• Derajat Rektal
• Derajat Klinik
• Derajat Intra Vesikal
• Derajat Intra Uretral
Pathways
Pemeriksaan Diagnostic
• Laboratorium
Analisi urin dan pemeriksaan mikroskopik
urin
Pemeriksaan faal ginjal
Pemeriksaan prostate specific antigen (PSA)
• Radiologis/pencitraan
Foto polos abdomen
Pemeriksaan Pielografi intravena ( IVP )
Pemeriksaan USG transektal
Penatalaksanaan medis
• Massase prostat
• Anjurkan tidak minum banyak pada waktu
yang pendek
• Anjurkan pengawasan berkala pada klien
setiap 3 – 6 bulan kemudian setiap tahun
tergantung keadaan klien
Pengkajian Keperawatan
• Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling dirasakan
oleh klien.
rasa nyeri.
Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.
Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama
dan seringkali disertai dengan mengejan
Riwayat kesehatan sekarang
• Post Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasmus kandung kemih
dan insisi sekunder pada post operasi.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi uretra sekunder dari pembesaran
prostat, dekompensasi otot destrusor dan ketidakmampuan kandung kemih untuk
berkontraksi secara adekuat.
INTERVENSI RASIONAL
1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 1. Meminimalkan retensi urin distensi
jam dan bila tiba-tiba dirasakan. berlebihan pada kandung kemih.
2. Untuk mengevaluasi ibstruksi dan
2. Observasi aliran urin perhatian ukuran
pilihan intervensi.
dan kekuatan pancaran urin.
3. Retensi urine meningkatkan tekanan
3. Awasi dan catat waktu serta jumlah
dalam saluran perkemihan yang dapat
setiap kali berkemih.
mempengaruhi fungsi ginjal.
4. Berikan cairan sampai 3000 ml sehari 4. Peningkatkan aliran cairan
dalam toleransi jantung.(dc terpasang) meningkatkan perfusi ginjal serta
5. Berkolaborasi dalam pemberian obat membersihkan ginjal ,kandung kemih
sesuai indikasi (antispamodik) dari pertumbuhan bakteri.
5. Mengurangi spasme kandung kemih
dan mempercepat penyembuhan
2. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi uretra sekunder dari pembesaran prostat
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat nyeri, catat lokasi, karakteristik 1. Berguna dalam pengawasan keefektifan
dan beratnya (0 – 10) obat, kemajuan penyembuhan pada
2. Observasi TTV, perhatikan petunjuk non karakteristik nyeri menunjukkan terjadi
verbal. abses, memerlukan upaya evaluasi medik
3. Berikan lingkungan yang tenang dan dan intervensi.
kurangi rangsangan stress 2. Dapat membantu mengevaluasi pernyataan
4. Ajarkan teknik nafas dalam bila rasa nyeri verbal dan keefektifan intervensi
datang 3. Meningkatkan istirahat
5. Kolaborasi dengan pemberian analgetik 4. Teknik nafas dalam menurunkan konsumsi
sesuai indikasi abdomen akan O2, menurunkan frekuensi
pernafasan, frekuensi jantung dan
ketegangan otot yang menghentikan siklus
nyeri
5. Menghilangkan nyeri, mempermudah
kerjasama dengan intervensi lain, contoh
ambulasi, batuk.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan atau menghadapi prosedur bedah
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL