Anda di halaman 1dari 18

Termoregulasi

DIDIK SUSETIYANTO ATMOJO S.Kep.,Ns.,M.Kep


Pendahuluan

• Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.


• Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Definisi
• Termo : Panas
• Regulasi : Pengaturan
• Termoregulasi adalah Suatu pengaturan
fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan
panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan
secara konstan
Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
• Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh
• Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada
37°C.
• Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan
tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu
tubuh dalam keadaan konstan.
Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
• Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti
(core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan
dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar
37°C).
• Selain itu, ada suhu permukaan (surface temperatur), yaitu
suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak.
Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 30°C sampai
40°C.
Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
• Lokasi pengukuran temperatur tubuh : ketiak (aksila), sub
lingual (dibawah lidah) atau rektal (dubur)

• Temperatur dubur lebih tinggi 0,3 – 0,5 oC daripada


temperatur aksila

• Suhu rektal agak konstan bila dibandingkan dengan suhu-


suhu di daerah lain
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Kecepatan metabolisme
2. Demam (peradangan)
3. Aktivitas
4. Gangguan organ
5. Lingkungan
Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat :


a. Vasodilatasi  disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis
pada hipotalamus posterior (penyebab vasokontriksi)
sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang
memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke
kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b.Berkeringat  pengeluaran keringat menyebabkan
peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.
c. Penurunan pembentukan panas  Beberapa mekanisme
pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan
menggigil dihambat dengan kuat.
Core body
temperature
>37°C

Thermoreceptors

Hypothalamus
nerves Muscles of
Sweat skin arteriole
glands walls relax
Muscles increase Skin arteries dilate
reduce secretion More blood to the
activity skin.
More radiation &
conduction of heat

More water covers the


skin.
More evaporation
Less heat generated
Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun :


a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh  karena rangsangan
pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
b. Piloereksi  Rangsangan simpatis menyebabkan otot
erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri.
c. Peningkatan pembentukan panas  sistem metabolisme
meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan
panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan
sekresi tiroksin.
Core body
temperature
<37°C

Thermoreceptors Hypothalamus
nerves
nerves Muscles of
skin arteriole
Muscles Sweat walls
glands constrict Skin arteries
shivering constrict
decrease
Less blood to the
secretion skin.
Less radiation &
conduction of heat

Less water covers the


More heat skin.
generated Less evaporation
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

Panas dapat hilang dan masuk ke dalam tubuh manusia dengan


cara konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi,

1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang
dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20
mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke
segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan
panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh
mekanisme kehilangan panas.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

2. Konduksi
• Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara
atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul
(atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat
meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang
lebih tinggi.
• Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron
bebas.
• Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan
langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar
tubuh.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

3. Konveksi
• Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor listrik yang
panas maka enegi dalam ceret akan meningkat yang
disebabkan oleh konveksi
• Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang
telah dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara
konveksi
• Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara
panas sangat ringan dibandingkan massa jenis udara dingin
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

4. Evaporasi
• Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi
perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang
mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori.
• Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini
menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan
kecepatan 12 – 16 kalori per jam.
• Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi
terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui
kulit dan sistem pernafasan.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

• Energi panas mula-mula akan penetrasi kedalam


jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya (dalam
bentuk radiasi atau konduksi) kemudian akan
menghilang didalam jaringan yang lebih dalam
berupa panas, panas tersebut kemudian diangkut ke
jaringan lain dengan cara konveksi yaitu diangkut ke
jaringan seluruh tubuh melalui cairan tubuh, dan
energi panas akan dikeluarkan melalui evaporasi
(keringat)
Pengaturan Cairan Tubuh
• Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus.
• Haluaran Cairan.
• Hormon.
Referensi
1. Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9, EGC,
Jakarta, 1997.

Anda mungkin juga menyukai