Anda di halaman 1dari 10

BAB 11

KONSEP GANGGUAN PRILAKU

Pada kegiatan pembelajaran ini, anda akan mempelajari konsep gangguan


prilaku. Hal ini tentunya terkait dengan pemahaman bahwa manusia itu adalah
mahkluk holistik. Pada pembeljaran ini disajikan konsep gangguan prilaku mulai
definisi, gejala, jenis penyebab, bentuk dan lain-lain. Pelajari dengan seksama
semua yang di paparkan, agar pemahaman anda untuk pembelelajaran
berikutnya akan lebih baik.

A. Konsep dan Pengertian Perilaku

Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu


sendiri yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas
antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah
segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk
hidup. Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk
berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan
refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.
Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni :
• bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),
• dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),
Deliquency atau gangguan tingkah laku merupakan gangguan
utama lain dalam kelompok gangguan eksternalisasi. Definisi gangguan
tingkah laku dalam DSM IV-TR memfokuskan pada perilaku yang
melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma-norma sosial utama. Hampir
semua perilaku semacam itu juga melanggar hokum. Tipe perilaku yang
dianggap sebagai simtom gangguan tingkah laku mencakup agresi dan
kekejian terhadap orang lain atau hewan, merusak kepemilikan, berbohong,
dan mencuri.
Gangguan tingkah laku merujuk berbagai tindakan yang kasar dan
sering dilakukan yang jauh melampaui kenakalan dan tipuan praktis yang
umum dilakukan anak-anak dan remaja.Seringkali perilaku tersebut ditandai
dengan kesewenang-wenangan, kekejian, dan kurangnya penyesalan,
membuat gangguan tingkah laku merupakan salah satu kriteria historis
dalam gangguan kepribadian antisosial pada orang dewasa.Kriteria
Gangguan Tingkah Laku dalam DSM IV-TR:
• Pola perilaku yg berulang dan tetap yg melanggar hak-hak dasar
orang lain atau norma-norma sosial konvensional yang terwujud dalam
bentuk tiga atau lebih perilaku dibawah ini (dalam 1 tahun terakhir dan
minimal satu diantaranya 6 bulan terakhir):
1. Agresi terhadap orang lain dan hewan → mengintimidasi, memulai
perkelahian fisik, melakukan kekejaman fisik kepada orang lain atau
hewan, memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual.
2. Menghancurkan kepemilikan (properti) → membakar, vandalism.
3. Berbohong atau mencuri → masuk dengan paksa kerumah atau mobil
milik orla, menipu, mengutil.
4. Pelanggaran aturan yang serius → tidak pulang kerumah hingga larut
malam karena sengaja melanggar peraturan orang tua, sering
membolos sekolah sebelum berusia 13 tahun
• Disabilitas signifikan dalam fungsi sosial, akademik atau pekerjaan
• Jika orang yang bersangkutan berusia lebih dari 18 tahun, kriteria yang
ada tidak memenuhi gangguan kepribadian antisocial
Prognosis
Meskipun sebagian besar orang dewasa yang antisosial juga sangat
antisosial semasa anak-anak, namun anak-anak yang mengalami gangguan tingkah
laku tindak lantas menjadi orang dewasa yang antisocial. Mofflitt membedakan
dua perjalanan masalah tingkah laku yang berbeda yaitu:
1. Beberapa individu tampaknya menunjukkan pola perilaku antisosial yang
“tetap sepanjang hidup” dengan masalah tingkah laku yang bermula
di usia 3th dan berlanjut menjadi kesalahan perilaku saat dewasa.
2. “Terbatas di usia remaja” dimana orang-orang tersebut mengalami masa
kanak-kanak yang normal, terlibat dalam perilaku antisosial dengan tingkat
yang tinggi selama remaja dan kembali dengan gaya hidup yang tidak
bermasalah saat dewasa.

Etiologi
• Faktor-faktor biologis → tidak terlalu memainkan peranan sebesar faktor
lingkungan meski beberapa penelitian menemukan bahwa karakteristik
temperamen yang berinteraksi dengan berbagai masalah biologis seperti
kelemahan neuropsikologis berpengaruh terhadap kemunculan gangguan
tingkah laku. Kelemahan neuropsikologis meliputi keterampilan verbal
yang rendah, masalah dalam fungsi-fungsi kognitif (problem solving,
memori)
• Faktor-faktor psikologis → Perilaku agresif melalui modelling.
Karakteristik pola asuh dengan disiplin keras dan tidak konsisten dan
kurangnya pengawasan secara konsisten dihubungkan dengan perilaku
antisosial pada anak-anak.
• Pengaruh dari Teman-teman seusia :
1. Penerimaan atau penolakan dari teman-teman seusia;
2. Afiliasi dengan teman-teman seusia yang berperilaku menyimpang
• Faktor-faktor Sosiologis → Kelas sosial dan kehidupan kotabesar
berhubungan dengan insiden kenakalan. Tingkat pengangguran tinggi,
fasilitas pendidikan yang rendah, kehidupan keluarga yang terganggu, dan
subkultur yang menganggap perilaku kriminal sebagai suatu hal yang
dapat diterima terungkap sebagai factor-faktor yang berkontribusi.

Intervensi
• Intervensi Keluarga → dengan memberikan PMP (Pelatihan Manajemen
Pola Asuh), dimana orang tua diajari untuk merubah berbagai respon
terhadap anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dihargai secara
konsisten.
• Penanganan Multisistemik → PMS dari Henggeler menunjukkan
keberhasilan dalam mengurangi kriminalitas. PMS meliputi pemberian
berbagai layanan terapi intensif dan komprehensif di dalam komunitas
dengan menargetkan para remaja, keluarga, sekolah dan dalam beberapa
kasus juga kelompok sebaya.
• Pendekatan Kognitif → Mengajarkan keterampilan kognitif kepada anak-
anak untuk mengendalikan kemarahan mereka. Selain itu juga
mengajarkan keterampilan penalaran moral kepada remaja yang
mengalami gangguan perilaku di sekolah.

Gejala yang Harus Diperhatikan Orang Tua


Ada empat tipe dasar perilaku yang menjadi ciri gangguan perilaku:
1. Agresi fisik (seperti kekejaman terhadap hewan, penyerangan atau
perencanaan).
2. Melanggar hak orang lain (seperti pencurian atau vandalisme).
3. Berbohong atau manipulasi.
4. Nakal Perilaku (seperti membolos atau kabur dari rumah).
Gangguan perilaku ditandai dengan agresi terhadap orang lain dan
pengabaian terhadap hak dan kebutuhan mereka. Remaja dan remaja dengan
gangguan perilaku dapat menganggap tindakan agresi, penipuan, dan pemaksaan
sebagai tindakan yang memuaskan. Anak Anda mungkin memenuhi kriteria
gangguan perilaku jika Anda melihat mereka melakukan beberapa perilaku di
bawah ini:
1. Perilaku intimidasi
2. Ancaman
3. Agresi fisik
4. Kekejaman terhadap manusia atau hewan
5. Pembolosan dari rumah atau sekolah
6. Masuk tanpa izin
7. Berbohong
8. Curang
9. Pencurian
10. Vandalisme

Perilaku yang melecehkan secara emosional atau fisik (seperti


menggunakan senjata mematikan atau memaksa melakukan hubungan
seks). Banyak anak muda dengan gangguan perilaku akan mengalami kesulitan:
1. Merasakan dan mengungkapkan empati atau penyesalan.
2. Menunjukkan emosi terhadap orang lain.
3. Berkinerja baik di sekolah atau komunitas dan menyalahkan orang lain atas
kinerja buruk.
4. Mereka sering salah mengartikan tindakan orang lainsebagai tindakan
bermusuhan atau agresif.
5. Mereka merespons dengan meningkatkan situasi menjadi konflik verbal atau
fisik.
Pada remaja dan remaja, gangguan perilaku mungkin berhubungan dengan
kesulitan lain, termasuk:
1. Penggunaan zat.
2. Mengambil perilaku risiko.
3. Masalah sekolah.
4. Cedera fisik akibat kecelakaan atau kecelakaan.
Pada anak-anak yang lebih kecil, akan lebih sulit untuk membedakan tanda-
tanda gangguan perilaku dengan “bertindak” yang lebih umum. Kadang-kadang,
gejala yang sama dapat terlihat pada anak-anak tanpa kelainan
tersebut. Perbedaannya terletak pada frekuensi, intensitas, dan durasi, serta sejauh
mana pengaruhnya terhadap fungsi. Pada anak-anak dengan gangguan perilaku,
perilaku ini lebih sering terjadi.

Apa Penyebab Gangguan Perilaku pada Anak?


Banyak faktor yang tampaknya berkontribusi terhadap gangguan ini. Penelitian
menemukan bahwa anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku tampaknya
memiliki gangguan pada lobus frontal otak. Hal ini mengganggu kemampuan
mereka untuk membuat rencana, menghindari bahaya, dan belajar dari pengalaman
negatif.

Selain itu, faktor-faktor berikut tampaknya membuat anak-anak dan remaja


berisiko lebih tinggi mengalami gangguan perilaku:
1. Pernah mengalami menerima, penolakan atau penentaran orang tua.
2. Didiagnosis dengan gangguan kejiwaan lainnya.
3. Orang tua kandungnya didiagnosis menderita ADHD, gangguan penggunaan
alkohol, depresi, gangguan bipolar, atau skizofrenia.
4. Nutrisi buruk.
5. Hidup dalam kemiskinan.
6. Psikopatologi ibu.
7. Pola asuh yang buruk/kurangnya keterlibatan orang tua.
8. Disiplin yang tidak konsisten, terlalu keras, atau tidak efektif.
9. Paparan kekerasan.
10. Kenakalan teman sebaya.
11. Pernah mengalami memikirkan fisik, seksi, dan/atau emosional.
12. Kurangnya pengawasan orang tua atau orang dewasa lainnya yang
memadai.
Bagaimana Gangguan Perilaku Didiagnosis dan Diobati?
Seorang psikiater anak, psikolog, atau ahli kesehatan mental berkualifikasi lainnya
biasanya mendiagnosis gangguan perilaku pada anak-anak dan remaja dengan
dilengkapi:
1. Riwayat rinci tentang perilaku anak, serta faktor biologis, psikologis, sosial,
dan budaya yang relevan, yang diidentifikasi selama wawancara klinis dengan
anak dan pengasuhnya.
2. Tinjauan terhadap data sejarah seperti catatan sekolah, catatan
dapur/kesejahteraan anak, catatan pengobatan masa lalu, dan wawancara
dengan agunan.
3. Informasi tambahan juga dapat diperoleh melalui berikut ini:
• Pengamatan terhadap tingkah laku anak.
• Tes psikologi.

Perawatan bisa menjadi rumit dan menantang. Dan itu bisa bertahan selama
beberapa bulan. Anak dengan gangguan perilaku cenderung tidak kooperatif
dengan orang lain. Mereka sering takut dan tidak mempercayai orang dewasa. Dan
yang menambah komplikasinya adalah kenyataan bahwa gangguan perilaku sering
kali (tetapi tidak selalu) terjadi secara bersamaan dengan sejumlah kondisi
psikologis lainnya.

Perawatan untuk gangguan perilaku mungkin termasuk:


1. Terapi multisistemik: Intervensi intensif yang sering dilakukan di rumah atau
komunitas untuk mendorong perubahan perilaku positif di lingkungan remaja.
Perawatannya sangat bergantung pada keterlibatan keluarga dan sekolah.
2. Terapi keluarga.
3. Pengobatan.
Gangguan perilaku mungkin sulit diatasi. Tapi itu bisa ikendalikan. Semakin
dini pengobatan dimulai setelah gejala muncul, kemungkinan besar
keberhasilannya akan semakin besar. Seperti banyak gangguan kejiwaan lainnya,
intervensi dini adalah kuncinya .

SOAL TENTANG GANGGUAN PERILAKU


1. Apa yang dimaksud dengan gangguan perilaku?
a) Gangguan fisik yang memengaruhi perilaku seseorang
b) Gangguan mental yang memengaruhi kemampuan berbicara
c) Gangguan pola perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial
d) Gangguan genetik yang memengaruhi perilaku anak-anak
jawaban yang benar
c) Gangguan pola perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial

2. Faktor apa yang bisa menyebabkan gangguan perilaku pada anak?


a) Kepribadian yang kuat
b) Pola asuh yang positif
c) Pengaruh genetik
d) Minum cukup air
Jawaban yang benar
c) Pengaruh genetik

3. Gangguan perilaku seringkali terjadi pada usia berapa?


a) Hanya pada usia dewasa
b) Hanya pada usia anak-anak
c) Bisa terjadi pada semua usia
d) Hanya pada usia remaja
Jawaban yang benar
c) Bisa terjadi pada semua usia

4. Bagaimana cara mendiagnosis gangguan perilaku?


a) Melalui tes darah
b) Dengan observasi perilaku dan wawancara
c) Melalui tes kecerdasan
d) Dengan sinar-X
Jawaban yang benar
b) Dengan observasi perilaku dan wawancara

5. Salah satu contoh gangguan perilaku adalah ADHD. Apa kepanjangan dari
ADHD?
a) Attention Deficit Hyperactivity Disorder
b) All Day Happy and Delighted
c) A Day with Healthy Discipline
d) Attention Development and Happiness Disorder
Jawaban yang benar
a) Attention Deficit Hyperactivity Disorder

6. Bagaimana pengobatan umum untuk gangguan perilaku?


a) Terapi bicara
b) Obat-obatan saja
c) Terapi perilaku dan, jika diperlukan, obat-obatan
d) Tidak ada pengobatan yang efektif
Jawaban yang benar
c) Terapi perilaku dan, jika diperlukan, obat-obatan

7. Apa yang dimaksud dengan antisosialisme dalam konteks gangguan perilaku?


a) Seseorang yang sangat suka berkumpul dengan orang lain
b) Seseorang yang memiliki kecenderungan untuk bertindak melawan norma
sosial
c) Seseorang yang sangat patuh pada norma sosial
d) Seseorang yang menghindari interaksi sosial sepenuhnya
Jawaban yang benar
b) Seseorang yang memiliki kecenderungan untuk bertindak melawan norma
sosial

8. Gangguan perilaku dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang,


termasuk dalam hal apa?
a) Hanya dalam hal pekerjaan
b) Hanya dalam hal hubungan cinta
c) Dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan
hubungan sosial
d) Tidak memengaruhi kehidupan sehari-hari
Jawaban yang benar
c) Dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan hubungan
sosial

9. Bagaimana peran keluarga dalam mengatasi gangguan perilaku?


a) Keluarga tidak memiliki peran penting dalam hal ini
b) Keluarga dapat memberikan dukungan dan melibatkan diri dalam perawatan
c) Keluarga hanya perlu memberikan hukuman kepada individu yang
mengalami gangguan perilaku
d) Keluarga hanya perlu mengabaikan individu tersebut
Jawaban yang benar
b) Keluarga dapat memberikan dukungan dan melibatkan diri dalam perawatan

10. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan perilaku pada anak-anak?
a) Memberikan kebebasan penuh kepada anak-anak
b) Memastikan anak-anak selalu bermain video game
c) Menerapkan disiplin positif dan memberikan perhatian yang cukup
d) Memberikan hadiah kepada anak-anak tanpa alasan
jawaban yang benar
c) Menerapkan disiplin positif dan memberikan perhatian yang cukup

Anda mungkin juga menyukai