Anda di halaman 1dari 28

Setelah mengikuti

kegiatan perkuliahan,
mahasiswa diharapkan
memahami :
 Pengertian nyeri
 Fisiologi nyeri
 Klasifikasi nyeri
 Stimulus nyeri
 Asuhan keperawatan
pada masalah nyeri
 Nyeri bersifat sangat subjektif karena
intensitas dan responnya pada setiap
orang berbeda-beda.
 Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat
subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang
dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut
(Long, 1996).
 Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh,
timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan
individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan nyeri (Arthur C. Curton, 1983)
 Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang dapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan (IASP).
 NYERI selalu dikaitkan dengan adanya
stimulus (rangsang nyeri) dan reseptor.
Reseptor yang dimaksud adalah
nosiseptor, yaitu ujung – ujung saraf
bebas pada kulit yang berespon
terhadap stimulus yang kuat.
 Stimulus nyeri dapat berupa biologis, zat
kimia, panas, listrik serta mekanik.
NYERI PERIFER
Nyeri perifer dibedakan menjadi :
 Nyeri superfisial : akibat rangsangan kulit
 Nyeri viseral : akibat reseptor nyeri di
rongga abdomen, kranium dan thoraks
 Nyeri alih : daerah yang jauh dari
jaringan penyebab nyeri
NYERI SENTRAL
Nyeri yang muncul akibat rangsangan
pada medula spinalis, batang otak, dan
talamus.
NYERI PSIKOGENIK
Nyeri yang penyebab fisiknya tidak diketahui.
Umumnya disebabkan oleh faktor psikologis.
 Nyeri Somatik : tendon, tulang, saraf, dan
pembuluh darah
 Nyeri menjalar : bagian tubuh lain, atau
cidera organ viseral
 Nyeri neurologis : spasme di sepanjang
atau beberapa jalur saraf
 Nyeri phantom : dibagian tubuh yang
hilang, nyeri pada bagian kaki yang
sebenarnya sudah di amputasi.
 Nyeri Akut terjadi setelah cidera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat dengan
insensitas yang bervariatif (ringan
sampai berat) dan berlangsung untuk
waktu yang singkat
 Nyeri aku berdurasi singkat (KURANG
DARI 6 bulan), memiliki onset yang tiba –
tiba dan terlokalisir.
 Nyeri Akut terkadang disertai oleh
aktivasi sistem saraf simpatis yang akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti
peningkatan TD, RR, HR.
 Reccurent Acute Pain merupakan nyeri
yang mempunyai periode berulang dan
dirasakan sepanjang hidup klien. Ex :
migrain, sickle cell pain, nyeri angina
pektoris.
 Nyeri Kronis merupakan nyeri yang
berlangsung berkepanjangan, berulang
atau menetap selama lebih dari 6 bulan.
 Nyeri kronis dibagi menjadi nyeri
terminal, sindrom nyeri kronis dan nyeri
psikosimatis.
 Contoh nyeri kronis : berbagai bentuk
neuralgia, low back pain, arthritis,
spondilitis.
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
Sumber Faktor eksternal atau Malignansi atau non-
penyakit malignansi
Serangan Mendadak Terus menerus/intermiten
Durasi < 6 bulan > 6 bulan
Respon Otonom RR, HR, TD Tidak terdapat respon
Dilatasi pupil otonom
Vital sign dalam batas
normal
Respon Anxietas Depresi, mudah
Psikologis tersinggung/marah,
menarik diri
Respon fisik Menangis/mengerang, Keterbatasan gerak,
mengeluh sakit kelemahan, mengeluh
sakit ketika di kaji
Contoh Nyeri bedah, trauma Kanker, arthritis, sponddilitis
FAKTOR PENYEBAB CONTOH
Mikroorganisme (virus, Meningitis
bakteri, jamur dll)
Kimia Tersiram air keras
Tumor Ca mamae, SOL
Iskemi jaringan Jaringan miokard yang mengalami iskemi
karena gangguan aliran darah pada arteri
koronaria
Obstruksi Batu ginjal, batu ureter, obstruksi usus
Panas Luka bakar
Fraktur Fraktrur femur
Psikologis Berduka, konflik, dll
 Exteroreseptor
Reseptor yang berpengaruh terhadap perubahan
pada lingkungan eksternal (sentuh/rabaan, dingin,
panas)
 Telereseptor
Merupakan reseptor yang sensitif terhadap stimulus
jarak jauh
 Propioseptor
Merupakan reseptor yang menerima impuls primer
dari organ otot, spindel dan tendon golgi.
 Interoreseptor
Merupakan reseptor yang sensitif terhadap
perubahan pada organ-organ visceral dan
pembuluh darah
 Termoreseptor
Reseptor yang menerima sensasi suhu dingin
dan panas
 Mekanoreseptor
Merupakan reseptor yang menerima stimulus
mekanik
 Nosiseptor
Merupakan reseptor yang menerima stimulus –
stimulus nyeri
 Kemoreseptor
Merupakan reseptor yang menerima stimulus
kimiawi
 Arti atau makna Nyeri
 Persepsi nyeri
 Toleransi terhadap Nyeri (Pain tolerance)
 Reaksi terhadap Nyeri
 Usia
 Jenis Kelamin
 Kebudayaan
 Pengalaman sebelumnya
 Pengukuran intensitas nyeri menurut Hayward
dilakukan dengan meminta penderita untuk
memilih salah satu bilangan (dari 0-10) yang
menurutnya paling menggambarkan pengalaman
nyeri yang dirasakan
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = sangat nyeri, tetapi masih bisa dikendalikan
dengan aktivitas
10 = sangat nyeri tidak bisa dikendalikan
 Pengukuran intensitas nyeri menurut Hayward
dilakukan dengan meminta penderita untuk
memilih salah satu bilangan (dari 0-5) yang
menurutnya paling menggambarkan pengalaman
nyeri yang dirasakan
0 = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
3 = nyeri berat atau parah
4 = nyeri sangat berat
5 = nyeri hebat
Pengukuran intensitas nyeri dengan skala wajah
dilakukan dengan cara memerhatikan mimik wajah
pasien pada saat nyeri tersebut menyerang. Cara ini
diterapkan pada pasien yang tidak dapat
menyatakan intensitas nyerinya dengan skala angka,
misalnya anak-anak dan lansia
P = Provoking atau pemicu, faktor yang
menimbulkan nyeri
Q = Quality atau kualitas nyeri, misalnya tajam
atau tumpul
R = Region atau daerah
S = Severity/Scale, Intensitas nyeri
T = Waktu, frekuensi nyeri
 Pengkajian Keperawatan pada masalah
nyeri secara umum mencakup lima hal,
yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi
nyeri, intensitas nyeri, dan waktu
serangan.
NYERI AKUT NYERI KRONIS
berhubungan berhubungan
dengan : dengan :
 Trauma pada  Arthritis
perinium selama
persalinan dan
kelahiran
 Iritan bahan kimia
 Respon alergi
 Mengurangi atau menghilangkan faktor
yang dapat meningkatkan nyeri.
 Menggunakan berbagai metode
pereda nyeri yang nonivasif untuk
memodifikasi nyeri yang dialami
 Membeikan pereda nyeri yang optimal
bersama analgetik sesuai dengan
program yang ditentukan
 Mengurangi atau menghilangkan faktor
yang dapat meningkatkan nyeri
 Menggunakan metode pereda nyeri
yang nonivasif seperti DISSTRAKSI,
RELAKSASI,STIMUASI KULIT
 Memberi pereda nyeri berupa analgesik
sesuai dengan program yang ditentukan
 Evaluasi keperawatan pada masaah
nyeri dapat dinilai dari kemampuan
pasien dalam merespon nyeri, hilangnya
rasa nyeri, menurunnya intensitas nyeri,
terdapat respons fisiologi yang baik, dan
kemampuan untuk menjalankan
kegiatan sehari-hari tanpa keluhan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai