Anda di halaman 1dari 39

PENGENALAN WILAYAH

(GR = Geographical Reconnaissance)

Situasi malaria wilayah puskesmas/desa:

• penderita positif (Pf)


• Letak tempat perindukan
• Jumlah rumah (utk IRS)
Tujuan :

Sebagai dasar pembuatan rencana


operasional dan memudahkan petugas
lapangan mengetahui letak sasaran kegiatan
serta memudahkan supervisi dan evaluasi
kegiatan.
Kegiatan:

- Pemetaan
- Sensus penduduk
- Survai tambahan
Kegunaan Pemetaan
(sebagai peta kerja malaria)

Membantu petugas untuk mengenal daerah


malaria sehingga memudahkan dalam
melakukan:
• ACD
• PE
• Supervisi
• Operasional pengendalian (IRS, dll)
• Tindakan anti larva (pengeringan, irigasi,
penyebaran ikan pemakan jentik, dll).
Pengumpulan Data

Situasi desa:
• Penduduk
• Bangunan/keadaan rumah
• Keadaan jalan
• Sifat topografi (daerah datar, daerah
bergunung, sumber air seperti
sungai, danau, rawa-rawa, sumur
serta tempat perindukan vektor)
Pelaksanaan pemetaan
1. Observasi wilayah

Dilakukan dengan cara jalan kaki atau


naik sepeda motor melewati jalan
poros untuk membuat sket wilayah
desa/kampung secara kasar, untuk:
• Menentukan titik awal pembidikan
• Menentukan skala peta (sesuai
panjang dan lebar maksimum
wilayah)
• Membuat sket dasar
Membuat sket dasar

• Untuk memudahkan membuat peta, maka obyek


penting (rumah, kandang, bangunan umum) di
kanan dan kiri jalan diantara 2 titik yang dibidik
sebaiknya digambar secara kasar pada kertas
konsep.
• Jarak antara 2 titik pada jalan tersebut
tergantung pada banyaknya obyek penting di
kanan dan kiri jalan.
• Bila obyek harus dicatat jumlahnya, sebaiknya
jarak antara 2 titik jangan terlalu jauh.
• Nomor rumah dan bangunan yang ditentukan
dalam pemetaan ini sebaiknya juga dicatat dalam
konsep tersebut.
Sket peta Desa
survey

Menggambarkan :

• Jalan, sungai, tpp,


pesawahan, hutan yang
berkaitan dengan
ekologi vektor)

• Tata letak rumah


dengan tanda terdapat
penderita positif
2. Menentukan skala

• Skala = perbandingan jarak antara 2


titik di peta dengan jarak yang
sebenarnya. Misalnya akan dibuat peta
wilayah kampung A; yang jarak utara -
selatan 1,5 km dan jarak timur ke barat
1 km dengan menggunakan kertas
gambar 30 x 40 cm

• Skalanya ditentukan dengan cara sbb:


Skala

• Skala maksimum menurut panjang wilayah


kampung A dan panjang kertas gambar:
Panjang wilayah/panjang kertas = 150.000 cm/40 cm =
3.750/1

 Skala maksimum menurut lebar wilayah


kampung A dan panjang kertas gambar:
Panjang wilayah/ Panjang kertas = 100.000 cm/30 cm =
3.333 / 1
Skala

 Maka skala peta harus lebih kecil dari 1 :


3.750, misalnya 1 : 4.000 atau 1 : 5.000
atau 1 : 6.000 dst.

• Skala yang terbaik adalah 1 : 5.000, sehingga


ukuran gambar wilayah kampung A di peta
nanti adalah :

• Utara – Selatan = 150.000 cm/5.000 cm = 30 cm

• Timur – Barat = 100.000 cm/5.000 cm = 20 cm


Membuat skala setelah melangkah

 Langkah terpanjang = 46 langkah

• Panjang kertas = 30 cm

• Rata-rata 1 langkah = 70 cm

• Skala = 46 x 70 /30 cm = 3220/30 = 161

1 : 300
3. Pengukuran sudut Azimuth

• Titik awal (ujung jalan, belokan, dll)


• Mengukur sudut jurusan (Azimuth)
Azimuth adalah sudut yang diukur dari
arah Utara jarum magnit kompas ke arah
garis observasi, sesuai dengan arah
putaran jarum jam
• Garis Observasi
Garis observasi adalah garis imajiner dari
titik tempat pembidikan dengan kompas
ke titik berikutnya di lapangan.
Membidik dengan Kompas Lensatik

Minimal dilakukan oleh dua orang,


satu orang sebagai pembidik dan
yang lainnya sebagai objek yang
dibidik dari jarak tertentu.
Cara membidik

• Tegakkan bagian tutup kompas yang ada


garis rambutnya sehingga tegak lurus
dengan jarum magnit kompas.
• Putar kaca penutup jarum magnit kompas
sehingga kedudukan tanda garis pada
kaca penutup tersebut satu garis lurus
dengan garis rambut dan celah pengintip.
• Lempeng celah pengintip ditegakkan
sehingga obyek dapat dibidik dari celah
pengintip dan angka-angka dalam kompas
jelas terbaca
Melihat besarnya sudut jurusan

• Setelah letak obyek yang dibidik berada dalam


satu garis lurus dengan garis rambut dan celah
pengintip, maka segera diintip (melalui lensa
pembesar kompas) besarnya angka yang berada
tepat di bawah tanda garis pada kaca penutup
jarum kompas.
• Angka tersebut menunjukkan besarnya sudut
jurusan antara tempat pembidikan dengan titik
berikutnya (tempat obyek yang dibidik) dan
hasilnya dicatat dalam formulir.
4. Mengukur Jarak

• Menggunakan alat ukur roll meter (50 m)


atau roda ukur.
• Melangkah dengan panjang langkah yang
stabil, sebaiknya yang melangkah dari
titik awal sampai titik yang paling akhir
adalah orang yang sama.
• Misalnya jarak 100 langkah 70 m, maka
rata-rata jarak 1 langkah adalah 70 cm.
• Jarak antara 2 titik dicatat dalam formulir.
Formulir Pemetaan

Titik Pembidikan Sudut Arah Jarak


Dari Ke Tanah (langkah) Peta (cm)
A B 18° 37 5,1
B C 22° 71 9,9
C D 18° 90 12,6
D E 5° 31 4,3
E F 355° 18 2,5
F G 17° 35 4,9
G H 28° 45 6,3
H I 20° 45 6,3
I J 39° 41 5,7
J K 28° 145 20,3
K L 350° 15 2,1
L M 286° 35 4,9
M N 294° 70 9,8
Formulir Pemetaan

Titik Pembidikan Sudut Arah Jarak


Dari Ke Tanah (langkah Peta (cm)
A B
B C
C D
D E
Membuat skala

• Langkah terpanjang = 145 langkah

• Panjang kertas = 40 cm

• Rata-rata 1 langkah = 70 cm

145 x 70
Skala = —————— = 253
40
1 : 500
5. Menggambar peta

• Tentukan titik awal di kertas milimeter

• Cara menentukan titik awal: dengan melihat


sudut jurusan dari titik-titik pada formulir yang
sudah dicatat
• Bila sudut jurusan titik-titik tersebut antara 0 -
180 derajat, berarti arah titik-titiknya ke kanan,
maka titik awal dimulai dari sebelah kiri kertas
milimeter
• Bila sudut jurusan antara 180 - 360 derajat
berarti akan mengarah ke sebelah kiri, sehingga
titik awal dimulai dari sebelah kanan kertas
milimeter.
Menggunakan busur derajat

• Titik pusat busur derajat diletakkan berhimpitan


dengan titik awal 0 derajat, busur harus
diarahkan tepat ke utara dan 180 derajat busur
mengarah ke selatan.
• Tarik garis melalui titik awal ke arah titik
berikutnya sesuai dengan sudut jurusannya.
• Tentukan titik berikutnya dengan mengukur jarak
antara ke dua titik tersebut, yaitu jarak
sesungguhnya dibagi dengan skalanya.
• Dengan cara yang sama, titik-titik berikutnya
dapat dipetakan dari titik sebelumnya.
Cara menghitung jarak untuk
digambarkan pada peta

Contoh :
• Sudut jurusan dari titik A ke B = 45°
• Jumlah langkah dari A ke B = 150 langkah
• Panjang rata-rata 1 langkah = 70 cm
• Skala peta = 1 : 5.000
• Panjang garis A - B di peta = (150 x 70
cm) : 5.000 = 2,1 cm
6. Menutup (kesalahan)
7. Menghitung Luas

• Luas Segitiga = Alas x ½ Tinggi

U
U B
C

A1 F1 B1
F2 D

G D1

E
Cara menghitung luas tempat
perindukan

• Luas TP = jumlah luas 5 segitiga


• Dari 5 segitiga diatas ABG, BCG, CFG,
CEF, CDE dengan masing-masing
tingginya AA1, BB1, FF1, FF2 dan DD1
• Panjang garis masing-masing segitiga
dapat diukur dengan ukuran yang
tersedia
Cara menghitung luas tempat
perindukan

• Setelah itu perhitungan dari 5


segitiga, dikalikan dengan skala yang
digunakan
• Misalnya luas segitiga ABG: alas 4 cm,
tinggi 2 cm, maka luasnya adalah 4
cm persegi
• Bila skala 1 : 2.000, maka luas
segitiga yang sebenarnya adalah : 4 x
2.000 = 8.000 cm persegi = 0,8 meter
persegi.
Formulir Pemetaan
Titik Pembidikan Sudut Arah Jarak
Dari Ke
A B
B C
C D
D E

Anda mungkin juga menyukai