Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR BETON

Oleh :
RIA OKTAVIANI SINIA
SISTEMATIKA
PEMBAHASAN
1. PENDAHULUAN

Menurut SNI 2847:2013, beton adalah


PENGERTIAN campuran semen portland atau semen
BETON hidrolis lainnya, agregat halus,
(CONCRETE) agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan tambahan (admixture).

1. Semen Portland

BAHAN 2. Agregat Halus Agregat menempati 70-75% volume beton


yang Mengeras. Agregat Yang dapat
PENYUSUN 3. Agregat Kasar melalui saringan No.4 (4,75 mm) dapat
diklasifikasikan sebagai agregat
BETON ringan/halus. Sedangkan Agregat yang
tertahan di saringan No.4
(CONCRETE) diklasifikasikan sebagai Agregat Kasar

4. Air

5. Bahan Tambah (optional)


1. PENDAHULUAN
KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN BETON , Menurut Tjokrodimuljo, 2007
KEUNGGULAN BETON : KEKURANGAN BETON :
1. Harga Yang Relatif murah karena 1. Bahan dasar penyusun beton, agregat
menggunakan bahan-bahan dasar yang umumnya halus maupun agregat kasar bermacam-
mudah didapat macam sesuai dengan lokasi
2. Termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan pengambilannya, sehingga cara
panas, tahan terhadap pengkaratan atau perencanaan dan pembuatannya bermacam-
pembusukan oleh kondisi lingkungan, macam.
sehingga biaya perawatan menjadi lebih 2. Beton mempunyai beberapa kelas
murah kekuatannya sehingga harus direncanakan
3. Mempunyai kuat tekan yang cukup tinggi sesuai dengan bagian bangunan yang akan
sehingga jika dikombinasikan dengan baja dibuat, sehingga cara perencanaan dan
tulangan yang mempunyai kuat tarik tinggi pelaksanaannya bermacam-macam pula.
sehingga dapat menjadi satu kesatuan 3. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah,
struktur yang tahan tarik dan tahan tekan. sehingga getas atau rapuh dan mudah
4. Pengerjaan atau workability mudah karena retak. Oleh karena itu perlu diberikan
beton mudah untuk dicetak dalam bentuk dan cara-cara untuk mengatasinya, misalnya
ukuran sesuai keinginan. Cetakan beton dengan memberikan baja tulangan, serat
dapat dipakai beberapa kali sehingga baja dan sebagainya agar memiliki kuat
secara ekonomi menjadi lebih murah. tarik yang tinggi
1. PENDAHULUAN

1. Kuat Tekan
Kuat tekan beton f’c didasarkan atas pengujian beton pada umur 28
hari dengan benda uji silinder dengan ukuran tinggi 300 mm dan
diameter 150 mm atau silinder dengan ukuran tinggi 200 mm dan
diameter 100 mm.

Pada benda uji silinder pola keruntuhan yang terjadi dapat berupa
SIFAT pola splitting untuk beton normal seperti pada gambar a atau pola
MEKANIK geser seperti pada gambar b atau pola geser dan splitting seperti
pada Gambar c, pola kedua dan ketiga ini biasanya terjadi pada
BETON beton mutu tinggi.

Gambar 1. Pola Keruntuhan Benda Uji Silinder


1. PENDAHULUAN

1. Kuat Tekan
Kuat tekan silinder untuk beton normal rata-rata 0,83 kali kuat
tekan kubus, namun angka sebenarnya tergantung dari mutu beton
yang diuji. Semangkin tinggi kuat tekan beton maka rasio kuat
tekan silinder terhadap kubus akan mendekati satu. Pengaruh ukuran
benda uji (size effect) terhadap kuat tekan beton pada beton mutu
tinggi sangat kecil dibandingkan dengan beton normal.
SIFAT
MEKANIK Kuat tekan uniaksial benda uji silinder/kubus dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
BETON

dengan  = kuat tekan silinder/kubus


P = beban yang dipikul pada saat runtuh
A = luas penampang silinder/kubus
1. PENDAHULUAN

2. Kuat Tarik Lentur


Pengujian kuat tarik beton dilakukan dengan dua cara yaitu tarik
lentur dan splitting. Pengujian kuat tarik lentur dilakukan terhadap
balok diatas dua perletakan dan dibebani dengan dua beban terpusat
yang simetris seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pada serat
bawah antara dua titik pembebanan akan terjadi kuat tarik maksimum
yang merata. Pada pengujian kuat tarik lentur balok, benda uji yang
SIFAT digunakan berukuran 150 mm x 150 mm x 500 mm dibebani dengan
kecepatan pembebanan antara 0,0143 Mpa/detik sampai 0,020 Mpa/detik.
MEKANIK
BETON Kuat tarik lentur beton dihitung dengan rumus sebagai berikut :

dengan fr = kuat tarik lentur


P = beban pada saat runtuh
l = panjang bentang
b = lebar balok
d = tinggi balok
1. PENDAHULUAN

SIFAT
MEKANIK
BETON
1. PENDAHULUAN

3. Kuat Tarik Belah


Pengujian kuat tarik splitting menggunakan benda uji silinder dengan
ukuran yang sama dengan pengujian kuat tekan dengan sumbu benda uji
berada diantara dua pelat mesin uji seperti ditunjukkan pada Gambar
Selanjutnya benda uji dibebani sampai terbelah, untuk mencegah
SIFAT terjadinya tegangan lokal pada sisi pembebanan maka disisipkan
MEKANIK potongan triplek antara benda uji dengan pelat. Kecapatan pembebanan
BETON pada pengujian ini sebesar 0,02 Mpa sampai 0,04 MPa per detik.

Kuat tarik splitting beton dihitung dengan rumus sebagai berikut:

dengan ft = kuat tarik splitting


P = beban pada saat runtuh
l = panjang benda uji
d = diameter benda uji
1. PENDAHULUAN

4. Modulus Elastisitas Beton


Pengujian modulus elastisitas beton dilakukan
dengan menekan benda uji. Kurva hubungan
tegangan regangan pada beton mulai dari titik
awal O sampai akhir berbentuk lengkung,
sehingga tidak jelas dimana batas proporsional
SIFAT bahan. Umumnya pada beton batas proporsional
bahan ditentukan 40% dari nilai tegangan
MEKANIK hancur, sebab sampai tegangan 40% kurva masih
BETON dapat dianggap lurus.

Regangan hancur pada beton umumnya sebesar 0,3%


nilai ini jauh lebih kecil dengan nilai
regangan pada baja pada saat putus yaitu
sebesar kira-kira 20%, sehingga beton dikatakan
material getas.
1. PENDAHULUAN

Rumus modulus elastisitas beton


SIFAT
MEKANIK
BETON
dengan w adalah berat jenis
beton yang berkisar antara
1500-2500 kg/m3

Gambar 3. Hubungan Tegangan Regangan Beton


1. PENDAHULUAN

Untuk beton normal (w berkisar 2320


kg/m3), pada umumnya nilai modulus
Rumus modulus elastisitas beton elastisitas dapat diambil sebagai
berikut:

SIFAT
MEKANIK
BETON
dengan w adalah berat jenis
beton yang berkisar antara
1500-2500 kg/m3
1. PENDAHULUAN
4. Susut (shrinkage)
 Selama beton dalam proses pengerasan setelah
dicetak, beton akan mengalami perubahan volume
 Jika kadar air dalam beton berkurang karena proses
evaporasi, maka beton akan menyusut, namun apabila
beton direndam dalam air, maka beton akan
mengembang
 Beberapa penyebab perubahan volume dalam beton
SIFAT antara lain adalah adanya perubahan kadar air,
reaksi kimia antara semen dengan air, adanya
MEKANIK perubahan temperatur serta adanya beban yang
BETON diberikan pada beton
 Seiring dengan mengeringnya beton, maka volume
akan menyusut, yang kemungkinan diakibatkan oleh
adanya tegangan tarik kapiler dari air yang ada
dalam beton
 Untuk mengurangi potensi susut beton, pada umumnya
beton dirawat, dapat dengan disiram atau direndam
dalam air, selama jangka waktu tidak kurang dari 7
hari
1. PENDAHULUAN

5. Rangkak (Creep)
 Beton adalah merupakan material yang bersifat
elastoplastis, dan diawali dengan tegangan yang
kecil, regangan plastis akan muncul sebagai
tambahan dari regangan elastis
SIFAT  Setelah beban tetap bekerja, maka deformasi
MEKANIK plastis akan berlanjut hingga jangka waktu
BETON kurang lebih satu tahun
 Deformasi ini akan bertambah dengan cepat pada
sekitar 4 bulan pertama setelah beban bekerja.
Deformasi plastis yang terjadi selama beban
tetap bekerja sering dikenal dengan isitilah
rangkap (creep).
2. BETON BERTULANG

Beton Bertulang merupakan kombinasi antara beton dan


PENGERTIAN baja. Kombinasi keduanya membentuk sutu elemen struktur
BETON dimana dua macam komponen saling bekerjasama dalam
menahan beban yang bekerja/dibebankan ke elemen
BERTULANG tersebut, dimana beton menahan gaya tekan dan geser
yang terjadi, sedangkan tulangan baja mempunyai fungsi
menahan gaya tarik (lentur).

Hasil kombinasi dari keduanya, menghasilkan banyak


keuntungan dari masing-masing material seperti : daya
tahan yang baik terhadap api dan cuaca, kekuatan tekan
yang baik, serta kemampuan istimewa dari beton untuk
dibentuk dan kekuatan tarik yang tinggi.
2. BETON BERTULANG

 Beton Polos (Kuat tekan tinggi)


 Tulangan Baja (Kuat Tarik
Tinggi)

Penempatan Tulangan Pada Daerah Tarik


2. BETON BERTULANG

Elemen Struktur Beton Bertulang :


1. Pelat Lantai
2. Balok
3. Kolom
4. Rangka
5. Dinding
6. Pondasi

Beban Yang Bekerja Pada Struktur


Beton Bertulang :
1. Beban Mati
2. Beban Hidup
3. Beban Angin
4. Beban Gempa

Anda mungkin juga menyukai