Anda di halaman 1dari 32

PENGENALAN DATA

dr. Rita Agustina, M.Kes


PENGERTIAN DATA

 Himpunan keterangan yang didapat dari


pengukuran dan perhitungan.
 Dengan teknis pengumpulan :
1. Wawancara
2. Angket
3. Pengamatan
4. Pemeriksaan.
ISTILAH

 Variabel ; karakteristik yang akan diukur


 Raw data ; data yang belum diolah atau data
mentah
 Array ; data yang telah disusun
ALAT PENGUMPUL DATA

 Harus valid: bila alat sesuai dengan jenis


data yang akan dikumpulkan
 Harus realiable : bila alat tersebut digunakan
berulang-ulang akan memberikan hasil yang
sama
MACAM DATA

 Menurut jenisnya :
1. Data kualitatif
2. Data kuantitatif ; - data deskrit (hsl hitung)
- data kontinu (hsl ukur)
 Menurut sumbernya:
1. Data primer
2. Data skunder
3. Data tersier.
SYARAT DATA YANG BAIK

1. Objektif : menggambarkan karakter yang


diukur
2. Representatif : mewakili keadaan yang
sebenarnya
3. Kesalahan sekecil mungkin
4. Up to date
5. Relevan ; sesuai dengan tujuan penelitian
6. Valid : berasal dari sumbernya
Validitas data dipengaruhi:
1. External: dipengaruhi sumber data ,
seperti pada ca mama ada data jenis
kelamin laki
2. Internal: dipengaruhi oleh petugas dan
alat
VALIDITAS Apakah pengukuran
benar2 mengukur apa
(atribut/ciri/sifat) yang
seharusnya diukur?

RELEVANSI FUNGSIONAL (RF)

INSTRUMEN/
ATRIBUT/CIRI/
METODE
SIFAT
RF
PENGUKURAN
VALIDITAS

 Kesahihan, ketepatan
 Adalah hasil pengukuran yang sesuai
dengan hasil yang seharusnya ada
 Pengendalian validitas untuk meminimalkan
 Bias
 Confounding
Validitas(2)

 Berkaitan dengan akurasi peneliti dalam


mengamati, mengukur, mengolah,
menganalisa, mengintepretasikan informasi
yang diperoleh
 Dipengaruhi oleh:
 Populasi dan sampel
 Pengumpulan data
 Pengolahan dan Analisis Data

10 5 November 2008
VALIDITAS - BIAS

VALIDITAS BIAS PENGUKURAN


(dipengaruhi) (1, 2, 3)
1. BIAS PENGAMAT
(Mengamati/mengukur/
mencatat/melaporkan/
menilai (interpretasi)
2. BIAS SUBJEK/OBJEK
3. BIAS INSTR.
(Inakurasi instr.: kesalahan sistematik)

BIAS VALIDITAS
Reliabilitas
 = Precision repeatability
 Konsistensi hasil test yang dilakukan > 1 kali
pada individu yang sama dan kondisi yang
sama
 Dua faktor utama yang berpengaruh:
– Variasi Metoda
– Variasi Observer

12 5 November 2008
Variasi Metoda

 Variasi Pada Metoda Pemeriksaan


Misal: pemeriksaan laboratorium tergantung
pada stabilitas reagen yang digunakan

 Variasi Biologis Individu


Misal: pengukuran suhu tubuh pada pagi hari
akan berbeda hasilnya dg malam hari

13 5 November 2008
Variasi Observer
 Inter Observer
Misal: interpretasi dua radiologis dapat berbeda
dari sebuah hasil foto rontgen

 Intra Observer
Seorang observer dalam membaca hasil bisa
memberikan hasil yang berbeda bila dilakukan pada
waktu yang berbeda

14 5 November 2008
Skala pengukuran data

 Nominal ; cirinya hanya dapat dibedakan


 Ordinal ; cirinya selain dapat dibedakan, ada
tingkatan.
 Interval; dapat dibedakan, ada tingkatan dan
ada jarak
 Ratio; dapat dibedakan, ada tingkatan, ada
jarak dan ada kelipatannya
PENYAJIAN DATA

 Diagram batang /Bar ; untuk


membandingkan frekuensi data diskrit
dengan skala nominal/ ordinal
 Diagram Pinca/ D kue/ Pie; untuk data diskrit
dengan skala nominal/ ordinal dg tujuan
menggambarkan proporsi
 Histogram: untuk data kontinu dengan skala
interval/ ratio
PENYAJIAN DATA

 Diagram pencar/ scatter


 Diagram garis/ line; apabila data alami
perubahan dari waktu ke waktu/ tempat
 Pictogram; gambar
 Diagram peta/ Map/ kartogram
POPULASI

 Semua unit analisis yang karakteristiknya


akan di duga
 Populasi -----populasi terjangkau------sampel
 Populasi :
1. Populasi penelitian
2. Populasi sasaran
ALASAN PENGAMBILAN SAMPEL

1. Infinite populasi
2. Ketelitian/ ketepatan
3. Homogenitas
4. Penelitian bersifat merusak
5. Populasi yang tidak mungkin diteliti semua
SYARAT SAMPEL IDEAL

 Menggambarkan karakteristik populasinya


 Dapat menentukan presisi (ketepatan) dari
hasil
 Sederhana dan mudah
 Memberikan keterangan sebanyak-
banyaknya dan biaya murah
 Jumlahnya cukup
LANGKAH MENENTUKAN
SAMPEL

1. Tentukan populasi
2. Menyususn sampling frame
3. Menentukan metode sampling
4. Menyiapkan rencana pelaksanaan
5. Memilih sampel
 SAMPEL FRAME HARUS MELIPUTI
SEMUA POPULASI, TIDAK ADA UNIT
POPULASI YANG DIHITUNG DUA KALI, UP
TO DATE, BATAS JELAS, DAN DAPAT
DILACAK DI LAPANGAN
PENGAMBILAN SAMPEL

NON PROBABILITI SAMPLING


1. Convenience S ; tidak ada aturan
2. Quota S ; sudah ditentukan jumlahnya
3. Jugement S ; dg proses seleksi bersyarat
ex: perokok dan hipertensi
4. Panel ; semi permanen untuk studi
berkelanjutan
PROBABILITY SAMPLING

1. Simple random sampling ; menggunakan


alat bantu ex; tabel random, komputer
2. Systematik random sampling; jumlah
populasi dibagi jumlah sampel untuk
menentukan kelipatan
3. Stratified random sampling ; dibagi dahulu
dalam strata yang ada
4. Cluster R S ; di bagi per wilayah dengan
karakteristik sama
5. Multy stage R S; berdasarkan sistem
pemerintahan
RANDOM SEDERHANA

 Masing2 elemen memiliki peluang yang sama dan


independen
 Memberikan sampel yang representatif terhadap
populasi
 Langkah; memberikan nomor kepada individu lalu
nomer2 tsb dipilih dg menggunakan tabel angkan
random sampai jumlah sampel yang diinginkan
SYSTEMATIC SAMPLING

 Memilih elemen pertama sampel


 Memilih elemen berikutnya sesuai interval
yang didapat hingga jumlah yang diinginkan
 Interval didapat dari pembagian jumlah
populasi dengan jumlah sampel
klaster

 Unit pencuplikan adalah kelompok (bhisma


murti)
 Menghemat biaya
 Kerugian kurang teliti
 Tidak mengetahui persis jumlah elemen
 Tidak mengetahui probabilitas masing2
elemen yang terpilih kedalam sampel
Stratified sampling

 Membagi populasi kedalam strata yang


berbeda menurut karakteristik tertentu spt;
umur, status ekonomi, kelas dll
 Pencuplikan dari masing2 strata biasanya
secara random
Multi stage sampling

 Melalui proses bertingkat (strata hirarkis)


 Membagi populasi dalam strata
 Mencuplik sampel dari strata I
 Mencupling sampel dari tingkat I untuk
mendapatkan sampel tk II, dsb
 1. random
 2 non random
– -pencuplikan seenaknya
– -pencuplikan purposifr
 Fixed exposure sampling
 Fixes disease sampling
 Retriksi
 Pencocokan
 Kuota
 Expert sampling
 Pencuplikan bola salju
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai