Anda di halaman 1dari 54

Defenisi Antibiotik

 Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan), Bios (hidup )

 Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh


bakteri ataupun jamur yang berkhasiat obat apabila
digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan
atau menghambat pertumbuhan kuman dan toksisitasnya
tidak berbahaya bagi manusia.
Struktur Bakteri
Bakteri
Garam(-)
dan
Gram(+)
Dinding sel bakteri gram positif dan
negatif
Gram + Gram -

• Ungu pada pewarnaan • Pink


gram • Peptidoliglikan Lebih
• Peptidoglikan lebih tebal tipis
• Mempunyai asam teikoat tetapi mempuyai
yang terikat pada membran luar yang
peptidoglikan tersusun dari lipid polar
dan lipopolisacharida
Sejarah Antibiotika
Penggolongan berdasarkan Daya Kerja :

1. Bakteriostatik 2. Bakterisida

Tetrasiklin, Penisilin,
Kloramfenikol, Aminoglikosida,
Eritromisin, Rifampisin,
Linkomisin, Sefalosporin,
Spektinomisin, Polimiksin B,
Sulfonamida, Kolistin,
Trimetoprim, Vankomisin,
Nitrofurantoin Basitrasin,
Sikloserin,
carbapenem,
metronidazole
Penjelasan khusus dari image Spectrum of Activity

• 1. Steptomisin bekerja pd bakteri Gram – tetapi terbesar


kemampuannya menghambat mycobacteria dibanding
Tobramycin

• 2. Tetracyclin bekerja pd bakteri Gram – dan +, dapat kita


lihat terbesar kemampuannya menghambat termasuk bacteri
chlimydias (bakteri Gram -) pd penyakit seksual dan rickettsia
pd penyakit typus (bakteri Gram -)
Berdasarkan Spectrum Antibiotika, ada dua :
1. Spectrum Sempit Bakteri Gram 2. Spectrum Luas (broad S.)
(narrow S.) untuk bakteri gram + dan -
Sulfonamid,
ampisilin,
sefalosforin,
Eritromisin, kloramfenikol,
Klindamisin, Positif tetrasiklin,
Kanamisin dan rifampisin

Sulfonamid,
ampisilin,
Benzil penisilin, sefalosforin,
Streptomisin, Negatif kloramfenikol,
tetrasiklin,
Gentamisin dan rifampisin

Antibiotika berdasarkan sifat toksisitas selektif setinggi mungkin untuk mikroba,


tetapi relatif tidak toxik untuk hospes.
Penggolongan Antibiotik berdasarkan Struktur Kimia :
No. Golongan Antibiotika
amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin,
1 Aminoglikosida sisomisin, streptomisin, tobramisin.
golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan
sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim),
2 Beta-Laktam golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin,
amoksisilin).

3 Glikopeptida vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin


golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin),
4 golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin,
Polipeptida oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

5 Polimiksin polimiksin dan kolistin.

Kinolon asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan


6 trovafloksasin
(fluorokinolon)
7 Streptogramin pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.

8 Oksazolidinon linezolid dan AZD2563.

9 Sulfonamida kotrimoksazol dan trimetoprim.

Antibiotika lain kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat


10 yang penting,
Penggolongan Berdasarkan Mekanisme Kerja :
No. Mekanisme Kerja Antibiotika
1 Menghambat Sintesis Dinding Sel Penisilin, Sefalosporin,
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi karbapenem, Basitrasin,
kurang sempurna dan tidak tahan terhadap
tekanan osmotis dari plasma dengan akibat Vankomisin,
pecah.

2 Mengganggu Permeabilitas Membran sel Polimiksin


Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel)
didiganggu sintesanya hingga menjadi lebih permeabel.
Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembes keluar.

3 Menghambat Sintesis Protein Sel Aminoglikosid, Makrolid,


Tetrasiklin, kloramfenikol,
klindamisin, mupirosin, dan
spektinomisin
4 Menghambat Sintesis Asam Nukleat Sel Kuinolon, Nitrofurantoin,
Pada (DNA,RNA)
Rimpafisin
5 Menghambat Metabolisme Sel Mikroba Sulfonamid, Trimetoprim
menghambat enzim-enzimesensial dalam metabolisme folat
1. Menghambat Sintesis Dinding Sel
2. Mengganggu Permeabilitas Membran sel
3. Menghambat Sintesis Protein

Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang


ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein. RNA yang ditranslasi
adalah mRNA, sedangkan tRNA dan rRNA tidak ditranslasi.
Proses translasi berlangsung melalaui 3 tahapan utama:
• 1. Inisiasi (initiation)
• 2. Pemanjangan (elongation) poli-asam amino
• 3. Pengakhiran (termination).
Mekanisme Kerja Antibiotika
PRINSIP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

• A. Faktor- faktor yang harus dipertimbangkan pada


penggunaan Antibiotika (AB)
• B. Penggunaan AB bijak
• C. Penggunaan AB Untuk Terapi empiris dan Defintif
• D. Penggunaan AB Profilaksis Bedah
• E. Penggunaan AB Kombinasi
• F. Konsep PK dan PD Terapi Antibiotika

Sumber : Permenkes no. 2406 thn 2011 ttg Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika
Prinsip Penggunaan Antibiotika terkait
PK/PD
Berbeda dengan obat pada umumnya karena target antibiotika
adalah sel kuman sedangkan obat lain adalah sel host.

Pada penggunaannya, antibiotik diharapkan mampu mencapai


lokasi infeksi dengan kadar yang cukup (melebihi kadar hambat
minimal/KHM), masuk/penetrasi ke dalam sel bakteri (karena
ada bakteri yang hidden) dan bekerja mengganggu proses
metabolisme bakteri sehingga bakteri tersebut menjadi tidak
aktif atau mati; namun efek toksik pada sel host diharapkan
seminimal mungkin.
Faktor Keberhasilan pengobatan antibiotik

1. Jenis antibiotik dan spektrum antimikroba,


2. Aspek farmakologis yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik
PK/PD merupakan faktor yang sangat penting.

Aspek farmakokinetik mencakup : ADME

Sedangkan aspek farmakodinamik mencakup :


a. sifat bakteriostatik/bakterisid,
b. time dependent/concentration dependent
c. post-antibiotic effect (PAE) antibiotik
Faktor PK
• Farmakokinetik merupakan aspek yang menjelaskan mengenai
perjalanan dan apa yang terjadi pada obat saat berada di
dalam tubuh.

• Faktor PK : ADME
Proses absorpsi
• Umumnya dikaitkan dengan penyerapan obat di saluran
cerna pada pemberian oral.

• Setelah mencapai kadar puncak dalam darah, konsentrasi


obat akan menurun secara cepat dalam fase yang
disebut dengan fase alfa (α).

• Pada fase selanjutnya yaitu fase beta (β) maka


konsentrasi antibiotik akan menurun secara perlahan dan
stabil. Pada fase beta ini yang menentukan waktu paruh
(t1/2) dari suatu antibiotik.
• Pada proses absorpsi ini, tidak semua obat akan
mencapai sirkulasi sistemik dalam keadaan utuh/aktif,
dan jumlah persentase obat yang mencapai sirkulasi
sistemik dalam keadaan utuh atau aktif disebut
bioavailabilitas.

• Sedangkan kesetaraan jumlah obat dalam sediaan


dengan kadar obat dalam darah atau jaringan disebut
bioekuivalensi.
Distribusi

• Setelah diabsorpsi, obat akan berkaitan dengan albumin sebagai


protein dominan dalam serum dan kemudian didistribusikan ke
seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.

• Persentase antibiotik yang terikat secara reversibel terhadap


albumin serum digambarkan dengan istilah protein binding. Obat
kemudian akan melepaskan diri dari ikatannya dengan albumin, dan
menembus beberapa membran sel sesuai dengan gradien
konsentrasi dan mencapai tempat infeksi lalu berikatan de-ngan
protein jaringan. Distribusi obat antara lain dipengaruhi oleh aliran
darah, pH, protein bin-ding, dan volume distribusi.
Metabolisme

• Pasca distribusi obat, obat kemudian akan mengalami


metabolisme oleh berbagai enzim dan yang terpenting di
antaranya adalah enzim sitokrom P450, sehingga pemberian
obatobatan yang dapat meningkatkan atau menghambat kerja
enzim ini dapat mempengaruhi aktivitas antibiotik.

• Obat yang dalam keadaan aktif akan ditingkatkan kelarutannya


sehingga lebih mudah diekskresikan, dan umumnya obat
menjadi inaktif.

• Sedangkan untuk obat dalam bentuk prodrug, enzim akan


mengaktivasi obat tersebut menjadi bentuk yang aktif.
Eksresi

• Antibiotik umumnya dieliminasi melalui ginjal dan


diekskresikan melalui urin dalam bentuk metabolit aktif dan
inaktif.

• Antibiotik juga dapat dieliminasi melalui empedu dan


diekskresikan ke dalam usus. Dari dalam usus sebagian obat
akan dibuang melalui feses, dan sebagian akan kembali
diserap dan dibuang melalui ginjal.

• Sebagian kecil obat juga diekskresikan melalui keringat, liur, air


mata, dan air susu.
Contoh Antibiotika Tipe I
• Aminoglikosida

• Spektrum aktivitas: menghambat bakteri aerob Gram negatif.


• Obat ini mempunyai indeks terapi sempit, dengan toksisitas
serius pada ginjal dan pendengaran, khususnya pada pasien
anak dan usia lanjut.
• Efek samping: Toksisitas ginjal, ototoksisitas (auditorik maupun
vestibular), blokade neuro muskular (lebih jarang).
Contoh Lanjutan….

• Fluroquinolon

• Golongan fluorokuinolon meliputi norfloksasin, siprofloksasin,


ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin, levofloksasin, dll
• Fluorokuinolon bisa digunakan untuki nfeksi yang disebabkan
oleh Gonokokus, Shigella, E. coli, Salmonella, Haemophilus,
Moraxella catarrhalis serta Enterobacteriaceae dan P.
aeruginosa.
Contoh Antibiotika Tipe II
• Antibiotik beta-laktam
• terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur
cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam,
karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase (enzim).

• Obat-obat antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid,


dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram-positif
dan negatif.

• Antibiotik beta-laktam mengganggu sintesis dinding sel


bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis
peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dinding sel bakteri
Contoh lanjutan….

• Eritromisin (makrolida)
• Makrolida aktif terhadap bakteri Gram-positif, tetapi juga dapat
menghambat beberapa Enterococcus dan basil Gram-positif.
• Makrolida mempengaruhi sintesis protein bakteri dengan cara
berikatan dengan subunit 50S ribosom bakteri, sehingga
menghambat translokasi peptida.

• Eritromisin dalam bentuk basa bebas dapat diinaktivasi oleh asam,


sehingga pada pemberian oral, obat ini dibuat dalam sediaan salut
enterik. Eritromisin dalam bentuk estolat tidak boleh diberikan pada
orang yang fungsi hati terganggu karena akan menimbulkan liver
injury.
Contoh Antibiotika Tipe III

• Vankomisin
• terutama aktif terhadap bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya
diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh Staphylococus
aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA). Semua basil
Gram-negatif dan mikobakteria resisten terhadap vankomisin.

• Vankomisin diberikan secarai ntra vena, dengan waktu paruh


sekitar 6jam.

• Efek sampingnya adalah reaksi hipersensitivitas, demam,


Flushing dan hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan
pendengaran dan nefrotoksisitas pada dosis tinggi.
Parameter-parameter FK untuk Beberapa Sefalosporin
Lanjutan….
Karakteristik Aminoglikosida
Apa
PAE?

Post Antibiotica Effect (PAE) didefinisikan adalah


Efek penekanan pertumbuhan dari bakteri
setelah pemaparan dengan zat antibiotika.
PAE menunjukkan penghentian perkembangan
bakteri setelah terpaparnya bakteri secara singkat
oleh antibiotik yang berlangsung selama waktu
tertentu.

Dengan kata lain, bakteri masih tertekan


pertumbuhannya walau antibiotika sudah dibawah
MIC.
PAE merupakan parameter farmakodinamika yang dikenal baik,
yang menggambarkan tingkat penghambatan pertumbuhan
bakteri setelah zat antibiotika yang aktif telah dikeluarkan dari
medium.

Kaitannya dengan PAE ini, penerapan farmakodinamika


semakin meningkat dalam regimen dosis antibiotik.

Antibiotik dengan PAE minimal atau lebih kecil, kemungkinan


memerlukan konsentrasi serum di atas MIC atau interval
interval pemberian dosis keseluruhan.
Sebab Diusulkan Teori PAE,
karena

adanya kerusakan pada antibiotik tetap berada


bakteri tetapi tidak pada situs pengikatan
mematikan bakteri pada bakteri
pemberian antibiotik
• Salah satu pengamatan penting untuk penentuan
dosis penggunaan yang tepat.

• Teori baru dalam menentukan dosis yang Teori baru


dalam menentukan dosis yang tepat adalah PAE (efek
pasca antibiotik).
Apa tujuan klinis dari PAE?

• Untuk antibiotik yang memiliki PAE, interval dosis


bisa diperluas dan memberikan keunggulan
potensial, sehingga diperoleh pencapaian hasil
terapi di antaranya mengurangi biaya, mengurangi
toksisitas, dan kepatuhan yang baik untuk pasien
rawat inap & pasien rawat jalan.
1. Mikroorganisme 2. Jenis Antibiotika

Faktor-faktor
yang
5. Lamanya mempengaruhi
paparan PAE 3. Kosentrasi
antibiotika antibiotika

4. Kondisi Lingkungan :
suhu, pH, medium pertumbuhan
dan cairan tubuh manusia
1. Dilakukan pepaparan bakteri terlebih
dahulu bakteri terhadap AB selama
Penentuan beberapa waktu
PAE dari
setiap AB 2. Dilakukan setelah bakteri diinkubasi
dilakukan
secara 3. AB dicuci hingga tidak ada lagi AB dalam
in vitro dg media inkubasi bakteri /konsentrasi AB dlm
kosentrasi media tersebut berada dibawah MIC
AB yang
digunakan 4. Dihitung Nilai PAE = waktu yang
diatas MIC dibutuhkan oleh bakteri klp perlakuan untuk
bertambah besar 1 log 10 (TPAE) – waktu
yang dibutuhkan oleh bakteri klp kontrok
untuk bertambah besar 1 log 10 (C).
Kebanyakan antibiotik menghasilkan PAE ketika
diuji terhadap kokus gram positif. Namun,
terhadap basil gram negatif, antibiotik beta-
laktam (kecuali untuk imipenem) efeknya
minimal, atau bahkan negatif.
Harapan dengan adanya Teori PAE

• Setelah mengetahui waktu PAE diharapkan dapat diperoleh


gambaran tentang interval waktu pemberian antibiotik
yang tepat dan pemberian dosis yang optimal dari suatu
antibiotika, sehingga mampu dicegah terjadinya resistensi
pada masyarakat.
• Aminoglikosida, inhibitor protein dan sintesis asam nukleat,
dan fluoroquinolon memiliki PAE terhadap bakteri gram
negatif yang berkisar dari 1-4 jam.
• PAE in vivo umumnya lebih lama dari in vitro untuk kombinasi
mikroorganisme-antibiotik yang sama.

• Dalam penelitian klinis, aminoglikosida adalah antibiotik yang


memiliki PAE panjang terhadap basil gram negatif, sehingga
efektif bila diberikan dalam regimen dosis sekali sehari yang
memungkinkan konsentrasi obat serum di bawah MIC.
Mekanisme efek pasca pemberian antibiotik rifampisin
dan gentamisin terhadap Escherichia coli
E. coli
• Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang
dalam sel tunggal atau berpasangan,

merupakan anggota famili Enterobacteriacea dan flora normal


intestinal yang mempunyai kontribusi pada fungsi normal
intestin dan nutrisi tetapi bakteri ini akan menjadi patogen bila
mencapai jaringan di luar jaringan intestinal.

• Spesies E.coli bersifat motil dengan flagel peritrik yang


dimilikinya, tetapi beberapa ada yang nonmotil.
Flora Normal
• Flora normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu
daerah tanpa menimbulkan penyakit pada orang yang
ditempati.

• Tempat paling umum dijumpai flora normal adalah tempat


yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata, mulut,
saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran
urogenital.
Efek pemakaian Antibiotika pada Flora
Usus
• Selain itu, pemberian antibiotik spektrum luas tanpa indikasi
yang tepat dapat mengganggu perkembangan flora normal
usus, karena dapat mematikan bakteri gram positif, bakteri
gram negatif, kuman anaerob, serta jamur yang digunakan
pada proses pencernaan dan penyerapan makanan dalam
tubuh.

• Bakteri yang ada di dalam tubuh umumnya menguntungkan,


seperti bakteri pada usus yang membantu proses pencernaan
serta pembentukan vitamin B dan K.

Anda mungkin juga menyukai