IDK CASE 6 (Syok Sepsis)
IDK CASE 6 (Syok Sepsis)
1510211126
1
PENDAHULUAN
Sepsis tantangan dalam penangggulangan infeksi berat.
Sepsis berkembang menjadi syok septik.
Syok septik : penyebab kematian yg cukup sering. Terapi
optimal untuk penderita syok septik mencakup
penganganan sesegera mungkin disertai pemantauan
yang intensif di ICU
2
KRITERIA BERBAGAI TAHAPAN SINDROMA SEPSIS
Infeksi Respon inflamatorik atas adanya invasi mikroorganisme ke dalam jaringan
pejamu yang dalam keadaan normal steril
Bakteremia Didapatkan bakteri hidup dalam darah
Sindroma Respon tubuh terhadap inflamasi sistemik yang ditandai minimal 2 (dua) dari
Respon Inflamasi keadaan di bawah ini :
Sistemik 1.suhu badan > 380C atau < 360C
2.frekuensi denyut jantung > 90 x/menit
3.Frekuansi pernafasan > 20 x/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
4.lekosit > 12.000 sel/mm3, < 4.000 sel/mm3, atau > 10% bentuk imatur (batang)
Sepsis Respon inflamasi sistemik yang disebabkan oleh infeksi
Sepsis Berat Sepsis yang disertai disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi termasuk
asidosis laktat, oliguria dan penurunan kesadaran
Sepsis dengan Sepsis dengan tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau penurunan tekanan darah
hipotensi sistolik > 40 mmHg dan tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya
Syok Septik Sepsis dengan hipotensi walaupun telah dilakukan resusitasi cairan secara
adekuat atau memerlukan vasopresor untuk mempertahankan tekanan darah
dan perfusi organ
Sindroma Gagal Gangguan fungsi beberapa organ yang menunjukkan kegagalan hemostasis
Multiorgan
5
SEPSIS : PERJALANAN PENYAKIT
Sepsis Syok
SIRS Sepsis Berat Septik
Demam atau SIRS Sepsis Severe sepsis
hipotermia + + +
takikardia (>90) infeksi hipotensi hipoperfusi
takipnea (>20) atau +
/↓ WBC atau hipoperfusi hipotensi
10% bands setelah resusitasi
cairan
Keganasan
AIDS/Imunodefisiensi
12
KOMPLIKASI
Gagal multiorgan (multiorgan dysfunction –MOD)
Gangguan koagulasi: KID (koagulasi intravasa diseminata), terutama
penurunan kadar faktor II, V, VII, fibrinogen dan trombosit.
Fibrinolisis (kadar FDP meninggi).
Perdarahan jarang terjadi, tetapi sering menjadi mikrotrombi di paru.
Gagal respirasi karena sindroma distres respirasi akut (ARDS),
mungkin timbul shock lung (beberapa hari kemudian).
Gagal ginjal, bermula dengan oliguria dan dapat berakhir dengan
nekrosis tubuler akut.
Gagal jantung, akibat pelepasan faktor depresan.
13
14
PRINSIP PENANGANAN SEPSIS
16
DUKUNGAN HEMODINAMIK
Tujuan : memberikan oksigensi dan substrat yang adekuat ke dalam jaringan
terutama pada keadaan syok
Vasopressor/inotropik
Transfusi bila diperlukan
Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, Urine output > 0,5 ml/KbBB/jam
atau > 30 ml/jam
Resusitasi
• Terutama pada pasien sepsis berat dengan hipotensi atau syok
• Dilakukan secepat mungkin, secara intensif :
– Airway, breathing, circulation
– Oksigenasi
– terapi cairan
– transfusi bila diperlukan
17
ANTIBIOTIKA
Karena sepsis dimulai dari infeksi, maka perlu pemberian antibiotika dini sambil menunggu hasil biakan
Pemilihan antibiotika : berdasarkan pengalaman tentang jenis organisme penyebab dengan
sensitivitasnya di rumah sakit, sumber infeksi, apakah infeksi didapat di luar rumah sakit atau di rumah
sakit.
Pada gram negatif digunakan antibiotik yang mencegah pelepasan endotoksin
Dapat mencapai sumber infeksi dan diberikan dosis optimal
Sering kejadian bahwa etiologinya tidak bisa diketahui, dalam hal ini pedomannya adalah dengan
mengingat :
Perkiraan penyebabnya
Penyakit dasar
Status imunitas penderita
Farmakokinetik antibiotika
Pertimbangan cost-effectiveness
Empiris mencakup :
Sumber infeksi tak jelas : cefotaksim 3 g IV/6 jam atau Ceftazidime 2 g/8 jam +
Gentamycin/Tobramycin 1,5 mg/KgBB/8 jam
S epidermidis : klindamisin, sefalosporin generasi III
Urosepsis : ampicillin-sulbaktam, karbapenem, fluorokuinolon
Infeksi intraabdomen : karbapenem, fluorokuinolon dengan kombinasi metronidazole untuk anaerob
…ANTIBIOTIKA
20
…TERAPI SUPORTIF
Terapi cairan
Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan venous return, dehidrasi, perdarahn dan
kebocoran plasma
Kedaan hipovolemik mengganggu transpor oksigen dan nutrisi dan dapat mengakibatkan syok
Hipovolemia diatas dengan pemberian cairan baik kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun
koloid
Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi koloid. Kadar albumin < 2 g/dl perlu
dikoreksi
Transfusi PRC diperlukan pada perdarahan aktif hingga Hb 10 g/dl dengan
mempertimbangkan klinis pasien
Vasopresor/inotropik
Sebaiknya diberikan setelah hipovolemik teratasi namun masih terjadi hipotensi
Hipotensi tsb timbul karena vasodilatasi atau disfungsu miokard
Diberikan mulai dosis rendah dititrasi untuk mecapai MAP 60 mmHg atau TDS > 90 mmHg
Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/Kg/menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/Kg?menit
Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/Kg?menit, dopamin 3-8 mcg/Kg?menit, epinefrin 0,1-0,5
mcg/KgBB/menit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon & milrinon)
21
…TERAPI SUPORTIF
Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis
Dapat diberikan bila pH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9 meq/l
Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
Disfungsi ginjal
Pada sepsis dan syok septik terjadi secara akut
Bila hipovolemik harus direhidrasi secara adekuat
Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin dosis renal 1-3
mcg/Kg/menit) – EBM tak terbukti menurunkan mortalitas dan dialisis
Pada oliguria pemberian cairan dipantau ketat
Nutrisi
Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein (asam amino), asam
lemak, cairan, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin
Diutamakan pemberian enteral, bila perlu parenteral
Perlu pengendalian kadar gula darah
22
GANGGUAN KOAGULASI
Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan DIC berupa konsumsi
faktor pembekuan dan pembentukan mikrotrombus di sirkulasi
Pada sepsis berat atau syok septik terjadi penurunan aktivitas antikoagulan
dan supresi fibrinolisis kegagalan organ
Terapi antikoagulan : heparinisasi, antitrombin dan substitusi faktor pembekuan
Kotikosteroid
• Kortikosteroid dosis tinggi tidak menurunkan mortalitas
• Hanya diberikan dengan indikasi insufisensi adrenal
• Hidrokortison 50 mg bolus IV 4xsehari selama 7 hari pada pasien
syok septik terbukti menurunkan mortalitas dibanding kontrol
PENANGANAN DI ICU
Dengan penanganan di ICU, mortalitas syok septik karena bakteri gram-negatif
menurun dari 90% menjadi 50%, terutama karena dapat dilakukannya
pemantauan yang ketat terhadap fungsi jantung, tekanan darah dan pemberian
oksigen
Terapi supotif : ekspansi volume dengan cairan kristaloid, koloid atau darah,
pemberian vasopresor pada hipotensi, pemberian inotropik jantung dan
oksigenasi adekuat
Bila syok :
volume replacement secepat mungkin
Bila TD tetap rendah dopamin atau dobutamin uantuk meningkatkan curah
jantung
Bila TD masih tetap rendah, dapat ditambahkan adrenalin
Efek α-adrenergik dari adrenalin mungkin diperlukan untuk penderita yang
tetap hipotensi setelah pemberian dopamin
Untuk dapat memberikan oksigen lebih agresif dapat dipasang ventilator
mekanik pertukaran gas akan lebih baik, sehingga oksigenasi darah lebih
baik.
24