Anda di halaman 1dari 28

INFLASI

KELOMPOK 4 1 ST 7
ALIFAH ZALFA AZIZAH (211810151)
MUHAMAD RIZKIANSYAH (211810442)
MUHAMMAD IKHWAN A.P. (211810460)
NABILA ISNANI FARRA (211810485)
PRISILYA WULANDARI (211810536)
YUDA FIRMANSYAH (211810668)
PENDAHULUAN

Definisi
Inflasi (Inflation) diartikan sebagai kenaikan
harga barang atau jasa secara umum.

Inflasi merupakan masalah ekonomimakro


dalam jangka pendek dan harus segera
ditindak lanjuti agar tidak memberikan
dampak negatif kepada perekonomian
nasional.
TEORI INFLASI Ditinjau dari teori permintaan dan
teori biaya untuk menghasilkan
barang dan jasa, infalsi atau
deflasi disebabkan oleh kenaikan
biaya-biaya produksi(cost push)
dan tarikan permintaan (demand
pull).
Penyebab
Inflasi
TEORI INFLASI • Inflasi dapat ditimbulkan karena kenaikan
permintaan agregat sehingga menyebabkan
kenaikan harga komoditas secara umum.
• Permintaan agregat yang meningkat dapat Harga s
disebabkan karena pendapatan masyarakat
meningkat atau jumlah penduduk meningkat
sementara aggregate supply tetap, maka
𝐸2
terjadi kenaikan harga. p’
Demand Pull 𝐸1 d’
p
Inflation d
• Implikasi lain dari inflasi yakni peningkatan
output q menjadi q’ atau peningkatan PDB,
sehingga menyebabkan pertumbuhan 0 q q’ Kuantitas
ekonomi.
• Inflasi yang terjadi karena demand pull
mencerminkan adanya peningkatan daya
beli masyarakat yang membuat permintaan
terhadap barang dan jasa meningkat.
.
COST-PUSH
INFLATION
Terjadi ketika kenaikan harga-harga input
antara (intermediate inputs) seperti harga-
harga bahan material menyebabkan kenaikan
biaya produksi untuk menghasilkan output
(barang dan jasa) sehingga mengakibatkan
kenaikan harga barang dan jasa.

Modern Portfolio
Designed
Pada suatu perekonomian, jumlah uang yang
beredar (M) ditentukan oleh pemerintah; jumlah
MV = PT uang beredar tersebut mengikuti kebutuhan
masyarakat untuk maksud melakukan berbagai
Keterangan transaksi ekonomi, misalnya untuk melakukan
M = jumlah uang beredar berbagai maksud pembayaran seperti untuk
V = kecepatan uang beredar membeli barang dan jasa. Menurut teori moneter,
P = tingkat rata-rata harga barang dan jasa jumlah uang beredar tidak sepenuhnya dapat
T = banyaknya transaksi terhadap barang dan dikontrol oleh pemerintah karena pengaruh dari
jasa sektor swasta dan sektor luar negeri dalam
menentukan jumlah uang beredar, sehingga
dengan demikian, pemerintah hanya bertindak
mengeluarkan uang beredar sesuai dengan
permintaan.

Inflasi Ditinjau dari Teori Moneter


Kecepatan uang beredar (V) merupakan variabel yang tidak tergantung kepada banyaknya
uang beredar. Sebagian ahli (misalnya Irving Fisher, seorang ekonom dari Amerika Serikat)
menyatakan bahwa kecepatan uang beredar bersifat stabil atau tidak terlalu bergejolak karena
kecepatan uang beredar berhubungan dengan mekanisme pembayaran yang biasa dilakukan di
suatu negara, misalnya untuk membayar upah dan gaji, melakukan pembelian bahan-bahan baku,
dan sejenisnya; dan mekanisme tersebut bersifat tidak bergejolak (stabil).
Banyaknya transaksi yang dilakukan terhadap barang dan jasa (T) dalam jangka pendek
diperkirakan tidak banyak berubah (konstan); dan dalam jangka panjang diperkirakan sejalan
dengan perubahan perkembangan perekonomian suatu negara, yang diikuti oleh perubahan
banyaknya uang beredar.
Dengan demikian, dari pertukaran uang dengan barang dan jasa, hanya ditentukan oleh
banyaknya uang yang beredar (M) dan tingkat rata-rata harga barang dan jasa (P). Dengan
perkataan lain, inflasi akan terjadi jika banyaknya uang yang beredar melebihi kebutuhan terhadap
barang dan jasa. Seandainya banyaknya transaksi (T) diperkirakan tidak konstan, inflasi akan
tetap terjadi jika pertumbuhan banyaknya uang beredar melebihi pertumbuhan barang dan jasa
(pertumbuhan PDB).
Besaran Inflasi

Inflasi di bawah Inflasi di atas 10%/


10%/Tahun tahun dan terus
menerus
Belum mengkhawatirkan Dianggap berbahaya dan
perlu ditindaklanjuti
Karena berarti pendapatan
ril atau kesejahteraan
masyarakat turun
Perhitungan Inflasi
dan Sumber Data
Untuk memantau perkembangan
harga barang dan jasa secara
umum,
Dapat melakukan kebijakan
Manfaat
ekonomi makro; menambah supply
ketika inflasi atau mengulangi
Perhitungan
jumlah uang yang beredar
Inflasi
Penetapan APBN, Perhitungan Pada Kebijakan
Pendapan riil masyarakat, dll
Ekonomimakro
Manfaat Perhitungan Inflasi: Pada Tingkat Mikro
Melakukan penyesuaian terhadap tingkat
upah dan gaji karyawan

Penyesuaian nilai kontrak

Ekskalasi nilai proyek

Sebagai proksi terhadap biaya hidup,


valas, dan indek harga saham
Metode Perhitungan
Inflasi
Inflasi dihitung dengan membandingkan
Indeks Harga Konsumen pada suatu waktu
(t) terhadap waktu sebelumnya (t-1).

(𝑰𝑯𝑲𝒕 −𝑰𝑯𝑲 𝒕−𝟏


Inflasi = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑰𝑯𝑲 𝒕−𝟏

Inflasi yang diperoleh menggunakan rumus


di atas merupakan inflasi umum (headline
inflation), yaitu inflasi yang terjadi terhadap
seluruh komoditas pada suatu waktu.
Core Inflation
Inflasi terhadap barang dan jasa yang perkembangan harganya
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara umum.

Inflasi umum dapat dirinci Administered Price Inflation


menurut jenis-jenis inflasi, Inflasi barang dan jasa yang perkembangan harganya diatur
antara lain oleh pemerintah

Volatile good inflation


Inflasi barang dan jasa yang perkembangan harganya sangat
bergejolak

Jenis Inflasi
Secara konsepsi, untuk kondisi ekonomimakro di suatu negara, inflasi
umum dapat diklasifikasikan menjadi :

a) Inflasi rendah, jika tingkat inflasi umum mencapai < 5% per tahun,
b) Inflasi sedang, jika tingkat inflasi umum mencapai 5-10% per tahun,
c) Inflasi tinggi, jika tingkat umum mencapai > 10% per tahun.
IHK dihitung dengan menggunakan indeks
laspeyeres yang dimodifikasi :

𝑘 𝑝𝑛𝑖
Σ𝑖 𝑝 𝑛−1 𝑖 𝑞0𝑖
𝑝 𝑛−1 𝑖
IHKn =
Σ𝑘
𝑖 𝑝01 𝑞0𝑖
Pelaksanaan SHK dilakukan dengan rincian sebagai berikut :

a. SHK dilakukan di kota-kota tertentu (ditentukan oleh BPS


RI)
b. Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan pada SHK
dikelompokan dalam beberapa daftar isian (kuesioner)
c. Waktu pencacahannya ditetapkan dalam mingguan, 2
(dua) mingguan, dan bulanan tergantung kepada jenis
kuesionernya.

CATATAN !!!
Semua kota sampel SHK mengikuti prosedur tersebut kecuali terhadap DKI Jakarta dimana
waktu pengumpulan datanya dilakukan khusus karena spesifikasi DKI Jakarta yang khusus.
Kuesioner dan Jadwal Pengumpulan Data Harga SHK
Jenis kuesioner Jenis komoditas Frekuensi Hari Pencacahan
pencacahan
Beras, minyak goreng, telur, Mingguan Senen dan Selasa
HK 1-1 bawang, gula pasir, semen,
emas dan sejenisnya
Tepung terigu, daging sapi, iakn 2 Mingguan Rabu dan kamis dalam
Hk 1-2 segar, susu kental manis, minggu 1 dan minggu 3
garam, gula merah, minyak
tanah, sabun cuci, dan
sejenisnya
Mie kering instan, tepung beras, Bulanan Mulai hari selasa yang
HK 2-1 daging dalam kaleng, susu bayi, terdekat dengan tanggal 15
margarine, ayam goreng, kopi
bubuk, dan sejenisnya
sampai dengan hari Kamis

Pembasmi nyamuk, pembersih Bulanan Awal bulan tanggal 5 sd15


HK 2-2 lanta, penyegar ruangan, celana,
pasta gigi, sabun mandi dan
sejenisnya
Bahan bangunan, gas elpiji, Bulanan Awal bulan tanggal 1 sd 10
HK 3 kasur, kompor gas, lemari
pakaian, sepeda motor, HP, jasa
keuangan dan sejenisnya

Tarif sewa dan kontrak rumah Bulanan sda


HK 4
Tarif/upah pembantu rumah Bulanan sda
HK 5 tangga

HK 6A Tarif uang sekolah SD Bulanan sda


Tarif uang sekolah SMP dan Bulanan
HK 6B SMA
sda

HK 6C Tarif uang sekolah PT Bulanan sda


Selain kuesioner sebelumnya, khusus untuk DKI Jakarta
digunakan juga kuesioner lain untuk mengumpulkan data harga,
sebagai berikut:

No Jenis kuesioner Frekuensi Komoditas


tambahan pencacahan yang diamati
PowerPoint Presentation
1. Beras Harian Beras
2. Tarif dokter Bulanan Jasa dokter
3. Tarif rumah sakit Bulanan Jasa rumah sakit
4. Tarif bidan Bulanan Tarif bidan
5. Suku cadang kendaraan Bulanan Perlengkapan
kendaraan
6. Harga obat dengan resep Bulanan Obat-obatan
7. Perlengkapan rumah Bulanan Perlengkapan
tangga rumah tangga

8. Tarif PAM/PDAM Bulanan Tarif PAM


9. HK 15-1 Mingguan Bahan bangunan
10. HK 15-2 Bulanan Bahan bangunan
11. Upah tukang Bulanan Upah tukang
Survei Biaya Hidup
Data pengeluaran masyarakat dirinci mengikuti
COICOP(Classification of individual consumptions according to
purpose) yang direkomendasikan oleh United Nations. Data yang
dikumpulkan dari SBH digunakan untuk :

a. Untuk memperbaharui tahun dasar IHK dan


angka indeks IHK
b. Memperoleh paket komoditas dan diagram
timbang IHK untuk memperbaharui IHK
c. Memperoleh data dasar nilai konsumsi
masyarakat
d. Memperoleh keterangan rinci mengenai keadaan
social dan ekonomi rumah tangga
e. Melengkapi data yang diperlukan untuk maksud
perhitungan PDB/pendapatan
nasional/pendapatan regional
f. Dapat digunakan sebagai bagian dari penelitian
pasar, analisis permintaan barang dan jasa
analisis-analisis terkait.
Perhitungan Inflasi
1. Inflasi Tahunan Point-to-Point
Inflasi tahunan point to point, yaitu persentase
IHK bulan Desember pada tahun yang
bersangkutan dibanding dengan bulan
Desember tahun sebelumnya, yang
dirumuskan:

Contoh:
Misal IHK pada Desember 2018 diketahui =
135,39 sedangkan IHK pada Desember 2017
diketahui = 131,28. Maka:
2. Inflasi Tahunan Kumulatif
Inflasi tahunan kumulatif dihitung
dengan menjumlahkan inflasi pada
masing-masing bulan, mulai bulan januari
sampai dengan desember, pada tahun yang
bersangkutan.
Inflasi tahun t = Inflasi jan.tahun t + Inflasi
feb.tahun t +....+ Inflasi des.tahun t

Misal diketahu inflasi pada bulan Januari


sampai Desember 2018 adalah: 0,62%,
0,17%, 0,20%, 0,10%, 0,21%, 0,59%,
0,28%, -0,05%, -0,18%, 0,28%, 0,27%,
0,62%, maka inflasi pada tahun 2018
adalah : 3,13%
3. Inflasi Triwulan Point-to-Point
Inflasi triwulan point to point, yaitu persentase IHK
bulan yang bersangkutan dibanding dengan 3 bulan
sebelumnya, yang dirumuskan:

Misal IHK pada bulan Maret 2019 diketahui: 135,87


sedangkan IHK bulan Desember 2018 diketahui:135,39
,Maka inflasi triwulan point-to-point adalah:
4. Inflasi Triwulan Kumulatif
Inflasi triwulan kumulatif dihitung
dengan menjumlahkan inflasi pada
masing-masing bulan selama triwulan
bersangkutan, misal triwulan I 2019
adalah bulan januari sampai dengan
Maret 2019.

Inflasi triwulan = Inflasi bulan t + Inflasi


bulan t-1 + Inflasi bulan t -2

Misal diketahui inflasi pada bulan


Januari, Februaru, Maret 2019 adalah :
0,32%, -0,08%, 0,11%, maka inflasi pada
triwulan I tahun 2019 adalah : 0,35%
Tabel
IHK dan Inflasi Bulanan Indonesia, 2015-2019 (2012=100)
Penyajian Statistik Inflasi
Sandang Transpor, Komunikasi,
Bahan Makanan
dan Jasa Keuangan

Makanan jadi, Minuman, Kesehatan


Rokok dan Tembakau

Pengelompokan Inflasi
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia
dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran
(berdasarkan the Classification of individual
Perumahan, Air, Listrik, Pendidikan, Rekreasi,
Gas, dan Bahan Bakar dan Olah Raga
consumption by purpose - COICOP
Inflasi dan Andil Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Maret 2019

Kelompok Pengeluaran Inflasi Andil Inflasi*

Umum 0,11
1. Bahan Makanan -0,01 -
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,21 0,04
3. Perumahan, Air,Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,11 0,03
4. Sandang 0,23 0,01
5. Kesehatan 0,24 0,01
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 0,06 -
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,10 0,02
Inflasi dan Andil Inflasi Menurut Kelompok Inflasi Maret 2019
Kelompok Inflasi Inflasi Andil Inflasi*
General 0,11
1. Core Inflation 0,16
2. Administered Price Inflation 0,08
3. Volatile Good Inflation -0,02 -

Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam
pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:Interaksi permintaan-penawaran, Lingkungan
eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang, Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan
konsumen

Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor
fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari :
Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) : Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam
kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan
domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.

Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) : Inflasi yang dominan dipengaruhi
oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan,
dll.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai