KONTEMPORER
Kelompok 4
Sabrina Auliya Monoarfa
Almalia Ahmad
Alvina Agnesia Ramumpuk
Isniyati Yasin
Halim B. Nasir
Pengertian
Tujuan
Ruang
Lingkup Kajian
Contoh
Masalah
Pengertian Fiqh
Kontemporer
• Fiqh menurut bahasa adalah mengetahui seusatu dengan
mengerti. Adapun fiqh menurut istilah adalah ilmu tentang hukum
syara yang bersifat amali diambil dari dalil-dalil yang tafsili.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kontemporer
berarti sewaktu, semasa, pada waktu atau masa yang sama, pada
masa kini, dewasa ini. Jadi dapat disimpulkan bahawa fiqh
kontemporer adalah tentang perkembangan pemikiran fiqh
dewasa ini.
Dalam hal ini yang menjadi titik acuan
adalah bagaimana tanggapan dan
metodologi hukum Islam dalam
memberikan jawaban terhadap masalah-
masalah kontemporer.
Tujuan Fiqh
Kontemporer
Dr. Yusuf Qardlawi dalam salah satu kitabnya secara implisit mengungkapkan
betapa perlunya fiqh kontemporer.
Hukum Islam mampu menghadapi zaman, dan masih relevan untuk diterapkan.
Tapi, untuk menuju kesana, perlu syarat yang harus dijalani secara konsekuen.
Untuk merealisir tujuan penciptaan fiqh kontemporer tersebut Qardlawi
menawarkan konsep ijtihad. Ijtihad yang perlu dibuka kembali. Menapak-tilasi
apa yang telah dilakukan ulama salaf. Pandangan Prof. Said Ramadan tentang
hal serupa. Semua pendapat yang harus ditimbang dengan kriteria Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Dan semua manusia sesudah Rasulullah saw. Dapat berbuat
keliru. Dalam segala hal dimana tidak ada teks yang mengikat, maka
pertimbangan masalah sajalah yang mengikat dan bahwa aturan demi masalah
dapat berubah bersama perubahan kedaan di masa terdahulu.
Ruang Lingkup Kajian
Fiqh Kontemporer
Kajian fiqh kontemporer mencakup masalah-masalah fiqh yang
berhubungan dengan situasi kontemporer (modern) dan mencakup
wilayah kajian dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kajian fiqh kontemporer
tersebut dapat dikategorikan ke dalam beberapa aspek:
• Aspek hukum keluarga, seperti ; akad nikah melalui telepon,
penggunaan alat kontra sepsi, dan lain-lain.
• Aspek ekonomi, seperti ; system bunga dalam bank, zakat profesi,
asuransi, dan lain-lain.
• Aspek pidana , seperti ; hukum pidana islam dalam sistem hukum
nasional
• Aspek kewanitaan, seperti ; busana muslimah (jilbab), wanita karir,
kepemimpinan wanita, dan lain-lain.
Ruang Lingkup Kajian
Fiqh Kontemporer
• Aspek medis, seperti ; pencangkokan organ tubuh atau bagian organ
tubuh, pembedahan mayat, euthanasia, ramalan genetika, cloning,
penyebrangan jenis kelamin dari pria ke wanita atau sebaliknya, bayi tabung,
percobaan-percobaan dengan tubuh manusia dan lain-lain.
• Aspek teknologi, seperti ; menyembelih hewan secara mekanis, seruan adzan
atau ikrar basmalah dengan kaset, makmum kepada radio atau televisi, dan
lain-lain.
• Aspek politik (kenegaraan), seperti ; yakni perdebatan tentang perdebatan
sekitar istilah “Negara islam”, proses pemilihan pemimpin, loyalitas kepada
penguasa (kekuasaan), dan lain sebagainya.
• Aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah, seperti ; tayammum
dengan selain tanah (debu), ibadah kurban dengan uang, menahan haid
karena demi ibadah haji, dan lain sebagainya.
Contoh Masalah Fiqh
Kontemporer
Keluarga berencana
• Keluarga berencana adalah suatu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang
berkisar pada pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan
atau pencegahan pertemuan antara sperma dari laki-laki dan telur dari
perempuan ketika terjadinya hubungan antara suami istri.
• Menurut Mahyuddin (1998:59) melaksanakan KB dibolehkan dalam ajaran
Islam, karena pertimbangan ekonomi, kesehatan dan pendidikan, artinya KB
dibolehkan bagi orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak-
anak, kesehatan dan pendidikannya, bahkan menjadi dosa baginya jika dia
melahirkan anak yang tidak terurus masa depannya, yang pada akhirnya
menjadi beban bagi masyarakat, karena orang tuannya tidak sanggup
membiayai hidupnya, kesehatan dan pendidikannya
Contoh Masalah Fiqh
Kontemporer
. Firman Allah ta’ala:
Aborsi adalah pengguguran janin dari rahim ibu hamil baik sudah
berbentuk sempurna atau belum atau mengeluarkan hasil konsepsi
dari rahim sebelum waktunya atau sebelum bayi itu dapat lahir secara
alamiah.
Masalah pengguguran kandungan telah menyebabkan perbedaan
pendapat di kalangan para ulama. Menurut Ayatullah al-Uzhma dalam
bukunya “Fatwa-fatwa 2” menggugurkan janin haram secara syar’i dan
sama sekali tidak diperolehkan. Para ahli fiqih sepakat bahwa
pengguguran kandungan yang telah berusia 4 bulan hukumnya haram,
sedangkan para ulama fiqh dari kalangan Hanafiyah berpendapat
bahwa pengguguran kandungan yang belum berusia 4 bulan
dibolehkan.
Contoh Masalah Fiqh
Kontemporer