Waktu kuliah dulu saya punya teman bernama Steve. Steve adalah seorang pria
bertubuh pendek dan agak gemuk. Wajahnya sulit dibilang tampan. Namun Steve
bisa berkencan dengan wanita-wanita menarik dari waktu ke waktu, kapan pun Anda
menatapnya, seolah ada magnet yang menarik Anda kepadanya. Saya dan teman
yang lain sering bertanya-Tanya, “Punya apa sih dia?”. Suatu hari setelah saya
membantunya melakukan sesuatu, saya memintanya menceritakan rahasia
kesuksesannya bergaul dengan lawan jenis. Jawabannya benar-benar membuat saya
terkejut. Dia bilang, “Rahasia saya? Yah, saya hanya mengejar perempuan yang saya
tahu bakal menyukai saya juga.” Dia menambahkan: “Dari caranya menatap saya..
Pandangan mata lebar yang seolah berkata rasanya ‘saya tertarik padamu’.” Saya
masih belum paham, lalu Steve berjanji memberi saya pelajaran dalam sebuah pesta
yang akan kami datangi malam itu. Setibanya kami di pesta, dia berdiri di pintu
masuk sambil melihat sekeliling ruangan lalu berkata, “Lihat yang itu, si pirang yang
di sudut sana! Dan yang di sana itu juga! Lainnya, saya tidak mau buang waktu”.
Lalu Steve mulai beraksi. Saya mengamatinya memandangi si pirang tadi dan
tersenyum. Perempuan itu membalas senyumnya. Steve berjalan menghampiri lalu
mulai mengajaknya bicara. Lama sebelum pesta berakhir mereka berdua telah
beranjak pergi. Saya masih belum yakin betul apa yang sesungguhnya telah
dilakukan Steve, namun saya mulai memahami, bahwa dengan satu dan lain cara, dia
memang lebih baik daripada kami dalam membaca orang lain, terutama perempuan.
Dan dia memanfaatkan kemampuanya. Sungguh satu hal yang membuat iri kami
semua. (Robert A. Baron, dalam Social Psychology, 2004)
Bisa dibilang.., Steve ahli dalam beberapa aspek
yang dalam Psikologi Sosial disebut Persepsi Sosial
(social perception)
Suatu proses(2) yang kita gunakan untuk mengetahui,
mengenal, dan memahami orang lain
Harus karena pentingnya orang lain dalam hidup kita,
dan terkait jg dengan kesehatan mental.
Persepsi sosial aktivitas yang kompleks, tidak mudah.
Tentang Persepsi.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera, yang pada umumnya
proses penerimaan stimulus tersebut dilanjutkan ke
otak sebagai pusat susunan syaraf.
Alat untuk memperoleh informasi: Proses Penginderaan.
Alat untuk memahaminya: Kesadaran atau Kognisi.
Dgn kata lain, persepsi semacam memberikan makna
pd stimulus yg ditangkap alat indera, dimana
stimulus tsb diterima dulu, lalu diorganisasi dan
diinterpretasi.
masih tentang Persepsi.
Saat mempersepsi seseorang melakukan
pemilihan,
penerimaan,
pengorganisasian, dan
penginterpretasian
atas informasi yang diterimanya.
Sehingga mempersepsi merupakan proses kognitif
yang dialami oleh setiap orang dalam memahami
informasi tentang lingkungannya.
sekali lagi tentang Persepsi.
Persepsi bersifat individual.
Proses mempersepsi adalah Integrated Process.
Seluruh yang ada dalam individu ikut aktif berperan dalam proses
pembentukannya : Perasaan, motivasi, pengalaman, kemampuan
berpikir, kerangka acuan, dll ikut berperan.
Faktor-faktor dalam persepsi
1. Obyek yang dipersepsi
> di dalam/luar diri individu, benda/manusia.
2. Alat Indera (termasuk Syaraf dan Susunan Syaraf Pusat)
3. Perhatian (merupakan syarat Psikologis)
Hal yg dapat memengaruhi hasil persepsi:
Karakteristik yang Mempersepsikan (Characteristics
of the perceiver): Kebutuhan, Pengalaman, Norma, Sikap,
Kepribadian.
Karakteristik yang dipersepsikan (Characteristics of
the perceived): Penampilan, Perilaku.
Kontek Situasi (Situation Context):
PHISICAL SETTING
- Illusi
CULTURAL & SOCIAL SETTING
- Norms
- Taboos
ORGANIZATIONAL SETTING
- Power distance
- Empowerment
PERSEPSI SOSIAL
Suatu proses mengkombinasikan, mengintegrasikan
dan menginterpretasikan informasi mengenai orang
lain untuk mendapatkan pengertian yang akurat
tentang mereka.
Dengan persepsi sosial kita berusaha:
Mengetahui apa yg dipikirkan, dipercaya, dirasa, didamba,
dikehendaki, dan diniatkan orang lain
Membaca apa yg ada di dlm diri orang lain berdasarkan
ekspresi wajah, tekanan suara, gesture, tingkah laku, dan
kata-kata mereka
Menyesuaikan tindakan sendiri dengan keberadaan orang
lain berdasarkan pengetahuan dan pembacaan terhadap
orang lain tersebut.
PERSEPSI SOSIAL
upaya ini sering terhambat, karena:
Stereotype
Keyakinan bahwa
semua anggota dari
kelompok tertentu
memiliki sifat yang
sama dan
cenderung untuk
berperilaku dengan
cara yang sama
Teori Kepribadian Implisit