Anda di halaman 1dari 27

Strategi Pengendalian

Kecacingan di Indonesia
Beban Penyakit Tropis Terabaikan secara Global

Data WHO tahun 2011


DISTRIBUSI KECACINGAN GLOBAL
Upaya Global Untuk Penyakit Tropis Terabaikan
• Tahun 2013, WHO Pasifik Barat dan Asia Tenggara mengembangkan
Rencana Strategy untuk Integrasi Pengendalian Penyakit Tropis
Terabaikan di Wilayah Asia Tenggara 2012 – 2016 (Regional
Strategic Plan for Integrated NTD Control in the South-East Asia
Region (2012-2016))

• Rencana Aksi yang akan menjadi panduan untuk melakukan


pengendalian dan eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan terpilih,
diantaranya adalah:

– Eliminasi LF tahun 2020 di Kamboja, Myanmar, Thailand, dan


Vietnam, Indonesia dan Philipina
– Eliminasi schistosomiasis di Kamboja , Indonesia, Lao PDR, dan
Philipina.
– Eliminasi frambusia di Indonesia.
– Pengendalian kecacingan anak di Kamboja, Indonesia, Lao PDR,
Myanmar, the Philippines, and Vietnam.
MASALAH CACINGAN
- Sampai 2013 Survei pada anak Sekolah Dasar
menunjukkan Prevalensi cacingan antara 0 –
85,9% (survei di 175 kab/kota)
- Rata-rata prevalensi 28,12%

- Cakupan pengobatan rendah

- Pengetahuan masyarakat tentang cacingan


masih rendah
MASALAH - Kemampuan petugas utk penanggulangan

CACINGAN cacingan belum optimal


- Komitmen masih kurang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


- Keadaan Tanah dan Iklim Tropis
- Personal Hygiene (Lingkungan)
- Sosial Ekonomi
- Kepadatan Penduduk
LOKASI SURVEI KECACINGAN
DI JAWA TENGAH TH 2004 S/D 2009, 2014
JEPARA
Prev. 5,38
PAT
Prev.3,86,I
Prev : 8.3 REMBANG
KUDUS
DEMAK
BREBES BATANG
TEGAL Prev. 24,7 KENDAL BLORA
KOTA SMG GROBOGAN Prev 2,93
PEMALANG PKLONGAN Prev. 0
TMG KAB SMG
CILACAP PBLG BJNGR 3,92 Prev. 14,95
SRAGEN
BANYUMAS WNSB
MGL BOYOLALI
Prev. 5,51 Prev. 6,23
KRANYAR
KEBUMEN SKHJ
PWREJO KLATEN Prev. 3,13
D.I.Y
WONOGIRI
= prevalensi sedang > 20

= prev rendan <20


DAMPAK CACINGAN
Investasi cacing

Darah dihisap

KH & Protein dihisap Lemas Anemia

Ngantuk
Perdarahan
Malas belajar/ BBLR
Gizi buruk ibu bersalin
sering tdk msk

IQ menurun
Mati Mati
Prestasi belajar
menurun

Produktivitas
menurun

Sosek rendah
Panduan Program Pengendalian Kecacingan (WHO)

Masyarakat Berisiko

Angka Prevalensi Dasar

Angka Prevalensi 20 – Angka Prevalensi > 50%


Angka Prevalensi < 20%
<50% Pengobatan Masal 2 x
Pengobatan Masal 1 x per tahun
Pengobatan Selektif
pertahun

Pemberian Pengobatan Pemberian Pengobatan


Masal Masal

Evaluasi angka prevalensi setelah dilakukan


pengobatan massal selama 5-6 tahun
Upaya Integrasi Pemberian Obat Cacing

Integrasi pemberian obat cacing pada anak usia dini


dengan pemberian Vitamin A

Integrasi pemberian obat cacing pada anak usia


sekolah dengan kegiatan penjaringan anak sekolah di
SD/MI
Integrasi kegiatan POMP filariasis yang juga mencakup
pemberian obat cacing pada anak sekolah dan pra
sekolah

Integrasi dengan distribusi kelambu di daerah


endemis malaria
TUJUAN PENGENDALIAN KECACINGAN

Tujuan Meningkatkan cakupan


Umum program pada anak usia
Sekolah Dasar/MI dan anak
usia dini sehingga
menurunkan angka
kecacingan dan tidak
menjadi masalah kesehatan
di Masyarakat.
Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan program
pengendalian kecacingan minimal 75%
sasaran anak SD/MI dan pra sekolah di
semua daerah endemis pada tahun
2020

Meningkatkan kemitraan dalam


pengendalian cacingan di
masyarakat dengan seluruh
pemangku kebijakan, lintas sektor,
pengusaha, organisasi masyarakat.
CACINGAN

TUJUAN PENGOBATAN
Memutus rantai penularan
Menurunkan prevalensi dan intensitas
infeksi oleh cacing
Meningkatkan derajat kesehatan dan
produktivitas kerja
Kebijakan

1. Sesuai rencana Strategis Kemenkes 


mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, mendahulukan kepentingan rakyat.

2. Diselenggarakan oleh Pemerintah


Kabupaten/Kota.
SASARAN
1. Anak usia sekolah dasar
2. Balita & usia Pra sekolah
3. Petani
4. Nelayan
5. Pekerja perkebunan
6. Pekerja pertambangan
7. Pekerja perusahaan
8. Masy risiko tinggi lain (bumil)

14
PRIORITAS

1. Anak Usia Dini (1-6 tahun)  di


Posyandu, PAUD

2. Anak Usia Sekolah (7-12 tahun) 


di SD/MI
MENGAPA ANAK BALITA
PERLU MINUM OBAT CACING?
• Cacingan menghambat penyerapan
makanan  pertumbuhan terganggu 
stunting
• Cacingan menurunkan Ketahanan
Tubuh  mudah terkena penyakit
• Minum obat cacing Albendazole tidak
hanya membunuh cacing dewasa juga
menghancurkan telur dan larva cacing
Mengapa Anak Usia Sekolah Perlu Minum
Obat Cacing?

Sebagian besar murid SD/MI menderita cacingan

Cacingan anemia  tubuh lemah  konsentrasi


belajar berkurang  prestasi belajar rendah

Cacingan  menghambat penyerapan makanan 


pertumbuhan terganggu  stunting
Minum obat cacing Albendazole tidak hanya
membunuh cacing dewasa juga menghancurkan telur
dan larva cacing
MEKANISME PEMBERIAN OBAT
CACING PADA ANAK USIA DINI
• Semua anak balita mendapat obat cacing
SETAHUN SEKALI pada saat pemberian
vitamin A di bulan AGUSTUS di posyandu, atau
fasilitas kesehatan lainnya, atau TK, atau
PAUD/kelompok bermain/tempat penitipan anak.
• Dosis :
– Anak usia 12 -24 bulan: 1/2 tablet
albendazole 400 mg
– Anak usia 24 – 59 bulan: 1 tablet albendazole
400 mg
Mekanisme Pemberian Obat
Cacing pada Anak Usia Dini
• Obat diberikan oleh petugas puskesmas
atau kader yg telah mendapat petunjuk
• Pemberian obat:
– Kader posyandu menanyakan pada orang tua apakah
anak sudah makan sebelumnya. Anak harus makan
pagi sebelum minum obat
– Pemberian obat cacing dilakukan setelah anak
mendapat vitamin A
– Anak minum obat cacing di depan petugas
kesehatan/kader
Mekanisme Pemberian Obat Cacing pada Anak SD/MI

Terintegrasi dengan UKS SD/MI

Peserta didik (kelas 1 – 6) saat penjaringan kesehatan

Dosis : 1 tablet albendazole 400 mg


Diberikan oleh petugas puskesmas atau guru yg telah mendapat
petunjuk
Guru: informasi bhw murid harus makan pagi sebelum minum
obat cacing
Diberikan di masing-masing kelas dgn pengawasan guru/petugas
Puskesmas
Obat diminum bersama-sama di depan guru
Peserta didik tdk hadir  diberikan pada hari berikutnya (plg
lambat 7 hari)
Penundaan Pemberian Obat Cacing
• Demam atau sakit
Pemberian ditunda • Sudah minum obat cacing < 6 bln
terakhir

Sasaran yang ditunda


pemberian obat
harus dicatat dan
dilaporkan

• Penderita epilepsi dalam serangan


Perlu dikonsultasikan
• gizi buruk disertai gejala klinis
lebih lanjut
• gangguann fungsi hati dan ginjal
Kejadian Ikutan Pasca Pemberian Obat Cacing
dan Penanggulangannya
Pemberian Albendazole jangka pendek
hampir bebas dari reaksi obat
• Jika ada: ringan & hanya sebentar, seperti: mual, muntah,
diare, sakit kepala, pusing, lesu

Penanggulangan reaksi obat


• Cukup diistirahatkan & diberikan air minum hangat.
• Jika terjadi diare diberikan oralit.
• Bila gejala berlanjut, dirujuk ke Puskesmas

Bila keluar cacing


• Berikan penjelasan bahwa kejadian tersebut tidak berbahaya,
bahkan menguntungkan karena cacing sudah keluar dari
tubuh
Pengendalian Kecacingan pada Anak Sekolah
Perilaku yang diharapkan dari peserta didik:

Menggunakan Menggunting
PHBS (CTPS)
alas kaki kuku

BAB jangan Minum obat


sembarangan cacing
Kegiatan
1. Sosialisasi Integrasi Pemberian
Obat Massal Cacing di Provinsi dan
Kabupaten/Kota
2. Pemberian Obat Massal Cacingan
pada Sasaran satu kali setahun
3. Evaluasi Cakupan
4. Evaluasi Prevalensi sesudah 5
tahun
5. Pencatatan Pelaporan
Rencana Aksi Program Reduksi
Kecacingan
♦ Penguatan program akselerasi reduksi
kecacingan
♦ Peningkatan manajemen SDM
♦ Peningkatan promosi kesehatan
♦ Survei prevalensi kecacingan
♦ Survei lingkungan
♦ Pengobatan
♦ Penguatan Manajemen Program
♦ Evaluasi program reduksi kecacingan
Peningkatan Promosi Kesehatan
Sosialisasi pada komponen masyarakat
Sosialisasi pada masyarakat beresiko
Promosi kesehatan melalui media cetak
dan elektronik
Penyediaan bahan promosi
Muatan lokal di sekolah
koordinasi dengan Diknas tk. Propinsi
dan Kab/Kota dalam penyusunan
kurikulum tentang program reduksi
kecacingan
Pemantauan dan Evaluasi

• Pemantauan
1. Cakupan Geografis
2. Cakupan Pengobatan Massal
3. Survei Cakupan
• Evaluasi

Evaluasi prevalensi dilaksanakan setelah 5


tahun pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai