Anda di halaman 1dari 21

KEJANG DEMAM

PADA ANAK
Hatfina Izzati
NIDM : 2636 1076 2012
Pembimbing : dr. Roito Elmina G.H, Sp.A
Definisi

Kejang demam didefinisikan sebagai


bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (>380C, rektal),
biasanya terjadi pada bayi dan anak antara
umur 6 bulan dan 5 tahun, yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium.
Etiologi
Bakteri :
Penyebab kejang demam hingga kini masih belum diketahui dengan
Tractus Respiratorius : Pada tractus Urogenitalis
pasti. Ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam:
Pharingitis
menyebabkan kejang demam, yaitu: Pyelitis
Tonsilitis
 Demamnya sendiri. Cystitis
Laryngitis
 Efek produk toksik daripada mikroorganisme (kuman dan virus)
Pyelonephritis
Bronchitis
terhadap otak.
Otitis Media
 Respon alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi.
Pneumonia Virus :
 Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Varicella
 Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan atau yang
Pada Gastro Intestinal Tract : Morbili
tidak diketahui.
Dysenteri Baciller, Shigellosis Dengue
 Gabungan semua faktor di atas.
Sepsis
Epidemiologi
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak dengan umur
berkisar antara 6 bulan sampai 5 tahun, insidensi
tertinggi pada umur 1 sampai 2 tahun (usia rerata 22
bulan).

Kejang demam berulang terjadi pada 30% sampai 50%


anak dengan kejang demam pertama dibawah usia 1
tahun dan 28% anak dengan kejang demam pertama
diatas usia 1 tahun.
Klasifikasi
Menurut Livingston

Kejang demam sederhana Epilepsi yang diprovokasi oleh


(Simple Febrile
demam (epilepsy triggered off
Convulsion)
by fever)
 Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun.
 Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih Kejang demam yang tidak memenuhi salah
dari 15 menit.
 Kejang bersifat umum.
 Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul satu atau lebih dari ketujuh kriteria modifikasi
demam.
 Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang Livingston di atas digolongkan pada epilepsi
normal.
 Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu yang diprovokasi oleh demam.
sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan.
 Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak
melebihi 4 kali.
Menurut Prichard dan Mc Greal

Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Tidak Khas

 Kejangnya bersifat simetris, artinya akan


terlihat lengan dan tungkai kiri yang Kejang demam yang tidak
kejang sama seperti yang kanan.
 Usia penderita antara 6 bulan – 4 tahun.
memenuhi butir tersebut diatas
 Suhu 100 oF (38oC, rectal ) atau lebih.
 Lamanya kejang berlangsung kurang
dari 30 menit. digolongkannya sebagai kejang
 Keadaan neurology (fungsi saraf) normal
atau setelah kejang juga tetap normal. demam tidak khas.
 EEG (electro encephalography –
rekaman otak) yang dibuat setelah tidak
demam adalah normal.
Menurut Fukuyama

Kejang Demam Sederhana


Kejang Demam Kompleks
 Dikeluarga penderita tidak ada riwayat
epilepsi.
 Sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak
oleh penyebab apapun. Kejang demam yang tidak memenuhi
 Serangan kejang demam yang pertama
terjadi antara usia 6 bulan – 6 tahun. kriteria tersebut, maka digolongkannya
 Lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari
20 menit. sebagai kejang demam jenis kompleks
 Kejang tidak bersifat fokal.
 Tidak didapatkan gangguan atau
abnormalitas pasca kejang.
 Sebelumnya juga tidak didapatkan
abnormalitas neurologis atau abnormalitas
perkembangan.
 Kejang tidak berulang dalam waktu singkat.
Kejang Demam

Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks


(Simple febrile seizure) (Complex febrile seizure)

Kejang demam sederhana adalah


kejang demam yang berlangsung Kejang berlangsung lebih dari 15
singkat, kurang dari 15 menit, dan menit, kejang fokal atau parsial
umumnya akan berhenti sendiri. satu sisi, atau kejang umum
Kejang berbentuk umum, tonik dan didahului kejang parsial, berulang
atau klonik, tanpa gerakan fokal. atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Kejang tidak berulang dalam waktu 24
jam
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis

Kejang Demam Sederhana Kejang demam kompleks


(Simple Febrile Seizure) (Complex Febrile Seizure)

 Onset : Singkat, < 15 menit  Onse t: > 15 menit

 Bentuk bangkitan: Kejang  Bentuk bangkitan : Kejang

umum tonik dan atau klonik fokal atau parsial satu sisi,

 Tanpa gerakan fokal atau kejang umum didahului

 Rekurensi : tidak berulang kejang parsial

dalam 24 jam  Rekurensi : Berulang atau


lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium

Bila dicurigai adanya meningitis, ensefalitis. Untuk


mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam.
 Pungsi Lumbal
Bila kejang disertai dengan penurunan kesadaran/mental,
kaku kuduk, kejang lama, paresis, peningkatan sel darah
putih, tidak adanya faktor pencetus yang jelas.
The American Academy of Pediatric sangat
merekomendasikan pemeriksaan pungsi lumbal pada
serangan pertama kejang disertai demam pada anak usia
dibawah 12 bulan.
Pemeriksaan Penunjang

 Neuroimaging (CT-Scan atau MRI)


Tidak rutin dilakukan dan hanya atas indikasi seperti :
 Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
 Paresis nervus VI
 Papiledema

 Elektroensefalografi
Tidak direkomendasikan. Namun dapat dilakukan
pada kejang demam yang tidak khas, misal : kejang
demam pada usia anak lebih darri 6 tahun.
Penatalaksanaan

Antipiretik
 Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali,
atau
 Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali sehari

Kejang (-)
Maintenance dose : 4-5
mg/kgBB/hari dimulai 12
jam kemudian
Pengobatan Jangka Panjang (Rumatan)

Pengobatan jangka panjang hanya diberikan jika kejang demam


menunjukan ciri-ciri sebagai berikut (salah satu):
 Kejang lama > 15 menit
 Kelainan neurologi yang nyata sebelum/sesudah kejang :
Hemiparesis, retardasi mental, hidrosefalus.
 Kejang fokal

Pengobatan jangka panjang dipertimbangkan jika :


 Kejang berulang 2 kali/lebih dalam 24 jam
 Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
 Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
Pengobatan Jangka Panjang
 Fenobarbital (dosis 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis)
atau

 Asam valproat (dosis 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3


dosis). Pemberian obat ini efektif dalam menurunkan
risiko berulangnya kejang. Pengobatan diberikan sampai
dengan 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan
secara bertahap selama 1-2 bulan.
Penanganan Orang Tua terhadap Kejang Demam

 Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi


menyamping.
 Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok
atau penggaris.
 Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
 Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan
penanganan khusus.
 Penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan
batasan menit.
 Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui
dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan
leher, muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas
Komplikasi
 Kerusakan neuron otak.
 Kelumpuhan.
 PenurunanIQ pada kejang demam yang
berlangsung lama lebih dari 15 menit.
 Edema Otak.
Prognosis
Untuk prognosis kejang demam, umumnya baik
dan tidak menyebabkan kematian jika
ditanggulangi dengan tepat dan cepat.
Daftar Pustaka
 H. Pudjiadi, Antonius, dkk. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Penerbit : Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2013. Hal 31-37
 Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2011. Hal. 150-152
 Taslim S Soetomenggolo. Kejang Demam Dalam Buku Neurologi UI. Jakarta: Penerbit
FKUI. 2004. Hal. 244-251.
 Asril Aminulah, Prof Bambang Madiyono. Hot Topik In Pediateric II : Kejang Pada
Anak. Cetakan ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002.
 Tumbelaka, Alan R, Trihono, Partini P, Kurniati, Nia, Putro Widodo, Dwi.   Penanganan
Demam Pada Anak Secara Profesional: Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu
Kesehatan Anak XLVII. Cetakan pertama. FKUI-RSCM. Jakarta. 2005.
 Hasan Rusepno, Alatas Husein. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK.UI. 1997. Hal. 847-
60
 Rukhmana, Yudith F. Kejang Demam. 2008. Sumber :
https://www.scribd.com/doc/87503808
 Matondang, Corry S, dkk. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta : PT Sagung
Seto; 2007. Hal 9-10
 Lumbantobing, S.M. Kejang Demam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.
 Pusponegoro, Hardiono D, dkk. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta:
UKK Neurologi IDAI. 2006.
 Waruiru & Appleton. Febrile Seizure: an Update. Arch Dis. 2008. Available from URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1720014/pdf/v089p00751.pdf/?
tool=pmcentrez
 World Health Organization Indonesia. Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit.
Jakarta : WHO Indonesia; 2008. Hal. 16
 Behrman, Richard E., Robert M. Kliegman., Hal B. Jenson. Nelson Ilmu Kesehatan Anak :
Kejang Demam. 18 edition. Jakarta : EGC. 2007.
 Pusponegoro, Hardiono D. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI. 2004.
 Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Jakarta: IDAI. 2015.
Hal. 32-38

Anda mungkin juga menyukai