Anda di halaman 1dari 162

Fakultas Kedokteran Universitas

Cenderawasih

dr. Jan F. Siauta, SpB (K) onk


Tumor Payudara

Sub Bagian Bedah Tumor, Bagian Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
Kelainan Payudara
 Bisa disebabkan oleh :
- Kelainan Pertumbuhan
- Anomali
- Infeksi
- Neoplasma
Tumor  setiap benjolan yang tidak normal
dalam tubuh

Neoplasma  pertumbuhan abnormal dari


suatu bagian tubuh yang tidak dapat
dikendalikan oleh tubuh itu sendiri
Tumor Payudara
 Neoplasma
* Jinak
* Ganas

 Non Neoplasma
Neoplasma jinak :
Tumbuh lambat dan terbatas
Tidak berakar, jadi mudah digerakkan
Tidak sakit
Konsistensi kenyal / padat
Permukaan rata, batas jelas
Neoplasma ganas :
Tumbuh cepat
Berakar, sehingga sulit digerakkan
Konsistensi padat-keras
Bila terlambat diketahui dapat menyebar ke
bagian lain dari tubuh
Sering menimbulkan kematian, terutama bila
terlambat ditemukan/ diobati
TUMOR JINAK PAYUDARA
KLASIFIKASI
TUMOR JINAK PAYUDARA

Dupont, Pages dan Rogers


1. Non Proliferative
2. Proliferative lesions without atypia
3. Atypical Hyperplasia
KLASIFIKASI
TUMOR JINAK PAYUDARA
Dupont, Pages dan Rogers
1 Non Proliferative
* Cysts
* Papillary apocrine change
* Epithelial-related calcification
* Mild Hyperplasia of the usual type
2 Proliferative Lesions without Atypia
* Moderate or Florid ductal hyperplasia of
the usual type
* Intraductal Papilloma
* Sclerosing adenosis
* Fibroadenoma
3 Atypical Hyperplasia
* Atypical ductal hyperplasia
* Atypical lobular hyperplasia
TUMOR JINAK PAYUDARA
 Kelainan Fibrokistik
 Fibroadenoma
 Tumor Phyllodes
 Papiloma Intraduktal
 Adenosis Sklerosis
 Nekrosis lemak
Fibrocystic Changes
 Umumnya ditemukan pada umur 20 – 40 tahun
 Diduga akibat gangguan keseimbangan hormon

Perubahan morfologik yang dominan adalah :


- Cyst formation and Fibrosis
- Epithelial hyperplasia
- Sclerosing adenosis
Sclerosing Adenosis
 Gambaran histologik yang khas :
Fibrosis intralobular dan proliferasi acini
dan duktus kecil
 Risiko Ca Mamma meningkat 1,5 – 2 x
Fibroadenoma Mamma
 Bentuk bulat atau lobulated
 Konsistensi seperti karet
 Mobil dan tidak nyeri
 Umumnya soliter
 10 – 15 % multiple
 Mamma kiri > kanan
 Paling sering pada kwadran lateral atas
Intraductal Papilloma
 Terjadi pada duktus subareola
 Paling sering menyebabkan serous atau
serosanguinous nipple discharge
 10 % multiple
 Soliter Papilloma bukan lesi prakanker
 Terapi terpilih adalah : microdochectomy.
Tumor Phyllodes
 Pertama kali dipaparkan oleh :
Johannes Muller ( 1838 )
 Dahulu disebut Cystosarcoma phyllodes
 WHO : Tumor Phyllodes
 Merupakan tumor Fibroepitelial.
 0,3 – 0,5% dari semua Neoplasma payudara
 Sering residif lokal
 Tidak metastasis ke kelenjar regional
Tumor Phyllodes
Gambaran klinik
- Bentuk bulat atau lonjong
- Batas tegas, mobil
- Konsistensi ada bagian yang kistik dan padat
seperti karet
- Tidak melekat pada kulit dan otot pectoralis
- Kulit tegang dan mengkilat
Atypical Hyperplasia

Risiko Kanker Payudara :


* meningkat jadi 5 x
TUMOR GANAS PAYUDARA
KANKER PAYUDARA
- Insidens tinggi di negara maju.
- Penyebab kematian ke 2
- Mencemaskan penderita dan keluarga.
- Sering ditemukan sendiri.
- Fase preklinik.
- Fase klinik.
INSIDENS :
Bervariasi
 Tinggi : AS dan Eropa Utara.
 Rendah : Asia
 Sangat jarang : pada < 20 th
 Jarang : pada < 30 th
INSIDENS :
 Tinggi pada :
- Umur 45 – 49 th. ( Indonesia)
- Umur > 50 th ( Negara maju )
 Laki –laki : 1%
 Herediter : 5%
INSIDENS :
Indonesia
 No. 1 : Kanker Serviks
 No. 2 : Kanker Payudara

Sul-Sel dan negara maju :


No. 1 : Kanker Payudara
No. 2 : Kanker Serviks
Penyebab Kanker Payudara
 Yang pasti ???
 Hormon
 Genetik ( Mutasi Gena )
 Diet
 Radiasi
FAKTOR RISIKO
 Haid pertama dini ( < 12 th )
 Menopause lambat
 Tidak pernah hamil
 Riwayat keluarga ( + )
 Tidak kawin.
 Melahirkan anak I > 35 th.
Faktor risiko tinggi
Tidak menyusui anak
Pernah operasi payudara sebelahnya
Ada keluarga yang menderita
Pernah radiasi daerah dada
Pernah terapi hormon yang lama
Gejala dan tanda
- Terjadi perubahan bentuk payudara
- Ada benjolan dengan luka yang sukar
sembuh
- Retraksi papilla mamma
- Nipple discharge
Gejala dan tanda
- Kulit payudara berubah warna
- Peau d’orange ( gambaran kulit jeruk )
- Dimpling ( lekukan kulit )
- Ada pembesaran kelenjar regional
- Luka lecet di areola yang tidak sembuh
setelah diterapi 2 minggu
PENATALAKSANAAN :
1. Diagnosis.
2. Stadium.
3. Status penampilan.
4. Rencana terapi.
5. Pelaksanaan.
6. Follow-up / Rekonstruksi / Rehabilitasi.
DIAGNOSIS :
 Anamnesis.
 Pemeriksaan fisik.

 Pemeriksan penunjang.
TRIPLE DIAGNOSTIC
1. Clinical Breast Examination ( CBE )
2. Imaging : Mammography / U S G
3. Cytology : F N A B
PEMERIKSAAN PAYUDARA
 Inspeksi
 Palpasi
 Posisi Duduk dan baring
 Periksa dengan Jari-jari
 Periksa seluruh payudara
PEMERIKSAAN PAYUDARA
 Inspeksi :
- Bentuk payudara
- Simetris
- Kelainan di areola
- Retraksi papilla
- Peau d’orange
- Dimpling
- Warna kulit
PEMERIKSAAN PAYUDARA
 Palpasi :
- Lokalisasi Tumor
- Ukuran Tumor
- Konsistensi Tumor
- Permukaan Tumor
- Perlekatan dengan jaringan sekitar
- Suhu raba
- Pembesaran kel. limfe regional
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
- Rutin
- Kimiawi
- Tumor Marker
 Foto Thorax
 Bone Survey
 USG
 Mammografi
Pemeriksaan Penunjang
 FNA
 Tru Cut Needle Aspiration
 Frozen Section
 Biopsi Insisi
 Biopsi Eksisi
DIAGNOSIS DINI :
 Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI).
 Pemeriksaan Payudara.
 BAJAH (Biopsi Jarum Halus)
 Biopsi.
Diagnosis Pasti
Standar Baku Emas :
Pemeriksaan Histopatologis
STAGING :
Berfungsi untuk :
- Menentukan stadium
- Menentukan jenis tindakan / terapi.
- Evaluasi hasil terapi
- Menentukan Prognosis.
- Membandingkan hasil suatu terapi dengan
jenis terapi lain.
SISTEM TNM :
 T = Tumor.
 N = Node ( kelenjar )
 M = Metastasis jauh.
Sistem TNM
c TNM.
p TNM.
s TNM.
r TNM
a TNM
Sistem TNM
Tx = tunor primer tidak bisa diketahui
To = tumor primer tidak teraba
Tis = carcinoma insitu
T1 = < 2 cm
T2 = >2 - < 5 cm
T3 = > 5 cm
T4 = tumor melekat pada kulit atau otot pectoralis
Sistem TNM
N = kelenjar limfe regional
Nx = N tidak dapat ditentukan
No = Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional
N1 = metestasis ke kel. limfe aksila ipsilateral dan
mobil
N2 = metastasis ke kel.limfe aksila ipsilateral dan
terfiksir satu dengan lainnya
Sistem TNM
N3 = metastasis ke kel.limfe infraclavicular ipsi-
lateral atau pada kel.limfe mammaria interna
ipsilateral + aksila atau metastasis ke
kel. supraclavicular + mammaria int dan
aksila
Sistem TNM
M = Metastasis jauh
Mx = metastasis jauh belum dapat dibuktikan
Mo = Tidak ada metastsaia jauh
M1 = Ada metastasis jauh ( termasuk metastasis ke
kel. supraclavicular ipsilateral )
Stadium
Stadium T N M
0 Tis No Mo
I T1 No Mo
II a To N1 Mo
T1 N1 Mo
T2 No Mo
II b T2 N1 Mo
T3 No Mo
Stadium
Stadium T N M
III a To N2 Mo
T1 N2 Mo
T2 N2 Mo
T3 N1 Mo
T3 N2 Mo
III b T4 No Mo
T4 N1 Mo
T4 N2 Mo
Stadium
Stadium T N M

III c Any T N3 Mo

IV Any T Any N M1
STATUS PENAMPILAN :
- KARNOFSKY : 0 - 100

- WHO: 0-4
Status Penampilan WHO:
0. Baik, dapat bekerja normal.
1. Cukup, tidak dapat bekerja berat,ringan bisa.
2. Lemah, tidak dapat bekerja,tapi dapat jalan &

merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar.


3. Jelek, tidak dapat jalan,dapat bangun &rawat diri
sendiri,perlu tiduran > 50% waktu sadar
4. Jelek sekali : tidak dapat bangun & rawat diri
sendiri,hanya tiduran saja.
Status Karnofsky :
100 % : mampu melaksanakan aktivitas normal, tanpa keluhan/tidak ada
kelainan.
90 % : tidak perlu perawatan khusus, keluhan gejala minimal.
80 % : tidak perlu perawatan khusus, dengan beberapa keluhan / gejala.
70 % : tidak mampu bekerja, mampu merawat diri.
60 % : kadang perlu bantuan tetapi umumnya dapat melakukan untuk
keperluan sendiri.
50 % : perlu bantuan dan umumnya perlu obat-obatan.
40 % : tidak mampu merawat diri, perlu bantuan dan perawatan khusus.
30 % : perlu pertimbangan rawat di Rs.
20 % : sakit berat, perlu perawatan Rs.
10 % : mendekati kematian.
0 % : meninggal dalam iman ( Dying in dignity )
RENCANA TERAPI :
 Operasi.
 Kemoterapi.
 Radioterapi.
 Terapi Hormonal .
 Immunoterapi.
Penanganan Kanker Payudara
- Terapi Kuratif
- Terapi Paliatif
Penanganan Kanker Payudara
Terapi Kuratif
- Terapi operatif
- Terapi Adjuvant
* Kemoterapi
* Radioterapi
* Terapi Hormonal
Penanganan Kanker Payudara
 Terapi Paliatif
- Terapi operatif
- Kemoterapi
- Radioterapi
- Terapi Hormonal
Penanganan Kanker Payudara
Terapi Operatif ( Kuratif )
- BCT
- Radical Mastectomy
- Modified Radical Mastectomy

Terapi operatif ( Paliatif )


- Simple Mastectomy
Penanganan Kanker Payudara
 Terapi Hormonal :
- Bilateral Ovarektomi
- Adrenalektomi
- Hypophisektomi
- Anti Oestrogen
STADIUM DINI : ( KURATIF )
- B C T.
- M R M.
- Adjuvant terapi :
Kemoterapi
Radioterapi
Terapi Hormonal
STADIUM LANJUT : ( PALIATIF )

 Utama : Terapi Hormonal

 Tambahan :
- Radioterapi / Kemoterapi.
- Operasi.
EVALUASI RESPONS
PENGOBATAN

 REMISI KOMPLIT.
 REMISI SEBAGIAN.
 PERBAIKAN.
 TIDAK ADA PERBAIKAN.
 PROGRESIF.
PROGNOSIS :

 Ketahanan Hidup 5 Tahun : 10 Tahun :


Stage I : 85% 70%
Stage II : 66% 50%
Stage III : 41% ?
Stage IV : 10% ?

 Haid dan Zuckerman :


Stage I : 95%.
Stage II : 80%
FOLLOW UP

* 3 BULAN, 6 BULAN.
* 1, 3, 5 TAHUN.
* SAMPAI 20 TAHUN.
TERIMA KASIH
Bagian yg sering terkena kanker
 Kanker leher rahim dan kanker payudara
 Kanker paru, kanker hati
 Kanker darah, kanker kulit
 Kanker hidung/nasofaring
 Kanker usus besar

WASPADA
KANKER PAYUDARA
Pengertian :
 Kanker payudara : kanker yang berasal
dari kelenjar, saluran dan jaringan
penunjang pada payudara
INSIDENS
Sul-Sel dan negara maju
:
 No. 1 Kanker Payudara

 No. 2 Kanker Serviks

Indonesia
 No. 1 Kanker Serviks

 No. 2 Kanker Payudara


Penyebab kanker
payudara
 Penyebab pasti belum diketahui
 Kemungkinan akibat :
 Keturunan, pengaruh hormon
 virus, makanan, radiasi
 Yang penting diketahui adanya faktor
resiko pada individu
Faktor resiko tinggi
 Usia makin lanjut
 Haid pertama pada usia < 12 tahun
 Mati haid/menopause lambat (>50 th)
 Tidak pernah melahirkan/tidak kawin
 Anak I dilahirkan setelah usia 35 tahun
Faktor resiko tinggi
 Tidak menyusui anak
 Pernah operasi payudara sebelahnya
 Ada keluarga yang menderita
 Pernah radiasi daerah dada
 Pernah terapi hormon yang lama
Gejala dan tanda
 Terjadi perubahan bentuk payudara
 Ada benjolan (nyeri/tidak), dapat timbul
luka yang sukar sembuh
 Puting susu : keluar cairan, menjadi rata
dengan sekitarnya, tertarik ke dalam
 Kulit payudara berubah warna, berkerut,
tertarik ke dalam
 Adanya benjolan di ketiak
DIAGNOSIS

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis
 Pemeriksaan penunjang :
 Mammografi
 Termografi
 USG
TERAPI PENGOBATAN
 Operasi
 Penyinaran (Radiasi)
 Khemoterapi
 Hormonal terapi
 Immuno terapi
STADIUM DINI : ( KURATIF )

 BCT
M R M

 Adjuvant :
 Kemoterapi
 Radioterapi
 Hormonal terapi
SADARI :
 Setiap bulan, rutin.
 Setelah menstruasi.
 Awal 20-an.
 Kenal payudara sendiri.
 Sensitifitas : 20 – 30%.
 Penyuluhan.
STAGING :

Stage I
II A
II B stad. dini
III A
III B
stad.lanjut
IV
PEMERIKSAAN FISIS
Periksa pandang :
 Asimetri payudara
 Perubahan pada kulit :
 Berlekuk,tertarik kedalam,kemerahan
 Gambaran pembuluh darah, kulit jeruk
 Puting susu dan areola
 Tertarik ke dalam, kulit kering/bersisik, luka
 Pengeluaran cairan, bengkak
PEMERIKSAAN FISIS
Periksa raba :
 Perubahan suhu kulit, ketegangan kulit,
penebalan kulit
 Bila ada benjolan di payudara :
 Lokasi, besar, bentuk, konsistensi, batas
 Permukaannya, perlekatannya, nyeri
 Benjolan di ketiak :
 Besar, bentuk, konsistensi, batas
 permukaannya, perlekatannya, nyeri
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Histopatologis (D/ pasti)
 BAJAH = FNAB
 Needle core biopsy
 Biopsi : insisi atau eksisi
 Potong beku
KELAINAN PAYUDARA

Bisa disebabkan oleh :


 Kelainan Pertumbuhan
 Anomali
 Infeksi
 Neoplasma
 Hormonal
KELAINAN PERTUMBUHAN
 Makromastia
= hypertropi payudara
 Ginekomastia
= hypertropi payudara laki-
laki
ANOMALI PAYUDARA
 Amastia
 Sangat jarang
 Mamma Aksesoris
 Terletak di garis susu
 Umumnya di ketiak
 Mamma Aberan
INFEKSI PAYUDARA
 Mastitis Puerperalis Akut
 Infeksi payudara pada minggu pertama laktasi
 Disebabkan Stafilokokus
 Mastitis Tuberkulosa
 Galaktokel
 Fistel Paraareola
NEOPLASMA PAYUDARA
 Neoplasma Jinak
 Neoplasma Ganas
KLASIFIKASI

Kriteria
Dupont, Pages dan Rogers
1. Non Proliferative
2. Proliferative lesions without atypia
3. Atypical Hyperplasia
KLASIFIKASI
Kriteria
Dupont, Pages dan Rogers
1. Non Proliferative
 Cysts
 Papillary apocrine change
 Epithelial-related calcification
 Mild Hyperplasia of the usual type
Kriteria
Dupont, Pages dan Rogers
2. Proliferative Lesions without Atypia
 Moderate or Florid ductal hyperplasia of the
usual type
 Intraductal Papilloma
 Sclerosing adenosis
 Fibroadenoma
3. Atypical Hyperplasia
 Atypical ductal hyperplasia
 Atypical lobular hyperplasia
NEOPLASMA JINAK
PAYUDARA
 Kelainan Fibrokistik
 Fibroadenoma
 Tumor Phyllodes
 Papiloma Intraduktal
 Adenosis Sklerosis
 Nekrosis lemak
FIBROCYSTIC CHANGES
 Umumnya ditemukan pada umur 20 – 40 tahun
 Diduga akibat gangguan keseimbangan hormon
FIBROCYSTIC CHANGES

Perubahan morfologik yang dominan adalah :


 Cyst formation and Fibrosis

 Epithelial hyperplasia

 Sclerosing adenosis
SCLEROSING ADENOSIS

 Gambaran histologik yang khas : Fibrosis


intralobular dan pro-liferasi acini dan duktus
kecil

 Risiko Ca Mamma meningkat 1,5 – 2 x


FIBROADENOMA MAMMA

 Bentuk bulat atau lobulated


 Konsistensi seperti karet
 Mobil dan tidak nyeri
 Umumnya soliter
 10 – 15 % multiple
 Mamma kiri > kanan
 Paling sering pada kwadran lateral atas
INTRADUCTAL
PAPILLOMA
 Terjadi pada duktus subareola
 Paling sering menyebabkan serous atau
serosanguinous nipple discharge
 10 % multiple
 Soliter papilloma bukan lesi pra-kanker
 Terapi terpilih adalah : microdochectomy
TUMOR PHYLLODES

 Pertama kali dipaparkan oleh : Johannes Muller (1838)


 Dahulu disebut Cystosarcoma phyllodes
 WHO : Tumor Phyllodes
 Merupakan tumor Fibroepitelial
 0,3 – 0,5% dari semua Neoplasma payudara
 Sering residif lokal
 Tidak metastasis ke kelenjar regional
TUMOR PHYLLODES

Gambaran klinik
 Bentuk bulat atau lonjong
 Batas tegas, mobil
 Konsistensi ada bagian yang kistik dan padat
seperti karet
 Tidak melekat pada kulit dan otot pectoralis
 Kulit tegang dan mengkilat
ATYPICAL HYPERPLASIA

 Risiko Kanker Payudara meningkat


jadi 5x
KANKER PAYUDARA

 Insidens tinggi di negara maju


 Penyebab kematian ke 2
 Mencemaskan penderita dan keluarga
 Sering ditemukan sendiri
 Fase preklinik
 Fase klinik
INSIDENS

Bervariasi
 Tinggi : AS dan Eropa Utara
 Rendah : Asia
 Sangat jarang : < 20 th
 Jarang : < 30 th
INSIDENS

 Tinggi pada :
 Umur 45 – 49 th. ( Indonesia)
 Umur > 50 th ( Negara maju )
 Laki –laki : 1%
 Herediter : 5%
INSIDENS

Indonesia
 No. 1 Kanker Serviks
 No. 2 Kanker Payudara
Sul-Sel dan negara maju :
 No. 1 Kanker Payudara
 No. 2 Kanker Serviks
Penyebab Kanker
Payudara

 Yang pasti ???


 Hormon
 Genetik
 Diet
 Radiasi
FAKTOR RISIKO
 Haid pertama dini ( < 12 th )
 Menopause lambat
 Tidak pernah hamil
 Riwayat keluarga ( + )
 Tidak kawin
 Melahirkan anak I > 35 th
Faktor Risiko Tinggi

 Tidak menyusui anak


 Pernah operasi payudara sebelahnya
 Ada keluarga yang menderita
 Pernah radiasi daerah dada
 Pernah terapi hormon yang lama
Gejala dan Tanda

 Terjadi perubahan bentuk payudara


 Ada benjolan dengan luka yang sukar sembuh
 Retraksi papilla mamma
 Nipple discharge
 Kulit payudara berubah warna
 Peau d’orange
 Dimpling
 Ada pembesaran kelenjar regional
 Luka lecet di areola yang tidak sembuh setelah diterapi 2
minggu
PEMERIKSAAN PAYUDARA

 Inspeksi
 Palpasi
 Posisi Duduk dan baring
 Periksa dengan Jari-jari
 Periksa seluruh payudara
PEMERIKSAAN PAYUDARA
 Inspeksi :
 Bentuk payudara
 Simetris
 Kelainan di areola
 Retraksi papilla
 Peau d’orange
 Dimpling
 Warna kulit
PEMERIKSAAN PAYUDARA

 Palpasi :
 Lokalisasi Tumor
 Ukuran Tumor
 Konsistensi Tumor
 Permukaan Tumor
 Perlekatan dengan jaringan sekitar
 Suhu raba
 Pembesaran kel. limfe regional
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Laboratorium
 Rutin
 Kimiawi
 Tumor Marker
 Foto Thorax
 Bone Survey
 USG
 Mammografi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 FNA
 Tru Cut Needle Aspiration
 Frozen Section
 Biopsi Insisi
 Biopsi Eksisi
DIAGNOSIS DINI

 Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI)


 Pemeriksaan Payudara
 BAJAH (Biopsi Jarum Halus)
 Biopsi
 Setiap bulan, rutin
 Setelah menstruasi
 Awal 20-an
 Kenal payudara sendiri
 Sensitifitas : 20 – 30%
 Penyuluhan
PENATALAKSANAAN
1. Diagnosis
2. Stadium
3. Status penampilan
4. Rencana terapi
5. Pelaksanaan
6. Prognosis
 Follow-up
 Rekonstruksi / Rehabilitasi
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS PASTI

Standar Baku Emas

Pemeriksaan
Histopatologis
STAGING
Berfungsi untuk :
 Menentukan stadium
 Menentukan jenis tindakan /terapi
 Evaluasi hasil terapi
 Menentukan Prognosis
 Membandingkan hasil suatu terapi dengan
jenis terapi lain
SISTEM TNM
 T = Tumor
 N = Node ( kelenjar )
 M = Metastasis jauh
SISTEM TNM
 cTNM
 pTNM
 sTNM
 rTNM
 aTNM
SISTEM TNM
 Tx = tumor primer tidak bisa diketahui
 To = tumor primer tidak teraba
 Tis = carcinoma insitu
 T1 = < 2 cm
 T2 = >2 - < 5 cm
 T3 = > 5 cm
 T4 = tumor melekat pada kulit atau otot pectoralis
SISTEM TNM
 N =
kelenjar limfe regional
 Nx =
N tidak dapat ditentukan
 No =
Tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional
 N1 =
Metastasis ke kel. limfe aksila ipsilateral dan mobil
 N2 =
Metastasis ke kel.limfe aksila ipsilateral dan
terfiksir satu dengan lainnya
 N3 = Metastasis ke kel.limfe infraclavicular ipsilateral
atau pada kel.limfe mammaria interna ipsilateral +aksila
atau metastasis ke kel. supraclavicular + mammaria int dan
aksila
SISTEM TNM
 M = Metastasis jauh
 Mx = Metastasis jauh belum dapat dibuktikan
 Mo = Tidak ada metastsaia jauh
 M1 = Ada metastasis jauh ( termasuk metastasis
ke
kel. supraclavicular ipsilateral )
STADIUM
STADIUM T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
T0 N1 M0
IIa T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
IIb
T3 N0 M0
STADIUM
STADIUM T N M
T0 N2 M0
T1 N2 M0
IIIa T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
T4 N0 M0
IIIb T4 N1 M0
T4 N2 M0
STADIUM
STADIUM T N M
IIIc Any T N3 M0
IV Any T Any N M1
STAGING
I
S IIA Stadium
T Dini
IIB
A
IIIA
G
IIIB Stadium
E Lanjut
IV
STATUS
PENAMPILAN

 KARNOFSKY : 0 – 100
 WHO :0–4
RENCANA
TERAPI
 Operasi
 Kemoterapi
 Radioterapi
 Hormonal Terapi
 Immunoterapi
PENANGANAN
KANKER
PAYUDARA
 Terapi Kuratif
 Terapi Paliatif
PENANGANAN
KANKER PAYUDARA
 Terapi Kuratif
 Terapi operatif
 Terapi Adjuvant
 Kemoterapi
 Radioterapi
 Terapi Hormonal
PENANGANAN
KANKER PAYUDARA
 Terapi Paliatif
 Terapi operatif
 Kemoterapi
 Radioterapi
 Hormonal terapi
PENANGANAN
KANKER PAYUDARA
 Terapi Operatif ( Kuratif )
 BCT
 Radical Mastectomy
 Modified Radical Mastectomy
 Terapi operatif ( Paliatif )
 Simple Mastectomy
PENANGANAN
KANKER PAYUDARA
 Hormonal Terapi :
 Bilateral Ovarektomi
 Adrenalektomi
 Hypophisektomi
 Anti Oestrogen
STADIUM DINI : (
KURATIF )
 BCT
 MRM
 Adjuvant terapi :
 Kemoterapi
 Radioterapi
 Hormonal terapi
STADIUM LANJUT (
PALIATIF )
 Utama : Hormonal
Terapi
 Tambahan :
 Radioterapi / Kemoterapi
 Operasi
EVALUASI RESPONS
PENGOBATAN
 Remisi komplit
 Remisi sebagian
 Perbaikan
 Tidak ada perbaikan
 Progresif
PROGNOSIS
KETAHANAN HIDUP
5 tahun 10 tahun
S I 85% 70%
T II 66% 50%
A
G III 41% ?
E
IV 10% ?

Haid Zuckerman
S I 95%
T II 80%
A
G
E
FOLLOW-UP
 3 bulan, 6 bulan
 1, 3, 5 tahun
 Sampai 20 tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai