PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ct scan
MRI
Lumbal punksi
TATALAKSANA
Perawatan pra-rumah sakit
- Menilai prosedur ABCD
- pindahkan pasien dengan tingkat kesadaran menurun/berubah atau pemeriksaan
neurologis abnormal ke pusat medis terdekat yang memiliki CT scan dan bedah
saraf.
Perawatan emergensi
Menilai prosedur ABCD
Intubasi endotrakeal pada pasien melindungi dari aspirasi yang disebabkan oleh
refleks proteksi saluran nafas yang tertekan.
- Cegah sedasi berlebihan, yang menyebabkan pemeriksaan neurologis serial
menjadi lebih sulit.
- Awasi aktivitas jantung, oksimetri, tekanan darah otomatis, dan CO2 pernafasan.
Pengawasan CO2 pernafasan pada pasien yang diintubasi memungkinkan klinisi
menghindari hiperventilasi berlebihan atau tidak mencukupi. Target pCO2 adalah
30-35 mmHg untuk mengurangi peningkatan TIK.
- Pengawasan tekanan darah yang tidak stabil. Agen anti hipertensi telah dianjurkan
untuk tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg.
- Sediakan oksigen tambahan untuk semua pasien dengan masalah SSP.
- Tinggikan kepala setinggi 30° untuk memudahkan drainase vena-vena intrakranial.
Cairan dan hidrasi
Pertahankan euvolemia (CVP, 5-8 mmHg)
Jangan sampai pasien over hidrasi karena dapat meningkatkan resiko hidrosfalus
MEDIKASI
Agen Osmotik.
Gunakan agen osmotik, seperti manitol, yang mengurangi TIK sebesar 50% dalam
30 menit, puncaknya setelah 90 menit, dan berakhir dalam 4 jam.
Antihipertensi
Manajemen pasien PSA dengan hipertensi masih kontroversi. Penurunan tekanan
darah pada PSA dapat mencegah terjadinya perdarahan ulangan, namun dilain
pihak hal ini dapat mencetuskan iskemik perihematomal.
Diuretik
Diuretik loop, seperti furosemid, juga menurunkan TIK tanpa meningkatkan serum
osmolalitas.
Vasopressor
Vasopresor dapat diindikasikan untuk mempertahankan tekanan darah sistolik
melebihi 120 mmHg; hal ini mencegah kerusakan SSP pada penumbra iskemik dari
vasospasme reaktif yang terlihat pada PSA.
Antiemetik
Memberikan antiemetik untuk mual atau muntah.
Antikonvulsan
Penggunaan anti konvulsan sebagai profilaksis tidak dengan segera mencegah
kejang setelah PSA, tapi gunakanlah anti konvulsan pada pasien yang memang
kejang.
PEMBEDAHAN
Pembedahan dapat dilakukan untuk:
Menghilangkan kumpulan besar darah atau mengurangi tekanan pada otak jika
perdarahan tersebut karena cedera.
Perbaikan aneurisma jika perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya aneurisma
KOMPLIKASI
- Hidrosefalus dapat terbentuk dalam 24 jam pertama karena obstruksi aliran CSS
dalam sistem ventrikular oleh gumpalan darah.
- Perdarahan ulang pada PSA muncul pada 20% pasien dalam 2 minggu pertama.
Puncak insidennya muncul sehari setelah PSA. Ini mungkin berasal dari lisis gumpalan
aneurisma.
- Vasospasme dari kontraksi otot polos arteri merupakan simptomatis pada 36%
pasien.
- Defisit neurologis dari puncak iskemik serebral pada hari 4-12.
- Disfungsi hipotalamus menyebabkan stimulasi simpatetik berlebihan, yang dapat
menyebabkan iskemik miokard atau menurunkan tekanan darah.
- Hiponatremia dapat muncul sebagai hasil pembuangan garam serebral.
- Aspirasi pneumonia dan komplikasi lainnya dapat muncul.
Prognosis
Munculnya defisit kognitif, bahkan pada kebanyakan pasien yang dianggap memiliki
hasil akhir yang baik.
Lebih dari 1/3 yang selamat dari PSA memiliki defisit neurologis mayor.
Faktor yang mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas adalah sebagai
berikut:
Beratnya perdarahan
Derajat vasospasme serebral
Muculnya perdarahan ulang
Lokasi perdarahan
Usia dan kesehatan keseluruhan pasien
Kemunculan kondisi komorbid dan sumber dari rumah sakit (misal infeksi, infark miokard)
Angka ketahanan hidup dihubungkan dengan tingkatan PSA saat munculnya. Laporan
menggambarkan angka ketahanan hidup 70% untuk grade I, 60% untuk grade II, 50% untuk grade
III, 40% untuk grade IV dan 10% untuk grade V
PERDARAHAN INTRAVENTRIKULER
DEFENISI
terdapatnya darah dalam sistem ventrikuler.
digolongkan menjadi dua yaitu perdarahan intraventrikular primer dan perdarahan
intraventrikular sekunder.
perdarahan sekunder intraventrikuler muncul akibat pecahnya pembuluh darah
intraserebral dalam dan jauh dari daerah periventrikular, yang meluas ke sistem
ventrikel.
Sekitar 70% Perdarahan Intraventrikular (IVH) Terjadi Sekunder, IVH
Sekunder Mungkin Terjadi Akibat Perluasan Dari Perdarahan
Intraparenkim Atau Subarachnoid Yang Masuk Ke Sistem Intraventrikel.
Etiologi
Etiologi bervariasi dan pada beberapa pasien tidak diketahui. Tetapi menurut penelitian didapatkan :
1. Hipertensi, aneurisma
bahwa PIVH tersering berasal dari perdarahan hipertensi pada arteri parenkim yang sangat kecil dari jaringan
yang sangat dekat dengan sistem ventrikuler
2. Kebiasaan merokok
3. Alkoholisme
Dari studi observasional dilaporkan meningkatnya kejadian stroke perdarahan pada pasien merokok dan konsumsi
alkohol.
4. Etiologi lain yang mendasari PIVH di antaranya adalah anomali pembuluh darah serebral, malformasi pembuluh
darah termasuk angioma kavernosa dan aneurisma serebri merupakan penyebab tersering PIVH pada usia muda.
Pada orang dewasa, PIVH disebabkan karena penyebaran perdarahan akibat hipertensi primer dari struktur
periventrikel.
Patofisiologi
Hipertensi dan aneurisma pembuluh darah pada otak dapat menyebabkan
timbulnya perdarahan pada sistem ventrikel.
Darah clotting sumbatan.
Bila terbentuk sumbatan di situ akan Secara otomatis tekanan intrakranila pun ikut
meningkat yang menyebabkan terjadinya desakan pada area sekitar otak.
Penekanan batang otak penurunan kesadaran
menimbulkan nyeri kepala bila timbul penekanan pada area yang sensitif nyeri
Penekanan berat penurunan perfusi gangguan fungsi otak bersangkutan
Gejala klinik
Sindrom klinis IVH menurut Caplan menyerupai gejala SAH, berupa :
1. Sakit kepala mendadak
2. Kaku kuduk
3. Muntah
5. Penurunan Kesadaran
Untuk Menilai Derajat Keparahan Dari Perdarahan Intraventrikuler Digunakan Sistem
Scoring Yang Menilai Volume Darah Di Bagian Otak. Salah Satu Sistem Scoring Yang
Digunakan Adalah Graeb Score.