dan
menghasilkan A- dan H3O+
Lihat contoh 10.3
CH3COOH(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
asam asetat hidronium ion asetat
tekanan parsial awal 1.000 ≈0 0
perubahan tekanan parsial -y +y +y
tekanan parsial kesetimbangan 1.000 – y y y
[H3O+][CH3COO-]
=K
[CH3COOH]
y2 -5
= 1.76 x 10
1.000 – y
y = 4.2 x 10-3 M
pH = - log10 [4.2 x 10-3]
pH = 2.38
Basa lemah
Penjelasan asam lemah mirip dengan basa
lemah
Kb = ketetapan kesetimbangan basa
Basa lemah bereaksi dengan air untuk
menghasilkan OH-
Jumlah ion yang dihitung [OH-]
Kb dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan
semakin lemah suatu basa, semakin kecil
nilai Kb-nya
Hidrolisis
Hidrolisis adalah istilah umum yang diberikan
untuk reaksi suatu zat dengan air, dan
hidrolisis diterapkan secara khusus pada
reaksi dimana pH berubah dari 7 pada saat
pelarutan suatu garam dalam air.
Penjelasan lengkapnya pada reaksi hidrolisis
amonium klorida
NH4+(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + NH3(aq)
Hal ini menjelaskan mengapa pH larutan
amonium klorida < 7 (asam)
Hidrolisis tidak terjadi pada semua ion,
hanya dengan ion-ion yang merupakan
asam konjugat dari basa lemah dan basa
konjugat dari asam lemah.
Hal ini menjelaskan mengapa NaF bersifat
sedikit basa dan NaCl bersifat netral
5. LARUTAN BUFFER
Larutan buffer adalah semua larutan yang
pH-nya dapat dikatakan tetap, walaupun
ditambahkan sedikit asam lemah beserta
basa lemah konjugatnya dalam konsentrasi
yang hampir sama.
Larutan buffer berperan besar dalam
mengontrol kelarutan ion-ion dalam larutan
sekaligus mempertahankan pH dalam proses
biokimia dan fisiologis. Banyak proses
kehidupan sensitif terhadap pH sehingga
diperlukan sedikit pengaturan dalam interval
konsentrasi H3O+ dan OH-
Perhitungan Cara Kerja Buffer
Persamaan kesetimbangan ionisasi asam
lemah
+ [HA]
H3O = Ka
[A-]
Konsentrasi ion hidronium tergantung
pada nisbah konsentrasi asam lemah
terhadap konsentrasi basa konjugatnya.
Kunci cara kerja larutan buffer yang efektif
adalah menjaga agar kedua konsentrasi ini
hampir sama dan cukup besar
Dengan penambahan sejumlah kecil basa ke dalam
larutan buffer yang efektif hanya membutuhkan
beberapa persen molekul HA dengan
mengubahnya menjadi ion A- dan hanya
menambahkan beberapa persen saja A- yang ada
sejak awal. Nisbah [HA]/[A-] turun, tetapi hanya
sedikit.
Asam yang ditambahkan mengkonsumsi sebagian
kecil basa A- yang dipakai untuk menghasilkan
sedikit HA lagi. Nisbah [HA]/[A-] sekarang naik,
tetapi lagi-lagi perubahannya juga hanya sedikit.
Karena konsentrasi H3O+ sangat dipengaruhi
nisbah ini, perubahan pH-nya juga hanya sedikit
Pembuatan Buffer
Melalui pemilihan asam lemah yang tepat
dan nisbah yang benar antara asam
tersebut dengan basa konjugatnya, kita
dapat membuat larutan buffer yang
mampu menjaga agar pH tetap disekitar
nilai yang diinginkan
Perhitungan pH untuk buffer
[HA]0
pH = pKa – log 10
[A-]0
Dari perhitungan pH (yang ingin dibuat) akan
diperoleh nisbah [HA]0/[A-]0 sehingga
diperoleh perbandingan asam dan garam
Buffer yang optimal adalah buffer yang asam
dan basa konjugat di dalamnya mempunyai
konsentrasi yang hampir sama; jika
perbedaannya terlalu besar, ketahanan buffer
terhadap pengaruh penambahan asam atau
basa akan berkurang.
Dalam menyeleksi buffer, pilihlah asam
dengan pKa sedekat mungkin dengan pH
yang diinginkan
6. KURVA TITRASI ASAM-BASA
Kurva titrasi merupakan grafik pH versus
volume dari larutan titrasi V
Konsep kesetimbangan asam basa dapat
dipakai untuk mencari bentuk yang tepat
dari kurva titrasi bila semua besaran ini
diketahui
Juga dapat digunakan untuk menghitung Ka
dan konsentrasi yang tidak diketahui
berdasarkan kurva titrasi eksperimen
Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat
Lihat gambar 10.12 (titrasi asam kuat dengan
basa kuat)
Penambahan NaOH 0 ml, pH =1
Penambahan 30 ml, pH = 1.27
Penambahan 100 ml, pH = 7
ini disebut titik ekivalen, yaitu titik dimana
jumlah molekul basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah molekul asam.Volume basa
yang ditambahkan sampai dengan titik akhir
disebut volume ekivalen V.
Penambahan NaOH 100,05 ml, pH = 9.4
pH naik dengan tajam tepat sesudah titik
ekivalen: [H3O+] berubah sebesar 4 orde
besaran dengan volume NaOH 99.8 ml dan
100.02 ml. Oleh karena itu, indikator yang
berubah warnanya antara pH = 5 – 9 akan
menunjukkan titik akhir titrasi dengan
ketepatan ± 0.02%
Titik akhir titrasinya dengan demikian hampir
sama dengan titik ekivalen
Titrasi basa kuat dengan asam kuat lebih
kurang sama. Dalam hal ini pH bergerak dari
tinggi ke rendah
Titrasi Asam Lemah dan Basa Lemah
Titik ekivalen c0V0 = ctVe
Lihat gambar 10.13
Penambahan NaOH 0 ml, pH = 2.88
Penambahan NaOH 0<V<Ve, pH = 4.38
Penambahan NaOH V = Ve, pH 8.73
Penambahan NaOH V>Ve, pH = 8.7
Pilihan indikator yang tepat adalah PP
dengan interval pH 8.2 – 10.
Lereng pH terhadap volume basa kuat
adalah kurang curam dekat titik ekivalen
untuk asam lemah dibandingkan dengan
asam kuat, yang membuat penentuan
volume ekivalen (dan konsentrasi asam
lemah awal) menjadi kurang tepat
7. ASAM POLIPROTIK
Asam poliprotik memberikan dua atau
lebih ion hidrogen ke penerima. Contoh
asam sulfat dan asam nitrat
Tahapan reaksi asam sulfat
H2SO4(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + HSO4-(aq)
HSO4-(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + SO4-(aq)
Ion hidrogen sulfat adalah amfoter, yang berarti
bahwa basa dalam reaksi pertama (dengan asam
konjugat H2SO4) dan asam dalam reaksi kedua
(dengan basa konjugat SO42-)
Dalam ionisasi pertama, H2SO4 adalah asam
kuat, tetapi hasil ionisasinya sendiri adalah asam
lemah. H3O+ yang dihasilkan dalam larutan
H2SO4 terutama berasal dari ionisasi pertama
dan larutan mempunyai pH yang mendekati pH
asam kuat monoprotik dengan konsentrasi yang
sama
Namun demikian, bila larutan ini bereaksi
dengan basa kuat, kekuatan netralisasinya
dua kali dibandingkan asam monoprotik
dengan konsentrasi yang sama, karena
setiap mol asam sulfat dapat bereaksi dan
menetralisasi dua mol ion hidroksida
Asam Poliprotik Lemah
Asam poliprotik lemah terionisasi dalam dua
tahap atau lebih. Contoh asam karbonat
H2CO3(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + HCO3-(aq)
HCO3- (aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CO22-(aq)
Ka1 = 4.3 x 10-7 dan Ka2 = 4.8 x 10-11
Dua pengamatan penting
1. [H3O+] dalam dua kesetimbangan ionisasi adalah
satu jenis dan sama
2. Ka2 tetap dikatakan pasti lebih kecil dari Ka1
karena muatan negatif yang tertinggal akibat
hilangnya ion hidrogen dalam ionisasi pertama
menyebabkan ion hidrogen kedua terikat lebih
kuat
Pengaruh pH terhadap Komposisi
Larutan
Perubahan pH menggeser semua
kesetimbangan asam-basa, termasuk
kesetimbangan yang melibatkan asam
poliprotik. Persamaan kesetimbangan
asam-basa dan tetapan kesetimbangan
digunakan untuk menghitung banyaknya
perubahan
Lihat gambar 10.15
Pada pH tinggi, CO32- mendominasi, dan
pada pH rendah, H2CO3 merupakan
spesies yang paling banyak.
Pada pH antara (mendekati 8) ion
hidrogen karbonat adalah yang paling
banyak.
8. PERHITUNGAN KESETIMBANGAN
ASAM-BASA YANG TEPAT
Rumus ini digunakan untuk asam yang
sangat lemah atau larutan yang sangat
encer, sehingga jumlah ion hidronium dari
hasil autoionisasi air tidak dapat diabaikan
[H3O+]3 + (cb + Ka)[H3O+]2 – (Kw +
caKa)[H3O+] – KaKw = 0
Lihat gambar 10.16
Kurva titrasi asam poliprotik
menunjukkan lebih dari satu titik ekivalen
Ve1 = ½ Ve2 = 1/3 Ve3