• Stage of Hematoma – Kurang dari 7 hari, terjadi nekrosis pada ujung fraktur, terjadi sensitisasi sel prekursor • Stage of Granulation Tissue – 2-3 minggu, terjadi proliferasi dan differensiasil dari sel anakan menjadi pembuluh, fibroblast, osteoblast, dsb.fraktur masih dapat digerakkan. • Stage of Callus – 4-12 minggu, terjadi mineralisasi dari jaringan granulasi. Callus terlihat secara radiologis, fraktur secara klinis menyatu, tidak dapat digerakkan lagi. • Stage of Remodelling (dulu disebut konsolidasi) – 1-2 tahun, pembentukan tulang lamellar. pinggiran callus menjadi padat dan jelas. • Stage of Modelling (dulu disebut remodelling) – beberapa tahun, meodelling dari permukaan endosteal dan periosteal sehingga tempat fraktur tidak terlihat berbeda dari tulang induk. Hal-hal yang mempengaruhi fracture healing • Usia pasien : semakin muda semakin cepat, anak-anak membutuhkan waktu setengah dari dewasa. • Tipe tulang : tulang pipih dan berongga sembuh lebih cepat dibanding tulang berbentuk pipa • Pola fraktur : # spiral sembuh lebih cepat daripada oblik, yang lebih cepat dari pada transversal. Kominutif sembuh lebih lambat • Gangguan patoanatomi : interposisi jaringan lunak dan iskemik pada ujung fraktur menyebabkan gangguan pada callus • Tipe reduksi : posisi yang baik menghasilkan union yang lebih cepat • Immobilisasi : tidak semua # membutuhkan imobilisasi • Fraktur terbuka : # terbuka sering terjadi delayed union dan non union • Tekanan pada lokasi fraktur : tekanan meningkatkan kecepatan union. • Perkins’ timetable – Fraktur spiral pada ekstremitas atas menyatu pada 3 minggu, konsolidasi (perbaikan komplit) dikalikan 2, untuk ekstremitas bawah dikalikan 2 lagi, untuk fraktru transverse dikalikan 2 lagi. – Fraktur spiral ekstremitas atas membutuhkan waktu 6-8 minggu untuk konsolidasi, ekstremitas bawah 2 kali lipat. – Tambahkan 25% jika tidak spiral atau tidak melibatkan femur. Union • Union merupakan perbaikan yang belum selesai. Secara klinis masih sedikit nyeri saat ditekan. • Radiologis menunjukkan garis fraktur masih terlihat, dengan callus yang halus di sekitarnya. • Oleh karena perbaikan belum selesai, belum diperbolehkan untuk menggunakan seperti sebelum terjadinya fraktur. Delayed dan non-union • Delayed union : membutuhkan waktu lebih lama untuk menyatu • Non union : tidak berhasil menyatu. • Tipe non union – Atrophic : pembentukan callus minimal atau tidak ada usaha – Hipertrophic : callus terbentuk namun tidak menyambungkan tulang • Lokasi : sering pada collum femoris, schaphoid, tibia 1/3 distal, ulna 1/3 distal, condilus lateralis humerus • Diagnosis : pada pemeriksaan x-ray didapatkan tulang yang tidak menyatu, secara klinis : – Nyeri persisten – Nyeri saat menekan fraktur – Dapat bergerak – Peningkatan deformitas pada tempat fraktur • Secara radiologis – Delayed union : garis fraktur terlihat, dapat ditemukan callus yang inadekuat – Non union : garis fraktur terlihat, sedikit callus, ujung fraktur bulat, halus, dan sklerotik. Malunion • Jika fraktur tidak menyatu pada posisi yang seharusnya. • Penyebab : treatment yang tidak tepat. • Akibat : deformitas, shortening, keterbatasan gerak