D-III TLM
Laboratorium Medik
Dalam panduan mutu harus ditetapkan juga peranan dan tanggung jawab
manajemen teknis dan manajer mutu, termasuk tanggung jawab mereka
untuk menjamin kesesuaian dengan standar ini.
Daftar isi suatu panduan mutu untuk suatu laboratorium medik dapat
sebagai berikut :
a. pendahuluan.
b. uraian laboratorium medik, identitas legal, sumber daya & tugas utama.
c. kebijakan mutu.
d. pendidikan dan pelatihan staf.
e. jaminan mutu.
f. pengendalian dokumen.
g. rekaman, pemeliharaan dan pengarsipan.
h. akomodasi dan lingkungan.
i. Peralatan, pereaksi dan/atau bahan manajemen habis pakai
j. Validasi prosedur pemeriksaan
k. Keselamatan
l. Aspek ling (misalnya transportasi, pembuangan bahan habis pakai dan
limbah, sbg tambahan pada dan berbeda dr h dan i )
m. penelitian dan pengembangan (jika perlu).
n. daftar prosedur pemeriksaan.
o. protokol permintaan, samp primer, pengumpulan & penanganan samp lab
p. validasi hasil.
q. pengendalian mutu (termasuk uji banding antar laboratorium).
r. sistem informasi laboratorium (lihat lampiran B).
s. pelaporan hasil.
t. tindakan perbaikan dan penanganan keluhan.
u. komunikasi dan interaksi lain dengan pasien, profesional kesehatan,
laboratorium rujukan, dan pemasok
v. audit internal.
w. etika (lihat lampiran C).
4.2.5 Manajemen laboratorium harus menetapkan dan
menerapkan suatu program yang secara rutin memonitor
dan mendemonstrasikan kalibrasi yang sesuai dari fungsi
instrumen, pereaksi dan sistem analitis.
Manajemen laboratorium juga harus memiliki program
terdokumentasi dan tercatat dari pemeliharaan preventif dan
kalibrasi (lihat 5.3.2) yang, pada tingkat minimum, mengikuti
rekomendasi produsen
4.3 Pengendalian dokumen
Satu salinan dari tiap dokumen terkendali ini harus diarsipkan untuk acuan
di kemudian hari dan direktur laboratorium harus menetapkan perioda
penyimpanan.
Kebijakan dan prosedur untuk kaji ulang ini, yang dapat menimbulkan suatu
perubahan dalam pengaturan pemeriksaan atau kontrak harus memastikan,
bahwa :
a. persyaratan, termasuk Metode yang akan digunakan, agar secara
memadai ditetapkan, didokumentasikan dan dipahami (lihat 5.5);
b. Laboratorium mempunyai kemampuan dan sumber daya untuk memenuhi
persyaratan, dan
c. prosedur yang sesuai yang dipilih, mampu memenuhi persyaratan
kontrak dan kebutuhan klinik (lihat 5.5)
Sehubungan dengan b), kaji ulang kemampuan sebaiknya menetapkan bahwa
laboratorium memiliki sarana fisik, personel dan informasi yang diperlukan, dan
personel laboratorium mempunyai keterampilan dan keahlian yang diperlukan
untuk melaksanakan pemeriksaan yang diminta.
Kaji ulang dapat juga meliputi hasil dari partisipasi sebelumnya dalam skema
jaminan mutu eksternal menggunakan sampel dari nilai-nilai yang diketahui
untuk menentukan ketidakpastian pengukuran, batas deteksi, batas
kepercayaan, dan sebagainya
4.4.2 Rekaman kaji ulang, termasuk setiap perubahan yang signifikan dan d
iskusi yang berkaitan, harus dipelihara(lihat 4.13.3).
4.4.3 Kaji ulang juga harus mencakup setiap pekerjaan yang dirujukkan oleh
laboratorium (lihat 4.5).
4.4.4 Pelanggan (misalnya klinisi, badan pelayanan
kesehatan, perusahaan asuransi kesehatan, perusahaan
farmasi) harus diberitahu setiap ada penyimpangan dari
kontrak.
4.4.5 Jika suatu kontrak perlu diamandemen setelah pekerjaan
dimulai, proses kaji ulang kontrak yang sama harus
diulang dan setiap amandemen harus dikomunikasikan
kepada semua pihak yg berkepentingan.
4.5 Pemeriksaan oleh laboratorium rujukan
4.5.1 Laboratorium harus memiliki prosedur terdokumentasi
yang efektif untuk mengevaluasi & memilih lab
rujukan, demikian juga konsultan yg memberikan pendapat
kedua untuk histopatologi, sitologi, & disiplin terkait.
Manajemen laboratorium harus bertanggung jawab untuk memilih
dan memantau mutu laboratorium rujukan & konsultan serta harus
memastikan bahwa laboratorium rujukan atau konsultan rujukan
cukup kompeten melakukan pemeriksaan yg diminta, bila perlu
dengan saran dari pengguna layanan lab.
4.5.2 Kesepakatan dengan laboratorium rujukan harus dikaji ulang secara
berkala untuk memastikan bahwa :
a.persyaratan, termasuk prosedur pra pemeriksaan dan pasca pemeriksaan,
ditetapkan secara memadai, didokumentasikan dan dipahami ,
Nama dan alamat laboratorium yang bertanggung jawab untuk hasil pemeriksaan
harus diberikan kepada pengguna jasa laboratorium.
Satu duplikat dari laporan laboratorium harus disimpan dalam rekaman pasien
dan di dalam arsip permanen laboratorium.
Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa sampel pengendalian mutu dan memverifikasi bahwa
hasilnya dapat diterima. Dokumentasi kesesuaian pemasok dengan sistem manajemen mutunya
dapat juga digunakan untuk verifikasi.
4.6.3 Harus tersedia sistem pengendalian inventaris untuk perbekalan.
Rekaman mutu yang sesuai untuk layanan eksternal, perbekalan dan produk yang dibeli harus
dibuat dan dipertahankan untuk suatu perioda waktu sebagaimana ditetapkan dalam sistem
manajemen mutu.
Sistem ini sebaiknya mencakup perekaman jumlah lot semua pereaksi yang relevan, bahan
kontrol dan kalibrator, tanggal penerimaan di laboratorium dan tanggal bahan digunakan dalam
pelayanan.
Semua rekaman mutu harus tersedia untuk kaji ulang manajemen laboratorium.
4.6.4 Laboratorium harus mengevaluasi pemasok pereaksi/reagen kritis,
perbekalan dan jasa yang mempengaruhi mutu pemeriksaan dan harus
menyimpan rekaman evaluasi ini serta daftar yang telah disetujui.
CATATAN Pemeriksaan atau kegiatan yang tidak sesuai, yang terjadi dalam
berbagai bidang, dapat diidentifikasi dengan cara berbeda, termasuk
keluhan klinisi, indikasi pengendalian mutu, kalibrasi peralatan, pengecekan
bahan habis pakai, tanggapan staf, pengecekan laporan dan sertifikat, kaji
ulang manajemen laboratorium dan audit internal dan eksternal.
4.9.2 Jika telah ditetapkan, bahwa ketidaksesuaian pemeriksaan dapat
berulang atau adanya keragu-raguan tentang kesesuaian
laboratorium dengan kebijakan atau prosedur seperti yang
ditetapkan dalam panduan mutu, harus segera diterapkan
prosedur untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan dan
meniadakan akar penyebab (lihat 4.11).
4.11.1 Peningkatan yang diperlukan dan sumber potensial ketidaksesuaian, baik teknis
maupun yang berkaitan dengan sistem mutu, harus diidentifikasi. Jika tindakan pencegahan
diperlukan, rencana tindakan harus dibuat, diterapkan dan dipantau untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian tersebut dan untuk dipergunakan sebagai
kesempatan untuk peningkatan
CATATAN 1 Selain kaji ulang prosedur operasional, tindakan pencegahan dapat melibatkan
analisis data, termasuk analisis kecenderungan dan analisis risiko serta jaminan mutu
eksternal.
4.12.2 Setelah tindakan diambil, sebagai hasil dari kaji ulang, manajemen
laboratorium harus mengevaluasi efektivitas tindakan melalui suatu kaji ulang
yang terarah atau audit bidang yang dimaksud.
4.12.3 Hasil tindakan kaji ulang tersebut harus diserahkan kepada manajemen
laboratorium untuk dikaji ulang dan diterapkan pada setiap perubahan yang
diperlukan dalam sistem manajemen mutu.
a.formulir permintaan (termasuk kartu pasien atau rekaman medik hanya jika
digunakan sebagai formulir permohonan)
d. prosedur pemeriksaan
f.rekaman pengaksesan