ADSORPSI
Adsorpsi pertama kali
diperkenalkan oleh Keyser
tahun 1881.
ADSORPSI
Padatan berpori (pores) yang
menghisap (adsorp) dan melepaskan
(desorp) suatu fluida disebut adsorben.
ADSORPSI
Adsorpsi Fisika (physisorption) :
Gaya yang mengikat
adsorbat oleh adsorben
adalah gaya Van der
Klasifikasi
Waals.
Adsorpsi Contoh: Karbon
Adsorpsi Kimia aktif
(chemisorption) :
Interaksi adsorbat
dengan adsorben
melalui pembentukan
ikatan kimia
Contoh : Ion Exchange
ADSORPSI
ADSORPSI
Fisika Kimia
1. Terjadi reaksi van der 1. Ada ikatan kimia
waals 2. Molekul yang
2. Molekul teradsorsi dan teradsorpsi hilang
mempertahankan identitasnya
identitasnya 3. Irreversible
3. Reversible 4. Butuh energi aktivasi
4. Tidak butuh energi 5. Monolayer
aktivasi
5. Multilayer
ADSORPSI
ADSORPSI
Adsorben
Adsorben adalah zat penyerap berupa bahan padat
dengan luas permukaan yang sangat besar.
(Handayani dan Sulistiyono, 2009)
ADSORPSI
Karakteristik jenis adsorben komersial
yang sering digunakan untuk proses
adsorpsi ditandai dengan luas pori
yang besar mencapai 100 sampai
2000 m2/g (Geankoplis, 1993).
ADSORPSI
Karbon yang sudah diaktifkan
1. KARBON sehingga permukaannya menjadi
lebih luas dan pori-porinya terbuka
AKTIF sehingga memiliki daya serap tinggi.
(Sembiring dan Sinaga, 2003)
ADSORPSI
Rongga atau pori karbon dibersihkan
dari senyawa lain atau kotoran
sehingga permukaannya menjadi luas
dan memiliki daya adsorpsi terhadap
cairan atau gas.
ADSORPSI
Agen penyerap
(Aydin dkk., 2008)
Manfaat
Karbon Aktif Katalis dan penyimpan gas
(Dilek, 2014)
ADSORPSI
Karbon Aktif
banyak
dimanfaatkan
dalam industri
seperti terlihat
pada tabel.
ADSORPSI
Memiliki daya adsorpsi
yang tinggi disebabkan
banyaknya pori.
ADSORPSI
1. PROSES DEHIDRASI
PROSES
PEMBUATAN
KARBON Proses penghilangan air pada bahan
AKTIF baku. Bahan baku dipanaskan hingga
temperatur 170°C.
ADSORPSI
2. PROSES KARBONISASI
PROSES
PEMBUATAN Proses pembakaran bahan baku
KARBON dengan menggunakan udara terbatas
AKTIF dengan temperatur udara antara
300oC sampai 900oC sesuai dengan
kekerasan bahan baku yang
digunakan.
ADSORPSI
3. PROSES AKTIVASI
PROSES
PEMBUATAN Proses untuk membuka pori-pori
KARBON karbon agar menjadi lebih luas
AKTIF
(misalnya dari 2 m2/g menjadi 300-
2000 m2/g).
ADSORPSI
1. Fase pembentukan pori
AKTIVASI Terjadi pada saat
pengarangan bahan baku
FISIKA pada suhu 400-600oC.
ADSORPSI
2. Fase pengaktifan pori
Mengalirkan gas pengoksida
AKTIVASI pada suhu 800-1000 oC.
FISIKA
ADSORPSI
Metode aktivasi secara fisika antara
lain dengan menggunakan uap air,
AKTIVASI gas karbon dioksida, oksigen,
nitrogen dan argon.
FISIKA
ADSORPSI
CaCl2, Ca(OH)2, NaCl, MgCl2,
HNO3, HCl, Ca3(PO4)2, H3PO4,
ZAT ZnCl2, NaOH, dll.
AKTIVATOR
ADSORPSI
Penelitian Erlina (2015) dilakukan
dengan merendam karbon pada
CONTOH larutan KOH selama 24 jam. Dari
AKTIVASI gambar terlihat bahwa larutan KOH
KIMIA hasil rendaman berwarna cokelat
kehitaman.
ADSORPSI
Taroci Nailasa, dkk (2013) melakukan
penelitian mengenai pemanfaatan
HCl arang aktif biji kapuk sebagai
adsorben limbah cair tahu.
ADSORPSI
Butiran seperti kaca dengan
SILIKA bentuk yang sangat berpori,
GEL dibuat dari natrium silikat.
ADSORPSI
Sebagai pengering atau
FUNGSI pencegah terbentuknya
SILIKA kelembaban yang berlebihan.
GEL
3. ZEOLIT
Alumina (Al2O3)
ADSORPSI
Material yang efektif digunakan
ZEOLIT
sebagai adsorben.
ADSORPSI
Senyawa anorganik yang memiliki
4. resin kemampuan untuk menyerap ion
yang tidak diinginkan dari suatu
larutan dan mengganti ion tersebut
dengan ion hidrogen (H+) atau
dengan ion hidroksil (OH–). Kedua ion
tersebut dapat bergabung dan
membentuk air murni (H2O).
ADSORPSI
Banyak digunakan dalam proses
pengolahan air skala industri untuk
resin menghasilkan air bebas mineral
(demineralized water).
ADSORPSI
Fuller earth, yaitu sejenis tanah liat alam yang
merupakan mineral alam dan mengandung
aluminium silikat, magnesium silikat.
𝐶𝑖 − 𝐶𝑒 . 𝑉
𝑄=
𝑊
Dimana:
Q = Kadar logam yang teradsorpsi (mg/g)
V = Volume larutan (L)
Ci = Konsentrasi awal logam dalam larutan (mg/L)
Ce = Konsentrasi akhir logam dalam larutan (mg/L)
W = Berat/massa adsorben yang digunakan (g)
ADSORPSI
Penelitian kapasitas adsorpsi dari
adsorben dengan bahan baku dari
Aygun, dkk kulit almond dan kulit apricot yang
(2003) dipergunakan untuk menghilangkan
zat warna (methylene blue) .
𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐶𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐸 = × 100%
𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙
Dimana:
% E = Efisiensi adsorpsi (%)
Cawal = Konsentrasi awal logam dalam larutan (mg/L)
Cakhir = Konsentrasi akhir logam dalam larutan (mg/L)
ADSORPSI
Kinetika Adsorpsi
Kecepatan perpindahan adsorbat dari larutan ke adsorben.
Persamaan Orde Satu
−𝑘 𝑡
𝑞𝑡 = 𝑞𝑒 (1 − 𝑒 ) 1
Dimana:
qt = Kapasitas adsorpsi pada waktu t (mg/g)
qe = Kapasitas adsorpsi pada saat equilibrium (mg/g)
k1 = Konstanta kecepatan orde satu (1/min)
k2 = Konstanta kecepatan orde dua (g/mg.min)
ADSORPSI
Isoterm adsorpsi
Model isoterm langmuir
Kapasitas adsorpsi maksimum terjadi akibat adanya lapisan
tunggal (monolayer) adsorbat pada permukaan adsorben.
𝐶𝑒 1 𝐶𝑒
= +
𝑞𝑒 𝑄𝒐 𝑏 𝑄0
Dimana:
qe = jumlah adsorbat yang terserap
Qo = penyerapan maksimum pada permukaan padatan
b = konstanta langmuir
Ce = konsentrasi pada kesetimbangan (Muslim dkk., 2015)
ADSORPSI
Model isoterm freundlich
Digunakan pada adsorpsi fisika, proses reversible
dan multilayer
qe = KF Ce1/n
Dimana:
qe = jumlah adsorban yang terserap
KF = Kanstanta Freundlich
Ce = konsentrasi pada kesetimbangan
n = eksponential Freundlich. (Dada dkk., 2012)
ADSORPSI
Berikut ini beberapa aplikasi adsorpsi dengan menggunakan
karbon aktif :
1. Menjernihkan asap cair yang didapatkan dari
kondensasi asap hasil samping pirolisis, menjernihkan
limbah berwarna dan air limbah. Karbon aktif yang
dihasilkan akan diuji kualitasnya dan dibandingkan
dengan karbon aktif kualitas SNI.
ADSORPSI
Tempurung Kelapa
BAHAN CaCl2
ZnCl2
ADSORPSI
PENGUJIAN FISIKA Kadar Air
ADSORPSI
Menjernihkan asap cair
Karbon aktif
dari tempurung
kelapa Menjernihkan air berwarna
CaCl2
ZnCl2
ADSORPSI
Hubungan antara variasi lama perendaman dalam CaCl2 dan ZnCl2, lama
pengovenan dengan hasil karbon aktif
No. Bahan Lama Hasil Arang aktif (%) pada pengovenan110oC
Perendaman (jam) dan Lama Pengovenan (jam)
1 3
1 CaCl2 12 98 97
ZnCl2 98 97
2 CaCl2 16 98 96
ZnCl2 99 97
3 CaCl2 18 98 97
ZnCl2 98 98
4 CaCl2 20 98 97
ZnCl2 99 98
5 CaCl2 22 98 96
ZnCl2 99 98
6 CaCl2 24 97 96
ZnCl2 97 96
7 CaCl2 28 97 96
ZnCl2 97 96
ADSORPSI
Hasil karbon aktif dari Pada suhu pemanasan
perendaman dengan variasi 200°C air yang terkandung
bahan perendam dan suhu dalam bahan baku baru
pengovenan pada 110oC keluar menjadi uap. Jadi
untuk waktu 1 dan 3 jam pengovenan pada 110oC
tidak berpengaruh karena belum mampu membuka
hanya mampu menguapkan dan memperluas pori-pori.
sebagian airnya saja
ADSORPSI
Pengujian Mutu Karbon Aktif
No Suhu (°C) Massa karbon aktif Kadar air Kadar abu Bil. Iodin
setelah aktivasi (%) (%) (%) mg/gr)gr
1 110 96,00 7,8 1,00 138,4
2 500 51,82 4,3 0,23 428,71
3 600 51,26 3,2 0,25 460,30
4 700 36,10 2,9 0,36 517,00
5 800 29,93 1,3 0,61 580,00
ADSORPSI
Hubungan antara Suhu pengovenan dengan Massa Karbon Aktif
ADSORPSI
Hubungan antara Suhu pengovenan dengan Bilangan Iod
ADSORPSI
Semakin tinggi suhu pengovenan
maka akan semakin banyak pori-pori
SUHU yang terbuka sehingga luasnya
bertambah.
PENGOVENAN
ADSORPSI
Semakin tinggi nilai angka iod maka
semakin besar pula daya adsorpsi
BILANGAN IOD dari adsorben.
ADSORPSI
Penjernihan Asap Cair dengan Kolom Karbon Aktif
Dari penjernihan asap cair hasil pirolisis yang berwarna coklat keruh pengaruh
karbon aktif adalah pada pengurangan bau yang sangat menyengat dan
penurunan pH.
ADSORPSI
Penjernihan Asap Cair dengan Kolom Karbon Aktif
Penggunaan karbon
aktif pada asap
cair hasil destilasi
untuk menurunkan
benzopyrene dan
bau menyengat.
Proses penyaringan
dengan zeolit untuk
benzopyrene serta tar
yang masih terdapat
dalam asap cair.
ADSORPSI
Penjernihan air berwarna
ADSORPSI
Penjernihan air berwarna
ADSORPSI
Penjernihan air limbah
Air yang dipakai adalah air keruh yang bersumber dari aliran air lahan
gambut yang tercemar oleh limbah rumah tangga masyarakat yang tidak
memenuhi standar air bersih.
ADSORPSI
Penjernihan air limbah
Air menjadi jernih
karena terserapnya
kandungan zat
organik, zat besi
atau logam dalam
air oleh pori-pori
karbon aktif.
Peningkatan nilai pH
dapat disebabkan
adanya kation
dalam karbon aktif
yang terlarut dalam
air.
ADSORPSI
2. Penyerapan Sulfur oleh Sponge Iron Vessel
PT. Pupuk Iskandar Muda menggunakan bahan baku
gas alam yang berasal di PT. EXXON mobil untuk
memproduksi pupuk urea. Gas alam ini memiliki
komposisi utama gas metana juga mengandung
beberapa unsur yang tidak diinginkan (impurities)
yaitu hidrokarbon fraksi berat, air, sulfur dalam
bentuk senyawa anorganik dan senyawa organik,
merkuri dan karbondioksida.
Zat pengotor ini harus dipisahkan terlebih dahulu di
seksi feed treating (persiapan umpan baku) sebelum
gas alam dikirim ke seksi reforming.
ADSORPSI
Akan menumpuk di dalam unggun
katalis sehingga reaksi pembakaran
sulfur
gas umpan tidak berjalan sempurna
dan membentuk deposit karbon pada
katalis dan tube
ADSORPSI
Serbuk kayu yang berbentuk chip
yang telah dijenuhkan dengan ferri
SPONGE (III) oksida.
IRON
ADSORPSI
Bergantung pada beberapa
faktor antara lain :
SPONGE
IRON
Kelembaban
pH
Temperatur
ADSORPSI
Gas Alam
BAHAN
ADSORPSI
METODE MENGHILANGKAN SULFUR
ADSORPSI
ADSORPSI
ADSORPSI
Ferro sulfat akan beraksi dengan air yang terbentuk
dari reaksi penyerapan sulfur pada kondisi asam.
Hal ini menyebabkan kondisi dalam vessel semakin
asam.
Untuk menjaga kelembahan sponge iron dan
menjaga pH tetap berkisar antara 7,5-9 dilakukan
penambahan soda ash (Na2CO3).
ADSORPSI
Adsorpsi dengan Sponge Iron
Gas alam sebagai bahan baku proses dialirkan ke dalam
Desulfurizer yang berisikan Sponge Iron yang berfungsi
menyerap sulfur dalam gas alam.
ADSORPSI
PERHITUNGAN
ADSORPSI
PERHITUNGAN
ADSORPSI
PERHITUNGAN
ADSORPSI
DATA SULFUR PICK
UP SPONGE IRON
VESSEL
ADSORPSI
Pada tabel di atas dapat dilihat sponge iron vessel
telah dioperasikan dengan baik.
pH berkisar 7,5-8.
Pada life time tertentu sponge iron mengalami kondisi
dry (dehidrasi) sehingga mempengaruhi kapasitas
penyerapan.
Sponge iron mampu bekerja lebih dari life timenya
yaitu 144 hari dengan efisiensi penyerapan 232,6%.
ADSORPSI
3. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich
pada proses penyerapan ion logam Chrom (VI) oleh
Zeolit
ADSORPSI
Zeolit yang dipilih adalah
zeolit warna hijau yang
1. Penyiapan diambil dari beberapa titik
Zeolit penambangan.
ADSORPSI
Dilakukan dengan pemanasan/
aktivasi sehingga molekul air
2. Preparasi dapat keluar untuk menciptakan
Zeolit rongga antar molekul.
Pemanasan dilakukan
pada suhu sekitar 150°C
dan ukuran butiran
sampel zeolit 50 mesh.
ADSORPSI
Pembuatan larutan ion logam
chrom VI dalam berbagai
3. Pengukuran konsentrasi yaitu 5 ppm, 10
dengan AAS ppm, 15 ppm, dan 20 ppm.
ADSORPSI
Massa terbesar dari ion logam chrom teradsorpsi oleh zeolit adalah pada
konsentrasi 20 ppm yaitu sebesar 7,71 mg ion logam chrom yang terserap
oleh 1 gram zeolit.
ADSORPSI
Perhitungan harga x/m, Ce/(x/m), log (x/m) dan log Ce
ADSORPSI
Persamaan adsorpsi isoterm Freundlich dari log (x/m) versus log Ce
ADSORPSI
Persamaan adsorpsi isoterm Langmuir dari Ce/(x/m) versus Ce
ADSORPSI
log (x/m) = 1,0739log Ce – 0,4084
Persamaan R2 = 0,999
Freundlich
ADSORPSI
Ce/(x/m) = -0,0181Ce + 2,3626
Persamaan R2 = 0,9999
Langmuir
ADSORPSI
1. Adsorpsi merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengatasi
masalah pencemaran lingkungan. Adsorpsi bergantung pada
kemampuan permukaan adsorben untuk menarik molekul gas, uap atau
cairan.
2. Beberapa jenis adsorben yang sering digunakan adalah karbon aktif,
silika gel, zeolit, polimer sintetik atau resin, biomassa, dll.
3. Karbon aktif adalah karbon yang telah mengalami perubahan sifat-sifat
fisika dan kimianya karena dilakukan perlakuan aktivasi.
4. Aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap karbon yang bertujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon.
5. Yang mempengaruhi daya serap karbon aktif adalah: sifat
adsorben, sifat serapan, temperatur, pH dan waktu kontak.
6. Suhu aktivasi mempengaruhi kualitas karbon aktif yang terbentuk.
ADSORPSI
Arifin. B., 2002, Adsorpsi Merkuri Dalam Air Oleh Partikel Kayu, Disertasi, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Dada, A. O., Olalekan, A. P., Olatunya, A. M., Dada, O. (2012), Langmuir, Freundlich,
Temkin and Dubinin–Radushkevich Isotherms Studies of Equilibrium Sorption of Zn2+ Unto
Phosphoric Acid Modified Rice Husk, IOSR Journal of Applied Chemistry (IOSR-JAC),
ISSN: 2278-5736. Volume 3, Issue 1(Nov. – Dec. 2012), PP 38-45,
www.iosrjournals.org.
Dilek, A. (2014), Production and Characterization of Activated Carbon from Sour Cherry
Stones by Zinc Chloride, Fuel, 115: 804-811.
Erlina, Umiatin, Budi E. (2015), Pengaruh Konsentrasi Larutan Koh Pada Karbon Aktif
Tempurung Kelapa Untuk Adsorpsi Logam Cu, Prosiding Seminar Nasional Fisika, ISSN:
2339-0654, Volume 4 (2015), Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta.
Geankoplis, C. J. (1993), Transport Processes and Unit Operation. Third Edition, Allyn
and Bacon, Inc., Boston.
ADSORPSI
Ginanjar Almuhandis, Struktur Dasar dan Degradasi Resin Penukar Ion (2013).
Handayani M., Sulistiyono E., (2009), Uji Persamaan Langmuir Dan Freundlich Pada
Penyerapan Limbah Chrom (Vi) Oleh Zeolit, Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Nuklir PTNBR – BATAN Bandung, Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI.
Meilita Taryana, Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya), Skripsi Jurusan
Teknik Industri, FT-USU, (2002)
Muslim A., Zulfian, Ismayanda M.H., Devrina E., Fahmi H. (2015), Adsorption Of Cu(II).
From The Aqueous Solution By Chemical Activated Adsorbent Of Areca Catechu Shell,
Journal of Engineering Science & Technology, 10(12), 1654-1666.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (1998),
Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa.
ADSORPSI
Ramdja A. F., Halim M., Handi J. (2008). Pembuatan Karbon Aktif Dari Pelepah Kelapa
(Cocus Nucifera). Jurnal Teknik Kimia, Volume 12 No. 2, Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang.
Richardson, J. F., Harker, J. H., and Backhurst, J. R. (2014), Chemical enginering, Particle
Technology and Separation Processes, volume 2, 5th edition, Butterworth-Heinemann,
Oxford
Sembiring, M.T., Sinaga, T.S. (2003), Arang Aktif Pengenalan dan Proses Pembuatannya,
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Zakaria A., Rohaeti E., Batubara I., Sutisna, Purwamargapratala Y. (2012), Adsorpsi
Cu(II) Menggunakan Zeolit Sintetis Dari Abu Terbang Batu Bara, Prosiding Pertemuan
Ilmiah Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Bahan, Issn 1411-2213.
ADSORPSI
KEGIATAN 2016/2017
I II III IV V VI
Persiapan bahan baku
Analisis bahan baku
Eksperimen
Analisis sampel dan pengolahan data
Penyusunan laporan dan seminar
Seminar Proposal
Penelitian