Anda di halaman 1dari 17

BAHAN PERKERASAN JALAN

Cara Menyiapkan Bahan Perkerasan


Jalan Secara Teknis

Kelompok 2
Jenis-jenis Perkerasan Jalan

Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Yang dimaksud dengan perkerasan lentur ialah perkerasan yang umumnya


menggunakan bahan campuran aspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir
segai lapisan di bawahnya.

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Adalah suatu susunan konstruksi perkerasan dimana pelat beton digunakan sebagai
lapisan permukaan di atas lapisan pondasi atau langsung di atas tanah dasar
(subgrade).
Struktur Perkerasan jalan
Pada umumnya struktur perkerasan pada jalan dari bawah ke atas adalah sebagai berikut:

Sub base Course Surface Course


Lapisan Pondasi Bawah. Lapisan Permukaan

1 2 3 4
Subgrade Base Course
Lapisan tanah dasar Lapisan Pondasi Atas.
Tanah Pasir
Dominan pada lapisan Digunakan situasional,
misalnya sebagi materia
tanah dasar (subgrade)
terpilih pondasi bawah
atau dapat juga atau sebagai bahan
Berdasarkan struktur digunakan sebagai untama perkerasan
perkerasan jalan di lapis pondasi bawah sebagi drainase, bahan
atas dapat diketahui (Subbase) biasanya camouran aspal hotmix
diperlukan stabilisasi atau bahan dasar utama
material penyusun dari tambahan. beton pada perkerasan
masig-masing lapisan. kaku
Material utama dalam
perkerasan jalan terdiri
dari:
Agregat Pecah Aspal atau semen
Aspal dan semen dapat
Dominan pada elemen
berfungsi sebagai
perkerasan lentur material lapis resap
sebagai material pengikat (prome coat),
ponadasi atas, lapis lapis perekat (lck coat),
pondasi bawah, pais bahan pengikat (bonding
permukaan, dan coat), semen sebagai
sebagai bahan baku pengikat pada perkerasan
kaku. Mauun sebagai
utama perkerasan kaku.
bahan stabilisasi tanah
BAHAN TANAH
Beberapa aspek yang menjadi perhatian khusus dalam pelaksanaan tanah pada konstruksi jalan yaitu:

Nilai CBR
Nilai CBR pada tanah
dasar yang umumnya Swelling Tingkat Kepadatan
Drainase Kapilaritas
berlaku ialah nilai
Index kembang susut (sifat mengalirkan air) Penting untuk tanah
CBR = 5
(swelling) yang ekpansif
digunakan pada tanh
dasar maximum 3%
Bahan Tanah
Persyaratan Bahan Tanah

Bahan tanah Subgrade Bahan tanah lapis pondasi bawah

Pendekatan nilai CBR pada jenis Pada tanah yang digunakan pada
tanah untk subgrade berdasarkan lapis pondasi bawah memiliki
tabel 5.1 karakteristik indek plastis 4-10 dan
lolos saringan no.200 max 20%.
Pendekatan kekutan CBR pada tanah
untuk lapis pondasi pada tabel 5.2
Bahan Pasir
Pesyaratan bahan pasir pada konstruksi perkerasan jalan

1 2 3 4
Dapat berupa pasir su Pasir dengan gradasi
Kadangkala digunakan Sebagai bahan penca
ngai,pasir laut atau pa baik,dapat digunakan s
sebagai lapisan tanah mpur hot-mix,
sir vulkanis,dengan sy ebagai lapis pondasi
dasar yang lunak terutama pasir halus
arat yang harus dipenu bawah,terutama bila ta
dengan lapis pondasi b sampai sedang yang
hi sebagai bahan perk ta salir (filter) diperluka
awah. bersih,
erasan. n untuk drainase.
dibatasi maksimum
30% total campuran
Bahan Agregat
Klasifikasi bahan agregat

Berdasarkan Sumber Bahan Berdasarkan Dimensi Butiran

Berdasarkan sumber bahan agregat Berdasarkan ukuran agregat


terdiri dari agregat alami yang dibedakan sebaga agregat kasar
diperoleh secara alamiah dengan dengan ukuran butir > ¼ inci dan
sedikit pengolahan seperti pasir dan tertahan pada saringan no.4. agregat
kerikil. Agregat buatan ialah agreat halus ialah bahan yang lolos saringan
yang memerlukan proses pemecahan no.4 dan tertahan pada saringan
batu dengan alat stone crusher, untuk no.200
dijadikan material yang memenuhi
syarat sebagai bahan perkerasan
jalan.
Bahan Agregat
Agregat Kasar

Sifat Agregat Butir Kasar

• Kekuatan dan keawetan


Agregat berfungsi sebagai penstabil mekanis maka agregat harus mempunyai kekuat
an dan kekerasan untuk menghindarkan terjadinya kerusakan akiban beban lalu lintas
.
Sifat kekuatan dan keawetan agregat dipengaruhi oleh:
- Gradasi
- Kompak dan keras (toughness)
- Ukuran butir maximum
- Kadar lempung
- Bentuk butir
- Bentuk permukaan
Bahan Agregat
Agregat halus

Sifat Agregat Butir Halus

• Agregat berbutir halus,adalah bahan yang lewat saringan no.4 dan tertahan saringa
n no. 200,biasanya berupa pasir murni,hasil screening dari mesin pemecah batu,
atau kombinasi dari keduanya.
• Agregat halus harus bersih,keras,tahan lama,bebas dari lumpur,dan bahan organis
Butiran yang lewat saringan ono. 40,harus non-plastis,atau mempunyai nilai plastisi
tas yang masih dalam batas toleransi.
• Tidak ada nilai batas gradasi untuk bahan berbutir halus,kecuali bahwa bahan yang
lolos saringan 200,agar tahanlama dan campuran mudah dikerjakan, memenuhi ket
entuan dibawah ini:
ASPAL

Penjelasan

Aspal adalah bahan alam dengan komponen kimia hidrokarbon, hasil eksplorasi dengan
warna hitam bersifat plastis hingga cair, tidak larut dalam larutan asam ecer dan alkali atau air,
tapi larut sebagian besar dalam acther, CS2 bensol dan chloroform.
Pada perkerasan jalan fungsi aspal ialah sebagai bahan pengikat pada agregat dan sebagai
bahan pengisi pada rongga atau pori agregat itu sendiri
Jenis-jenis Ashpalt
1. Aspal Minyak (pteroleum Ashpalt)

Aspal Keras-Panas (asphaltic- Aspal dingin-cair (Cut Back)


Cement (AC) ) Digunakan pada kondisi dingin dan cair.
Aspal ini akan padat pada suhu Dibedakan berdasarkan bahan pengencer.
ruangan. di indonesia aspal AC 1.Rapid curing (RC) : bahan pengencer
dibedakan berdasarkan tingkat bensin dengan RC0 – RC5
penetrasinya. Aspal dengan 2. Medium Curing (MC) : bahan pngencer
penetrasi rendah digunakan untuk inak tanah MC0 – MC5
daerah dengan cuaca panas atau 3. Slow Curing (SC) : bahan pengencer
lalu lintas tinggi dan sebaliknya solar SC0 –SC5
untuk aspal penetrasi tinggi

Ashpal Emulsi
Disediakan dalam bentuk emulsi kationik (+ emulsi asam) dan emulsi anionik (- emulsi alkali)
berdasarkan bahan pengencer dengan air: RS1 (rapid setting), MS1-MS3 (medium setting), SS1
(slow setting)
ASHPALT BATU BUTON

Merupakan aspal alam yang teradi karena adanya minyak bumi yang mengalir keluar mealui retak
kulit bumi. Setelah minyak menguap maka tinggal aspal yang melekat pada batuan yang dilalui
. Kadar aspal pada aspal buton 10-25% dengan flux oil sebagi bahan pelunak sebanyak 3-4% berat
campuran.
Pemeriksaan Aspal
Berdasarkan Standard Nasional Indonesia (SNI)

Penetrasi Titik Lembek Titik Nyala

SNI 06-2438-1991. SNI 06-2440-1991


SNI 06-2456-1991
.

Kehilangan Berat Berat Jenis


Daktilitas
SNI 06-2440-1991 SNI 06-2432-1991. SNI 06-2441-1991.
Perencanaan
Campuran

Metode Bina Marga, bersumber dari BS594 dan dik


embangkan untuk kebutuhan di Indonesia oleh CQ
CMU (Central Quality Control dan Monitoring Unit),
Metode Bina Marga Bina Marga sehingga lebih dikenal dengan nama m
etode CQCMU.
Direktorat Jendral Bina Marga (1996) menyatakan bahwa, rencana campuran n
METODE ominal diperlukan sebagai resep awal untuk campuran percobaan dilaboratoriu
m yang memenuhi persyaratan gradasi dan kadar aspal seperti yang diberikan

ASHPALT pada spesifikasi. Komponen-komponen campuran agregat untuk campuran diny


atakan dalam fraksi rencana sebagai berikut :

INSTITUTE Coarse Agregate = ( fraksi agregat kasar ) : persen berat material yang tertahan
saringan no.8 terhadap berat total campuran.
Fine Agregate = ( fraksi agregat halus ) : persen berat material yang lolos saring
an no.8
dan tertahan saringan no.200 terhadap berat total campuran.
Fine Filler = ( fraksi bahan filler ) : persen berat material yang lolos saringan no.
200
terhadap berat total campuran.
b = kadar aspal total
Thank You!!

Anda mungkin juga menyukai