DEFINISI
Penyakit yang berasal dari kelainan
pertumbuhan trofoblast plasenta atau calon
plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik
villi dan perubahan hidropik.
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya mola belum sepenuhnya
dimengerti. Penyebab yang paling mungkin
adalah kelainan pada sel telur, rahim dan atau
kekurangan gizi(as folat).
Faktor resiko terjadinya mola adalah :
Status sosial-ekonomi yang rendah.
Diet rendah protein, asam folat dan karotin.
Resiko yang lebih tinggi ditemukan pada
wanita yang berusia dibawah 20 tahun atau
diatas 40 tahun.
PATOFISIOLOGI
Teori terjadinya trofoblast, yaitu
1. Teori missed abortion.
Terjadi karena mudigah yang sudah mati pada
kehamilan 3-5 minggu yang akan
menggangguan peredaran darah sehingga
terjadi penimbunan cairan dalam jaringan
mesenkim dari villi dan akhirnya
terbentuklah gelembung-gelembung.
2. Teori neoplasma dari Park.
adanya suatu keadaan abnormal pada sel-sel
trofoblas dan juga fungsinya dimana terjadi
resorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi
sehingga timbul gelembung. Hal ini
menyebabkan gangguan peredaran darah dan
kematian mudigah.
Gejala klinik pasien mola hidatidosa :
Adanya tanda-tanda kehamilan disertai
perdarahan.
Hiperemesis gravidarum(beta hCG
meningkat).
Tanda-tanda preeklamsia. Tanda-tanda
tirotoksikosis.
Kista lutein unilateral/bilateral(Progesteron
meningkat).
Umumnya uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
Tidak dirasakan adanya tanda-tanda gerakan
janin, balotemen negatif kecuali pada mola
parsial.
Pemeriksaan penunjang :
Serum HCG untuk memastikan kehamilan,
lalu HCG serial.
USG panggul.
Rontgen toraks dan CT scan / MRI perut.
Uji sonde menurut Hanifa. Tandanya yaitu
sonde yang dimasukan tanpa tahanan dan
dapat diputar 360º dengan deviasi sonde
kurang dari 10º.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan dan hasil
pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan panggul akan ditemukan
tanda-tanda yang menyerupai kehamilan
normal tetapi ukuran rahim abnormal dan
terjadi perdarahan.
Tinggi fundus rahim tidak sesuai dengan umur
kehamilan dan tidak terdengar denyut jantung
bayi.
Penanganan.
1.Perbaikan keadaan umum :
Koreksi dehidrasi.
Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr%
atau kurang).
Bila ada gejala preeklamsia dan hiperemesis
gravidarum, diobati sesuai dengan protocol
penanganan di bagian obstetrik dan ginekologi.
Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis, dikonsul
kebagian penyakit dalam.
2.Kuretase :
Dilakukan setelah pemeriksaan darah rutin,
kadar beta HCG dan foto thorak, kecuali bila
jaringan mola sudah keluar spontan.
Bila kanalis servikalis belum terbuka maka
dilakukan pemasangan laminaria dan kuretase
dilakukan 24 jam kemudian.
Sebelum melakukan kuretase, sediakan darah
500 cc dan pasang infuse dengan tetesan
oksitoksin 10 IU dalam 500 dextrose 5%.
Kuretase dilakukan 2 kali dengan interval
minimal 1 minggu.
Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke
laboratorium PA.
3.Histerektomi