Anda di halaman 1dari 35

PERMENDIKBUD NO 22 TAHUN 2016

TENTANG PENDIDIKAN DASAR DAN


MENENGAH
Disusun oleh :
Abdul Aziz, S.Pd.
Amalia Wulandari, S.Pd.
Dini Rudiawati, S.Pd.
Hendra Kusumah, S. Pd.
Sonna Sonnandar, S.Pd.
Suparman, S.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah selanjutnya
disebut Standar Proses
merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan dasar
menengah untuk mencapai
kompetensi lulusan.
Standar Proses
Perencanaan proses belajar

Pelaksanaan Proses pembelajaran

Penilaian Proses pembelajaran

Pengawasan Proses pembelajaran


BAB II
KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN
Sasaran Pembelajaran
Ranah sikap
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

Ranah Pengetahuan
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
mencipta

Ranah Keterampilan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta
Pendekatan
ilmiah (scientific)

Project Based Discovery/Inquiry


Learning Learning
KARAKTERISTIK PEMEBELAJARAN
• SD/MI/SDLB/Paket A • Pembelajaran Tematik Terpadu

• SMP/MTs/SMPLB/Paket B • Mulai Memperkenalkan Mata


pelajaran, tetapmempertahan
kan tematik terpadu pada mapel
• SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket IPA dan IPS
C/ Paket C Kejuruan • Berbasis mata pelajaran
meskipun pendektan tematik
• SDLB, SMPLB, dan SMALB masih dipertahankan
diperuntukkan bagi tuna netra, tuna
rungu, tuna daksa, dan tuna laras
yang intelegensinya normal.
BAB III
PERENCANAN PEMBELAJARAN
DESAIN PEMBELAJARAN
• Silabus
1

• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


2

• Prinsip Penyusunan RPP


3
SILABUS
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu.
Komponen Silabus
Identitas mata pelajaran

Identitas sekolah Meliputi nama satuan pendidikan dan kelas

Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terkait muatan atau
mata pelajaran.

Tema Khusus SD/MI/SDLB/Paket A


Materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi

Pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan

Penilaian Proses pengolahan dan pengumpulan informasi.


Alokasi waktu Sesuai jam pelajaran.
Sumber belajar Dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar.
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)

RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan


pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih
KOMPONEN RPP
Identitas Sekolah Nama satuan pendidikan

Identitas mata pelajaran atau tema/subtema

Kelas/semester
Materi pokok

Alokasi Waktu Ditentukan sesuai keperluan untuk mencapai KD dan


beban belajar

Tujuan Pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan


menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati
dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi Pembelajaran Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan.

Metode Pembelajaran
PRINSIP PENYUSUNAN RPP
Perbedaan individual peserta didik

Partisipasi aktif peserta didik

Berpusat pada peserta didik

Pengembangan budaya membaca dan menulis

Pemberian umpan balik dan tindak lanjut

Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan

Mengakomodasi pembelajaran dan Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
BAB IV
PELAKSANAAN PROSES
PEBELAJARAN
Persyaratan Pelaksanaan
Proses Pembelajaran
Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
a. SD/MI : 35 menit
b. SMP/MTs : 40 menit
c. SMA/MA : 45 menit
d. SMK/MAK : 45 menit
No
ROMBONGAN BELAJAR
Satuan Pendidikan Jumlah Rombongan Belajar Jumlah Maksimum Peserta Didik
Per Rombongan Belajar

SD/MI 6-24 28
1.

SMP/MTs 3-33 32
2.

SMA/MA 3-36 36
3.

SMK 3-72 36
4.

SDLB 6 5
5.

SMPLB 3 8
6.

SMALB 3 8
7.
BUKU TEKS PELAJARAN
• Buku teks pelajaran digunakan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik
PENGELOLAAN KELAS DAN
LABORATORIUM
• Guru wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam
menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta
mewujudkan kerukunan dalam kehidupan bersama.
• Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
• Menyiapkan Peserta Didik Secara Psikis Dan Fisik Untuk Mengikuti Proses
Pembelajaran;
• Memberi Motivasi Belajar Peserta Didik Secara Kontekstual Sesuai Manfaat Dan
Aplikasi Materi Ajar Dalam Kehidupan Sehari-hari, Dengan Memberikan Contoh
Dan Perbandingan Lokal, Nasional Dan Internasional, Serta Disesuaikan Dengan
Karakteristik Dan Jenjang Peserta Didik;
• Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan Yang Mengaitkan Pengetahuan Sebelumnya
Dengan Materi Yang Akan Dipelajari;
• Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Atau Kompetensi Dasar Yang Akan Dicapai; Dan
• Menyampaikan Cakupan Materi Dan Penjelasan Uraian Kegiatan Sesuai Silabus.
KEGIATAN INTI
• Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik
terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning)
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
KEGIATAN PENUTUP
• Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
• Seluruh Rangkaian Aktivitas Pembelajaran Dan Hasil-hasil Yang
Diperoleh Untuk Selanjutnya Secara Bersama Menemukan Manfaat
Langsung Maupun Tidak Langsung Dari Hasil Pembelajaran Yang Telah
Berlangsung;
• Memberikan Umpan Balik Terhadap Proses Dan Hasil Pembelajaran;
• Melakukan Kegiatan Tindak Lanjut Dalam Bentuk Pemberian Tugas,
Baik Tugas Individual Maupun Kelompok; Dan
• Menginformasikan Rencana Kegiatan Pembelajaran Untuk Pertemuan
Berikutnya.
BAB V
PENILAIAN HASIL BELAJAR
PENILAIAN HASIL BELAJAR
1.Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses,
dan hasil belajar secara utuh.
2.Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling juga digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran
3.Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan
menggunakan alat
4.Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di
akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat
5.Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi
BAB VI
PENGAWASAN PROSES
PEMBELAJARAN
Pengawasan proses pembelajaran
dilakukan melalui kegiatan
pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, serta tindak lanjut secara
berkala dan berkelanjutan.
Pengawasan proses pembelajaran
dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas.
PRINSIP PENGAWASAN
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan.
Artinya Selama melaksanakan pengawasan, kepala sekolah dan pengawas
harus melaksanakannya dengan prinsip yang obyektif.
a. Objektif artinya menggunakan kriteria yang sama terhadap semua guru
yang diawasi dan
b. Transparan artinya dalam melakukan pengawasan Kepala Sekolah harus
bersikap terbuka.
Hal ini dilakukan mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dan
dilaksanakan secara efektif dan tepat sasaran dan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran.
SISTEM DAN ENTITAS PENGAWASAN
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas,
dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu
Semua pengawasan yang dilakukan Kepala Sekolah dengan Pengawas
adalah untuk mengubah kualitas proses pembelajaran menjadi standar
minimal proses pembelajaran dalam mencapai mutu pendidikan yang
diharapkan. Kepala sekolah dan pengawas melakukan pengawasan yang
sifatnya internal. Selain itu ada dinas pendidikan dan Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan (LPMP) yang melakukan pengawasan dalam bentuk-
bentuk pembelajaran dengan proses yang dilakukan oleh guru.
SISTEM DAN ENTITAS
PENGAWASAN
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas
pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi
akademik dan supervisi manajerial.
Supervisi akademik esensinya adalah tugas pengawasan untuk membina guru
dalam meningkatkan mutu pembelajarannya sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Supervisi manajerial berupa kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan
terhadap kepala sekolah dan seluruh elemen sekolah lainnya di dalam mengelola,
mengadministrasikan dan melaksanakan seluruh aktivitas sekolah, sehingga dapat
berjalan dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan sekolah serta
memenuhi standar pendidikan pendidikan nasional.
PROSES PENGAWASAN
PEMANTAUAN
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan oleh Kepala Sekolah
dengan cara melihat dokumen-dokumen yang dimiliki guru seperti
perangkat pembelajaran, jurnal mengajar guru, daftar hadir siswa,
jurnal kelas, dan sebagainya. Selain memeriksa dokumen, Kepala
Sekolah juga bisa memantau proses pembelajaran melalui wawancara
terhadap guru dan siswa.
SUPERVISI
• Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara
lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan.
Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap proses pembelajaran paling
tidak satu semester sekali. Supervisi dilaksanakan ketika guru sedang
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Objek supervisi adalah semua
tahapan pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Beberapa kegiatan tindak lanjut hasil supervisi yang bisa dilakukan di
antaranya: pemberian contoh, diskusi, konsultasi, dan pelatihan.
Pelaporan
• Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
Kepala Sekolah membuat laporan secara lengkap disertai dengan
dokumen-dokumen seperti instrument penilaian, foto kegiatan, dan lain-
lain. Laporan yang lengkap akan memudahkan dalam melaksanakan
program tindak lanjut demi peningkatan mutu yang berkelanjutan.
Laporan supervisi yang sudah selesai dibuat selanjutnya disatukan dengan
laporan pemantauan, laporan evaluasi pembelajaran, dan program tindak
lanjut. Laporan inilah yang pada saatnya dipakai oleh Kepala Sekolah
dalam menentukan program tindak lanjut agar tepat sasaran.
Tindak lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar; dan
2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan.
Kepala Sekolah harus secara rutin memberikan penghargaan kepada para guru yang
menunjukkan kinerja baik. Bentuk penghargaan kepada guru tidak harus sama antara satu
sekolah dengan sekolah yang lain. Hal ini disesuaikan dengan kreativitas dan kemampuan
sekolah.
Selain tindak lanjut berupa penguatan dan penghargaan kepada para guru, Kepala Sekolah
juga perlu melaksanakan tindak lanjut yang lainnya yaitu memberi kesempatan kepada
para guru untuk mengikuti pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai