Anda di halaman 1dari 16

DISKUSI TOPIK

Psikiatri Anak dan Remaja

CONDUCT DISORDER
Dian Marifatul H.
Indana Z.
Hatfina Izzati
Pembimbing : dr. Isa M. Noor, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KEDOKTERAN JIWA


RS JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR
NOVEMBER 2016
Case Vignette
Tommy adalah anak 10 tahun yang menyukai bisbol, berenang, dan kegiatan

olahraga lainnya. Ia tidak suka kegiatan seni atau keramaian. Tommy memiliki selera

humor yang baik, tapi dia mudah marah. Dia takut berada disekitar orang baru dan

mungkin menjadi tenang dan lebih pendiam dalam situasi tersebut. Tommy memiliki

level membaca diatas yang lain. Dia menikmati membaca, dan buku favoritnya adalah

Percy Jackson Pencuri Cahaya. Menurut Tommy, ia tidak suka menulis. Kebanyakan

yang ditulisnya kalimat sederhana dengan banyak kesalahan tata bahasa dan detail

kecil. Dia juga kesulitan dengan matematika, dia berada 2 tingkat dibawah dibanding

yang lainnya dibidang matematika. Saat ini dia belajar bagaimana melempar dengan

tangan kiri. Tommy didiagnosis gangguan bipolar pada saat anak-anak dan memiliki

gangguan emosi dan perilaku yang berat. Dia mengonsumsi obat untuk gangguan
Ilustrasi Kasus
Keadaan Tommy semakin memburuk sejak 1 tahun yang lalu. Dia menjadi
sering marah dan meledak-ledak dan melempar barang-barang kelas ke lantai
setelah diberi tugas. Tommy sering mengeluarkan kata-kata kotor dan berteriak
bahwa ia tidak akan mengerjakan tugas, Tommy juga menyuruh siswa lain untuk
tutup mulut dan menggunakan kata senonoh. Guru mengatakan bahwa sehari
mereka memerlukan waktu satu jam per hari untuk berurusan dengan
perilakunya, dan mereka biasanya mengatasi perilaku Tommy dengan memarahi
dia atau dengan memanggilnya dan membawanya ke kantor. Tommy juga sering
tidak masuk sekolah sehingga mendapat surat peringatan dari sekolah. Selain
itu, Tommy juga kadang mengambil uang untuk jajan dari dompet ibunya tanpa
seizin ibunya tersebut apabila dompet ibunya tegeletak begitu saja.
Tommy sekolah di kelas 5 reguler sekolah dasar. Tommy merupakan murid
baru di sekolah tersebut yaitu sekitar 2 bulan. Karena Tommy sering pindah
sekolah akibat kelakuannya. Tommy juga sering melakukan kegiatan buruk pada
binatang seperti melempar kucing yang ia temukan di pinggir jalan sehingga
terlempar ke tengah jalan dan terlintas mobil.
Kriteria Diagnosis DSM IV
Pola perilaku berulang dan tetap yang melanggar hak-hak dasar orang lain
atau norma sosial konvensional yang terwujud dalam bentuk 3 atau lebih
kriteria dibawah ini dalam 12 bulan terakhir dan minimal 1 kriteria
diantaranya berlangsung dalam 6 bulan terakhir :
1. Agresi Terhadap Orang Lain dan Hewan
Sering marah dan meledak-ledak dan melempar barang-barang kelas ke
lantai setelah diberi tugas.
Sering mengeluarkan kata-kata kotor dan berteriak bahwa ia tidak akan
mengerjakan tugas.
Menyuruh siswa lain untuk tutup mulut dan menggunakan kata senonoh.
Sering melakukan kegiatan buruk pada binatang seperti melempar kucing
yang ia temukan di pinggir jalan sehingga terlempar ke tengah jalan dan
terlintas mobil.
Kriteria Diagnosis DSM IV

2. Merusak atau menghancurkan kepemilikan


(properti)
Melempar barang-barang kelas ke lantai.
3. Kecurangan atau mencuri
Mengambil uang untuk jajan dari dompet ibunya
tanpa seizin ibunya.
4. Pelanggaran aturan yang serius
Tidak masuk sekolah sehingga mendapat surat
peringatan dari sekolah.
MULTIAKSIAL DIAGNOSIS

AXIS I 312.8 Conduct Disorder

AXIS II F61.1 Gangguan kepribadian yang bermasalah

AXIS III Tidak Ada

Memiliki adik baru


AXIS IV

GAF Saat Ini : 70-61


AXIS V GAF 1 Tahub Terakhir : 80-71
CONDUCT
Tinjauan Pustaka DISORDER
DEFINISI
Conduct disorder dikarakteristikan dengan pola tingkah
laku yang berulang, yang mengganggu hak orang
lain/aturan-aturan sosial.
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak
mampu membedakan antara perilaku benar dan salah.
Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir
dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari
aturan yang berlaku di sekolah
ETIOLOGI
Faktor Genetik
Faktor kerturunan memang sangat mungkin berperan.

Pengaruh Dari Teman


Penerimaan atau penolakan dari temna-teman seusia, dan afiliasi dengan teman-teman
seusia menunjukkan hubungan kausal dengan oerilaku agresif, bahkan dengan
mengendalikan tingkat perilaku agresif yang terdahulu.

Sosiokultural
Kelas sosial dan kehidupan kota besar berhubungan dengan insiden kenakalan.
Tingkat pengangguran tinggi, fasilitas pendidikan rendah, kehidupan keluarga yang
terganggu, dan subkultur yang menganggap perilaku kriminal suatu hal yang dapat
diterima terungkap sebagai faktor-faktor yang berkontribusi
PENATALAKSANAAN
Melihat penyebab CD yang belum pasti terungkap
dan adanya beberapa teori penyebabnya, maka
tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam
penanganannya sesuai dengan landasan teori
penyebabnya.

Terapi medikasi atau farmakologi adalah


penanganan dengan menggunakan obat-obatan.
Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang dan
sebagai kontrol terhadap kemungkinan timbulnya
impuls-impuls hiperaktif yang tidak terkendali.

Sebelum digunakannya obat-obat ini, diagnosa CD


haruslah ditegakkan lebih dulu dan pendekatan
terapi okupasi lainnya secara simultan juga harus
dilaksanakan, sebab bila hanya mengandalkan obat
ini tidak akan efektif.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
1. Ritalin (Methylphenidate HCL) merupakan obat yang paling
sering dipergunakan, meskipun sebenarnya obat ini
termasuk golongan stimulan, tetapi pada ksus hiperaktif
sering kali justru menyebabkan ketenangan bagi
pemakainanya. memilki efek terapi yang cepat, setidaknya
untuk 3-4 jam dan diberikan 2 atau 3 kali dalam sehari.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa yang dapat diberikan lainya:
1. Dexedrine (Dextroamphetamine)
2. Accharate/Dextroamphetamine sulfate)
3. Desoxyn (Methamphetamine HCL)
4. Adderall (Amphetamine/Dextroamphetamine)
5. Cylert (Pemoline)
6. Busiprone (BuSpar)
7. Clonidine (Catapres)
PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
Mengedukasi orang tuanya :
1. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman
(punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku
yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward)
saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar
(dalam segi apapun termasuk sosial dan lainya)
PROGNOSIS pasien

Pengobatan lebih berhasil bila dimulai dini


dan harus mencakup medis, kesehatan
mental, dan komponen pendidikan serta
dukungan keluarga. Komunikasi yang erat
antara rumah dan sekolah sangat penting di
usia muda.
Prognosis

Quo ad Vitam :
Quo ad Sanationam :
Quo ad Functionam :

Anda mungkin juga menyukai