Hubungan Kepemilikan Jamban Terhadap Kejadian Diare Pada Balita
Hubungan Kepemilikan Jamban Terhadap Kejadian Diare Pada Balita
Oleh
Yuni Indriani
Latar Belakang
Menurut data World Health Organization (WHO), diare merupakan
penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita
(bawah lima tahun), dan sudah menyebabkan kematian 760.000 anak
setiap tahunnya.
Berdasarkan riskesdas 2013,Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi :
DKI Jakarta 89,8%, Sulawesi Selatan 75,0%, Jawa barat 73,8% , dan
Kalimantan Timur 56,0%. Dari data Kemenkes di wilayah NTB 2017 mencatat
kasus diare di fasilitas kesehatan Nusa Tenggara Barat sebesar 130,561
kasus dan kasus diare pada balita sebesar 68,4%
Penelitian yang dilakukan oleh anggita sari mengatakan bahwa “ada hubungan
pada klp. Masyarakat yang tidak memiliki jamban dengan yang memiliki jamban
menyebabkan diare pada balita. Sedangkan penelitian herry “tidak ada hubungan
antara ketersediaan jamban dengan diare pada balita”
Prinsip tatalaksana diare pada balita adalah lintas diare (lima langkah
tuntaskan diare),menurut IDAI :
Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah.
Zinc diberikan selama sepuluh hari berturut-turut
Teruskan pemberian ASI dan Makanan
Antibiotik Selektif
Nasihat kepada orang tua atau pengasuh
Kebutuhan oralit perkelompok umur (Kemenkes RI, 2011)
Pencegahan Diare
Menggunakan air bersih yang cukup
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Prognosis Diare
Tergantung dari komplikasi diare. Jika segera ditangani kemungkinan bisa
sembuh
Pengetahuan
Tingkatan Pengetahuan
Perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia sendiri seperti berbicara,
menangis, bekerja dan lain-lain
Kemiskinan
Kepadatan perumahan :
1.Ventilasi
2.Cahaya
3.Luas bangunan rumah
4.Fasilitas didalam rumah
Faktor perilaku
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat menentukan adanya
penebaran penyakit diare
Faktor sanitasi lingkungan
Faktor sanitasi lingkungan :
1. Jamban
Jenis-Jenis jamban:
Jamban cemplung
Jamban tangki septik atau leher angsa
Jamban empang (fish pond latrine)
Jamban pupuk (the compost privy)
Septic tank
Kriteria Jamban Sehat
Rumah Jamban
Lantai Jamban
Tempat Duduk Jamban
Kecukupan Air Bersih
Tersedia Alat Pembersih
Tempat Penampungan Tinja
Saluran Peresapan
Cara Pemeliharaan Jamban
• Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
• Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih
• Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
• Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
• Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
• Bila ada kerusakan segera diperbaiki
Ali, Mohammad. 2010. Metodologi dan Aplikasi. Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia
Bandung
Amaliah S. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Faktor Budaya dengan
Kejadian Diare pada Anak Balita di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari
Kabupaten Sukaharjo.E jurnal.FK Universitas Muhammadiyah Malang; 2010
Anggitasari, Januariska D.Yanottama. 2015. Perbedaan Angka Kejadian Diare Pada Balita pada
Kelompok Masyarakat yang sudah Memiliki Jamban Keluarga dengan kelompok Masyarakat yang
belum memiliki jamban keluarga. http://eprints.ums.ac.id/39376/.
Anonimous, 2008. Minimnya Akses Air Minum dan Sanitasi Dasar. www.wordPress.com. Diakses
14 Maret 2012
Budiman, Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Cahyono, I. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi. Thesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Jakarta
Depkes, RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Departemen dalam Negeri Republik Indinesia, 2008. PTO Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PMPN) Mandiri Perdesaan. Jakarta.
Departemen Kesehatan Repuplik Indonesia, 2008. Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyaraka. Jakarta
DitjenP2P,KemenkesRI.2017. Data dan informasi Profil Kesehatan Indonesia.
http://int.search.myway.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=PENYAKIT+DIARE+
MENURUT+WHO+2017+pdf&n=78397ac5&p2=%5EBSB%5Exdm011%5ETTAB02
%5Eid&ptb=0314BD02-E727-448A-8B1A-
CBFF0AEEAAFD&qs=&si=COG6kbftICFdeIaAodVhwIMw&ss=sub&st=tab&trs=wt
t&tpr=sbt&ts=1521954627168.dikutip tgl.31.01.2017
Fatkhiyah, 2016, Gambaran kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas
wedung II, http://repository.unimus.ac.id/31/1/FULL%20TEXT%20fix.pdf
Ferllando, Herry Tommy, Supriyono Asfawi. 2015. Hubungan antara sanitasi
lingkungan dan personal hygene ibu dengan kejadian diare pada balita
diwilayah kerja puskesmas mangkang.
https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/view/1198/901
Firmansyah, Saca. 2009. Partisipasi Masyarakat. Diambil pada 20 Mei 2011 dari
http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat
Firmansyah, Saca. 2009. Partisipasi Masyarakat. Diambil pada 20 Mei 2011 dari
http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat
Green. 2009. Guideline for management of acute diarrhea in child journal of
gastrointenterology ang hepatology volume XXI.
Hannif, Nenny Sri M., dan Susi K., 2011. Faktor Risiko Diare pada Balita.
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3413/2961
Juffrie, M., 2015. Gasroenterologi- Hepatologi Jilid 1. Jakarta : IDAI.
Kementerian Kesehatan R.I. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
Litbangkes.http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020
13.pdf.
Kementerian Kesehatan R.I. 2011. PanduanSosialisasi Tatalaksana Diare pada Balita. Jakarta:
Ditjen PP dan PL
Kemenkes, RI. 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare pada Balita. Jakarta: Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;
Kementerian Kesehatan (2014). Pusat Data danInformasi Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan.
Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Berish dan Sehat (PHBS). Jakarta: TIM
Machfoedz, Mahmud. (2010), “Komunikasi Pemasaran Modern”, Cetakan Pertama, Cakra
Ilmu,Yogyakarta
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu perilaku kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Proverawati, Atikah, Eni Rahmawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih & Sehat
(PHBS).Yogyakarta: Nuha Medika.
Puskesmas Cakranegara. 2016. Laporan tahunan.
Purwidiana, A.W. 2012. Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosiodemografi dengan
Kejadian Diare Pada Balita di Desa Belimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Skripsi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Putranti, Dya C., Lilis Sulistyorini. 2013. Hubungan Antara Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare
di Desa Karangagung.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/keslingb03cb54364full.pdf
Rahmadhani, Eka Putri, Edison. 2013. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Angka Kejadian
Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Universitas Andalas.
Rahmawati. 2012. Faktor-faktor Perilaku Penyebab Diare (skripsi).Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Rye, 2010. Sepintas Mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
.http://ryedagloeg.wordpress.com/2010/02/28/sepintas-mengenai-sanitasi-total-berbasis-masyarakat-
stbm/. Diakses 4 April 2012.
Septiari, Bety Bea. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.Yogyakarta: Nuha Medika
Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta
Sitorus, Ronald. 2011. Pedoman & Perawatan Balita Agar Tumbuh Sehat dan Cerdas. Bandung: Nuansa
Aulia.
Soemaji, P. Pembuangan Kotoran dan Air Limbah. Jakarta: Grasindo; 2005
Subagyo, B. Santoso NB. 2012. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jilid I Edisi I. Jakarta: IDAI
Sudoyo, Aru. W,. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.Jakarta: Interna Publishing
Suharyono, 2008. Diare akut: Klinik dan Laboratorik. 2nd ed. Jakarta: Rineka Cipta
Susilo, R. 2011. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan.Yogyakarta :Nuha
Medika.
Suparman, Suparmin, 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suraatmaja. 2007. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Edisi II. Jakarta: Sagung Seto