2. Keasaman lambung
Hipoasiditas ok antasida, antagonis H2
memudahkan terjadi penyakit
Salmonella sampai di usus halus
BAKTEREMIA TAHAP 2
Splenomegali
LED Meningkat
Karier kronik
Tdp Salmonella pd urin / tinja selama 1 th stlh fase akut
Pemeriksaan serologis :
- Widal:antibody O: hari 6-8, antibody H hari 8-10
MAHAL
AMAT……
Malaria
Sepsis ok bakteri lain
Tbc
Leptospirosis
Penyakit akibat riketsia
Dengue
Hepatitis akut
Infectious mononucleosis
Mencegah
Jauh lebih baik daripada
Mengobati
Jadi perlu Vaksinasi
Doctor administering a typhoid vaccination at a school in San
Augustine County, Texas. Photograph by John Vachon, April
1943
VAKSINASI
Vaksin ini bisa diberi untuk orang berusia di atas dua tahun.
WHO 2003
VAKSINASI
Vaksin oral hidup : Ty2la ( kapsul atau cairan).
WHO 2003
Tirah baring selama beberapa hari sampai demam
mereda.
Banyak bergerak
Kuman terlepas dari tempat perkembangannya
(pada minggu ke 3 – 4)
Terapi Nutrisi
Lunak rendah serat
Dianjurkan Tidak dianjurkan
KH : beras di bubur / di KH : beras ketan, beras
tim, roti bakar tumbuk merah
Protein hewani : daging Protein hewani : daging
empuk berserat kasar
Protein nabati : tahu, Protein nabati : kacang
tempe di tim. merah, kacang kering
Sayuran : kacang Sayuran : daun singkong,
panjang, buncis muda daun pepaya, daun/buah
direbus melinjo, sayuran mentah
Terapi Nutrisi
Lunak rendah serat
Dianjurkan Tidak dianjurkan
Buah-buahan : sari Buah-buahan : dimakan
buah, buah segar dg kulit, dg kulit ari,
matang tanpa kulit produksi gas
Lemak : margarin, Lemak : minyak utk
mentega, minyak menggoreng, lemak
terbatas hewani, kelapa dan
Minuman : teh encer, santan
sirup Minuman : kopi, teh
Bumbu : garam, vetsin, kental, soda, alkohol
gula cuka terbatas Bumbu : cabe, merica
Resistensi Antibiotik Terhadap
Salmonella enterica serotype Typhi
Bandung /RSHS 2005
Chloramphenicol : 7.5 %, - Ampicillin : 8.7 %, - Amoxicillin : 8.7 %,
Cotrimoxazole : 4.3 , - Ceftriaxone : 9.5 %, -Ciprofloxacin : 1.7 %
Management of Typhoid Fever with Levofloxacin: A
Clinical Experience, Surabaya 26 Februari 2005
Obat pilihan :
Fluoroquinolones (misalnya ciprofloxacin), sefalosporin
generasi ketiga (misalnya ceftriaxone, sefotaksim),
monobactum beta-laktam (aztreonam) dan makrolida
(azitromisin). WHO 2003
TREATMENT OF UNCOMPLICATED
TYPHOID FEVER (WHO, 2003)
Obat oral lini pertama Obat oral lini kedua
Fluorokuinolon Kloramfenikol 50 – 75
14 – 21
Sangat (mis: Amoksisilin 75 – 100
15 5-7 14
peka ofloksasin, Trimetoprim- 8
14
siprofloksasin) Sulfametoksazol 40
Resisten
Azitromisin
Obat Fluorokuinolon, 15 5–7 8 – 10 7
Sefalosporin gen 3
Ganda Cefixime 15 - 20 7 - 14 15 - 20 7 – 14
(mis: sefiksim)
(MDR)
Azitromisin 8 – 10 7
Resisten Sefalosporin gen 3
atau 20 7 – 14
kuinolon (mis: sefiksim)
Ceftriaxone 75 10 – 14
TREATMENT OF SEVERE TYPHOID
FEVER (WHO, 2003)
Obat Parenteral lini pertama Obat Perenteral lini kedua
Kloramfenikol 100
Fluorokuinolon 14 – 21
Sangat Ampisilin 100
(mis: ofloksasin, 15 10 - 14 10 – 14
peka Trimetoprim 8
siprofloksasin) 10 – 14
Sulfametoksazol 40
Resisten
Obat Seftriakson atau 60 10 – 14
Fluorokuinolon 15 10 - 14
Ganda sefotaksim 80 10 – 14
(MDR)
Cefotaksim 1gr/8jam/iv
Ceftriakson 1 gr / 12jam/iv
Penatalaksanaan komplikasi
Pasien demam tifoid dengan perubahan status mental,
ditandai dengan delirium, penurunan kesadaran ,
harus segera dievaluasi apakah tjd meningitis dengan
pemeriksaan cairan serebrospinal.
WHO 2003
Kloramfenikol:
Dosis : 500 mg/4jam s/d demam hilang dilanjutkan
500 mg / 6 jam
Efek toksik : anemia aplastik
Kotrimoksazol : 2 x 960 mg
Azitromisin
Kortikosteroid
Hepatitis
Kolesistitis
Pankreatitis
Siatem syaraf:
Konfusi, disorientasi,gelisah,delirium
Twitching/kejang pd wajah, psikosa,
katatonia, meningitis, ensefalitis, mielitis,
neuropati.
Hematologis
Hemolisis ok defisiensi G6PD
Koagulasi Intravskular Disseminata (KID)
Ginjal
Glumerulitis
Sindroma nefrotik