Anda di halaman 1dari 38

KSM ILMU KEDOKTERAN JIWA

RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

LAPORAN KASUS
SKIZOAFRENIA
Pembimbing :
dr. HOTMA MARINTAN, Sp.KJ
dr. DINI MIRSANTI, Sp.KJ

Disusun oleh :
Nurul Hadiyati Maharani,S.Ked
FAB 118 035
1
SKIZOFRENIA
Yaitu sekelompok gangguan psikosis fungsional yg ditandai
oleh distorsi pikiran dan persepsi yg mendasar dan khas, afek
yg tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yg jernih & kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran
kognitif dpt berkembang kemudian.

Insiden :
0,2 % - 0,8 % / tahun
Pria : wanita : 4 : 1
Onset : Pria : 15 – 25 tahun
wanita : 25 – 35 tahun
GAMBARAN KLINIK

Gangguan Proses Pikir:


Asosiasi Longgar, inkoheren, tangensial, stereotipik verbal,
blocking, mutisme, ekolalia, alogia, asosiasi bunyi,
neologisme, konkretisasi

Gangguan Isi Pikir


Waham, miskin ide

Gangguan Persepsi:
Halusinasi, Ilusi, depersonalisasi dan
derealisasi
Gangguan Emosi:
Afek tak serasi (Inappropriate), afek labil dan afek tumpul atau
datar, kedangkalan respon emosi sampai anhedonia

Gangguan Penampilan dan perilaku:


Penelantaran penampilan, menarik diri secara sosial,
Gerakan tubuh yang aneh dan wajah yang menyeringai,
perilaku ritual, sangat ketolol-tololan, agresif, perilaku
seksual yang tak pantas, gejala katatonik (stupor,
gaduh gelisah), fleksibilitas serea, katalepsi, stereotipi
dan mennerism, negativistik, automatisme komando,
echolalia dan ekhopraxia
Gangguan Neurokognitif:
Gangguan atensi menurunnya kemampuan untuk
menyelesaikan masalah, gangguan memori serta fungsi
eksekutif

Gangguan Motivasi:
kehilangan kehendak, disorganisasi, dan tidak ada
aktivitas
Identitas Pasien

■ Nama (inisial) : Ny. N


■ Usia : 37
■ Alamat : Jl. Pelatuk
■ Jenis Kelamin : Perempuan
■ Status Pernikahan : Belum Menikah
■ Suku : Banjar
■ Agama : Islam
■ Pendidikan : SMA
■ Pekerjaan : Wirausaha
■ Tanggal Masuk RS : 10-9-2019
Riwayat Psikiatrik

■ Keluhan Utama : Kontrol ulang obat habis


■ Riwayat Gangguan Sekarang : Dilakukan wawancara
dan observasi di ruang poli Jiwa RSUD dr. Doris Sylvanus
pada tanggal 10 September 2019 pukul 07.00 WIB. Dari
hasil observasi didapatkan perempuan usia 37 tahun
dengan roman wajah sesuai usia, dengan rambut hitam
diikat rapi, menggunakan baju berwarna putih berbunga-
bunga, yang dilapisi jaket berwarna biru dengan celana
kulot, menggunakan sendal jepit berwarna hitam, kuku
pendek dan tampak bersih, tidak tercium bau tidak sedap.
Pasien juga menggunakan totebag berwarna hitam.
■ Dm : Nama saya dokter muda Nurul, kalau nama ibu siapa bu?
■ Os : Nor Hasanah
■ Dm : ibu tau yang duduk disamping ibu siapa ?
■ Os : ibu saya
■ Dm : ibu tahu sekarang ibu ada dimana?
■ Os : ada di RS Doris
■ Dm : Ibu tadi ke RS jam berapa bu?
■ Os : subuh, jam 5
■ Dm : Wah pagi sekali ya, naik apa bu ke RS nya ?
■ Os : naik angkot
■ Dm : Ada angkot subuh-subuh bu?
■ Os : ada punya tetangga
■ Dm : oh begitu, kenapa pagi sekali ibu berangkat dari rumah ?
■ Os : biar antriannya sedikit, biar cepat ketemu dokter
■ Dm : Oh begitu, mengapa ibu kepingin cepat ketemu dokter?
■ Os : obat saya habis
■ Dm : oh jadi tujuan ibu ke RS karena habis obatnya bu, tidak ada sisa nya bu?
■ Os : ada sisa 1 aja
■ Dm : kalau boleh tau obat apa saja ibu?
■ Os : saya g tau namanya, tapi ada warna pink,putih,dan orange
■ Dm : menurut ibu mengapa harus minum obat ?
■ Os : biar sembuh tidak kambuh
■ Dm : boleh dijelaskan kambuh ini seperti apa menurut ibu?
■ Os : saya bisa kerasukan mba, kerasa kemasukan kekuatan
■ Dm : kekuatan apa maksud ibu?
■ Os : kekuatannya itu bias buat tubuh saya melakukan sesuatu diluar keinginan saya,
■ Dm : bias diberikan contohnya bu?
■ Os : saya bias bicara meracau, ketawa-tawa sendiri, menangis tiba-tiba
■ Dm : pernah ibu liat kekuatan itu seperti apa? Seperti cahaya? Atau seperti sesuatu?
■ Os : g pernah liat mba, kerasa aja badan saya ada yang masuk, ada yang gerakin
tanpa kemauan saya
■ Dm : oh begitu. Mulai kapan ibu minum obat ?
■ Os : mulai tahun 2001
■ Dm : 2001 itu obat nya dari RS Doris?
■ Os : bukan, dari kalawa
■ Dm : Siapa yang mengantar ibu ke kalawa?
■ Os : bapak saya
■ Dm : sempat ibu di rawat inap di kalawa?
■ Os : g pernah
■ Dm : obat nya sama ya bu di kalawa dengan disini?
■ Os : beda
■ Dm : Apa yg berbeda ibu?
■ Os : di kalawa ada yg disuntik ada yang diminum
■ Dm : oh ingat obat nya apa saja bu?
■ Os : 3 jenis yg diminum, 1 yg disuntik
■ Dm : perasaan ibu bagaimana setelah minum obat ?
■ Os : enak, hati tenang
■ Dm : kalau g minum obbat?
■ Os : sakit kepala, perasaan g enak
■ Dm : sebelum ke kalawa ada ibu berobat kemana saja?
■ Os : ke orang pintar
■ Dm : kalau boleh tahu tahun berapa bu? Berapa kali ibu berobat ?
■ Os : lupa pastinya.. 1999. 1x aja
■ Dm : terus mengapa ibu g ke orang pintar lagi ?
■ Os : g sembuh
■ Dm : di orang pintar ada dikasih obat ? ada dibilang sesuatu sama orang pintarnya?
■ Os : Cuma minuman doa, sakit ada jin masuk
■ Dm : setelah itu ibu pernah kemana lagi berobat?
■ Os : ke sini (Rs Doris)
■ Dm : ibu tahu mengapa ibu ke Doris ?
■ Os : karena kalawa pindah
■ Dm : jadi dari tahun 2001 sampai sekarang 2019 ibu selalu ke RS terus?
■ Os : iya 1 bulan 1x
■ Dm : pernah ibu lupa minum obat ?
■ Os : pernah
■ Dm : waktu kapan?
■ Os : waktu bapak saya meninggal
■ Dm : Oh itu karena lupa ya?
■ Os : karena g ada yang ngantar
■ Dm : kalau boleh tahu kapan bapak meninggal ?
■ Os : tahun 2010
■ Dm : bagaimana perasaan ibu saat itu ?
■ Os : sedih, bapak sering antar
■ Dm : waktu g minum obat itu ada yang terjadi bu?
■ Os : ada mendengar suara
■ Dm : boleh diceritain bu suara seperti apa? Perepuan/laki-laki? Ditelinga mana ibu
dengar? Biacara apa aja suaranya? Ada keliatan badannya nya bu?
■ Os : suara seperti perempuan, 2 telinga, bilang saya anak kurang hajar, bangsat, orang
gila,tua belum nikah, g ada badannya hanya suara
■ Dm : ibu ingat terakhir mendengar kapan?
■ Os : emm… 1 bulan yang lalu
■ Dm : suara muncul tiba-tiba atau ada kejadian apa baru muncul bu? Os : kalau saya
menyendiri, g ada orang yang menemanai saya muncul kadang suaranya
■ Dm : pernah lah suaranya menyuruh melakukan sesuatu?
■ Os : g pernah menyuruh
■ Dm : tadi ibu ada bilang belum menikah, kalau boleh tau mengapa ibu belum
nikah?
■ Os : g ada yang mau sama saya, karena kata keluarga saya gila
■ Dm : pernah ibu mencari pasangan sendiri atau dibantu kenalan sama keluarga ?
■ Os : G pernah, saya dirumah saja g kemana mana, g ada kenalan
■ Dm : oh begitu, ada keluhan lagi yg ingin disampaikan bu ?
■ Os : saya akhir-akhir ini sering sedih keingetan bapak, sering mimpiin bapak
■ Dm : kalau sedih biasanya ibu bagaimana ?
■ Os : diam aja kepingin nangis tapi g bisa
■ Dm : dibawa doa dan zikir bu, biar hati ibu tenang. Ada lagi yang ibu ingin
sampaikan bu?
■ Os : tidak ada
■ Alloanamnesis dengan ibu pasien di poli Jiwa
■ Ibu pasien mengatakan kesurupan terjadi pertama kali saat SMP, kesurupan masal
hampir 1 sekolah anak perempuannya kesurupan semua, kata gurunya siswi yang
kesurupannya diawali pingsan tiba-tiba mendadak ada yang menjerit, tertawa,
menangis, berbicara dan berlari-lari. Diobati oleh guru SMP, dan sembuh. Namun
sejak saat itu pasien sering sekali kambuh. Kadang disekolah, kadang dirumah
■ Akhirnya karena merasa semakin parah menurut keluarga, dibawa berobat ke orang
pintar, tapi hanya 1x, diberi minuman berisi doa yang harus diminum steiap hari.
Pasien tidak sembuh total hanya berkurang sering kesurupannya
■ Karena sering mengatakan lemas, dan semakin pendiam pasien akhirnya dibawa
olah bapaknya ke RS Kalawa dari tahun 2001-2010, ada diberi obat dan suntik tapi
tidak tahu apa, pasien tidak pernah kerasukan lagi
■ Tahun 2010 bapaknya meninggal, obat habis belum ada control ulang, pasien
mengalami kerasukan lagi, menangis tiba-tiba, tertawa sendirian, bicara melantur
tanpa ada lawan bicara. Dan katanya ada mendengar suara suarangomong kalau
dia anak kurang hajar, bangsat, orang gila, sudah tua tapi belum nikah
■ Setelah diberi obat kadang kadang kambuh, kalau pasien g ada teman, g ada yang
mengajak beraktifitas bersama. Kambuh terakhir 1 bulan yang lalu pasien tiba tiba
bicara sendiri, tertawa, nangis yang paling sering, tapi kalau ditanya kenapa nangis,
pasien selalu menjawab tidak ada menangis dan pasien kaget karena baju pasien
sudah basah karena nangis.
■ Riwayat Gangguan Sebelumnya
■ 1. Riwayat Gangguan Psikiatri :
■ ± 23 tahun smrs (thn 1996) pasien saat SMP sering mengalami kerasukan, pasien
merasa tubuhnya ada di masukin oleh kekuatan dan setelah itu pasien akan
melakukan hal-hal yang tidak diinginkan oleh pasien. Menurut keluarga pasien saat
kerasukan pasien dapat berbicara sendiri tanpa ada orang lain, menangis tiba tiba
tanpa ada hal yang menyedihkan, tertawa sendiri tanpa ada sesuatu yang lucu.
Apabila pasien kerasukan disekolah, guru pasien akan memberikan bawang, dan
tanaman lain yang pasien lupa nama nya ke kepala pasien hingga pasien sadar.
Sehari hari pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi
dapat dilakukan sendiri tanpa perlu diperintah. Pasien bersekolah MTS di Annur.
Disekolah pasien memiliki sedikit teman, namun pasien suka bermain dengan
teman saat istirahat. Waktu luang pasien dipergunakan untuk dirumah membantu
mengurus rumah, memasak dan mengurus adik adik.
■ ± 20 tahun smrs (thn 1999) pasien masih sering kerasukan, dan sering pingsan
karena lemas, lelah karena kerasukan. Orang tua pasien akhirnya membawa pasien
ke orang pintar, orang pintar ada memberikan air air yang telah ada doanya untuk
diminum. Namun pasien merasa perubahannya hanya sedikit. Sehari hari pasien
dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi namun perlu
diperintah. Pasien bersekolah di MAN model, pasien merasa pelajaran semakin
susah untuk diikuti dan pasien mendapat ranking terakhir. Namun pasien dapat
menyelesaikan SMA di MAN. Pasien mulai malas bermain bersama teman sekelas
pasien, memiliki 2 orang teman dekat, bermain bersama teman dekat saja didalam
kelas. Waktu luang pasien dipergunakan untuk dirumah membantu mengurus
rumah yang ringan seperti menyapu saja. Aktivitas sehari-hari pasien hanya berada
di rumah menonton televisi.
■ ± 20 tahun smrs (thn 1999) pasien masih sering kerasukan, dan sering
pingsan karena lemas, lelah karena kerasukan. Orang tua pasien akhirnya
membawa pasien ke orang pintar, orang pintar ada memberikan air air yang
telah ada doanya untuk diminum. Namun pasien merasa perubahannya
hanya sedikit. Sehari hari pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari
seperti makan, mandi namun perlu diperintah. Pasien bersekolah di MAN
model, pasien merasa pelajaran semakin susah untuk diikuti dan pasien
mendapat ranking terakhir. Namun pasien dapat menyelesaikan SMA di
MAN. Pasien mulai malas bermain bersama teman sekelas pasien, memiliki
2 orang teman dekat, bermain bersama teman dekat saja didalam kelas.
Waktu luang pasien dipergunakan untuk dirumah membantu mengurus
rumah yang ringan seperti menyapu saja. Aktivitas sehari-hari pasien hanya
berada di rumah menonton televisi.
■ ± 9 tahun smrs (2010) bapak pasien meninggal. Pasien semakin
menjadi pendiam. Pasien selalu control ulang setiap bulan, namun
setelah bapak meninggal keluarga pasien sering melihat pasien
berbicara dan menangis sendiri tanpa ada orang lain didekat pasien.
Pasien mengaku mendengar suara bisikan perempuan di telinga
kanan dan kiri pasien. Bisikan itu sering mengatakan bahwa pasien
anak kurang hajar, bangsat, orang gila, dan sudah tua belum
menikah. Sehari hari pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari
seperti makan, mandi namun perlu diperintah. Waktu luang pasien
dipergunakan untuk berdiam diri dirumah, kadang kadang pasien
menonton apabila disuruh, pasien hanya berbicara dengan orang
rumah saja.
■ Kondisi Medik Umum : Demam (-) Kejang (-) Riwayat trauma (-) Riwayat
Hipertensi (-) Diabetes Melitus (-)
■ Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol: tidak ada menggunakan rokok maupun
minum-minuman keras

■ Riwayat Kehidupan Pribadi


■ Riwayat prenatal : pasien anak ke 1 dari 3 bersaudara, anak
yang diharapkan, pasien lahir secara normal dirumah, ditolong oleh bidan, umur ibu
saat melahirkan ibu lupa, BB lahir ±3 kg , tidak ada trauma/cedera/sakit saat ibu
hamil pasien, lahir langsung menangis.
■ Riwayat masa kanak awal (0-3 thn) : Pasien tinggal bersama ayah, ibunya, nenek
dan kakek, minum asi hingga 1 tahun, dan sejak lahir telah diberikan makanan yg
dilembutkan. Pasien diasuh oleh ibu dan neneknya. Perkembangan dan
pertumbuhan normal seperti adik pasien
■ Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 thn) : Usia 6 tahun pasien masuk SD. Saat SD pasien
tidak pernah mendapat ranking 10 besar. Memiliki teman dekat suka bermain bersama.
■ Riwayat masa remaja (11-18 thn) : SMP, dan SMA pasien tidak pernah mendapat ranking 10
besar. Ranking semakin menurun, pernah ranking terakhir. Tidak emiliki teman. Jarang keluar
rumah untuk bermain dengan teman sebaya.
■ Riwayat dewasa muda : pasien tidak melanjutkan kuliah dikarenakan
pasien merasa tidak mampu mengikuti pelajaran dan keadaan ekonomi keluarga sedang tidak
baik. Pasien membantu ibu pasien untuk membungkus kue buat dijual, dan ± 3bulan terakhir
membantu ibu pasien berjualan didepan rumah
■ Riwayat pendidikan : SD, SMP, SMA dipalangkaraya, tidak melanjutkan
kuliah karena merasa tidak mampu untuk mengikuti pelajaran dan keadaan ekonomi keluarga
sedang tidak baik, karena hanya bapak saja yang kerja sedangkan adik masih kecil-kecil sedang
sekolah juga
■ Riwayat pekerjaan : wirausaha membantu ibu berjualan dan membantu
ibu pasien membungkus kue untuk dijual oleh orang lain
■ Riwayat pernikahan : belum menikah, pasien ingin menikah namun
mengatakan tidak ada yang mau dengan pasien
■ Riwayat kehidupan beragama : pasien sholat tidak 5 waktu, sering hanya 3 waktu
saja. Apabila ada hari raya pasien selalu sholat dimasjid
■ Riwayat psikoseksual : pasien memiliki ketertarikan terhadap
lawan jenis, pasien mengaku dulu sempat berpacaran 1x namun karena tidak
cocok hubungan tersebut tidak dilanjutkan. Pasien sekarng tidak sedang dekat
dengan siapapun
■ Riwayat pelanggaran hukum : pasien tidak pernah melanggar hokum
■ Genogram
■ Situasi Kehidupan Sekarang : pasien tinggal berdua bersama ibu pasien, hampir
seluruh waktu dihabiskan dirumah menonton tv, membantu membungkus kue,
menyapu, mencuci, dan membantu berjualan di depan rumah.
■ Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya : pasien mengaku perlu berobat
agar tidak lagi kesurupan/badan terasa dimasukin roh, sering pingsan, dapat
berbicara tanpa ada orang lain, dapat menangis atau tertawa tanpa sebab dan
sakit kepala apabila obat habis. Keluarga pasien kadang-kadang mengatakan
pasien mengalami gila. Tetangga pasien tidak ada yang menjauhi atau pun
mengejek
Status Mental

■ Deskripsi Umum
■ Penampilan : perempuan usia 37 tahun dengan roman wajah
sesuai usia, dengan rambut hitam diikat rapi, menggunakan baju berwarna putih
berbunga-bunga, yang dilapisi jaket berwarna biru dengan celana kulot,
menggunakan sendal jepit berwarna hitam, kuku pendek dan tampak bersih, tidak
tercium bau tidak sedap. Pasien juga menggunakan totebag berwarna hitam.
■ Perilaku dan aktivitas motorik : pasien duduk tenang, sering memainkan tas nya,
sering menundukan kepala, menjawab apabila ditanya, pasien mau membaca,
menulis, menggambar jika disuruh
■ Pembicaraan : menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik,
volume sedang, intonasi sedang, artikulasi jelas, pembendaharaan kata cukup,
Responnya terhadap pertanyaan agak lambat.
■ Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
■ Kesadaran : compos mentis, berubah
■ Orientasi
■ Waktu : baik (pasien mengetahui bahwa pasien berangkat ke RS
subuh jam 5)
■ Tempat : baik (pasien mengetahui bahwa sekarang pasien sedang di
poli jiwa)
■ Orang : baik (pasien mengetahui bahwa disebelah pasien adalah
ibu kandung)
■ Mood dan Afek :
■ Mood : sedih (sering mengingat akan bapaknya yang
telah meningggal)
■ Afek : tumpul
Keserasian = inapropriate
■ Proses Pikir
■ Bentuk pikir : non realistic (pasien mengatakan bahwa sakitnya karena
ada kekuatan yang masuk ke badan pasien)
■ Arus pikir : koheren (aktifitas dirumah menonton tv, membantu
membungkus kue, menyapu, mencuci, dan membantu
berjualan di depan rumah)
■ Isi pikir : pesimis (pasien ingin menikah namun mengatakan tidak
ada yang mau dengan pasien)
■ Gangguan persepsi : delusion of passivity, halusinasi auditorik Halusinasi derajat
2
Kemauan
■ Merawat diri : pasien melakukan perawatan diri secara mandiri tanpa perlu
di suruh
■ Fungsi : pasien dapat membantu mengurus rumah
■ Relasi : hanya berbicara pada keluarga
■ Waktu luang : mengisi luang dengan berdiam diri dirumah
■ Aktivitas sehari-hari : membantu ibu membungkus kue dan menjaga toko,
mengurus rumah

■ Fungsi Intelektual
■ Kemampuan berbahasa : menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik,
volume sedang, intonasi sedang, artikulasi jelas, pembendaharaan kata cukup,
Responnya terhadap pertanyaan agak lambat.
■ Daya ingat : Long term : Baik (pasien ingat tanggal lahir)
■ Intermediet : Baik (pasien ingat nama pemeriksa)
■ Short term : Baik (pasien ingat menu makan pagi)

■ Daya konsentrasi : Baik (dapat mengeja secara terbalik nama Dm)


■ Kemampuan membaca dan menulis : Baik (dapat membaca nametag pemeriksa
dan dapat menulis nama dan tanggal lahir)
■ Visuospasial : Baik (dapat menggambar segitiga, segiempat, jam
pukul 03.00)
■ Intelegensi dan daya informasi : Baik (dapat menjawab pengurangan 100-7-
7-7, mengetahui nama presiden)
■ Pikiran abstrak : Baik (mengetahui persamaan ember dan panic)
■ Pikiran kreatif : Baik (dapat melakukan aktivitas seperti
sebelum sakit)
■ Kemampuan menolong diri : Baik (dapat melakukan aktivitas dasar seperti
mandi, dll secara mandiri)
■ Daya Nilai
■ Daya nilai sosial : Baik (apabila ada dompet terjatuh dijalan, pasien
akan mengembalikan dompet tersebut dengan melihat kartu identitas)

■ Uji daya nilai : Baik (pasien memahami perlunya minum obat
secara teratur)

■ Penilaian realita : Terganggu (pasien meyakini badan pasien bisa
dimasukin oleh kekuatan dari luar, suara yang didengar pasien itu nyata)

■ Pengendalian Impuls : mampu menggendalikan diri

■ Tilikan (Insight) : derajat 3

■ Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
■ Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
■ TTV
■ TD : 110/80
■ DN : 90
■ RR : 18
■ Suhu: 36,4 C
■ Pemeriksaan Status Internus : dalam batas normal
■ Pemeriksaan Status Neurologikus : dalam batas normal

■ Ikhtisar Penemuan Bermakna


■ Deskripsi Umum
■ Penampilan : perempuan, roman wajah sesuai usia, rapi
■ Perilaku dan aktivitas motorik: pasien duduk tenang, sering memainkan tas nya, sering
menundukan kepala, menjawab apabila ditanya, pasien mau membaca, menulis,
menggambar jika disuruh
■ Pembicaraan : menggunakan Bahasa Indonesia
dengan baik, volume sedang, intonasi sedang, artikulasi jelas,
pembendaharaan kata cukup, Responnya terhadap pertanyaan agak
lambat.

■ Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif


■ Kesadaran : compos mentis, berubah
■ Orientasi
■ Waktu : Baik
■ Tempat : Baik
■ Orang : Baik
■ Proses Pikir
■ Bentuk pikir : non realistik
■ Arus pikir : koheren
■ Isi pikir : pesimis
■ Gangguan persepsi : waham dan halusinasi auditorik

■ Fungsi Intelektual
■ Kemampuan berbahasa : Baik
■ Daya ingat : Baik
■ Daya konsentrasi : Baik
■ Kemampuan membaca dan menulis : Baik
■ Visuospasial : Baik
■ Intelegensi dan daya informasi : Baik
■ Pikiran abstrak : Baik
■ Pikiran kreatif : Baik
■ Kemampuan menolong diri : Baik
■ Formulasi Diagnostik
■ Diagnosis : Berdasarkan hasil autoanamnesis dan aloanamnesis yang
dilakukan menurut PPDGJ III, pasien memenuhi kriteria F.20, Skizofrenia yang
ditemukan pada pasien yaitu:
■ Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
■ Delusion of passivity= waham terhadap dirinya tidak berdaya dan pasrah, terhadap
suatu kekuatan dari luar, (tentang dirinya= secara jelas merujuk ke pergerakan
tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus). Pasien
merasa ada kekuatan yang masuk ketubuh pasien sehingga tubuh pasien diambil alih.
■ Halusinasi auditorik, suara yang berkometar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien. Pasien mendengar suara perempuan di kedua telinga pasien yang mengatakan
pasien anak kurang hajar, bangsat, dan orang gila.
Pasien memenuhi kriteria F20.5 skizofrenia residual
■ Gejala negative menonjol
■ Riwayat satu episode psikotik yang menonjol
■ Sedikitnya sudah melampau kurun waktu satu tahun, gejala halusinasi berkurang
(minimal)
■ Tidak terdapat demensia/ penyakit gangguan otak organic

■ Diagnosis Banding :
■ 1. F 25.1 gangguan skizoafektif tipe depresif
■ 2. F 20.4 depresi pasca skizofrenia
■ Aksis I : F 20.5 skizofrenia residual
■ Aksis II : F 60.6 gangguan kepribadian cemas
■ Aksis III : tidak ada diagnosis
■ Aksis IV : masalah dengan primary support grup (keluarga)
■ Aksis V : GAF highest level past year 70-61
GAF current period 70-61
Etiologi Faktor Factor presipitasi Factor perpetuasi
predisposisi (mempercepat) (membuat selalu
(Kecendrungan) ada)

Biologi - - -

Psikologi Anak yang pendiam Kematian ayah -

Interpersonal - Sikap keluarga yang sering dibilang gila


tidak peduli terhadap
pasien

Sistem Medik - - -
Faktor memperberat Faktor memperingan

Awitan muda Pengobatan teratur


Kronik Genetik tidak ada
Dominan gejala negative Respon pengobatan baik
Dukungan keluarga kurang baik Jaminan kesehatan tersedia
Jarak kef askes dekat
Stressor jelas

Kesan : dubia ad bonam


■ Rencana Penatalaksanaan
■ Farmakoterapi : risperidone 2 mg 2x1
■ Non-Farmakoterapi :
■ Psikoedukasi keluarga :
– Menjelaskan ke ibu pasien, bahwa penyakit pasien merupakan penyakit
berkepanjangan yang harus selalu mengkonsumsi obat
– Memberitahu ibu pasien agar melibatkan anggota keluarga yang lain dan
mengajak keluarga saat control untuk memahami penyakit pasien
– Memberitahu keluarga bahwa pasien tidak boleh di katakana gila
– Mengajak pasien untuk beraktivitas bersama (tidak boleh ditinggal sendiri)
– Mengajak pasien untuk berkomunikasi dengan tetangga sekitar
■ Psikoedukasi pasien :
– Menjelaskan bahwa pasien harus rutin minum obat agar tidak terjadi kambuh
– Memotivasi agar pasien dapat berkomunikasi dengan tetangga
– Memotivasi pasien beraktivitas bersama keluarga (tidak boleh ditinggal sendiri)
■ Diskusi Terapi
■ risperidone obat antipsikotik atipikal yang dapat mengatasi gejala positif
dan negative. Golongan obat ini memiliki efek samping minimal

Anda mungkin juga menyukai