Anda di halaman 1dari 22

Katabolisma Protein &

Nitrogen Asam amino


Pendahuluan

 Protein & asam amino merupakan senyawa


kimia yang mengandung nitrogen
 Dalam tubuh selalu terjadi penguraian dan
pembentukan protein  turn over 1-2%
protein tubuh total per hari terutama
protein otot (75% digunakan untuk sintesis
protein baru, nitrogen dari 25% sisanya
menjadi urea)
 Dalam tubuh terdapat keseimbangan
nitrogen (perbedaan antara masukan
nitrogen total dengan hilangnya nitrogen
lewat feses, urin & perspirasi):
◦ Keseimb N (+) : masukan lebih banyak daripada
keluaran (misal: bayi yg sedang tumbuh, ibu
hamil)
◦ Keseimb N (-) : keluaran lebih banyak daripada
masukan (misal: setelah operasi, kanker lanjut &
kegagalan masukan protein kualitas tinggi yang
memadai seperti pada kwashiorkor & marasmus)
Degradasi protein
 Laju degradasi tiap protein berbeda 
tergantung keperluan fisiologis (misal
meningkat pada jaringan uterus selama
kehamilan, protein otot skelet pada
kelaparan berat)
 Degradasi dilakukan oleh protease &
peptidase:
◦ Protease mengurai protein menjadi peptid
◦ Peptidase (endopeptidase, aminopeptidase,
karboksipeptidase) mengurai peptid menjadi peptid
yang lebih pendek & asam amino
Lanjutan:

 Suseptibilitas protein untuk degradasi


dinyatakan dengan “half-life = waktu
paruh” (t½)
 Contoh waktu paruh:
◦ Protein-2 hati : kurang dari 30 menit sampai >
150 jam
◦ Beberapa enzim pengatur penting memiliki
waktu paruh pendek (misal triptofan oksigenase,
tirosin transaminase & HMG-koA reduktase t½ =
0.5-2 jam). Enzim- enzim rumah-tangga
(housekeeping enzyme) lebih t½ >100 jam
Lanjutan:
 Jalur degradasi :
◦ Tergantung ATP  untuk protein abnormal & masa
hidup pendek (degradasi di sitosol)
◦ Tidak tergantung ATP  untuk protein ekstrasel,
terkait membran & masa hidup lama (degradasi di
lisosom)
 Untuk protein dalam sirkulasi, misal hormon
peptid, kehilangan gugus asam sialat
memudahkannya dikenali dan dimasukkan ke
sel liver lewat reseptor asialo-glikoprotein 
degradasi di lisosom oleh protease
“cathepsin”
 Berbagai protein dalam sel akan mudah di
degradasi bila mengikat ubikuitin
(tergantung residu aminoasil ujung
aminonya) lewat ujung karboksil ubikuitin
yang berikatan dengan gugus amino- residu
lisil  ikatan dengan ubikuitin lambat bila
aminoasilnya residu metionil atau seril,
tetapi cepat bila aminoasilnya residu aspartil
atau arginil
lanjutan
Perubahan nitrogen asam amino-α

 Ekskresi nitrogen asal asam amino & lain


sumber N pada hewan ada dalam bentuk
akhir :
◦ Ammonia
◦ Asam urat
◦ Urea
 Pertukaran asam amin antar organ
Biosintesis urea
Ada empat tahap:

1. Transaminasi
2. Deaminasi oksidatif glutamat
3. Transport ammonia
4. Reaksi daur urea
α-Asam amino α-Asam keto

Transaminasi

α-Ketoglutarat L-glutamat

Deaminasi
oksidatif

NH3 CO2

Daur Urea

Urea
Transaminasi
 Asam amino bebas dari protein diit atau
intrasel mengalami metabolisme serupa
 Nitrogen alfa-amino diambil dengan
transaminasi, diteruskan ke glutamat,
dengan sisa kerangka karbon
 Transaminasi bersifat reversibel, sehingga
transaminase (aminotransferase) dapat
digunakan pada katabolisme maupun
biosintesis asam amino
 Sebagian besar asam amino mengalami
transaminasi, kecuali: lisin (Lys), treonin
(Thr), prolin (Pro) & hidroksiprolin (OH-
Pro)
 Perlu piridoksal fosfat ( PLP ) untuk
transminase
 Transaminase bersifat spesifik untuk tiap
pasang α-asam amino & α-asam keto
 Transaminasi tidak terbatas untuk gugus
α-asam amino, juga untuk -asam amino
atau -asam amino
Deaminasi oksidatif
 Dengan enzim L-asam amino oksidase
mengambil amonia dari α-asam amino
melalui terbentuknya asam amino untuk
selanjutnya menjadi asam ketonya.
 L-asam amino oksidase yang dapat
mengalami autooksidasi, terdapat dalam
jaringan liver mamalia
Amino acid
oxidase
α-Asam Amino α-Asam Imino
H2O
Flavin Flavin-H2

NH4
H2O2 O2
α-Asam keto
Catalase ½O2

H2O
Transport Ammonia
 Ammonia secara konstant dihasilkan di
jaringan
 Oleh liver diambil dari sirkulasi, diubah
menjadi glutamat, glutamin dan akhirnya
urea
 Jaringan otak dapat membuat urea tapi
tidak memegang peran penting dalam
pembuangan ammonia. Mekanisme utama
detoksifikasi ammonia adalah dengan
pembentukan glutamin dari glutamat
 Glutamat dalam otak diperoleh dari
pasokan glutamat darah (tidak
mencukupi) dan sintesis dari α-
ketoglutarat  mengurangi senyawa-
antara siklus asam sitrat  diatasi dengan
fiksasi CO2 , mengubah piruvat menjadi
oksaloasetat
 Glutamat juga diperoleh dari glutamin
dengan pengaruh glutaminase

L-glutamin L-glutamat
Glutaminase
Reaksi daur urea
 Urea merupakan produk akhir katabolisme
nitrogen pada manusia
 Disintesis di liver dan diekskresi oleh ginjal
(80-90% nitrogen yang diekskresi)
 Terbentuk dari:
◦ Ammonia
◦ Karbon dioksida
◦ Aspartat dengan adanya ATP (pembentukan 1
mol urea memerlukan 3 mol ATP, 1 mol ion
ammonium, 1 mol nitrogen amino-alfa aspartat,
1 mol CO2)
Tahap sintesis urea
 Tahap I. Pembentukan karbamoil fosfat dg
enzim karbamoil fosfat sintase I
 Tahap II. Pembentukan citrulin dari
karbamoil fosfat & ornitin
 Tahap III. Pembentukan argininosuksinat
 Tahap IV. Pemotongan argininosuksinat
menjadi arginin & fumarat
 Tahap V. Pembentukan urea dari arginin &
pembentukan kembali ornitin
Gangguan metabolisme dalam
daur urea
 Hiperammonemia tipe I : karena defisiensi
karbamoil fosfat sintase
 Hiperammonemia tipe II : karena defisiensi
ornitin transkarbamoilase
 Sitrulinemia : karena defisiensi
argininosuksinat sintase
 Argininosuksinikasiduria : karena defisiensi
argininosukrginisinase
 Hiperaemia : karena defisiensi arginase

Anda mungkin juga menyukai