Anda di halaman 1dari 18

1.

AGUNG PRATAMA RAHAYU


2. NOVI YANTI NIRMALA
3. YULIANI AJENG WULANDARI
I. Klasifikasi
1. Superdomain : Phylogenetica
2. Domain : Bacteria
3. Filum : Proteobacteria
4. Kelas : Gammaproteobac
5. Ordo : Enterobacteriales
6. Famili : Enteriobacteriaceae
7. Genus : Escherichia
8. Spesies : coli
II. Sifat bakteri
A. Morfologi
1. Merupakan bakteri gram negatif
2. Berbentuk batang pendek (coccobasil)
3. Berukuran 1,1 - 1,5 μm x 2,0 – 6,0 μm
4. Volume sel berkisar 0,6 – 0,7 μm3
5. Tidak berkapsul
6. Tidak berspora
7. Aerob, anaerobik fakultatif
B. Fisiologi
1. Hidup pada rentang suhu 20 – 40˚c
2. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana
3. Banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal
4. Dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare
PATOGENITAS

Terdapat lima serotipe E.colipatogen yang dapat menginfeksi manusia yaitu:


• Enterotoxigenic E.coli (ETEC)
• Enteropathogenic E.coli (EPEC)
• Enteroinvasive E.coli (EIEC)
• Enteroaggregative E.coli (EAEC)
• Shiga like toxin Producing (STEC)atau biasa disebut Enterohaemorrhagic E.
coli (EHEC).
Serotipe adalah variasi yang berbeda dalam spesies bakteri yang
diklasifikasikan bersama berdasarkan antigen permukaan sel mereka, yang
memungkinkan klasifikasi organisme tersebut ketingkat sub spesies.Selain
menyebabkan diare, E.coli juga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing,
sepsis dan meningitis
1. Enterotoxigenic E.coli (ETEC)merupakan salahsatu kelompok yang paling
banyak menimbulkan diare pada ternak, dan pada anak-anak balita di negara
berkembang. ETEC juga biasa disebut sebagai ‘Traveler’s diarrhea karena
disinyalir sebagai penyebab diare bagi para wisatawan dari negara maju ke
negara berkembang. Pertama kali mewabah pada manusia tahun 1960
dengan gejala diare akutyang disebabkan oleh enterotoxin
2. Enteropathogenic Escherichia coli(EPEC) merupakan penyebab utama diare
pada bayi dan anak-anak di negara berkembang. EPEC secara sporadis dapat
menyebabkan diare di Negara industri. Salah satu faktor virulensinya adalah
kemampuannya berkoloni dipermukaan usus dan memproduksi bundle
forming pili (bfpA)dan gen eaeA. Kedua gen ini yang digunakan untuk
identifikasi adanya EPEC, dan untuk pembagian serotipe EPEC. Serotipe
EPECdibagimenjadi dua yaitu EPEC typical dan EPEC atypical. Apabila strain
EPEC tersebut memiliki plasmideaeA dan gen bfpAmaka diklasifikasikan
kedalam serotipe EPEC typical, dan apabila tidak memiliki plasmid eaeA
maka diklasifikasikan dalam serotipe EPEC atypical
3. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)merupakan grup
E.colipatogen yang secara biokimia, genetic dan
patogenesisnya mirip dengan Shigella. Bakteri ini
menginfeksi dengan cara berkoloni di sel epitel. Infeksi
EIEC dilaporkan sering terjadi dinegara dengan sanitasi
yang jelekdan status sosial ekonomi yang rendah. Secara
sporadikdiwilayah industrijuga sering menjadi perantara
bakteri ini. Namun demikian penularan juga bisa terjadi
melalui makanan dan air yang tercemar
4. Enteroagregative Escherichia coli (EAEC), mempunyai
sifat Aggregative Adherenceyaitu melekat pada sel epitel
dan berkoloni didinding usus. Ditemukan pertamakali
tahun 1987 pada anak yang menderita diare di Santiago,
Chile. Pada umumnya EAEC ini merupakan diare akut dan
persisten pada anak-anak dan dewasa di negara industri
dan di negara yang sedang berkembang. Bakteri ini
ditularkan dari hewan seperti sapi, babi, dan kuda
5. Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC) disebut juga Verocytotoxin
Producing Escherichia coli (VTEC) karena mempunyai efek sitotoksik pada
sel vero, suatu seldari monyet hijau di Afrika. Bakteri ini juga disebutShiga
Toxin Producing Escherichia coli(STEC) karenabakteri ini mampu
menghasilkan Shiga Like Toxin1dan 2 (Stx 1 dan Stx 2) yang sangat
potensial menyebabkan infeksi(Suardana, et al., 2014; Helmi, et al.,2013).
Bakteri ini disebut dengan Shiga toxinkarena toksin bakteri mempunyai
sifat hampir sama dengan Shigella desentriaetipe 1, meskipun secara
genetikberbeda.
IV. Analisa Laboratorium
A. Sampel yang digunakan pada pengujian bakteri E. Coli adalah
produk makanan atau minuman
B. Media dan reagen yang dapat digunakan pada pengujian bakteri
E.Coli :
1. Brilliant Green Lactose Bile (BGLB), 2 % Broth
2. Lauryl Tryptose Broth (LTB)
3. EC Broth
4. Levine’s Eosin Methylen Blue (L-EMB) agar
5. Tryptone (Tryptophane) Broth (TB)
6. MR-VP Broth
7. Simmon Citrate Agar
8. Plate Count Agar
9. Larutan Butterfield’s phosphate buffered
10. Pereaksi Kovacs
11. Pereaksi VP
12. Indikator MR
13. Pereaksi pewarnaan gram
C. Identifikasi
a. Brilliant Green Lactose Bile (BGLB), 2 % Broth

b. Lauryl Tryptose Broth (LTB)


c. EC Broth

d. Levine’s Eosin Methylen Blue (L-EMB) agar


e. Tryptone (Tryptophane) Broth (TB)

f. MR-VP Broth
h. Indikator MR

i. Simmon Citrate Agar


j. Pereaksi pewarnaan gram
V. Pengobatan
1. Pengobatan diare

a. Kemoterapeutika

b. Obstipansia

c. Spasmolitika

2. Pengobatan infeksi saluran kemih

a. UTI (Urinary Tract Infection) tanpa komplikasi

b. Pielonefritis

c. Anak-anak

d. Berulang UTI

3. Pengobatan sepsis

a. Pada anak-anak dan dewasa

b. Sepsis prognosis

4. Pengobatan meningitis

a. Pengobatan meningitis bakteri


VI. Pencegahan
1. Mencuci tangan
Mencuci tangan adalah hal yang paling penting untuk dilakukan, terutama setelah
menggunakan kamar mandi, menyentuh hewan dan juga sebelum menyiapkan
makanan. Membilas tangan dengan air juga membantu mengurangi bakteri.
2. Memasak daging sapi dengan benar
Daging sapi harus dimasak dengan suhu 70 derajat Celcius (gunakan termometer
untuk memastikan). Memasak sayuran hijau selama 15 detik pada suhu 70 derajat
Celcius dapat membunuh bakteri E-Coli.
3. Hindari makanan yang berisiko terkena E-Coli
Hindari makanan yang dipasteurisasi seperti susu, keju, dan jus. Hindari pula kontak
dengan kotoran manusia dan hewan.
4. Jangan menelan air mentah sembarangan
Ketika berada di kolam renang, sungai, atau kolam halaman belakang, jangan
menelan air mentah begitu saja. Beberapa jenis E. coli dapat menyebabkan penyakit
dengan memproduksi sesuatu yang disebut toksin Shiga. Infeksi dimulai ketika Anda
menelan toksin Shiga yang tak terlihat. Hal ini dapat terjadi ketika Anda menelan
sejumlah kotoran manusia atau hewan dengan mulut Anda.
5. Kebiasaan bersih
Bersihkan semua talenan dan peralatan dapur seperti rak atau kulkas. Cuci tangan
setelah menyentuh daging mentah. Bedakan talenan untuk memotong buah atau
sayuran dan daging mentah, seperti ayam, ikan, atau daging merah.

Anda mungkin juga menyukai