Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK

Aulia Noor Aina PO.62.31.3.18.248


Devia Anzeliasari PO.62.31.3.18.254
Herlin Susilowati PO.62.31.3.18.261
Iin Sintya Ferenanda PO.62.31.3.18.262
Kartika Dwi Cahyani PO.62.31.3.18.26
Naldy Numberi PO.62.31.3.18.27
Wahyu Agus K PO.62.31.3.18.279
Apa itu HIV?
AIDS (Acquired immunodeficiency
syndrome) adalah sindrom dengan gejala
penyakit infeksi oportunistik atu kanker
tertentu akibat menururnya system
kekebalan tubuh yang merupakan hasil akhir
dari infeksi virus HIV.
Struktur virus HIV

Secara struktural morfologinya, bentuk HIV terdiri dari atas sebuah silinder
yang dikelilingipembungkus lemak yang melingkar-melebar.Pada pusat
lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai tiga gen yang merupakan
komoponen fungsional dan struktural. Tiga gen tersebut yaitu gag,pol,danenv.
Gag berarti grup anti gen, pol mewakili polymerase, dan env kepanjangan dari
envelope (Hoffman, Rockstroh, Kamps, 2006).
Siklus hidup HIV

Masuk dan
mengikat

Reverse
Maturasi
transcriptase

Budding Replikasi
Etiologi
• HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus

limfadenopati (LAV)

• Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat

(DNA)setelah masuk ke dalam sel pejamu.

• HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.

• Genom HIV mengode Sembilan protein yang essensial untuk setiap aspek siklus hidup

virus.Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1,

Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx

meningkatkan infektivitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr.

Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus.


Patogenesis
• Virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes), maka RNA virus
diubah menjadi DNA oleh enzim riverse transcriptase yang dimiliki oleh
HIV.
• DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes
dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.
• HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang
mempunyai antigen permukaan CD4, terutama sekali limfosit T4 yang
memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan
system kekebalan tubuh.Selain limfosit T4, virus juga menginfeksi sel
monosit dan makrofag, sel, Langerhans pada kulit, sel dendrit folikuler
pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks
uteri dan sel-sel mikroglia otak.Virus yang masuk ke dalam limfosit T4
selanjutnya mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan
akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri.
• HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur repliaksi
maupun pertumbuhan virus yang baru. Salah satu gen tersebut ialah
tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikin hebatnya
sehingga terjadi penghancuran limfosit T4 yang akhirnya menyebabkan
sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh. Kelumpuhan sistem
kekebalan tubuh ini mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi
oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala-gejala klinik AIDS.
• Dari semua orang yang terinfeksi HIV,
PERJALANAN
sebagian berkembang menjadi AIDS
pada 3 tahun pertama 50% menjadi AIDS
PENYAKIT sesudah 10tahun, dan hampir 100%
pasien HIV menunjukkan gejala AIDS
setelah 13 tahun
• Perjalanan penyakit lebih progresif pada
pengguna narkoba.Lamanya pengunaan
jarum suntik berbanding lurus dengan
infeksi pneumonia dan turbekulosis.
Infeksi oleh kuman lain akan membuat
HIV membelah dengan cepat. Selain itu
dapat mengakibatkan reaktivasi virus di
dalam limfosit T sehingg perjalanan
penyakit bisa lebih progresif
• Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya
perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersbut berubah
dari negative menjadi positif.Rentang waktu sejak HIV masuk
kedalam tubbuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi positif
Stadium I disebut window poriod.Lama window period antara 1-3 bulan,
HIV bahkan ada yang berlangsung sampai 6 bulan.

• Asimptomatik berarti bahwa didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi


tubuh tidak menunjukkan gejala.Keadaan ini dapat berlangsung
Stadium II HIV rerata selama 5-10 tahun. Cairan tubuh pasien HIV/AIDS yang
tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Asimptomatik
(tanpa gejala)

• Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent


Generalized Lymphadenoparthy), tidak hanya muncul suatu tempat
saja dan brlanngsung selama lebih satu bulan.
Stadium III
Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain
penyakit kontitusional, penyakit syaraf, dan penyakit infeksi sekunder.

Gejala minor Gejala utama / mayor


Bentuk kronis selama lebih Demam berkepanjangan
dari satu bulan lebih dari 3 bulan.
Infeksi pada mulut dan Diare kronis lebih dari 1
tenggorokan disebabkan bulan berulang maupun
kamar Candida Albicans. terus menerus.
Pembengkakan kelenjar getah Penurunan berat badan lebih
bening yang menetapkan
dari 10% dalam 3 bulan.
diseluruh tubuh.
Munculnya Herpes zoster
TBC.
berulang dan bercak-bercak
gatal diseluruh tubuh
Sistem klasifikasi digunakan untuk memberi petunjuk pada pemberi

pelayanan kesehatan proesional dalam menentukan keputusan pengobatan


utuk pasien dengan infeksi HIV.Sistem ini didasarkan pada 3 kisaran CD4+ dan 3
kategori klinis serta yang ditunjukan oleh martiks.

• Kategori limfosit CD4+seperti ditunjukan dibawah ini:

• Kategori 1 : ≥ 500 sel/

• Kategori 2 : 200-499 sel/

• Kategori 3 : < 200 sel/


KATEGORI
Klinik-Laten (Kategori Klinik A)
Individu yang terinfeksi HIV tidak akan menunjukkan tanda dan
gejala infeksi HIV. Pada orang dewasa yang terinfeksi HIV, fase ini
berlangsung selama 8-10 tahun. HIV-ELISA dan Western Blot atau
ImunofluorescenceAssay (IFA) menunjukkan hasil positif dengan
jumlah limfosit CD4+>500 sel/µl.
Tanda dan gejala awal HIV (kategori Klinis B)
Individu yang terinfeksi HIV dapat nampak sehat selama
beberapa tahun dan gejala minor dari infeksi HIV mulai
nampak.Individu mulai menunjukkan candidias, limfadenopati,
kanker serviks, Herpes zoster, dan atau neuropati perifer. Jumlah
virus dalam darah akan menunjukkan peningkatan sementara pada
saat jumlah limfosit CD4+menurun hingga mencapai 500 sel/µl.
individu dengan kondisi kategori B, akan tetap dalam kategori B.
Tanda dan Gejala Lanjut HIV (Kategori Klinis C)
Individu yang terinfeksi HIV menunjukkan infeksi dan keganasan yang
mengancam kehidupan.Perkembangan pneumonia (pneumocystis carinii),
toxoplasmosis, cryptosporidiosis dan infeksi oportunistik lainya yang biasa
terjadi. Individu dapat pula mengalami kehilangan atau penurunan berat
badan, jumalah virus terus meningkat, jumlah limfosit CD4+ menurun
hingga <200sel/µl. pada keadaan ini individu akan dinyatakan sebagai
penderita AIDS.
Tahap Akhir Penyakit HIV (Kategori Klinis C)
Individu yang terinfeksi HIV menunjukkan perkembangan infeksi
opotunistik baru seperti infeksi sitomegalovirus, kompleks mycobacterium
avium, meningitis cryptoccal leukoencephalopathy multifocal yang
progresif, dan infeksi lain yang biasanya terjadi sekunder terhadap
penurunan sistem imun. Jumlah virus sangat meningkatkan dan jumla
lomfosit CD4+< 50 sel/µl. kematian bisa dikatakan sudah sangat dekat.
Sekali kondisi kategori C ini terjadi, maka individu akan tetap pada kategori
ini walaupun ada kemungkinan kondisi ini dapat berubah.
Lanjutan….

Limfosit CD4+ pada Anak-anak


Anak yang terinfeksi HIV sering menderita
penyakit yang parah saat pertama kali dievaluasi,
atau mungkin telah berkembang menjadi AIDS,
seperti yang sering terjadi pada orang dewasa.
Pada infantdan anak-anak normalnya limfosit
CD4+ lebih tinggi daripada orang dewasa. Nilai
normalnya bervariasi sesuai usia, namun sama
dengan nilai pada orang dewasa saat anak
mencapai usia 6 tahun.
Penularan HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai