kemungkinan terjadinya kerusakan obat, hen- daklah dikaji dengan saksama.
Penarikan kembali produk dilakukan bila :
o cacat mutu o reaksi yg merugikan kesehatan Lanjutan . . . . Penarikan kembali produk mengakibatkan : Penundaan produksi obat tsb. Penghentian produksi obat tsb. Keluhan-2 produk obat dapat disebabkan : keluhan mutu karena kerusakan fisik, kimiawi, biologi dari produk atau kemasannya. keluhan tentang reaksi yang merugikan: alergi, toksisitas, reaksi fatal dan reeaksi medis lainnya keluhan tentang efek terapetik obat. Lanjutan . . . . Evaluasi terhadap keluhan dilakukan secara mendalam, meliputi : pengkajian seluruh informasi keluhan. pengujian sampel obat yg dikeluhkan. Bila perlu, dilakukan pengujian sampel pertinggal. pengkajian semua data dan dokumentasi. Perhatian khusus hendaknya diberikan untuk menetapkan apakah keluhan disebabkan oleh pemalsuan. Lanjutan . . . . • Apabila suatu bets ditemukan cacat, agar di- periksa bets lainnya. • Khusus bets yang mengandung pengolahan ulang dari bets yang cacat, hendaklah di-selidiki. • Tindak lanjut setelah evaluasi /penyelidikan : • Tindakan perbaikan • Penarikan kembali satu bets/ seluruhnya • Tindakan lain yang tepat. Lanjutan . . . .
Keputusan penarikan kembali produk :
Dapat diprakarsai oleh industri farmasi atau Otoritas Pengawasan Obat. Secara intern hendaklah datang dari Ka.Bag. Pemastian mutu dan manajemen perusahaan. Dapat melibatkan satu bets atau lebih. Dapat mengakibatkan penundaan atau penghentian pembuatan produk. Lanjutan . . . .
• Produk yang ditarik kembali, hendaklah
diberi indentifikasi dan disimpan terpisah di area yang aman, sementara menunggu keputusan terhadap produk tersebut. ( KARANTINA ). Lanjutan . . . . • Berdasarkan hasil evaluasi, produk kembalian dapat dikategorikan sbb. : produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi, sehingga dapat dikem-balikan ke dalam persediaan. Produk kembalian yang dapat diproses ulang. Produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi DAN tidak dapat diproses ulang. Lanjutan . . . . • Produk kembalian yang tidak bisa diolah ulang hendaklah dimusnahkan sesuai prosedur.
• Prosedur pemusnahan hendaklah mencakup:
• pencegahan pencemaran lingkungan • Pencegahan penyalah-gunaan produk oleh orang yang tidak mempunyai wewe nang.