HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Oleh :
Fathia Rissa
(2012730041)
Pembimbing:
A. Identitas pasien
Nama : Ny. R
Umur : 29 tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tegallega 02/08 Palasari, Cipanas
Tanggal Masuk RS : 22/08/16 09.45 WIB
DATA SUBYEKTIF
Anamnesis :
o Keluhan Utama : Mual-muntah terus-menerus
o Riwayat Penyakit Sekarang : Os mengaku hamil 2 bulan, mengeluh mual-
muntah selama 3 minggu, 3 hari SMRS os mengaku tidak bisa makan karena
selalu merasa ingin muntah, os juga mengaku nyeri ulu hati, sakit kepala, dan
lemas. Pp test hasil (+), USG (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
2
Os mengaku memiliki riwayat maag
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-),
Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 14 th
Siklus Haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Jumlah darah haid : 2x ganti pembalut / Hari
Masalah haid : dismenorea (-), menoragia (-), metroragia (-), PMS (-)
HPHT : 21-06-2016
TP : 28-03-2017
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, saat usia 21 tahun dan suami 25 tahun
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
G5P2A2 Hidup 2
N Tgl. Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan
o partus partus hamil persalinan persalinan kel/B anak
B sekarang
1 14 RS 9 bln Normal Bidan Tak 2600 Pr/hdp
Septembe
r 2009
2 18 Juni Bidan 10 Normal Bidan tak 2800 Lk/hdp
2012 bln
3 Abortus
4 Abortus
5 Hamil Sekarang
3
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Sakit Sedang
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 108 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : Afebris
BB/TB : 47 kg / 150 cm
4
- Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan
Gynekologi
Inspeksi : tidak dilakukan
Inspekulo : tidak dilakukan
B. Pemeriksaan penunjang
HASIL LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium ke I
Tanggal : 22-08-2016
HEMATOLOGI
URINE
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan Hasil
5
Kehamilan Positif
BAB II
6
A. Analisa kasus
1. Bagaimana diagnosis pasien ini ?
2. Faktor risiko pada pasien ini?
3. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini?
4. Prognosis pada kasus ini?
DIAGNOSIS KASUS
Pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat dinilai tingkat keparahannya dengan menggunakan
Pregnancy Unique Quantification of Emesis and nausea (PUQE) skor. Dengan menggunakan
PUQE index score dapat ditentukan apakah pasien ini termasuk dalam HEG yang ringan, sedang
atau berat.
7
Gambar 1. Pregnancy-Unique Quantification of Emesis/Nausea (PUQE) index. Total score is sum of replies to
each of the three questions. Nausea Score: Mild NVP = 6; Moderate NVP = 712; Severe NVP = 13
Gambar 2. Modified Pregnancy-Unique Quantification of Emesis/Nausea (PUQE) index. Total score is sum of
replies to each of the three questions. Nausea Score: Mild NVP = 6; Moderate NVP = 712; Severe NVP =
13
Penegakkan diagnosis pada pasien ini, tidak menggunakan pertanyaan pada Pregnancy-Unique
Quantification of Emesis/Nausea (PUQE) skor. Jadi tidak dapat dinilai apakah pasien termasuk
dalam hiperemesis gravidarum ringan, sedang atau berat, sehingga penanganan yang tepat tidak
dapat dinilai.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan penurunan berat badan, tanda-tanda dehidrasi seperti mulut
kering, penurunan urin output, takikardi, CRT > 2 detik, turgor kulit menurun. Pada pasien ini
didapatkan mulut kering, takikardi dan penurunan berat badan.
8
Pada pemeriksaan penunjang, pada teori didapatkan ketosis, gangguan elektrolit (hipokalemia),
alkalosis karena kehilangan asam hidroklorida. Pemeriksaan USG untuk menilai ada tidaknya
mola hidatidosa. Pada kasus pasien ini tidak didapatkan keton yang positif. Pada pasien ini juga
tidak dilakukan pemeriksaan elektrolit, sehingga sulit menilai gangguan elektrolit yang mungkin
terjadi.
Etiopatogenesis pada hiperemesis gravidarum dapat multifaktorial dan masih belum diketahui.
Berhubungan pada peningkatan hormon terkait kehamilan pada level serum. Penyebab yang
diduga termasuk Human Chorionic Gonadotropin (HCG), estrogen, progesterone, leptin,
placental growth hormone, prolactin, tiroksin, dan hormone adrenokortikal. Faktor lain yang
dapat meningkatkan risiko HEG termasuk hipertiroidisme, kehamilan mola sebelumnya,
diabetes, penyakit gastrointestinal, dan asma serta kelainan alergi lainnya serta infeksi
Helicobacter pylori.
Pada pasien sebaiknya dilakukan pemeriksaan HCG untuk menyingkirkan kemungkinan dari
mola hidatidosa. Juga dapat dilakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk
menyingkirkan adanya kemungkinan penyakit gastrointestinal.
9
Algoritma Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum
Ringan
-Manajemen Diet
-Ekstrak Jahe
-Vitamin B6 plus
doksilamin
difenhidramin
atau
dimenhidrinat
Sedang Berat
-Prometiazin
-rehidrasi
-Proklorperazine
intravena dengan
-trimetobenzamide
tiamine
-klorpromazine
-Parenteral
-metoclopramide
metoclopramide
-ondansetron
prometazine
(oral, rectal,
ondansetron
parenteral.)
Belum terkoreksi
Pemberian
nutrisi secara
enteral atau
parenteral
10
Terapi Farmakologi pada Mual-Muntah dalam Kehamilan
Agen Dosis
Terapi Primer
Vitamin B6 10 sampai 25 mg setiap 8 jam
Terapi Sekunder
Dimenhidrinate 50 sampai 100 mg setiap 4-6 jam
11
Difenhidramin 25 sampai 50 mg setiap 8 jam
Kasus : Pada kasus, pasien diberikan penanganan berupa Infus D10% drip+ 1 ampul neurobion
+ 1 ampul ondansetron dan Injek ranitidin i.v 1 ampul pada saat masuk melalui unit emergensi.
Pada saat pasien masuk ke unit emergensi, kondisi pasien tampak sakit sedang.
Saran : Pada kasus ini, pasien terlihat sakit sedang dan ingin terus-terusan muntah, pada
anamnesis juga didapatkan bahwa sudah tiga hari ini pasien terus-terusan memuntahkan apa
yang dimakannya, pada pasien ini terlihat adanya indikasi dehidrasi. Karena itu penangan pada
kasus ini belum tepat, karena alur yang tepat adalah menangani dehidrasinya terlebih dahulu
dengan pemberian cairan elektrolit seperti RL atau NaCl disertai dengan penghentian pemberian
makanan per oral selama 24-48 jam, lalu diberikan antiemetik seperti metoclopramide, atau
ondansetron intravena atau promethazin intramuscular. Pemberian infus dekstrosa (karena dapat
menghentikan pemecahan lemak), multivitamin, magnesium, piridoksin, atau tiamin perlu
12
dipertimbangkan. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum
pemberian cairan dekstrosa.
Dengan terapi yang benar, kebanyakan perempuan yang menderita HEG memiliki respon yang
baik dan dapat dipulangkan ke rumah dengan terapi antiemetik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, dkk. 2014. Williams Obstetrics 24th Edition. New York: Mc Graw Hill
Education Medical
2. Herrell E.H. 2014. Nausea and Vomiting of Pregnancy. American Academy of Family
Physician. www.aafp.org/afp
3. Gunawan K, dkk, 2011. Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum. Departemen
Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Tekoa L. King, dkk. 2009. The Pregnancy Unique Quantification of Emesis/Nausea Score.
http://www.medscape.com/viewarticle/712662_3
13
14