Anda di halaman 1dari 19

PERJANJIAN INTERNASIONAL

KELOMPOK 5
1. LUTFIANAH ( 17010000110 )
2. DINDI GRISKA ( 17010000073 )
3. NADIA ANANDA P ( 17010000083 )
PENGERTIAN
Perjanjian Internasional adalah semua perjanjian yang dibuat
oleh negara sebagai salah satu subjek hukum internasional yang
diatur oleh hokum internasional dan berisikan ikatan-ikatan
yang mempunyai akibat-akibat hukum.
DASAR HUKUM PEMBUATAN HUKUM
INTERNASIONAL
 Undang-undang no. 24 tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional
 Undang-undang No. 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Internasional
 Konvensi Wina Tahun 1969 Tentang Perjanjian Internasional
ISTILAH-ISTILAH PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Traktat (treaty)
Traktat adalah perjanjian internasional yang dilakukan dua negara atau lebih yang
bersifat paling formal.
Contoh:
1. Konferensi asia afrika 1955
2. APEC

2. Konvenan (convenant)
Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu perjanjian internasional yang
membentuk dan mengatur liga bangsa-bangsa. Konvenan ini adalah perjanjian
multilateral.
Contoh:
Tentang hak-hak sipil dan politik
3. Deklarasi (declaration)
Deklarasi adalah perjanjian yang berisikan ketentuan-ketentuan umum dimana pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya berjanji untuk melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan
tertentu.
Contoh:
1. Deklarasi ASEAN
2. Deklarasi Juanda

4. Statute (statuta)
Istilah statute (Statute) biasa dipergunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional
yang dijadikan sebagai konstitusi organisasi internasional Organisasi atau
lembagainternasional yang menggunakan istilah statute untuk piagamnya adalah
Mahkamah Internasional Permanent dan Mahkamah Internasional yang masing-masing
piagamnya disebut Statute of Prmanent Court of International Justice, dan Statute of
International Court of Justice).
5. Piagam (charter)
Istilah piagam atau charter juga biasa dipergunakan untuk perjanjian-perjanjian
internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu organisasi Internasional. Organisasi
internasional yang menggunakan istilah piagam atau charter untuk konstitusinya, misalnya
Perserikatan Bangsa –Bangsa yang piagamnya secara otentik disebut Charter of the United
Nations, Demikian juga Organisasi Persatuan Afrika yang piagamnya bernama Charter of the
Organisation of American States, 1948.

6. Persetujuan (arrangement, agreement)


Istilah persetujuan ( agreement, arrangement) digunakan untuk perjanjian-perjanjian
internasional yang ditinjau dari segi isinya lebih bersifat teknis dan administratif. Jika
dibandingkan dengan substansi traktat (treaty) ataupun konvensi (convention) yang
berkenaan dengan masalah-masalah yang besar dan penting, substansi dari persetujuan
berkenaan dengan masalah-masalah teknis yang ruang lingkupnya relative kecil. Dewasa
ini, istilah agreement jauh lebih sering digunakan jika dibandingkan dengan istilah
arrangement.
Beberapa contoh dari persetujuan (agreement ) adalah :
a. Agreement Between The Government of the Republic of Indonesia and the
Government of the Commonwealth of Australia Establishing Certain Seabed Boundaries, Mei
18 1971 (Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Garis Batas Dasar Laut
Tertentu, tanggal 18 Mei 1971)
b. Agreement Between the Government of the Republik of India relating to the
Delimitation of the Continental Shelf Boundary Between the Two Countries, August 8, 1974)
7. Pakta (pact)
Adalah suatu perjanjian yang sifatnya hanya mengikat negara-negara yang terlibat didalamnya.
Contoh:
1. The pact of the league of Arab states 1945
2. Pacta warsawa 1955
3. NATO

8. Protokol (protocol)
Protokol adalah perjanjian internasional yang materinya lebih sempit dibandingkan traktat atau
konvensi.
Contoh:
1. Protokol tambahan konvenan internasional mengenai hak-hak sipil dan politik 1966 (optional
protocol)
2. Vienna convention for the protection of the ozone layer 1985 (protocol based on a framework
treaty)
9. Konvensi,

conventie, convention termasuk juga salah satu istilah yang sudah umum digunakan dalam bahasa
Indonesia untuk menyebut nama suatu perjanjian internasional multilateral, baik yang diprakarsai oleh
Negara-negara maupun oleh lembaga atau organisasi internasional. Pada umumnya konvensi ini
digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional multilateral yang mengatur tentang masalah yang
besara dan penting dan dimaksudkan untuk berlaku sebagai kaidah hukum internasional yang dapat
berlaku secara luas,baik dalam ruang lingkup regional maupun umum.

Sebagai contoh dari beberapa konvensi, misalnya:

a. Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide of December 9, 1948
(Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman atas Kejahatan Gencocide, tanggal 9 December
1948).

b. Convention on International Liability for Damage Caused by Space Object of November 29,1971
(Konvensi tentang Tanggung Jawab Internasional atas Kerugian oleh Benda-benda Angkasa,
tanggal 29 Nopember 1971).
10. Memorendum of Understanding (MOU)
Adalah perjanjian yang mengatur pelaksanaan teknik
operasional suatu induk.
Contoh:
1. MOU Indonesia-china tentang kerjasama industri
pertahanan.
MACAM-MACAM PERJANJIAN
INTERNASIONAL
Perjanjian Internasional dapat dibedakan menjadi beberapa golongan ditinjau dari
segi sepert berikuti :

a. Jumlah peserta atau pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian Internasional

b.Kaidah hukum yang lahir atau timbul dari perjanjian Internasional

c.Cara atau prosedur atau tahap pembentukannya dari perjanjian Internasioal

d.Ditinjau dari jangka waktuberlakunya perjanjian Internasional


SYARAT SAHNYA PERJANJIAN

Kata Sepakat
kata sepakat berarti adanya titik temu (a meeting of the
mind ) diantara para pihak tentang kepentingan-kepentingan
yang berbeda.

Cakap
Berarti dianggap mampu melakukan perbuatan hukum.
Suatu Hal Tertentu
Suatu hal tertentu berarti obyek perjanjian harus terang dan
jelas,dapat di tentukan baik jenis maupun jumlahnya.

Suatu Sebab Yang Halal


Suatu sebab yang halal berarti obyek yang di perjanjikan
bukanlah obyek yang terlarang tapi di diperbolehkan oleh
hukum.
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN PERJANJIAN
INTERNASIONAL
 Dalam konvensi Wina tahun 1969 tentang hukum perjanjian
internasional di sebutkan bahwa dalam pembuatan perjanjian baik
bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Perundingan (negotiation) perundingan atau negosiasi merupakan hal
pertama yang harus dilakukan.
b. Penandatangan (signature) setelah di lakukan perundingan akan ada
proses penandatanganan.biasanya peoses ini dilakukan oleh menteri
luar negeri atau kepala pemerintahan.
c. Pengesahan (ratification) proses yang terakhir sebelum perjanjian
itu berlaku adalah pengesahan atau ratifiksi.suatu negara
mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah
di sahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
BATALNYA PERJANJIAN INTERNASIONAL

Dalam konvensi wina tahun 1969, suatu perjanjian internasional dapat


dinyatakan batal karena hal-hal berikut.
1. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan hukum nasional
oleh salah satu negara peserta.
2. Adanya unsur kesalahan pada saat perjanjian itu dibuat.
3. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara
peserta yang lain pada waktu pembentukan perjanjian.
4. Terhadap penyalahgunaan atau kecurangan (corruption), baik
melalui kelicikan atau penyusupan.
5. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta, paksaan
tersebut baik dengan ancaman atau dengan penggunaan kekuatan.
MULAI BERLAKUNYA PERJANJIAN
INTERNASIONAL
Sebagai contoh suatu perjanjian Internasional dinyatakan
mulai berlaku saat penandatanganan oleh wakil dari masing-
masing pihak yang mengadakan perundingan.
Perjanjian seperti ini pada umumnya merupakan perjanjian
dari segi isi dan sifatnya adalah perjanjian yang teknis-
operasional.
BERAKHIRNYA SUATU PERJANJIAN
INTERNASIONAL
Ada beberapa sumber yang dapat kita jadikan acuan untuk mengenali hal-hal
yang dapat menyebabkan berakhirnya perjanjian internasional.Mochtar
Kusumaatmadja dalam bukunya Pengantar Hubungan Kerja Sama Internasional
mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena hal-hal berikut:
1.Telah tercapai tujuan perjanjian internasional
2.Masa berlaku perjanjian internasional sudah habis
3.Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanian
4.Adanya persetujuan dari peserta untuk mengakhiri perjanjian
5.Adanya perjanjian baru di antara peserta kemudia meniadakan perjanjian yang
terdahulu
6.Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian yang sesuai dengan ketentuan
perjanjian sudah terpenuhi
7.Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu
diterima oleh pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai