Hiperglikemia
Oleh
Shabrina
Pembimbing : dr. Mawaddah Fitria, Sp.PD
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus : sekelompok
kelainan metabolik yang
bermanifestasi klinis sebagai
hiperglikemia.
Kementrian Kesehatan RI. Infodatin : Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Jakarta : Pusat Data dan Informasi; 2014. p 2-4
I. IDENTITAS
Identitas Penderita
Nama : Tn. T
Umur : 60 tahun
JK : Laki-Laki
Agama: Islam
Suku : Aceh
Alamat : Desa Ranyek Kareng
Kec. Blang Mangat
No. MR : 07.52.10
TMRS : Kamis (31/3/16)
Pukul : 12.25 (IGD)
15.45 (Ruang Pria)
Alloanamnesis
Keluhan Utama : Tidak sadarkan diri
Keluhan tambahan : Sesak, demam, batuk
Pasien memiliki sakit gula sejak lebih kurang 4 tahun yang lalu dan
biasanya hanya mengkonsumsi obat gula yang diminum, tidak
pernah menggunakan obat gula yang disuntik. Pasien terkadang
memeriksakan gula darahnya, namun tidak rutin.
B. Status Generalis :
Kepala : normochepali
Mata : tidak terbuka spontan, konjungtiva pucat (+/+), sklera
ikterik (-/-), radang (-/-), pupil isokor , refleks cahaya
(+/+), palperbra inferior cekung dan hitam
Hidung : simetris, deformitas (-), sekret (-), darah (-)
Mulut :Bibir kering, tidak dapat membuka spontan, tampak lidah jatuh
ke belakang, tidak tercium bau buah (keton)
Telinga : nyeri tekan tragus (-), serumen (-)
Leher : Simetris, deviasi trakea(-), pembesaran KGB (-)
Kulit : Berwarna sawo matang, kulit kering, cubitan pada kulit tangan
dan kaki lambat kembali.
Thoraks
a. Pulmo
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kiri kanan
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Ronki pada saat inspirasi dan ekspirasi pada seluruh
lapangan paru
b. Jantung
Heart rate cepat, tidak terdapat bising.
c. Abdomen
Inspeksi : sedikit distensi, venektasi (-), tidak telihat adanya
masa
Palpasi : regio abdomen dalam batas normal, nyeri tekan (-
), nyeri lepas (-)
Auskultasi : peristaltik (+)
d. Ekstremitas
Superior : teraba hangat, tanda trauma (-/-), deformitas (-/-),
oedem (-/-) sianosis (-/-)
Inferior : teraba hangat, tanda trauma(-/-), deformitas (-/-),
oedem (-/-) sianosis (-/-)
C. Pemeriksaan Penunjang yang telah dilakukan :
KGDS di Puskesmas : 729 mg/dl
KGDS di Ruang Pria pukul 16.00: HI
KGDS di Ruang Pria pukul 18.30: HI
D. Diagnosis Banding
1. Hiperglikemi Hiperosmolar State
2. Ketoasidosis Diabetik
E. Prognosis
Dubia et Malam
Kamis S O A P
31/3/16
PUSKESMAS Penurunan kesadaran KGDS : 729 mg/dl Penurunan Oksigen 3-4 l/I
GCS : E3V5M5 kesadaran ec. IVFD NaCl guyur 500cc
TD : 90/70 mmHg Hiperglikemia
HR : 72x/I
RR : 24x/i
Kadar glukosa
serum yg tinggi Cairan tertarik
akan dari intraseluler hiperosmolar
dikeluarkan ke intravaskuler
melalui ginjal
Kelebihan
glukosa tidak Sifat gula yang Sel kekurangan
dapat di serap menarik air energi
ginjal
Diagnosis
Penatalaksanaan
KAD
HHS
Prognosis
HHS KAD
Biasanya buruk. Namun sebenarnya Umumnya pasien membaik setelah
kematian pasien bukan disebabkan oleh diberikan insulin dan terapi standar
hiperosmolar sendiri tapi oeh penyakit lainnya. Kematian meningkat seiring
yang medasarinya atau menyertai. Angka dengan usia dan beratnya penyakit
kematian berkisar 30-50% penyerta
TERIMAKASIH