Anda di halaman 1dari 30

SEKOLAH MODEL “ LESSON STUDY “

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK

PENGUATAN & PENDAMPINGAN


Tujuan Pembelajaran

• Memahami lesson study berbasis


sekolah,
• Mengembangkan lesson study
berbasis sekolah.
Latar Belakang
CARA PANDANG TERHADAP BELAJAR :
- Pendapat Mr. Masaaki Sato :
Terjadinya Sekolah yang runtuh terletak pada
guru
- Umumnya guru berangapan bahwa dirinya
yang paling hebat di kelas, paling pandai dan
telah berpengalaman bertahun-tahun dan
membuat siswanya lulus dengan pridikat baik.
• - Kualitas proses Belajar Mengajar sangat
ditentukan oleh guru.

- Guru merupakan faktor utama agen


pembaharu. Jika kualitas gurunya kurang
bagus, maka kualitas PBM akan rendah.
Latar Belakang
• Umumnya guru berangapan bahwa
dirinya yang paling hebat di kelas, paling
pandai dan telah berpengalaman
bertahun-tahun dan membuat siswanya
lulus dengan pridikat baik
• Ironinya guru yang paling pintar, paling
benar, dan yang paling hebat tidak mau
diamati oleh orang lain ketika mengajar
HAKEKAT LESSON STUDY
• Catherin Lewis melakukan penelitian LS
di Jepang (1993).
• Indonesia sedang gencar
mensosialisasikan LS untuk dijadikan
MODEL dalam rangka meningkatkan
proses pembelajaran siswa.
• Lesson Study bukanlah suatu Strategi
atau metode dalam pembelajaran,
namun upaya pembinaan untuk
meningkatkan kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
secara kolaboratif, dan
berkesinambungan , dalam
merencanakan , melaksanakan ,
mengobservasi dan melaporkan hasil
pembelajaran.
APA ITU
LESSON
STUDY

SUJIATI
• Bahasa Jepangnya Jugyokenkyu
• Bahasa Amerikanya Lesson Study
• Bahasa Indonesianya Kaji Pembelajaran

Guru secara kolaboratif merumuskan tujuan


pembelajaran & tujuan pengembangan siswa,
merancang pembelajaran, melaksanakan dan
mengamati, mendiskusikan untuk kemudian
menyempurnakan dan membelajarkannya lagi di
kelas lain

SUJIATI
 Lesson Study yaitu suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan
berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas
dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar.

SUJIATI
Tujuan Lesson Study Berbasis Sekolah

Lesson study berbasis sekolah memiliki


tiga tujuan konkret sebagai berikut :
• Semua guru harus membuka
pembelajaran mereka untuk diobservasi
dan refleksi setidaknya satu kali dalam
satu tahun.
Tujuan Lesson Study Berbasis Sekolah

• Semua guru harus meningkatkan


kualitas pembelajaran mereka
dengan belajar dari rekan-rekannya
sesama guru.
• Semua guru harus membentuk
kolegialitas dengan cara
berkolaborasi bersama.
BAGAIMANA
MELAKSANAKAN LESSON
STUDY

SUJIATI
TAHAPAN LESSON STUDY

PLAN

SEE

DO
SUJIATI
Perencanaan Pelaksanaan Melihat
(PLAN) (DO) (SEE)
- Penggalian -Pelaksanaan
akademis
-Refleksi
pembelajaran
dengan rekan
- Perencanaan
-Pengamatan
pembelajaran
oleh rekan -Komentar dan
- Persiapan alat- sejawat diskusi

alat

Daur Studi Pembelajaran Terorientasi pada Praktik


(Saito, dkk. 2005)
SUJIATI
Guru yang Berpartisipasi

• Semua guru dan kepala sekolah


harus berpartisipasi dalam
implementasi lesson study berbasis
sekolah (LSBS) karena lesson study
tidak hanya bertujuan untuk
membangun kapasitas guru-guru
secara perseorangan namun juga
peningkatan sekolah itu sendiri.
Guru yang Berpartisipasi

• Lesson study bertujuan untuk


pengembangan hubungan kolaboratif
antarguru untuk menciptakan “sekolah
yang efektif”. Oleh karena itu, penting
untuk membentuk sebuah pemahaman
yang sama antar guru mengenai
pembelajaran dan praktek-praktek
pedagogis yang sesuai dan memenuhi
kebutuhan peserta didik .
• Sekolah dapat menyelenggarakan
lesson study berdasarkan tingkat
kelas atau berdasarkan mata
pelajaran.
• Lesson study berbasis sekolah
adalah sebuah cara bagi sekolah-
sekolah untuk menumbuhkan
kolegialitas dan rasa kesamaan di
antara para guru melalui diskusi
mengenai topik-topik yang sama.
Melaksanakan Kegiatan Secara Rutin

• Lesson study bukanlah sebuah


kegiatan yang hanya berlangsung satu
kali. Lesson study adalah kegiatan rutin
yang dipraktikkan secara teratur.
• Sekolah harus menjadwalkan dan
melaksanakan lesson study secara
teratur, sebaiknya satu kali dalam dua
minggu.
Melaksanakan Kegiatan Secara Rutin

• Sebaiknya frekuensi kegiatan diputuskan oleh


masing-masing sekolah berdasarkan kondisi
nyata tiap sekolah: ukuran sekolah, tingkat
motivasi guru, kepemimpinan kepala sekolah,
dan lain-lain.
• Sekolah harus berhati-hati dalam menetapkan
jadwal yang tepat untuk lesson study berbasis
sekolah dan sekolah harus memastikan bahwa
kegiatan LS dilaksanakan secara teratur dan
terus menerus.
Jangan Semakin Menambah Beban Mengajar
Para Guru

• Tugas sehari-hari sangat banyak: merancang


dan melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi prestasi akademik siswa,
mengerjakan berbagai tugas administratif, dan
lain-lain.
• LS-BS diharapkan tidak membuat guru merasa
semakin sibuk, misalnya diatasi dengan
dibuatkan jadwal yang bisa disepakati
kelompok.
.
• Dengan LS guru secara kolaboratif dapat saling
belajar, memperbaiki tugas mengajarnya
sehingga kegiatan LS dapat berlangsung secara
rutin tanpa guru merasa terbebani.

• Sekolah dapat meninjau tugas administratif


guru secara seksama dan mengesampingkan
tugas yang tidak penting. Dengan melakukan hal
ini, dapat diciptakan waktu ekstra untuk
lesson study tanpa menambah beban para
guru.
Pengaturan Jadwal

• Frekuensi kegiatan lesson study harus


dijadwalkan oleh sekolah, meskipun
keputusan berada di tangan pihak kepala
sekolah.
• Pelaksanaan lesson study yang penting adalah
dg menjaga rutinitas dan komitmen daripada
melaksanakan sebanyak mungkin lalu
berhenti total.
Pengaturan Jadwal

• Pelaksanaan lesson study yang hanya sekali


dalam satu tahun, tidak akan banyak
bermanfaat karena para guru tidak akan
mendapatkan apa-apa dari kegiatan yang
sporadis semacam itu.
• Permasalahan dalm melaksanakan LSBS
adalah menentukan kapan mereka harus
melaksanakan open lesson dan refleksi
• Jika menyelenggarakan Open Class dengan
menggunakan kelas pada jam reguler, maka
banyak guru yang tidak akan dapat
mengikutinya karena mereka juga harus
mengajar di kelas masing-masing.
• Jika sekolah ingin menghindari hal ini, mereka
harus melaksanakannya setelah jam sekolah
berakhir, khususnya untuk SD.
KEGIATAN OPEN CLASS

• Biasanya para guru sangat enggan


untuk membuka kelas mereka kepada
rekan sesama guru. Untuk itu, kepala
sekolah dapat mengawali dengan
menunjuk beberapa orang guru
sebagai guru model untuk kegiatan
open class,
• Apabila dirasa perlu, kepala sekolah dapat
melaksanakan buka kelas dan membiarkan
guru-guru lain memberikan komentar mengenai
kelas yang dibukanya. Hal ini dapat mengikis
kekhawatiran para guru yang enggan membuka
kelas, bahkan dapat mendorong mereka
mempersiapkan pembelajaran dengan baik dan
mau melakukan open class/buka kelas.
Lesson Study (LS) Berbasis MGMP Tingkat
Sekolah
• LS berbasis MGMP tingkat Sekolah (lesson study yang
dilaksanakan oleh guru-guru dari satu mata pelajaran
yang sama di satu sekolah) merupakan salah satu
pendekatan yang layak diambil. Di sekolah, pada
umumnya ada 4 tahapan pengembangan:
• Sosialisasi
• Buka kelas dan refleksi oleh MGMP-Sekolah
• Buka kelas oleh guru-guru MGMP Sekolah diamati
oleh semua guru, dan pelaksanaan refleksi juga
dengan semua guru mata pelajaran
• Buka kelas oleh guru mata pelajaran apapun dan
refleksi dengan semua guru mata pelajaran
Peran Kepala Sekolah/Wakil KS

Kepala sekolah harus turut serta dalam pengamatan


dan refleksi, setidaknya ketika mengajar di kelas.

• Catatan:
Agar kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bisa
memainkan peran ini, mereka harus dapat mengubah
persepsi mereka sendiri tentang konsep kepemimpinan
yang tadinya hanya bersifat administratif, menjadi
lebih akademis dan pedagogis.
Peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota


harus secara berkala memonitor,
mengevaluasi, serta mendukung
kegiatan-kegiatan Pembelajaran dari
segi teknis dan administratif.

Anda mungkin juga menyukai