Anda di halaman 1dari 49

PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3

(BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)


DI RS PROF. DR. TABRANI
MFK 5 B3

K3RS
DWI NURAENI, SKM
TUJUAN
• Mningkatkan pengetahuan petugas terhadap bahaya
kesehatan akibat kontaminasi dengan bahan berbahaya
dan beracun (B3).
• Meningkatkan pengetahuan petugas mengenai tempat
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3)
secara benar.
• Meningkatkan pengentahuan petugas mengenai
penggunaan APD yang tepat saat bekerja
menggunakan B3.
• Meningkatkan pengetahuan petugas mengenai
pembuangan limbah B3 yang tepat.
• Mengetahui alur pelaporan paparan b3
JENIS2 BAHAYA DI LINGKUNGAN
KERJA
• FISIKA
• BIOLOGI
• KIMIA
• ERGONOMI
• PSIKOSOSIAL
B3

B3 adalah suatu bahan yang karena


Sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;
(Bab I, pasal 1)
PP.RI No: 74 TAHUN 2001, Ttg PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN
• Menimbulkan atau membebaskan debu,
kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga
dapat menyebabkan iritasi, kebakaran,
ledakan, korosi, keracunan dan bahaya
lainnya
• Dalam jumlah dan konsentrasi tertentu
dapat menyebabkan gangguan kesehatan
bagi orang yang berhubungan langsung
dengan bahan tersebut
• Meyebabkan kerusakan pada barang-
barang.
• Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat
menyebabkan efek kesehatan yang
merugikan baik akut maupun jangka
panjang.
Dalam lingkungan kerja, banyak bahan kimia
yang DIGUNAKAN
Hampir setiap hari pekerja terpapar bahaya dari B3. Bahaya itu
terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat B3
seperti mudah terbakar, beracun, Dst
• Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan B3 mengandung
risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya
• Akan tetapi, besarnya bahaya tersebut, jika penanganan yang
benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya
yang mungkin terjadi
SEBELUM PENERAPAN K3

1. PAK (jangka waktu


pendek & panjang)
2. KECELAKAAN
KERJA (iritasi,
PEKERJA keracunan,
terkena
tumpahan, kulit
melepuh dst)
3. Kebakaran dst
B3 B3
(korosif) (IRITAN)

B3
(Karsinogen)
LALU…
BAGAIMANA
PENGENDALIAN
BAHAYA DAN RISIKO
Terhidup, tertelan, kontak dg kulit, kontak dg
TERSEBUT???
mata, tumpahan (Memiliki bahaya dan risiko)
UPAYA K3 DALAM PENGENDALIAN RISIKO
(HIERARKI PENGENDALIAN)
1. ELIMINASI, menghilangkan sumber atau
aktifitas berbahaya
2. SUBTITUSI, mengganti bahan, sumber, alat
dst
3. PERANCANGAN, modifikasi alat, sumber,
bahan dts
4. ADMINISTRASI, penerapan prosedur,
pelatihan, teknik penyimpanan,
pengendalian visual ditempat kerja ex: sign,
labeling
5. APD, menyediakan alat pelindung diri
untuk naker yang terpapar bahaya dan
risiko tinggi
SETELAH PENERAPAN K3
1. Kerja benar dan aman
2. Terhindar dari
kecelakaan kerja
3. Zero acciden
4. Tidak ada lost time
5. Produktivitas pekerja
terjaga
PEKERJA 6. Terhindar dari PAK

PENGENDALIAN RISIKO
(ADMINISTRASI DAN APD)

Sumber bahaya Sumber bahaya

Sumber bahaya
CARA PENGENDALIAN B3
1. Pendataan B3 di seluruh lingkungan RS
2. Pelabelan B3
3. Penyimpanan B3
4. Penyediaan MSDS/ LDKB
5. Pembuatan prosedur kerja menggunakan B3
6. Edukasi staff mengenai pengelolaan B3
7. Penyediaan APD
8. Melakukan pelaporan tumpahan / paparan
B3
Sifat B3

1. Mudah Meledak
2. Mudah terbakar
3. Beracun
4. Korosif
5. Iritan
6. Berbahaya bagi lingkungan (pencemaran)
7. Karsinogenik
8. Gas bertekanan
9. Kimia radioaktif
10.Kimia reaktif (thd suhu, cairan dsb)
JENIS B3
DI RUMAH SAKIT

B3 MEDIS B3 NON MEDIS


B3 MEDIS

B3 MEDIS BERASAL DARI INSTALASI FARMASI &


LABOR
Terdiri dari:
1. Antiseptik dan desinfektan
2. Alkohol, formalin, H2O2
3. Obat-obatan dari instalasi farmasi
4. Obat-obat kanker
5. Reagen untuk kebutuhan laboratorium
6. Gas medis, ex: O2
7. Radiologi (cairan fixer dll)
B3 NON MEDIS

B3 NON MEDIS BERASAL DARI Cleaning Service (CS),


Keperluan Rumah Tangga, Laundry, Pencucian Alat dan
IPSRS
Terdiri dari:
1. Laundry (gas lpg, desinfektan linen, pengharum,
detergen,p emutih)
2. Kebutuhan kebersihan (desinfektan, pembersih alat
medis, sabun pel, pembersih lantai, pembersih kaca, dll)
3. IPSRS (bahan bakar, tiner, oli, air aki, dll)
4. Insektisida semprot (baygon, fros magis dll)
MUDAH MELEDAK
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya
yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang
tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh
mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat
sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti
trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat
(NH4NO3).
MUDAH MENYALA (FLAMMABLE)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran.
Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga
menimbulkan ledakan
ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
Ex: Bensin, spitus, alkohol
GAS MUDAH TERBAKAR
Ex: Oxygen (O2), Nitrous Oxide (NO) dsb
BAHAN KIMIA REAKTIF TERHADAP AIR
(WATER SERSITIVE SUBTANCES)

Bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air


dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar.
Bisa dilihat di MSDS
BAHAN KIMIA REAKTIF TERHADAP ASAM
(ACID SERSITIVE SUBTANCES)

Bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam


menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau
gas-gas yang beracun dan korosif.
Bisa dilihat di MSDS
TOXIC / RACUN

Banyak digunakan untuk insektisida,


pestisida dst
1. Dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena
tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
2. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan
kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ
tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu
organ-organ tubuh, seprti hati, paru-paru dan lainnya
3. Zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau
cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka
panjang
4. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati
urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
Ex: Arsen (racun rumput), insektisida
KOROSIF
1. Zat korosif dapat bereaksi dengan
jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan.
2. Kerusakan dapat berupa luka,
peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan
sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka
terhadap bahan kimia).
IRITAN

1. BAHAN IRITAN PADAT, EX: NaOH, FENOL


2. BAHAN IRITAN CAIR, EX: ASAM SULFAT,
ASAM FORMAT
3. BAHAN IRITAN GAS, EX: AMONIAK,
FORMALDEHIDE
4. GAS DENGAN KELARUTAN KECIL ,MERUSAK
ALAT PERNAFASAN BAGIAN DALAM
KARSINOGENIK

PEMICU PENYAKIT KANKER, BERBAHAYA


OKSIDATOR
bahan kimia yang mungkin tidak
mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran bahan-bahan lainnya.
Kandungan oksigen >21%
GAS BERTEKANAN
Gas yang disimpan dibawah
tekanan, baik gas yang ditekan
maupun gas cair atau gas yang
dilarutkan dalam pelarut dibawah
tekanan.
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA (B3)
SEHINGGA TERCIPTA KERJA YANG AMAN DAN LINGKUNGAN
AMAN

• Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam


penyimpanannya, sehingga ruangan menjadi aman.
• Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia B3 akan mengundang
bahaya seperti kebakaran, ledakan, mengeluarkan
gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh
tersebut.
BERACUN (TOXIC)
1. Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk,
tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya
kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat
dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya
2. Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan
tersebut maka tempat penyimpanan harus sejuk dengan
sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas.
3. Disertai label dan MSDS
KOROSIF
1. Bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi
dahsyat dengan uap air.
2. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada
peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya
pengumpulan uap.
3. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-
hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label.
4. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat
dan diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh
korosi tersebut.
5. Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain
dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan
korosif.
6. Memiliki perlengkapan saluran pembuangan (spoel hoek)
untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik.
7. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air
(Eye Wash) untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang
terkena B3 tersebut.
8. Disertai dengan MSDS
MUDAH TERBAKAR
1. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan
tidak sengaja
2. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga
bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api
3. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya
kebakarannya Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
terpisah dari bahan oksidator kuat,
4. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah
dicapai
5. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
6. Dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara
periodik
7. Dilengkapi dengan MSDS
OKSIDATOR

1. Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan


oksigen pada suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada
udara.
2. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar
suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya
harus tahan api
3. Dijauhkan dari bahan bakar
4. Disediakan alat pemadam kebakaran
5. Dilengkapi MSDS
BAHAN KIMIA REAKTIF TERHADAP
AIR (WATER SENSITIVE SUBTANCE)
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan
air yang lambat laun mengeluarkan panas atau gas-gas
yang mudah menyala.
Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar
maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air,
berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari
penyimpanan bahan lainnya
BAHAN KIMIA REAKTIF TERHADAP
ASAM (ACID SENSITIVE SUBTANCE)

1. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar


sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan
2. Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat
atau dibuat kebal dan pasif terhadap bahan asam.
GAS BERTEKANAN

1. Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam


keadaan berdiri dan diikat dengan rantai atau diikat secara
kuat pada suatu penyangga tambahan.
2. Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk , bebas dari sinar
matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas, diletakan di
dalam ruangan yang ada peredaran hawanya / ventilasi.
3. Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada
tindakan preventif agar silinder tetap sejuk bila terjadi
kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler dan
menyediakan APAR jenis CO2
PP RI NO 74 2001
BAB III
PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA B3
Pasal 11: Setiap orang yang memproduksi B3
wajib membuat Lembar Data Keselamatan
Bahan (Material Safety Data Sheet).
Pasal 12: Setiap penanggung jawab
pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran
B3 wajib menyertakan Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
Pasal 15: Setiap kemasan B3 wajib diberikan
Informasi penting di
M S D S - B3 ???
Sections Format Kepmenaker Format GHS
1 Identitas Perusahaan Identitas Perusahaan
2 Komposisi Bahan * Identifikasi Bahaya *
3 Identifikasi Bahaya * Komposisi Bahan *
4 Tindakan P3K Tindakan P3K
5 Tindakan Penanggulangan Kebakaran Tindakan Penanggulangan Kebakaran

6 Tindakan Penanggulangan Kebocoran Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan


dan Tumpahan Tumpahan
7 Penyimpanan dan Penanganan Bahan Penyimpanan dan Penanganan Bahan

8 Pengendalian Pemaparan dan APD Pengendalian Pemaparan dan APD

9 Sifat Fisika dan Kimia Sifat Fisika dan Kimia


10 Stabilitas dan Reaktifitas Bahan Stabilitas dan Reaktifitas Bahan

11 Informasi Toksikologi Informasi Toksikologi


12 Informasi Ekologi Informasi Ekologi
13 Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah
14 Informasi Untuk Pengangkutan Bahan Informasi Untuk Pengangkutan Bahan

15 Informasi Perundang-undangan Informasi Perundang-undangan

16 Informasi Lain Informasi Lain


CONTOH PENYIMPANAN B3
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA TIDAK
BOLEH TERCAMPUR
PERDIR KEBIJAKAN PENGELOLAAN B3
DAN LIMBAH B3
NOMOR : 002/RSTAB/PER-DIR/VI/2019
TENTANG
PANDUANN PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI
SPO
1. Penggunaan B3
2. Penyimpanan B3
3. Pertolongan Pertama Terkena B3 di Kulit
4. Pertolongan Pertama Terkena B3 di Mata
5. Pertolongan Pertama Terhirup B3
6. Pertolongan Pertama Tertelan B3
7. Pelaporan Tumpahan B3
8. Penerimaan B3
9. Pelabelan B3
Semoga
bermanfaat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai