Anda di halaman 1dari 32

• ALFI MAULANA

• AULIA HAMIYATUL FITRI


• DEWA AYU LINDA MAHAYANI
• HUMAIYASTRI
• NADYA PUSPA WARDANI
• NUR ADITA SULASTRI
• RYAN AKBAR HIDAYAT
• SITI RAHAYU WIDASARI PUTRI
• SUSI MARIYATI
• VEGA JUANDANA
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel.
1. Faktor predsiposisi
a. Genetik
2. Faktor prepitasi
a. Alergen
b. Perubahan cuaca
c. Stress
d. Lingkungan kerja
e. Olahraga/aktivitas jasmani yang berat
Usia Tua

Fungsi paru mengalami kemunduran

Elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang

Sulit bernafas
Tanda dan gejala akan mengarah pada Tanda dan gejalanya adalah sebagai
dua tipe pokok: berikut:

• Mempunyai gambaran klinik Kelemahan badan
• Batuk
dominant kearah bronchitis • Sesak napas
kronis • Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
• Mempunyai gambaran klinik • Mengi atau wheeze
kearah emfisema • Ekspirasi yang memanjang
• Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada
penyakit lanjut.
• Penggunaan otot bantu pernapasan
• Suara napas melemah
• Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
A. IDENTITAS
PASIEN PENANGGUNGJAWAB

Nama Ny “N” Nama Tn “S”


Umur 46 tahun Umur 47 tahun
Jenis Kelamin Perempuan Jenis Kelamin Laki-laki
Suku/bangsa Samawa/indonesia Suku/bangsa Samawa/indonesia
Agama Islam Agama Islam
Status Marietal Menikah Pekerjaan Tidak bekerja
Pekerjaan Ibu rumah tangga Pendidikan SD
Pendidikan SMA Bahasa yang Digunakan Indonesia

Bahasa yang Digunakan Indonesia Alamat Samapuin, sumbawa

Alamat Samapuin, sumbawa


Kiriman dari RS Taliwang
Cara Masuk IGD
Diagnosa Medis CKD & Efusi Pleura
Alasan Dirawat Bengkak bagian kaki
menjalar ke seluruh tubuh
B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan utama
Pasien mengatakan bengkak pada kaki dan menjalar ke tubuh
2. Keluhan saat dikaji
pasien mengatakan sesak dan susah BAB
3. Riwayat penyakit sekarang
pasien mengatakan bengkak pada kaki kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Kemudian dibawa
ke RS Taliwang pada tanggal 20 Januari 2019 dan dirujuk ke RSUD PROVINSI NTB pada tanggal 28
Januari 2019 dengan diagnosa medis CKD dan Efusi Pleura. Dilakukan rawat jalan selama 8 bulan
dan sudah hemodialisa ± 8 kali. Kemudian pindah rawat dari IGD ke ruang Gili Air pada tanggal 22
Agustus 2019 dan diberikan terapi infus RL 10 tpm, ketorolax, furosemid dan nasal kanule 3 lp.
Sudah dirawat 7 hari
4. Riwayat penyakit dahulu
pasien mengatakan pernah menderita penyakit diabetes ± 1 tahun yang lalu
5. Riwayat kesehatan keluarga
pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti yang diderita oleh pasien
maupun tidak

Ket :
Laki-laki Meninggal

Perempuan Penyakit yang


sama dengan
pasien

Garis keturunan Garis pernikahan

Tinggal satu rumah Pasien


6. Kesehatan lingkungan : pasien mengatakan tinggal di daerah yang
berdekatan antara rumah yang satu dengan yang lainnya
7. Riwayat kesehatan lain : pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
C. RIWAYAT BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL

1. Pola persepsi dan tata laksanaan hidup sehat


Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2-3 kali sehari ,dan rajin
menyapu rumahnya

Setelah sakit :pasien mengatakan mandi 2-3 kali sehari dengan di lap oleh
suaminya
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3-4 kali sehari dengan 1 porsi
habis

Setelah sakit : pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan ½ porsi
habis
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat BAK kurang lebih 3-4 kali sehari
warna urine kuning jernih dengan bau khas urinr . BAB 2-3
kali sehari dengan konsistensi lembek , warna kuning bau
khas feses

Setelah sakit : pasien mengatakan BAK kurang lebih 3 kali sehari di sertai
keluar darah dan sedikit nyeri dan bau khas urine , BABA tidak
lancar sekalinya BAB nyeri dan sedikit keluar warna hitam bau
khas feses dan agak keras

4. Pola tidur dan istirahat


Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur kurang lebih 13 jam dalam sehari , tidur
malam 10-11 jam dan siang 2-3 jam

Setelah sakit : pasien mengatakan susah tidur saat malam hari kurang lebih 3
jam per malam tidur siang kurang lebih 2 jam
5. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat berjalan dan lari lari kecil , namun
jarang berolahraga

Setelah sakit : pasien mengatakan hanya dapat tidur dan terbaring di bed
rumah sakit , serta susah untuk bergerak
6. Pola hubungan dan peran
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat menjalankan perannya sebagai
ibu rumah tangga

Setelah sakit : pasien mengatakan tidak bias menjalankan kesehariannya


karena berbaring lemah di rumah sakit
7. Pola sensori dan kognitif
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak tahu tebtang penyakitnya , tidak
gangguan pengelihatan dan sebagainya

Setelah sakit : pasien mengatakan banyak mendapat informasi tentang


penyakitnya

8. Pola persepsi dan konsep diri


Sebelum sakit : pasien mengatakab percaya diri melakukan aktifitas sehari hari

Setelah sakit : pasien mengatakan dapat menerima keaddannya dan bersyukur


keluarga selalu mendampingi dan mensuport untuk sembuh
9. Pola seksual dan reproduksi
Sebelum sakit : pasien mengatakan melakukan hubungan seksual 1-2 kali seminggu, hubungan
dengan suami harmonis

Setelah sakit : pasien mengatakan tidak dapat dan tidak bergairah dalam melakukan
hubungan suami istri karna terbaring lemas di rumah sakit. Hubungan
dengan suami harmonis, suami pasien tetap menemani pasien di rumah sakit

10. Pola mekanisme / penanggulangan stress atau kopping


Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat bercerita kepada keluarga bila ada masalah
yang di hadapi

Setelah sakit : pasien mengatakan hanya dapat bercerita masalah yang di hadapi
kepada suami dan perawat di rumah sakit karna merasa cemas

11. Pola tata nilai dan kepercayaan


Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu menjalankanibadah shalat 5 waktu

Setelah sakit : pasien mengatakan selama di rumah sakit hanya bias berdoa di tempat tidur
D. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan status generalis
- Keadaan umum : sedang
- TTV :
TD :160/100 mmhg
RR : 26 x/menit
Nadi : 76 x/menit
Suhu : 37
- GCS : E4 V5 M6
- Kesadaran : compos mentis
- Antropometri :
TB : 156 cm
BB : 55 kg ( sebelum sakit), 50 kg (saat sakit)
IMT :20,5
2. Pemeriksaan Fisik
ORGAN INSPEKSI PALPASI AUSKULTASI PERKUSI

Kepala Simetris, tidak ada lesi, Tidak ada nyeri - -


kulit kepala bersih tekan

Mata Simetris, tidak ada lesi Tidak ada nyeri - -


tekan
Hidung Simetris, tidak ada lesi, Tidak ada nyeri - -
bulu hidung jarang tekan

Mulut Mukosa bibir agak kering, Tidak ada nyeri - -


tidak ada lesi tekan

Telinga Simetris, tidak ada lesi Tidak ada nyeri - -


tekan
Rambut Warna hitam dan lembab - -

wajah Simetris, tidak ada lesi Tidak ada nyeri - -


tekan
ORGAN INSPEKSI PALPASI AUSKULTASI PERKUSI
Leher Simetris, tidak ada tanda- Tidak ada nyeri
tanda pembesaran limfa, tekan, tidak ada
terdapat bekas luka operasi pembesaran limfa
pemasangan vp shunt di
leher sebelah kanan

Dada Simetris, tidak ada lesi, Tidak ada nyeri


tampak penggunaan otot tekan
bantu napas
Jantung Iktus cordis tidak Terdengar s1 Pekak
teraba, kardiomegali dan s2
Paru-paru Frekuensi napas 26 x/menit Ekspansi dinding Terdengar Agak pekak
dada abnormal suara ronchi
Abdomen Agak buncit dan mengkilat, Asites Bising usus 14 Agak pekak
tampak asites x/menit

Genetalia Terpasang kateter, tidak ada Tidak ada benjolan - -


lesi dan nyeri tekan
Ekstremitas Terpasang infus RL 10 tpm Tidak ada nyeri - -
di tangan kanan tekan 4 4
Nilai otot 4 4
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL


HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,5 g/dL 14,0-22,5
Leukosit 12.300 AUL 10.000-26.000
Eritrosit 3,46 Juta/UL 4,00-6,00
Trombosit 160.000 /UL 100.000-400.000
KIMIA KLINIK
Fungsi Ginal
Ureum 78 Mg/dL 10-50
Kreatinin 6,1 Mg/dL 0,6-1,1
DIABETES
GDS 44 Mg/dL <160.000
2. Rontgen : Efusi Pleura bilateral, edema pulmonal
3. ECO : Kardiomegali
4. USG : Thorax Marker
5. CT-SCAN :-
F. TERAPI OBAT
NO Nama Obat Dosis Rute Kegunaan Obat
1 Ketorolax 3x1 IV Untuk meredakan rasa nyeri
2 furosemid 3x1 IV Untuk mengeluarkan penumpukan cairan
Nama Pasien : NY “N” No. RM : 040860
Umur : 46 tahun Ruangan : Gili air
A. ANALISA DATA

NO Sign/Symptom Etiologi Problem


1 S : Pasien mengeluh sesak Penumpukan cairan pada Ketidakefektifan
rongga pleura pola nafas
O:
1. Tampak penggunaan alat Ekspansi paru menurun
bantu napas
2. Terdengar suara ronchi Kompensasi untuk
3. Suara pekak di lapang meningkatkan intake O2
paru
4. Hasil TTV :
Meningkatkan frekuensi
TD : 160/100 mmHg
nafas
N : 78 x/menit
RR : 26 x/menit
Pola napas tidak efektif
S : 37˚ C
SpO2 = 96%
B. Rumusan Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan meningkatnya
frekuensi pola nafas ditandai dengan pasien mengeluh sesak, tampak
penggunaan alat bantu nafas, terdengar suara ronchi, suara pekak di
lapang paru, TD : 160/100 mmHG, N : 78 x/menit, RR : 26 x/menit, s :
37˚C dan SpO2 : 96%
Nama pasien : NY. “N” No. RM : 040860
Umur : 46 tahun Ruangan : Gili Air

A.Prioritas Masalah
1. ketidakefektifan pola nafas
B. Intervensi Keperawatan
No Hari/Tgl Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Rabu, 1 Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Untuk
28 tindakan mengetahui
Agustus keperawatan perkembangan
2019 selama 2 x24 jam TTV pasien
diharapkan pola
nafas efektif 2. Berikan pasien 2. Meningkatkan
dengan kriteria posisi semi ekspansi
hasil : fowler dinding dada
 RR = 20x/menit
 tidak mendengar 3. Auskultasi 3. Untuk
suara ronchi suara napas mengetahui
 ekspansi dinding apakah ada
dada normal suara tambahan
 TTV dalam atau tidak
rentang normal
 tidak ada
penggunan alat
bantu napas
 pasien mengatakan 4. Perkusi lapang 4. Untuk
tidak sesak paru mengetahui
apakah
terdapat
kelainan pada
paru-paru

5. Untuk
5. Berikan membantu
oksigen nasal pernapasan
kanule pasien

6. Kolaborasi 6. Untuk
pemberian mengeluarkan
antidiuretik cairan
furosemide berlebih
dalam tubuh

7. Batasi asupan 7. Agar tubuh


cairan pasien tidak
kelebihan
cairan
Nama Pasien : NY. “N” No. RM : 040860
Umur : 46 Tahun Ruangan : Gili air
Hari/Tgl Jam Dx Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
Kamis, 11.00 1 1. Memonitor TTV 1. TTV :
29 TD : 160/100 mmHg
Agustus N : 78x/menit
2019 RR : 26 x/menit
s : 37˚C
SpO2 : 96%

12.15 2. Memberikan pasien 2. Pasien


posisi semi fowler mengatakan
sesak sedikit
berkurang

12.25 3. Mengauskultasi suara 3. Masih terdengar


napas suara ronchi

12.30 4. Melakukan perkusi 4. Masih terdengar


lapang paru pekak

12.45 5. Memberikan oksigen 5. Pasien


melalui nasal kanul mengatakan
sesak agak
berkurang
13.00 6. Membatasi asupan 6. Pasien diberikan
cairan pasien infus RL 10 tpm

Jumat, 12.00 1 1. Memonitor TTV 1. TTV :


30 TD : 150/80 mmHg
Agustus N : 80x/menit
2019 RR : 20x/menit
S : 37˚C
SpO2 : 96%

12.30 2. Memberikan pasien 2. Pasien


posisi semi fowler mengatakan
sesak mulai
berkurang

12.35 3. Mengauskultasi 3. Masih


suara napas terdengar
ronchi

12.45 4. Melakukan perkusi 4. Masih


lapang paru terdengar pekak
12.50 5. Memberikan 5. Pasien
oksigen melalui mengatakan
nasal kanule sudah tidak
sesak lagi

13.00 6. Membatasi asupan 6. Pasien diberikan


cairan pasien infus RL 10 tpm
Nama Pasien : NY “N” No. RM : 040860
Umur : 46 tahun Ruangan : Gili air

Hari/tanggal jam Dx Evaluasi paraf


Jumat, 30 Agustus 10.0 1 S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak
2019 0
O : masih terdengar suara ronchi dan pekak di lapang
paru, RR : 20 x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan, pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai