Anda di halaman 1dari 54

Referat

Deep Vein
Thrombosis
(DVT)
Verty Ratna Monika (2040312075)
Nadilla Frimadiah Fitri (2040312087)

Preseptor :
dr. Andry Kurniawan, Sp.PD
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
● Deep Vein Thrombosis (DVT) → trombus vena
dalam + inflamasi dinding vaskuler.
● Penyakit kardiovaskular tersering nomor 3
setelah penyakit arteri koroner & stroke.
● Terjadi ± 0,1% orang/tahun, ↑ 30x lipat dari
dekade lalu.
● Di Eropa dan USA ± 50/100.000 populasi/tahun.
● Komplikasi → emboli paru → kematian.
Batasan Masalah : Membahas definisi, epidemiologi, etiologi,
patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding,
tatalaksana, dan prognosis DVT.

Tujuan Penulisan : Untuk memberikan pengetahuan &


pemahaman tentang DVT.

Metode Penulisan : Berdasarkan tinjauan kepustakaan dengan


merujuk kepada beberapa sumber literatur.
Bab 2
Tinjauan Pustaka
Definisi
DVT / TVD : Hambatan aliran darah
vena tungkai / lengan menuju jantung
yang disebabkan oleh trombus di
lumen vena dalam.

Distal Proksimal

Phlegmasia
Phlegmasia
seruli
alba dolens
adolens
Epidemiologi
• Terjadi ± 0,1% orang/tahun
• Insiden ↑ 30x lipat dari dekade lalu

• Di Eropa & USA ± 50/100.000 populasi/tahun
• 1-5% meninggal karena komplikasi (emboli paru)
• Insiden ↑ seiring ↑ usia.
• ♂ = ♀ , tapi ♂ lebih berisiko trombosis berulang
Etiologi

DVT disebabkan oleh adanya obstruksi


aliran darah oleh bekuan-bekuan darah
(trombus) di vena dalam.
Faktor Risiko
Patogenesis
Hiperkoag
ulabilitas
Kerusakan
Statis pembuluh
darah

DVT
*Trias Virchow
Manifestasi Klinis

Gejala Klasik Tanda Klasik Pemeriksaan Fisik


• Bengkak • Homan’s • Edema unilateral
• Nyeri Sign • Hangat
• Berubah • Edema • Trombosis vena
warna • Tenderness teraba
• Hangat • Pelebaran vena
superfisial
Diagnosis
Well’s Score

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Pemeriksaan Penunjang
● D-dimer : Adanya produk degradasi fibrin yang
menonjol, yang dihasilkan oleh respons fibrinolitik
terhadap pembentukan trombus di dalam tubuh.
● USG Doppler Vaskuler (non invasif)
● Venografi (invasif)
● MRI
Algoritma Diagnosis DVT
Diagnosis Banding
• Thromboplebitis
• Artritis
• Selulitis
• Vaskulitis
• Ruptur Kista Baker’s
• Ruptur Muskulus Gastrocnemius
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan :
● Mencegah trombosis meluas & emboli paru
● Mengurangi morbiditas pada serangan akut
● Mengurangi keluhan sindroma post flebitis
● Mencegah hipertensi pulmonal karena
tromboemboli
Penatalaksanaan
MEDIKAMENTOSA NON MEDIKAMENTOSA

• Unfractioned heparin, bolus IV • Pembebatan elastik


10.000 U, lalu drip IV selama 5 hari • Implantasi filter vena cava
(target APTT 2,5x kontrol), atau • Bedah cross over
• Low Molecular Weight Heparin • Endovaskular stenting Graft
(LMWH), 2 x 0,6ml/hari subkutan • Operasi reseksi / graft
selama 5 hari.
• Antikoagulan oral di hari ke-2
pemberian heparin, lanjutkan selama
6 bulan / seumur hidup (jika ada
gangguan koagulasi)
• Trombolitik perkutan (DVT
proksimal),
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad bonam / malam.
• Ad sanationam : dubia ad bonam / malam.
• Ad fungsionam : dubia ad bonam / malam.
Bab 3
Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Ny. F
• Usia : 65 Tahun
• Tanggal Lahir
“ : 10 April 1955
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Komp. Cimpago Permai
F11, Padang.
• Suku Bangsa : Minang
• Bangsa : Indonesia
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Status Perkawinan : Menikah
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri pada kaki kiri yang semakin meningkat sejak 1 minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Nyeri pada kaki kiri yang dirasakan semakin meningkat sejak 1 minggu SMRS. Nyeri sudah
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk. Nyeri dirasakan pasien
saat berjalan. Nyeri tidak menjalar ke paha. Nyeri sebelumnya tidak ada.
 Pandangan kabur sejak 2 tahun yang lalu. Tidak dapat membaca dari jarak dekat. Pasien telah
menggunakan kacamata silindris, namun penglihatan tidak membaik. Pasien telah lama dikenal
dengan DM Tipe II sejak usia 41 tahun sampai dengan sekarang dan telah rutin kontrol ke RS
Ibnu Sina, diberikan injeksi insulin Novorapid dan Levemir, namun gula terkadang tidak
terkontrol. Pasien pernah dirawat di RS Ibnu Sina 4 bulan yang lalu karena gula darah tinggi
±500 mg/dl dan dirawat selama 7 hari.
Anamnesis
 Pasien dikenal menderita hipertensi sejak 6 bulan yang lalu, kontrol ke poli
RS Ibnu Sina tiap bulan, diberi amlodipin 5 ml.
 Bengkak pada kaki kiri sejak 1 bulan SMRS. Bengkak berwarna merah
kehitaman dan teraba hangat. Bengkak sebelumnya tidak ada. Bengkak di
tempat lain tidak ada. Pasien pernah berpergian jauh ke Jambi dengan
menggunakan bus pariwisata selama 12 jam dengan 1 kali pemberhentian
pada 1 bulan yang lalu.
Anamnesis
 Pusing saat berpindah posisi dari berbaring ke duduk atau memiringkan kepala ke
kiri sejak 1 bulan SMRS. Pusing dirasakan seperti lingkunfan sekitar berputar.
Pusing sebelumnya tidak ada.
 BAK sering dengan frekuensi 5-7x dalam sehari dan jumlah setengah gelas aqua
(±120cc). Riwayat BAK sering sebelumnya tidak ada.
 BAB tidak ada keluhan.
 Nafsu makan baik. Pasien tidak merasa sering lapar.
 Nyeri ulu hati tidak ada.
 Sesak napas tidak ada.
 Batuk tidak ada.
 Demam tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu :

• Riwayat nyeri pada dada kiri 1 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti terhimpit. Nyeri
saat pasien beristirahat dan berbaring. Nyeri tidak menjalar ke bahu dan lengan.
Nyeri sebelumnya tidak ada.

• Riwayat mual muntah 2 bulan yang lalu dengan frekuensi 1x. Mual muntah
sebelumnya ada. Mual muntah dirasakan saat pasien terlambat makan dan makan
makanan yang asam. Pasien mengobatinya dengan obat-obatan apotik Polysilane
yang dibeli sendiri.

Riwayat Penyakit Keluarga :

• Riwayat DM (+) pada Nenek.

• Riwayat Hipertensi (+) pada Ibu dan Kakak Perempuan.


Riwayat Pekerjaan, Ekonomi, Kebiasaan :

• Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

• Pasien tinggal di rumah permanen keluarga anak perempuannya, dengan


suami, anak perempuan beserta suaminya, dan 3 orang cucu.

• Riwayat merokok (-).

• Riwayat minum-minum alkohol (-).


Pemeriksaan Fisik
Vital Sign

 Keadaan umum : Sakit sedang


 Kesadaran : Composmentis Cooperative (CMC)
 Nadi : 77x/menit
 Nafas : 19x/menit
 Suhu : 36,2°C
 Tekanan darah : 185/90 mmHg
 TB CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
: 148 cm
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

 BB : 63 Kg
 IMT : 28,76 Kg/m2
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata

 Kulit :
Warna sawo matang, efloresensi (-), scar (-), pigmentasi
normal, ikterus (-), sianosis (-), pucat (-).
 Kelenjar Getah Bening :
Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening.
 Kepala :

Bentuk normochepal, simetris, deformitas (-), rambut hitam


CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
bergelombang, tidak mudah dicabut.  
 Mata :
Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-.
Pemeriksaan Fisik
 Hidung :
Bagian luar tidak ada kelainan, deviasi septum (-), penyumbatan
(-), perdarahan (-), pernapasan cuping hidung (-), sekret (-).
 Telinga :
Kedua meatus acusticus eksternus normal, cairan (-), nyeri
tekan processus mastoideus (-), pendengaran baik.
 Mulut :
Tonsil T1-T1, atrofi papil (-), perdarahan gusi (-).
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
 Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP (5+1) cmH 2O.
Pemeriksaan Fisik
 Paru-paru :
I : Statis : Normochest
Dinamis : Simetris kanan dan kiri, tidak ada
dinding dada tertinggal saat pergerakan
Pal : Fremitus sama kanan dan kiri, normal.
Per : Sonor kanan dan kiri.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
A : Suara napas vesikular,
including ronkhi
icons by Flaticon, +/+,
infographics wheezing
& images by Freepik

-/-.
 Jantung :
I : Ictus cordis terlihat di RIC VI LMCS
Pal : Ictus cordis teraba 1 jari lateral LMCS
RIC VI, seluas 2 jari, kuat angkat, thrill (-).
Per : Batas atas RIC II linea parasternalis
sinistra, batas jantung kanan RIC II linea
parasternalis dekstra, batas jantung kiri RIC
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
VI linea midklavikula sinistra.
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

A : S1-S2 reguler, bising (-).


 Abdomen :
I : Perut tidak membuncit.
Pal : Supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan (-),
nyeri lepas (-).
Per : Timpani.
A : Bising usus (+) normal.
 Genitalia :
Tidak ada kelainan.
 Ekstremitas :
I : Edema pada kaki kiri, diameter kaki kanan 30 cm dan kiri 34 cm.
Eritem pada kedua kaki dengan panjang 22 cm
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
Pal : Edema -/+, CRTincluding
> 2 detik, akral hangat.
icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Pulsasi a. dorsalis pedis lemah kiri daripada kanan.
Pulsasi a. tibialis posterior lemah kiri daripada kanan.
ROM : terbatas
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah Rutin :

 Hemoglobin: 10,8 g/dL.


 Hematokrit : 33%
 Leukosit : 10.100/mm3
 Trombosit : 281.000/mm3
 Hitung Jenis : 0/6/0/60/25/9

 Ur/Cr : 58/2,4

Kesan : Anemia ringan, leukositosis, eusinofilia


Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis:
Makroskopis
Warna : Kuning
Kekeruhan : Positif
pH : 6.0
Kimia
 Protein (+2)
 Glukosa (+1)
 Bilirubin (-)

Kesan : Protenuria (+2), glukosuria


Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG) Interpretasi
Kalibrasi : 25 mm/ms, 10 mm/mV
Irama : sinus regular
HR : 67x/menit
Axis : QRS (+) Lead 1, (-) aVF (LAD)
Gel P : Normal, 0,08 s
PR Interval : Normal, 0,16 s
Kompleks QRS : 0,06 s
ST segmen : Isoelektrik
Gel T : T inverted di lead I, aVL, V5, V6
(Iskemik lateral)
Pemeriksaan Penunjang
USG Dopler
Tidak ditemukan thrombus pada tungkai kanan dan kiri
Normoflow
Diagnosis
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING
Primer :
 Selulitis Pedis Kiri • Selulitis pedis
 Benign Paroxysmal Positional Vertigo
 Katarak ec Diabetes Melitus Tipe II
Sekunder :
 Diabetes Melitus Tipe II Tidak Terkontrol
Obesitas I
 Hipertensi Stage II ec essensial
 CHF Fc II ec CKD
 CKD stage IV ec Diabetes Melitus Tipe II Tidak
Terkontrol Obesitas I
 Anemia ringan ec penyakit kronis
Tatalaksana
 Diet DD 1.600 kkal.
 Inj Heparin 10.000 U IV drip.
 Inj. Novorapid 3x15 IU.
 Amlodipine 1x10 mg PO.
 Candesartan 1x16 mg PO.
 Ensocrapt (Balut Tekan)
 Elevasi tungkai kiri 30°.
Bab 4
Diskusi
Perempuan berusia 65 tahun datang ke IGD RSUP M.Djamil dengan keluhan nyeri
pada kaki kiri yang semakin meningkat sejak 1 minggu SMRS. Nyeri pada kaki kiri yang
dirasakan semakin meningkat sejak 1 minggu SMRS, nyeri sudah dirasakan sejak 1
bulan yang lalu, seperti tertusuk-tusuk, dirasakan pasien saat berjalan. Bengkak pada
kaki kiri sejak 1 bulan SMRS, berwarna merah kehitaman dan teraba hangat, dan
semakin membesar. Nyeri pada dada kiri sejak 1 bulan SMRS, terasa seperti terhimpit,
nyeri saat pasien beristirahat. Pasien dikenal menderita hipertensi sejak 6 bulan yang
lalu, kontrol ke poli RS Ibnu Sina tiap bulan, diberi amlodipin 5 ml.
Pasien telah lama dikenal dengan DM Tipe II sejak usia 41 tahun sampai dengan
sekarang dan telah rutin kontrol ke RS Ibnu Sina, pernah dirawat di RS Ibnu Sina 4 bulan
yang lalu karena gula darah tinggi ±500 mg/dl dan dirawat selama 7 hari. Pasien pernah
berpergian jauh ke Jambi dengan menggunakan bus pariwisata selama 12 jam. Mual
muntah sejak 2 bulan yang lalu dengan frekuensi 1x, mual muntah sebelumnya ada
dirasakan saat pasien terlambat makan dan makan makanan yang asam. Pusing saat
berpindah posisi dari berbaring ke duduk atau memiringkan kepala ke kiri seperti
lingkungan sekitar berputar. Pandangan kabur sejak 2 tahun yang lalu. Tidak dapat
membaca dari jarak dekat, telah menggunakan kacamata silindris, namun penglihatan
tidak membaik. BAK sering dengan frekuensi 5-7x dalam sehari dan jumlah setengah
gelas aqua (±120cc). Demam, nyeri ulu hati, sesak napas, batuk tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik tungki kiri, inspeksi didapatkan edema kemerahan pada
kaki kiri, palpasi didaptakan edema, CRT > 2 detik, akral hangat, pulsasi a. dorsalis pedis
dan tibialis posterior lemah kiri daripada kanan, serta ROM terbatas. Pada pemeriksaan
labor darah rutin didapatkan anemia ringan (Hb 10,8 gr/dl). Pada pemeriksaan EKG
didapatkan iskemik lateral.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pasien didiagnosis


dengan deep vein trombosis tungkai kiri, DM tipe 2 overweight tidak terkontrol, hipertensi
stage II ec essensial, angina pektoris tidak stabil, benign paroxysmal positional vertigo,
katarak, dan dispepsia fungsional.
Anamnesis
 DVT : hambatan aliran darah vena tungkai atau lengan menuju jantung yang
disebabkan oleh trombus di lumen vena dalam.
 Triad virchow : cedera atau jejas endotel, stasis aliran darah dan hiperkoagulabilitas
darah
 Trombus terjadi karena ketidakseimbangan proses trombogenik dan mekanisme
proteksi.
 Faktor resiko cedera endotel : merokok, hipertensi, diabetes melitus, kolesterol LDL,
estrogen, dll
 DM - peningkatan kadar fibrinogen dan penekanan fibrinolisis yang disebabkan oleh
peningkatan kadar Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1)
 Stasis aliran darah mengganggu aliran laminar dan melekatkan trombosit serta
menunda aliran masuk inhibitor faktor pembekuan
 Imobilisasi lama
 Gejala klasik DVT: edema tungkai unilateral, eritem, hangat, nyeri, dapat diraba
pembuluh darah superfisial, dan tanda Homan positif
 Well score 3 : edema pitting pada tungkai, tenderness, dan riwayat berbaring> hari
 Nyeri dada kiri yang terjadi saat istirahat, nyeri terasa seperti terhimpit, dan tidak
menjalar ke bahu dan lengan, klinis dari angina pektoris tidak stabil
 Karena ruptur plak ataupun penyempitan lumen karena pembentukan aterosklerotik,
vasospasme pada pembuluh darah koroner, gangguan faal endotel.
 Faktor resiko : usia tua >45 tahun (laki-laki) dan >55 tahun (wanita), jenis kelamin,
merokok, berat badan berlebih, hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, kurangnya
aktivitas fisik, sindroma metabolik.
 Mual muntah saat terlambat makan atau saat memakan makanan asam. Hal ini dapat
disebabkan karena peningkatan produksi asam lambung yang terjadi saat perut
kosong. Keluhan ini dapat mengarahkan diagnosis dispepsia fungsional jika pada
pemeriksaan penunjang tidak didapatkan kelainan organik.
 Pusing berputar saat perpindahan posisi dari berbaring ke duduk dan saat pasien
memiringkan kepala ke kiri - BPPV
 Gangguan keseimbangan yang ditandai dengan adanya sensasi berputar dari dunia
sekelilingnya atau dirinya sendiri yang berputar dan bersifat episodik yang diprovokasi
oleh gerakan kepala
 Kristal kalsium karbonat di utrikulus terlepas dan masuk ke dalam salah satu kanalis
semisirkularis
 50% idiopatik
 Pandangan kabur sejak 2 tahun yang lalu, sulit membaca dari jarak dekat, dan sudah
diberikan kacamata silindris namun penglihatan tidak juga membaik
 Komplikasi diabetes melitus - katarak.
 Keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih menjadi keruh yang terjadi karena
hidrasi cairan lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya.
 Pada pasien DM terdapat mekanisme terbentuknya poliol dari glukosa oleh enzim
Aldose Reductase (AR) menyebabkan ruptur dan penebalan pada serat lensa yang
memicu terjadinya katarak.
 Risiko meningkat pada pasien yang telah lama mengalami diabetes melitus dan
kontrol gula darah yang kurang baik
 Pada pemeriksaan fisik tungkai kiri didapatkan eritema, edema pitting, nyeri tekan,
peningkatan CRT. Pemeriksaan ini mendukung diagnosis dari DVT dimana terjadi
gangguan pada aliran darah vena yang menyebabkan edema, nyeri, dan gangguan
perfusi.
 Pada pemeriksaan EKG didapatkan adanya T inverted pada Lead 1, aVL, V5, dan V6.
Hal ini menunjukkan adanya iskemik lateral. Hal ini mendukung diagnosis angina
pektoris tidak stabil pada pasien, dimana pada UAP dapat terjadi iskemik pada
jantung berupa ST depresi maupun T inverted.
 Tatalaksana : diet DD, infus Nacl 0,9% 8 jam/kolf untuk terapi nutrisi.
 Tatalaksana DVT : elevasi tungkai 30o balut tekan, injeksi heparin 2x5000 U
 Tatalaksana DM : injeksi insulin Novorapid 3x15 IU.
 Tatalaksana hipertensi : Amlodipin 1x10 mg PO dan candesartan 1x16 mg PO.
 Tidak diberikan PPI
 BPPV dapat terjadi sembuh spontan dalam beberapa bulan, dapat dilakukan
berbagai manuver seperti manuver epley, semont dan lempert.
 Berbagai faktor seperti usia tua, penyakit DM dan hipertensi yang diderita pasien
memberikan berbagai komplikasi pada berbagai organ diantaranya terjadinya DVT,
angina pektoris tidak stabil dan katarak. Hal ini dapat terjadi karena kontrokl gula
darah yang kurang baik pada pasien.
Sekian dan
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,

Terima Kasih
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Kesimpulan
● Deep Vein Thrombosis (DVT) merupakan suatu penyakit kardiovaskular tersering
nomor 3 setelah penyakit arteri koroner dan stroke.
● Diagnosis Deep Vein Thrombosis (DVT) dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang tepat.
● Penatalaksaan Deep Vein Thrombosis (DVT) berupa pembebatan elastik, pemberian
heparin unfractioned, Low Molecular Weight Heparin (LMWH), antikoagulan oral,
trombolitik perkutan, dan tindakan lain (implantasi filter vena cava, bedah cross over,
endovaskular stenting Graft, operasi reseksi / graft) sesuai indikasi.

Anda mungkin juga menyukai