Anda di halaman 1dari 35

BASIC SCIENCE

Seftian aditiya nugraha


Definisi

 Malaria disebabkan parasit protozoa plasmodium.


Malaria pada manusiadisebabkan 4 jenis spesies berbeda.
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium
ovale, Plasmodium vivax. (WHO)
 Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam
darah.(IPD UI)
 Malaria adalah penyakit transmisi protozoa oleh infeksi
gigitan nyamuk Anopheles. (Harrison)
Plasmodium sp
 Merupakan parasit yang dapat menyebabkan malaria
 Distribusi geografi : di Indonesia penyakit malaria ditemukan
tersebar di seluruh kepulauan, terutama di kawasan timur
Indonesia.
 Plasmodium pada manusia : plasmodium vivax, plasmodium
falciparum , plasmodium malariae dan plasmodium ovale
 Plasmodium pada kera : Plasmodium cynomologi, Plasmodium
knowlesi, Plasmodium rodhaini, Plasmodium brasilianum
 Penyebab terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax
 Daur hidup :
- Fase seksual eksogen (sporogoni)
- Fase aseksual (skizogeni)
 Hospes definitif : nyamuk Anopheles
 Hospes perantara : manusia
 Cara infeksi :
1. Gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.
2. Transfusi darah dari donor penderita.
3. Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi
4. Infeksi impor.
5. Infeksi kongenital
Keadaan klinik/terminologi
 Prepatent –period: waktu dari inokulasi
sporozoit nyamuk sampai tahap asexsual eritrosit
ditemukan di pembuluh darah
 Incubation period: waktu dari inokulasi
nyamuk sampai gejala manifestasi klinik pertama
timbul
 Recurrence: infeksi berulang yang disebabkan
malaria dan menyebabkan relapse, recrudescense
atau reinfection.
Keadaan klinik/terminologi
 Relapse: infeksi rekuren yang disebabkan
perkembangan hypnozoit di hati, ini hanya bisa
terjadi pada P. vivax dan P. ovale.
 Recrudescense: infeksi rekuren yg disebabkan
tahap infeksi dalam darah/parasitemia yang
tadinya dibawa batas terditeksi menjadi naik
sampai ke tahap yang terditeksi, bisa karena
pengobatan inadekuat
 Reinfection: infeksi rekuren karena paparan baru
dari nyamuk Anopheles
Plasmodium vivax
Plasmodium vivax
 Menyebabkan penyakit malaria vivax / malaria tersiana benigna
 Hospes definitif : nyamuk anopheles betina
 Hospes perantara : manusia
 Distribusi : di daerah subtropik, seperti korea selatan, cina,
Mediterania Timur, Turki, beberapa negara Eropa pada waktu
musim panas, Amerika Selatan dan Utara. Di Indonesia P.vivax
tersebar diserluruh kepulauan.
 Stadium infektif : sporozoit
 Transmisi : 1 . Melalui vektor berupa Anopheles
2. stadium aseksual secara tidak masuk dalam
badan manusia melalui darah
Plasmodium malariae
Plasmodium malariae
 Penyebab malaria malariae / malaria kuartana
 Distribusi : dapat ditemukan di daerah tropik, tetapi
frekuensinya rendah. Di afrika ditemukan di bagian utara, dan
barat, sedangkan di Indonesia dilaporkan di papua barat, NTT
dan Sumatera selatan.
 Hospes definitif : nyamuk anopheles betina
 Hospes perantara : manusia
Plasmodium falciparum
 Menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika atau
malaria tersiana baligna
 Distribusi : di daerah tropik, terutama di Afrika dan Asia
Tenggara. Di Indonesia parasit ini tersebar di seluruh
kepulauan
 Hospes definitif : nyamuk anopheles betina
 Hospes perantara : manusia
Plasmodium ovale
Plasmodium ovale
 Menyebabkan malaria ovale
 Distribusi : didaerah afrika bagian barat, pasifik Barat dan di
beberapa bagian lain di dunia.
 Hospes definitif : nyamuk anopheles betina
 Hospes perantara : manusia
Morfologi pada host eritrosit
P. falciparum P. vivax P. ovale P. Malariae

Daur pra eritrosit 5,5-7 hari 6-8 hari 9hari 14-16 hari

Hipnozoit - + + -

Jumlah merozoit 30.000 10.000 15.000 2000

Bentuk gametosist Pisang Bulat atau oval Besar, bulat Besar, oval

Daur eritrosit 43-52 48 48 72

Eritrosit yang Muda, dan Retikulosit sampai Retikulosit tua


dihinggapi semuanya usia 14 hari

Pembesaran - + + -
eritrosit
Titik eritrosit Mauer’s cleft Schuffner’s dots James’ dots -

Jumlah merozoit 8-32 12-18 8-14 8-10


eritrosit
Daur dalam nyamuk 9-13 hari 8-10 12-14 14-16
Schuffner’s dots
Ziemann dots
James’s dots
Sel Imun terhadap Plasmodium sp
 Perlawanan tubuh terhadap parasit Plasmodium atau respon
imunitas dilakukan oleh imunitas seluler yaitu limfosit T dan
dilakukan oleh imunitas humoral melalui limfosit
 Limfosit T dibedakan menjadi limfosit T helper (CD 4+) dan
sitotoksis(CD 8+)
 Darah yang terinfeksi plasmodium akan ditangkap oleh APC.
 Saat berlangsungnya proses tersebut APC mengeluarkan
interleukin-12 (IL-12).
 Berdasarkan sitokin yang dihasilkan dibedakan menjadi dua
subset yaitu Th1 dan Th2
 Th-1 Menghasilkan IFN-ã dan TNF-áyang mengaktifkan
komponen imunitas seluler seperti makrofag, monosit, serta
sel NK
 Sel Th-2 akan menghasilkan IL-4 dan IL-5 yang memacu
pembentukan Ig (Imunoglobulin) oleh limfosit B.
 Ig meningkatkan kemampuan fagositosis makrofag
 Imunitas pada stadium eksoeritrositer :
 Antibodi menghambat masuknya sporozoit ke hepatosit. Dan
antibodi yang membunuh sprozoit melalui opsonisasi Contoh
: sirkumsporozoid protein / CSP), Sporozoid and Liver stage
antigen (SALSA), Plasmodium falciparum sporozoite surface
protein -2 (SSP-2/ Trombospondin related anonymous
protein = TRAP)
 Imunitas pada stadium aseksual eritrositer
 Antibodi mengaglutinasi merozioit dan menghambat
pelepasan atau menetralkan toksin – toksin parasit. Seperti :
antigen dan antibodi pada stadium merozoit / merozoit
surface antigen /protein 1 (MSA/MSP-1), MSA -2, MSP -3,
Apical membrane Antigen (AMA -1), Eritrocyte Binding
Antigen – 175 (EBA-175), Rhoptry Associated Protein-1
(RAP-1), Glutamine Rich Protein (GLURP)
 Imunitas pada stadium seksual
 Antibodi membunuh gametosit. Seperti : pf –
230(Transmission blocking antibody), Pf – 48/45, Pf- 7/25,
Pf-16, Pf -320,
Anopheles di Indonesia
 Di Jawa dan Bali :
1. Anopheles sundaicus : tempat perindukan di rawa, sepanjang
pantai berair asin atau air tawar campur air asin terutama
yang banyak mengandung alga. Termasuk night biter (pukul
20-24)
2. Anopheles aconitus : tempat perindukan di sawah, saluran
irigasi dan anak sungai di pedalaman, terlebih air yang
mengandung jerami busuk. Termasuk day biter
 Di Irian Jaya :
1. Anopheles farauti : menyukai air tawar dan air payau. Tempat
perindukan di tepi sungai, rawa, genangan hujan, kolam.
Termasuk night biter mengisap darah malam hari dan dini
hari.
2. Anopheles punctulatus : tempat perindukan di genangan air,
tepi sungai. Termasuk night biter.
 Di Kalimantan :
1. Anopheles balabacensis : tidak memilih tempat perindukan
seperti, air di tanah bekas injakan kaki, kolam, sungai kecil.
 Di Sumatera :
1. Anopheles barbirostris : di tempat berair yang banyak
ditumbuhi tanaman, baik sekitar rumah maupun sawah.
Termasuk day biter.
Referensi
 IPD UI
 Parasitologi UI
 Tropic disease
 TropmedWidoyono
 Repository undip
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai