Anda di halaman 1dari 30

Utari Rahmadina

161613023
Latar
Belakang WHO (2010)
22.000 jiwa

Apendisitis merupakan suatu


kondisi dimana terjadinya Depkes RI (2013)
peradangan di umbai cacing 75.601 orang
yang disebabkan oleh parasit (3,35%)
seperti E.histolytica. Penelitian
epidemiologi menunjukkan
peran kebiasaan makan- Dinkes Kota Tanjungpinang 2018
makanan rendah serat 117 orang
mempengaruhi terjadinya
konstipasi yang
mengakibatkan timbulnya
apendisitis (De Jong, 2012). RS-BLUD Kota Tanjungpinang 2018
Insiden apendisitis akut timbul 35 orang
dalam sekitar 7 persen
individu di negara Barat, dan
merupakan sebab terlazim
akut abdomen yang
memerlukan intervensi bedah
(Sabiston, 2013)
Apendiktomi
analgetik misalnya aspirin
atau silsilat, paracetamol,
NSAID, morfin, petidin, dan
metadon
Nyeri
luka Farmakologi
insisi
tehnik relaksasi (seperti
Non relaksasi nafas dalam,
Farmakologi relaksasi benson, relaksasi
otot, dan meditasi),
akupuntur, transcutanesus
electric nerve stimulations
Terapi relaksasi benson merupakan (TENS), kompres dengan suhu
relaksasi menggunakan tehnik pernafasan dingin panas, sentuhan
yang biasa digunakan dirumah sakit pada pijatan dan hipnotis (Gondo,
pasien yang sedang mengalami nyeri atau 2011).
mengalami kecemasan. Benson ada
penambahan unsur keyakinan dalam
bentuk kata-kata yang merupakan rasa
cemas yang sedang pasien alami. (Solehati
& Kokasih, 2015).
Rumusan Masalah

Gambaran Asuhan
Keperawatan pada Pasien
Post Op Apendiktomi Dengan
Penerapan Tehnik Relaksasi
Benson Terhadap Penurunan
Skala Nyeri di Ruang
Bougenvile RS-BLUD Kota
Tanjungpinang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Apendisitis adalah peradangan pada
Defenisi organ berbentuk tabung, panjangnya kira-
kira 10 cm (kisaran 3-15cm) dan
berpangkal di sektum, appendiks terletak
di intraperitoneal lebih tepatnya di daerah
iliaka kanan, dibawah katub iliocecal,
tepatnya pada dinding abdomen di
bawah Mc.Burney (De Jong, 2012).

• Adanya penyumbatan dalam lumen


apediks dikarenakan kebiasaan makan-
makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi terhadap timbulnya
Etiologi apendisitis.
• Adanya keganasan (karsinoma) pada
apendiks..
• Adanya cacing askaris, erosi mukosa
apendiks karena parasit seperti
E.histolytica.
Manesfetasi Klinis

Tanda umum gejala apendisitis yaitu:


• Nyeri tekan atau nyeri lepas pada kuadran kanan bawah
• Mual, muntah dan nafsu makan menurun.
• Demam yang tidak terlalu tinggi.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan
tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda
Defenisi pada setiap orang dalam hal skala atau
nyeri tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
(A.Aziz Alimul H, 2009)

Relaksasi benson merupakan relaksasi


menggunakan tehnik pernapasan yang biasa
digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang
mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Dan
Defenisi pada relaksasi benson ada penambahan unsur
Relaksasi keyakinan dalam bentuk kata-kata yang
benson merupakan rasa cemas yang sedang pasien alami.
Kelebihan dari latihan tehnik relaksasi
dibandingkan tehnik lainnya adalah lebih mudah
dilakukan dan tidak ada efek samping apapun.
(Solehati & Kosasih, 2015)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
desain desktiptif observasional
Rancangan dimana penulis melakukan
Studi Kasus observasi dan pengukuran nyeri
pada pasien Post Apendiktomi
yang akan dilakukan tehnik
Subjek Studi
relaksasi benson.
Kasus

pasien yang
mengalami nyeri Metode Observasi pada
Post Apendiktomi pengumpulan pasien,
dengan data pengkajian,
menggunakan pemeriksaan fisik,
Tehnik Relaksasi wawancara dan
Benson terhadap lembar observasi
penurunan Nyeri di
Ruang Bougenvile
RS-BLUD Kota
Tanjungpinang
DEFENISI
OPERASIONAL

variabel penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap


variable sebelum dilakukan analisis (Wiratna, 2014)

Studi kasus asuhan keperawatan Studi kasus penerapan prosedur


keperawatan

Apendiktomi Nyeri
Relaksasi benson
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN

Nama (Initial) : Ny. D


Tempat / Tgl. Lahir (Umur) : Bukit Tinggi, 26 Juni 1976 (42
Tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah Anak : 4 Orang
Agama / Suku : Islam/ Minang
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Jl. B. Kamsoro, Gg Resak, Batu
2, RT 5/RW 1, Kecamatan Bintan
Bestari.
A. PENGKAJIAN

Klien datang ke IGD pada tanggal 15 April 2019


pada jam 05:00 WIB dengan mengeluh nyeri hebat di
bagian perut kanan bawah, mual, muntah, dan tidak
ada nafsu makan.

NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


1. Hb 12,6 gr % p12-16, 14-18 gr %
2. Leukosit 6.800 mm3 5000-10000 mm3
3. Eritrosit 4,3 jt/mm3 p3-5 jt, 4-6 jt/mm3
4. Trombosit 149.000 mm3 150.000-400.000 mm3
5. PCV 36 v% p37-47. 40-45 v%
6. GDP 171 mg/dl < 200 mg/dl

Acute Abdomen
Supp App
Tabel 4.5
ANALISA DATA
Nama Klien : Ny. D Ruangan/No.Bed : Bougenvile /6
Umur : 42 Tahun Diagnosa Medis : Post Apendiktomi

NO SYMPTOM ETIOLOGI (PENYEBAB) PROBLEMN (MASALAH)


(DATA SUBYEKTIF DAN OBJEKTIF)
1. DS : Agen cidera fisik Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri pada luka (luka insisi post
insisi post apendiktomi. apendiktomi)
- Klien mengatakan rasanya perih dan
seperti tertusuk-tusuk.
- Klien mengatakan nyeri berlangsung
± 1-3 menit.
- Klien mengatakan nyeri timbul saat
mengubah posisi dan saat batuk.
- Klien mengatakan nyeri menyebar
sampai ke daerah pinggang kanan.
DO :
- Klien tampak terbaring lemah dan
sedikit gelisah.
- Klien tampak sesekali meringis
menahan nyeri.
- Durasi nyeri ± 1-3 menit
- Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
- TTV : - TD : 130/80 mmHg
- N : 89x/mnt
- S : 36,7oC
- RR : 21x/mnt
2. DS : Nyeri (luka insisi post Hambatan mobilitas
- Klien mengatakan badannya apendiktomi) fisik
terasa lemah.
- Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas karena nyeri.
- Klien mengatakan semua
aktivitasnya dibantu keluarga.

DO :
- Klien tampak berbaring
lemah.
- Klien tampak terpasang infus
pada tangan kanan
- Tampak luka insisi apendiktomi
- Program pasien tirah baring
selama 24 jam setelah
dilakukan operasi
3. DS : Prosedur invasif (nyeri Resiko Infeksi
- Klien mengatakan nyeri di luka insisi post
luka insisi post apendiktomi apendiktomi)
DO :
- Tampak terdapat luka
inisisi post apendiktomi
- Pada saat ganti perban
tampak kemerahan pada
area luka insisi post
apendiktomi.
- S : 36,70C
- Leukosit 6.800 mm3
Tabel 4.6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. D Ruangan/No.Bed : Bougenvile /6
Umur : 42 Tahun Diagnosa Medis : Post Apendiktomi

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA JELAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen Utari
cidera fisik (luka insisi post apendiktomi) Rahmadina

2. Resiko infeksi berhubungan dengan


prosedur invasif (nyeri luka insisi post Utari rahmadina
apendiktomi)
3.
Utari
Hambatan mobilitas fisik berhubungan Rahmadina
dengan nyeri luka insisi post apendiktomi.
Implementasi 16 April 2019
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1. 16/04/2019 08:40 S
1. 16/04/2019 08:40 Nyeri
Nyeri akut
akut 1. Melakukan pengkajian nyeri, lokasi, frekuensi, S ::
1. Melakukan pengkajian nyeri, lokasi, frekuensi, Klien
berhubungan
berhubungan penyebaran, skala nyeri.
penyebaran, skala nyeri.
Klien mengatakan
mengatakan masih
masih nyeri
nyeri
namun
degan
degan agen
agen Hasil :
Hasil : namun sudah
sudah sedikit
sedikit berkurang
berkurang
setelah
cidera
cidera fisik (luka
fisik (luka a. Klien mengatakan nyeri dibagian luka post
a. Klien mengatakan nyeri dibagian luka post setelah dilakukan
dilakukan tehnik
tehnik
relaksasi
insisi
insisi post
post apendiktomi.
apendiktomi. relaksasi benson.
benson. Klien
Klien
mengatakan
apendiktomi)
apendiktomi)
b. Rasanya perih dan seperti tertusuk-tusuk.
b. Rasanya perih dan seperti tertusuk-tusuk. mengatakan saat
saat nyeri
nyeri timbul
timbul
c. Nyeri berlangsung ± 1-3 menit. klien mencoba melakukan
c. Nyeri berlangsung ± 1-3 menit. klien mencoba melakukan
tehnik
d. Klien mengatakan nyeri terasa sampai ke pinggang
d. Klien mengatakan nyeri terasa sampai ke pinggang tehnik relaksasi
relaksasi benson.
benson.
sebelah kanan.
sebelah kanan.
O
e. Nyeri yang dirasakan pada skala 6 (nyeri sedang)
e. Nyeri yang dirasakan pada skala 6 (nyeri sedang) O ::
Klien
Klien tampak
tampak sedikit
sedikit rileks,
rileks,
2. Observasi secara verbal dan non verbal tampak sesekali meringis
2. Observasi secara verbal dan non verbal tampak sesekali meringis
Hasil: menahan
Hasil: menahan nyeri,
nyeri, klien
klien tampak
tampak
08:30 Klien tampak sesekali meringis menahan nyeri dan sedikit berbaring dengan posisi supine,
08:30 Klien tampak sesekali meringis menahan nyeri dan sedikit berbaring dengan posisi supine,
gelisah. skala
gelisah. skala nyeri
nyeri 6.
6.
3. Mengatur posisi klien dengan supine atau berbaring A
3. Mengatur posisi klien dengan supine atau berbaring
Hasil: A ::
Masalah
08: 30
Hasil:
Klien mengatakan nyaman, klien terlihat lebih rileks Masalah nyeri
nyeri belum
belum teratasi.
teratasi.
08: 30 Klien mengatakan nyaman, klien terlihat lebih rileks
P
4. Mengajarkan tehnik relaksasi benson. P ::
Intervensi
4. Mengajarkan tehnik relaksasi benson.
Hasil: Intervensi dilanjutkan
dilanjutkan dengan:
dengan:
Hasil: 1. Manajemen nyeri
Klien mampu mengikuti tehnik relaksasi benson yaitu 1. Manajemen nyeri
Klien mampu mengikuti tehnik relaksasi benson yaitu 2. Pemberian
dengan cara memilih kalimat spiritual yang ingin diucap di
dengan cara memilih kalimat spiritual yang ingin diucap di 2. Pemberian analgetik
analgetik
09:00 3. Manajemen
09:00 dalam hati, baring dengan rilek, menutup mata,
dalam hati, baring dengan rilek, menutup mata, 3. Manajemen lingkungan
lingkungan
mengendurkan otot-otot tubuh, bernafas secara perlahan- :: kenyamanan
mengendurkan otot-otot tubuh, bernafas secara perlahan- kenyamanan
lahan dari hidung dengan pikiran tetap tenang dan fokus,
lahan dari hidung dengan pikiran tetap tenang dan fokus,
dan dengan hitungan 1-3 menghembuskan nafas melalui
dan dengan hitungan 1-3 menghembuskan nafas melalui
mulut dengan mengucapkan kalimat spiritual yang telah di
mulut dengan mengucapkan kalimat spiritual yang telah di
pilih di dalam hati.
pilih di dalam hati.
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

12:00 5. Memonitor tanda-tanda vital


TD : 120/80
S: 36,5 C
N: 88 x/m
RR : 22 x/m

06:30 6. Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik.


Norages 50 mg/2ml (2x1)
suntikan IV

2. 16/ 04/ 2019 09:15 Hambatan 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S:


mobilitas fisik perasaan secara verbal mengenai keterbatasan Klien mengatakan badannya
yang dialami masih terasa lemah, klien
berhubungan
memngatakan masih sulit
dengan nyeri Hasil:
melakukan aktivitas karena
luka insisi post a. Klien mengatakan badannya terasa lemah nyeri.
apendiktomi b. Klien mengatakan sulit untuk beraktivitas
karena nyeri O:
c. Klien mengatakan semua aktivitasnya di bantu Klien tampak berbaring
keluarga. lemah, tampak segala
kebutuhan klien masih
dibantu keluarga.
2. Ajarkan pasien dan keluarga melakukan latihan
09:30 ambulasi dengan melakukan ROM aktif dan A:
melakukan perawatan diri secara mandiri Masalah hambatan
sesuai kemampuan klien. mobilisasi fisik belum
10:30 teratasi
3. Melakukan bantuan perawatan diri pada klien
P:
Hasil:
Intervensi dilanjutkan
Personal hygine klien terpenuhi seperti mandi dengan :
dan mengganti baju 1. Terapi latihan: ambulasi
2. Bantuan perawatan diri
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

3. 16/05/19 08:15 Resiko infeksi 1. Melakukan perawatan luka dengan S:


berhubungan menggunakan tehnik steril. Klien mengatakan luka post
Hasil: apendiktomi masih teranya nyeri, dan
dengan
Luka tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, sesekali perih. Klien mengatakan
prosedur luka tampak bersih dan menutup kering, alat hanya makan makanan yang diberi
invasif perawatan luka yang digunakan steril, dan dari rumah sakit, namun hanya 3-4
melakukan perawatan luka sesuai dengan SOP. sendok saja.
Keluarga dan klien mengatakan
08:30 2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka. memahami tentang penyebab resiko
Hasil: luka tampak berih, sedikit tampak infeksi dan memahami kebutuhan
kemerahan disekitar area luka.
hygiene dengan mencuci tangan
09:00 yang baik dan benar.
3. Menganjurkan makan-makanan dengan asupan
nutrisi yang cukup.
O:
Hasil :
Luka tampak bersih, tampak sedikit
Kolaborasi dengan ahli gizi dengan pemberian
kemerahan di area luka.
makanan yang mengandung protein tinggi dan
Penkes tehnik cuci tangan yang benar,
rendah serat.
klien dan keluarga kooperatif.
10.00
4. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk
A:
mencuci tangan yang benar dan memberikan
Masalah resiko infeksi masih belum
informasi mengenai resiko infeksi
teratasi.
10.30 5. Anjurkan kepada pengunjung untuk mencuci
P:
tangan sewaktu masuk dan meninggalkan
Intervensi dilanjutkan dengan:
ruangan pasien.
1. Kontrol adanya infeksi
06:30 2. Perlindungan terhdap infeksi
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antibiotik.
Hasil:
Klien mendapatkan terapi obat ceftriaxone 2x1.
Implementasi 17 April 2019
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 17/04/2019 08:40 Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri, lokasi, frekuensi, S :
berhubungan penyebaran, skala nyeri. Klien mengatakan nyerinya
degan agen cidera Hasil : sudah sedikit berkurang
fisik (luka insisi a. Klien mengatakan masih nyeri dibagian luka post setelah dilakukan tehnik
post apendiktomi) apendiktomi. relaksasi benson. Klien juga
b. Rasanya masih sedikit perih. mengatakan sudah bisa
c. Nyeri berlangsung ± 1 menit. melakukan secara mandiri
d. Nyeri yang dirasakan pada skala 6 (nyeri sedang) tehnik relaksasi benson
apabila nyeri timbul.
2. Observasi secara verbal dan non verbal
08:30 O :
Hasil:
Klien tampak rileks, klien
Klien tampak sesekali menahan nyeri dan sedikit gelisah
tampak berbaring dengan
saat dilakukan perawatan luka. posisi supine, nyeri tekan
disekitar abdomen berkurang,
3. Mengatur posisi klien dengan supine atau berbaring skala nyeri 5.
08: 30 Hasil:
Klien mengatakan nyaman, klien terlihat lebih rileks A:
Masalah nyeri belum teratasi.
4. Mengajarkan tehnik relaksasi benson.
Hasil: P:
Klien mampu mengikuti tehnik relaksasi benson yaitu Intervensi dilanjutkan dengan:
09:00 dengan cara memilih kalimat spiritual yang ingin diucap 1. Manajemen nyeri
di dalam hati, baring dengan rilek, menutup mata, 2. Pemberian analgetik
mengendurkan otot-otot tubuh, bernafas secara 3. Manajemen lingkungan:
perlahan-lahan dari hidung dengan pikiran tetap tenang kenyamanan
dan fokus, dan dengan hitungan 1-3 menghembuskan
nafas melalui mulut dengan mengucapkan kalimat
spiritual yang telah di pilih di dalam hati.
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

12:00 5. Memonitor tanda-tanda vital


TD : 120/80
S: 36,3 C
N: 84 x/m
RR : 20 x/m

06:30 6. Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik.


Norages 50 mg/2ml (2x1)
suntikan IV

2. 17/ 04/ 2019 09:15 Hambatan 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan perasaan S:


mobilitas fisik secara verbal mengenai keterbatasan yang Klien mengatakan badannya
dialami masih terasa lemah, klien
berhubungan
juga mengatakan sudah bisa
dengan nyeri Hasil:
berjalan pelan-pelan
luka insisi post a. Klien mengatakan badannya terasa lemah melakukan aktivitas secara
apendiktomi b. Klien mengatakans sudah bisa beraktivitas mandiri
pelan-pelan
O:
09:30 2. Ajarkan pasien dan keluarga melakukan latihan Klien tampak masih lemah,
ambulasi dengan melakukan ROM aktif dan tampak sudah bisa ke wc
secara mandiri secara
melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai perlahan-lahan.
kemampuan klien.
A:
10:30 3. Melakukan bantuan perawatan diri pada klien Masalah hambatan mobilitas
Hasil: fisik belum teratasi.
Personal hygine klien terpenuhi seperti mandi P:
Intervensi dilanjutkan
dan mengganti baju.
dengan:
1. Terapi latihan: ambulasi
2. Bantuan perawatan diri
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

3. 17/ 04/ 08:15 Resiko infeksi 1. Melakukan perawatan luka dengan S:


berhubungan menggunakan tehnik steril. Klien mengatakan luka post
2019 apendiktomi masih terasa nyeri namun
dengan Hasil:
sudah sekit berkurang. Klien
prosedur Luka tidak tampak adanya tanda-tanda
mengatakan makan makanan yang
invasif infeksi, luka tampak bersih dan menutup diberi dari rumah sakit tidak habis
kering, alat perawatan luka yang hanya menghabiskan 6 sendok saja.
digunakan steril, dan melakukan
perawatan luka sesuai dengan SOP. O:
08:30 Luka tampak bersih, sudah tidak
2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka. tampak kemerahan di area luka, nyeri
tekan disekitar abdomen berkurang.
Hasil: luka tampak berih, tidak ada
09:00 tanda-tanda infeksi,
A:
3. Menganjurkan makan-makanan dengan Masalah resiko infeksi teratasi
asupan nutrisi yang cukup. sebagian.
Hasil :
P:
Kolaborasi dengan ahli gizi dengan
Intervensi dilanjutkan dengan:
06:30 pemberian makanan yang mengandung
1. Kontrol adanya infeksi
protein tinggi dan rendah serat.
2. Perlindungan terhdap infeksi

3. Kolaborasi dengan dokter untuk


pemberian antibiotik.
Hasil:
Klien mendapatkan terapi obat
ceftriaxone 2x1.
Implementasi 18 April 2019
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. 18/04/2019 08:40 Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri, lokasi, frekuensi, S :
penyebaran, skala nyeri. Klien mengatakan nyerinya
berhubungan sudah berkurang setelah
degan agen Hasil :
dilakukan tehnik relaksasi
a. Klien mengatakan nyeri dibagian luka post
cidera fisik benson. klien juga mengatakan
apendiktomi. jika nyeri timbul klien mencoba
(luka insisi post b. Rasanya perih dan seperti tertusuk-tusuk. melakukan tehnik relaksasi
apendiktomi) c. Nyeri berlangsung ± 10-30 detik. benson yang telah diajarkan
d. Klien mengatakan nyeri terasa saat dilakukan ganti secara mandiri
perban
O :
e. Nyeri yang dirasakan pada skala 5 (nyeri sedang)
Klien tampak berbaring dengan
posisi supine, nyeri tekan
2. Observasi secara verbal dan non verbal disekitar abdomen berkurang,
08:30 Hasil: skala nyeri 3.
Klien rileks dan mengeluh tentang nyeri di luka
berkurang. A:
Masalah nyeri teratasi sebagian.
08: 30
3. Mengatur posisi klien dengan supine atau berbaring
P:
Hasil: Intervensi dilanjutkan dengan:
Klien mengatakan nyaman, klien terlihat lebih rileks 1. Manajemen nyeri
2. Pemberian analgetik
4. Mengajarkan tehnik relaksasi benson. 3. Manajemen lingkungan
09:00 Hasil: : kenyamanan
Klien mampu mengikuti tehnik relaksasi benson yaitu
dengan cara memilih kalimat spiritual yang ingin diucap
di dalam hati, baring dengan rilek, menutup mata,
mengendurkan otot-otot tubuh, bernafas secara
perlahan-lahan dari hidung dengan pikiran tetap tenang
dan fokus, dan dengan hitungan 1-3 menghembuskan
nafas melalui mulut dengan mengucapkan kalimat
spiritual yang telah di pilih di dalam hati.
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

12:00 5. Memonitor tanda-tanda vital


TD : 120/80
S: 36,6 C
N: 80 x/m
RR : 20 x/m

06:30 6. Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik.


Norages 50 mg/2ml (2x1)
suntikan IV

2. 18/ 04/ 2019 09:15 Hambatan mobilitas 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan perasaan S:
fisik berhubungan secara verbal mengenai keterbatasan yang Klien mengatakan badannya
dengan nyeri luka dialami sudah tidak lemah lagi, klien
insisi post mengatakan sudah bisa
Hasil:
apendiktomi melakukan aktivitas secara
a. Klien mengatakan badannya sudah tidak lemah mandiri secara perlahan-
lagi. lahan.
b. Klien mengatakn sudah bisa beraktivitas secara
mandiri O:
09:30 Klien tampak rileks dengan
2. Ajarkan pasien dan keluarga melakukan latihan posisi duduk, tampak sudah
bisa melalukan aktivitas
ambulasi dengan melakukan ROM aktif dan
perlahan-lahan secara
melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai mandiri.
kemampuan klien.
10:30 A:
3. Melakukan bantuan perawatan diri pada klien Masalah Hambatan
Hasil: mobilitas fisik teratasi.
Personal hygine klien terpenuhi seperti mandi
P:
dan berganti baju Intervensi dihentikan.
NO TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

3. 18/ 04/ 08:15 Resiko infeksi 1. Melakukan perawatan luka dengan S:


2019 berhubungan menggunakan tehnik steril. Klien mengatakan nyeri pada luka post
dengan prosedur Hasil: apendiktomi berkurang dari
invasif sebelumnya. Klien mengatakan nafus
Luka tidak tampak adanya tanda-tanda
makan klien sudah seperti biasa, porsi
infeksi, luka tampak bersih dan menutup makanana yang diberikan dari rumah
kering, alat perawatan luka yang sakit habis.
digunakan steril, dan melakukan
perawatan luka sesuai dengan SOP. O:
08:30 Luka tampak bersih, tidak ada tanda-
2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka. tanda infeksi saat mengganti perban,
nyeri tekan di sekitar area abdomen
Hasil: luka tampak berih, luka tampak berkurang.
bagus dan tidak ada tanda-tanda infeksi. A:
09:00 Masalah resiko infeksi teratasi
3. Menganjurkan makan-makanan dengan sebagian.
asupan nutrisi yang cukup.
Hasil : P:
Intervensi dilanjutkan dengan:
Kolaborasi dengan ahli gizi dengan
1. Kontrol adanya infeksi
06:30 pemberian makanan yang mengandung
2. Perlindungan terhdap infeksi
protein tinggi dan rendah serat.

4. Kolaborasi dengan dokter untuk


pemberian antibiotik.
Hasil:
Klien mendapatkan terapi obat
ceftriaxone 2x1.
1. Leukosit dalam batas normal
2. 1 diagnosa tidak sesuai dengan teori yaitu diagnosa Hambatan
mobilitas fisik
3. Terdapat pengaruh relaksasi benson terhadap skala nyeri. Dari
skala nyeri 6 (sedang) ke skala nyeri 3 (ringan)

Anda mungkin juga menyukai