Anda di halaman 1dari 33

SUDDEN DEAFNESS

Oleh :
A Siti Nabila Nurfajri P Parawansa
11120172102

PEMBIMBING: dr. Mahdi Umar, Sp. THT-KL


ANATOMI
ANATOMI
FISIOLOGI

1. Indra Pendengaran

2. Pengatur keseimbangan
dan kesetimbangan
tubuh
? Sudden Deafnes
(Tuli Mendadak)
- Merupakan keadaan emergensi di telinga,

dimana telinga mengalami ketulian secara

mendadak

- Penurunan pendengaran > 30 dB

- Paling sedikit pada 3 frekuensi berurutan

- Waktu gradasi penurunan pendengaran

kurang dari 3 hari


EPIDEMIOLOGI
• Biasanya unilateral, hanya 1,7 - 2 % yang bilateral
• Di Amerika serikat terjadi 5-20 kasus/100.000 penduduk per
tahun
• Perbandingan laki-laki dengan perempuan relatif sama
• Usia rata-rata 40-54 tahun
Etiologi : Idiopatik
1. Infeksi : meningokokus, herpes
2. Autoimun : lupus eritematosus,
3. Trauma : patah tulang temporal
4. Vaskular : iskemik koklea
5. Neoplastik : metastasis
6. Obat ototoksik
Faktor Predisposisi Lain
• Penggunaan alkohol yang berlebihan,
• Kondisi emosional penderita, kelelahan,
• Penyakit metabolik (diabetes melitus, hiperlipidemia),
• Penyakit kardiovaskuler,
• Stres,
• Umur
• Kehamilan
Patofisiologi

■ Penyebab vaskular

– Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak.


Disebabkan oleh karena spasme, trombosis atau
perdarahan arteri auditiva interna karena pembuluh darah
koklea merupakan arteri ujung (end artery), sehingga bila
terjadi gangguan pada pembuluh darah ini, koklea akan
sangat mudah mengalami kerusakan
Patofisiologi
Patofisiologi
Gejala klinik

Pendengarannya
tiba-tiba berkurang
Tinitus Vertigo
unilateral atau
bilateral

Rasa penuh di
Otalgia Parestesia
telinga
Anamnesis
■ Onset
■ Progress
– tiba-tiba,
– progresif cepat,
– progresif lambat,
– fluktuatif
– stabil
■ Sifat
– Unilateral
– bilateral
Anamnesis
■ Gejala penyerta ■ Riwayat trauma
– Sensasi penuh pada telinga ■ Konsumsi obat-obatan ototoksik
– Tinnitus
■ Operasi
– Vertigo
■ Penyakit sebelumnya
– Disequilibrium
– Otalgia ■ Pekerjaan
– Nyeri kepala ■ Pajanan terhadap kebisingan
– Kel neurologis
– Keluhan sistemik
– Pasien seperti mendengar bunyi
”klik” atau ”pop” kemudian pasien
kehilangan pendengaran
Pemeriksaan Fisik
■ Inspeksi saluran telinga dan membrane timpani
– Fungsi : untuk membedakan tuli konduktif / tuli
sensorineural
– Otoskop pada Tuli konduktif :
■ Impaksi serumen
■ Otitis media
■ Benda asing
■ Perforasi membran timpani
Pemeriksaan Fisik
• Otoskop pada Tuli konduktif (lanjutan):
• Otitis eksterna yang menyebabkan edema
• Otosklerosis
• Trauma
• Kolesteatoma
• Otoskop pada tuli sensorineural
• hampir selalu normal

• Pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan neurologis dilakukan terutama pada


- Tuli mendadak bilateral
- Tuli mendadak dengan episode rekuren
- Tuli mendadak neurologis fokal
■ Hum Test
– Pasien diminta bersenandung
– Memberitahu apakah suara didengar lebih keras di satu telinga / keduanya
– Tuli konduktif:
■ suara didengar lebih keras pada telinga yang sakit
– Tuli sensorineural
■ Suara didengar lebih keras pada telinga yang sehat
Tes penala (Garpu Tala)
■ Tes Rinne ■ Tes Weber
– Tes Rinne : Positif – Tes Weber : lateralisasi ketelinga normal

■ Tes Schwabach
– Tes Schwabach : Memendek

Kesan:
Tuli Sensorineural
Pemeriksaan Audiometri
Audiometri nada murni
•Tes SISI. Dengan skor 100% atau kurang dari 70%
•Tes tone decay atau reflek kelelahan negatif
•Kesan : SNHL ringan – berat, bukan tuli retrokoklea
Audiometri nada tutur
•SDS (speech discrimination score) kurang dari 100%
•Kesan : SNHL
Audiometri impedans
•Timpanogram tipe A, reflek stapedius ipilateral negatif atau positif
sedangkan kolateral positif
•Kesan : SNHL koklea
BERA (anak)
•SNHL ringan - berat
Pemeriksaan penunjang
■ Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa kemungkinan infeksi virus/bakteri, DM,
hiperlipidemia, hiperfibrinogen, hipotiroid, penyakit autoimun dan faal hemostasis

■ ENG (Elektronistagmografi) : paresis kanal

■ CT Scan atau MRI kalau dicurigai penyebabnya neuroma akustik & malformasi tulang
temporal

■ Arteriografi : kasus diduga akibat trombosis


PENATALAKSANAAN
■ Non-medikamentosa

– Tirah baring sempurna(total bed rest) istirahat fisik dan


mental selama 2 minggu untuk menghilangkan atau
mengurangi stress yang besar pengaruhnya pada
keadaan kegagalan neovaskular.

– Diet rendah garam dan kolesterol


Medikamentosa

Vasodilatansia
(Complamin Inj.)
•3 x 1200 mg (4 ampul) slm 3 hari
•3 x 900 mg (3 ampul) slm 3 hari
•3 x 600 mg (2 ampul) slm 3 hari
•3 x 300 mg (1 ampul) slm 3 hari
Inhalasi
Prednison Vit. C Neurobion
Oksigen
4 x 10 mg 1 x 500 mg / 4 x 15 menit
3 x 1 / hari
(2 tablet) hari (2 L/menit)

Tappering off
tiap 3 hari
Anti viral Oksigen

Antiviral sesuai
Hati-hati Hipertonik
dengan virus
pada oksigen terapi
penderita DM penyebab
Evaluasi
■ Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama 1 bulan.

Sembuh Tidak Ada


• Perbaikan > • Rerata perbaikan
30 dB pada 10 – 3- dB pada
•Perbaikan ambang dengar <
30 dB pada frekuensi 250, 5 frekuensi •Perbaikan < 10
5 frekuensi 500, 1000, 2000 Hz dB pada 5
•dan dibawah 25 dB pada
frekuensi 4000Hz frekuensi

Sangat baik Baik


Bila gangguan pendengaran tidak sembuh dengan pengobatan
di atas, dapat dipertimbangkan pemasangan alat bantu dengar
(hearing aid). Apabila dengan alat bantu dengar juga masih
belum dapat berkomunikasi secara adekuat perlu dilakukan
psikoterapi dengan tujuan agar pasien dapat menerima
keadaan. Rehabilitasi pendengaran agar dengan sisa
pendengaran yang ada dapat digunakan secara maksimal bila
memakai alat bantu dengar dan rehabilitasi suara agar dapat
mengendalikan volume, nada dan intonasi oleh karena
pendengarannya tidak cukup untuk mengontrol hal tersebut.
Prognosis

Prognosis tuli mendadak tergantung pada


beberapa faktor: kecepatan pemberian obat,
Respon 2 minggu pengobatan pertama, usia,
derajat tuli saraf dan adanya faktor- faktor
predisposisi.

Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan


makin besar kemungkinan untuk sembuh, bila telah
lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh menjaadi
lebih kecil. Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap,
tetapi dapat juga tidak sembuh
Kesimpulan
•Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam
•Kelainan telinga luar atau tengah biasanya sebabkan tuli konduktif, sedangkan
kelainan telinga dalam sebabkan tuli sensorineural

•Tuli mendadak ialah tuli yang terjadi secara tiba-tiba, yang mana jenis ketuliannya
adalah sensorineural.
•Penyebabnya tidak dapat langsung diketahui, biasanya dikarenakan iskemik koklea
dan infeksi virus.
•Kelainan ini dimasukkan dalam keadaan darurat neurologi.

•Gejala yang dikeluhkan pasien berupa pendengarannya yang tiba-tiba berkurang pada
satu atau kedua telinga yang sebelumnya dianggap normal
•Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk
sembuh, bila telah lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh menjaadi lebih kecil.
Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh

Anda mungkin juga menyukai