Anda di halaman 1dari 35

Kajian Risiko Pencegahan & Pengendalian Infeksi

Saat Renovasi di Rumah Sakit

Disampaikan Pada Seminar Keperawatan : Implementasi ICRA HAIs dan


Kontruksi serta Gathering IPCN Area Surakarta
Tawangmangu, 10 Maret 2019
Pendahuluan
• ICRA (Infection Control Risk Assesment)
adalah suatu metode untuk melakukan
identifikasi dan penilaian risiko infeksi pasien di
rumah sakit.
• Pembongkaran, pembangunan dan renovasi di
rumah sakit menimbulkan risiko infeksi bagi
pasien, petugas RS, pengunjung dan karyawan
kontraktor yang bekerja pada saat itu.
Standar Akreditasi
• STANDAR KARS SNARS EDISI 1
• Standar PPI 7.7.1
• Rumah sakit menurunkan risiko pada
saat melakukan pembongkaran,
konstruksi, dan renovasi gedung.
Maksud dan Tujuan

• Untuk menurunkan risiko infeksi maka


rumah sakit perlu mempunyai regulasi
tentang penilaian risiko pengendalian
infeksi (infection control risk assessment/
ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi,
serta renovasi gedung di area mana saja
di rumah sakit yang meliputi : (butir 1-6)
Butir 1 – 6
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek
dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok
risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas
tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
Elemen Penilaian
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
tentang penilaian risiko pengendalian
infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) bila ada renovasi,
konstruksi dan demolisi yang minimal
meliputi butir 1 sampai dengan 6 yang
ada pada maksud dan tujuan. (R)
Elemen Penilaian
2. Rumah sakit telah melaksanakan
penilaian risiko pengendalian infeksi
(infection control risk assessment/ICRA)
pada semua renovasi, kontruksi dan
demolisi sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
Latar Belakang
P

RENOVASI

MELALUI UDARA

DEBU PLAFON/TANAH
ASPERGILLUS SP, FUSARIUM
SP, ZYGOMYCETES, DLL

PERTUMBUHAN
JAMUR, SPORA KECIL YG
Infection Control Risk MUDAH TERHIRUP (2-3
MICRON)
Assesment ( ICRA )
Pengertian
• ICRA (Infection Control Risk Assesment) adalah
suatu metode untuk melakukan identifikasi dan
penilaian risiko infeksi pasien di rumah sakit.
• ICRA Renovasi merupakan suatu
pengkajian multidisiplin (PPIRS, K3RS,
Sanitasi Lingkungan, Bagian Pengadaan,
PSPRS, dll), yang prosesnya
didokumentasikan untuk mengidentifikasi
secara proaktif dan mengurangi risiko dari
infeksi yang bisa terjadi selama kegiatan
kontruksi.
Tujuan
• Mengurangi risiko infeksi pada pasien,
petugas dan pengunjung saat
pembongkaran, konstruksi, serta renovasi
gedung di area mana saja di rumah sakit.
Bagaimana membuat
ICRA Renovasi ?
Langkah Ke-1:
Identifikasi Tipe Aktivitas Konstruksi

•Tipe aktivitas ditentukan dengan :


– Banyaknya debu yang ditimbulkan
– Potensial terjadinya pencemaran udara
– Lama pekerjaan konstruksi
– Jumlah sistem pendingin ruangan dan
ventilasi yang terpadu
•Ada 4 tipe : tipe A, B, C dan D
TIPE A :
PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAAN UMUM

• Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual


(terbatas untuk 1 ubin per 5m2);
• pengecatan (tetapi bukan
pengamplasan/plesteran);
• Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran
air yang ringan;
• Kegiatan apa saja yang tidak
menghasilkan debu atau perlu memotong
dinding atau akses ke langit-langit, selain
untuk pemeriksaan visual.
TIPE B :
SKALA KECIL, KEGIATAN JANGKA PENDEK, YANG
MENGHASILKAN DEBU SEDIKIT

• Skala kecil, durasi aktivitas pendek yang


dapat menghasilkan debu minimal,
– instalasi telepon dan kabel computer
– akses untuk ke ruangan
– memotong dinding atau langit-langit dimana
migrasi debu dapat dikontrol
TIPE C :
KERJA APAPUN YANG MENGHASILKAN DEBU SEDANG ATAU
TINGKAT TINGGI

• Pembongkaran atau pengangkatan komponen


bangunan built-in atau rakitan,
• Pengamplasan dinding untuk mengecat atau
memasang lapisan dinding
• Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper, plafon,
dan papan penghalang
• Konstruksi dinding baru
• Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
• Kegiatan perkabelan yang banyak.
• Pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dalam satu
shift
TIPE D :
PENGHANCURAN BESAR DAN PROYEK KONSTRUKSI

 Penghancuran mayor dan proyek


bangunan
– aktivitas yang membutuhkan kerja shift yang
berkelanjutan
– membutuhkan penghancuran besar atau
pengangkatan system kabel yang lengkap
– konstruksi baru
Langkah Ke-2:
Identifikasi Kelompok Pasien yang Berisiko di sekitar
kegiatan kontruksi

• Berdasarkan kelompok risiko yang telah


ditetapkan oleh tim pengendalian infeksi,
maka renovasi bangunan dibagi menjadi :
RISIKO RENDAH
RISIKO SEDANG
RISIKO TINGGI
RISIKO SANGAT TINGGI
DEFINISI AREA PENGENDALIAN RISIKO
INFEKSI / LOKASI
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
- Area kantor - Perawatan pasien dan - UGD - Unit Onkologi
- Tanpa pasien/ area tidak - Radiology - Terapi Radiasi
resiko rendah yang tercakup dalam Grup 3 / 4 - Recovery Rooms - Area klinis
tidak terdaftar - Laundry - Ruang Maternitas / VK - Chemo Infusion
dimanapun - Cafeteria - High Dependency Unit - Transplant
- Dietary - Kamar bayi - Pharmacy Admixture - Ruang
- Manajemen Material - Pediatrics (kecuali yang bersih
- PT/OT/Speech tertulis di Grup 4) - Kamar Operasi
- Penerimaan/Pemulangan - Lab Microbiologi - Departemen Proses Sterilisasi
- MRI - Long term sub-acute - Kateterisasi Jantung
- Obat-obatan nuklir units - Kamar prosedur invasif pasien
- Echocardiography - Farmasi rawat jalan
- Laboratorium tidak - Dialisis - Area Anastessi & pompa jantung
spesifik seperti Grup 3 - Endoskopi - Newborn Intensive Care Unit
- Koridor Umum (yang - Area Bronchoskopi (NICU)
dilewati pasien, suplai, dan - Semua Intensive Care Unit
linen) (kecuali yang tertulis di Grup 4)
Langkah Ke-3:
Menentukan Level / Kelas ICRA Renovasi
• Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe Pekerjaan
Konstrusi dan Kelompok Risiko Bangunan
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
Level risiko
konstruksi
Kel risiko rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Kelompok risiko Kelas I Kelas II Kelas II Kelas IV


sedang

Kel risiko tinggi Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV

Kelompok risiko Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV


Sangat tinggi
Rekomendasi Komite / Tim PPI
Berdasarkan Kelas Renovasi
KELAS I

SELAMA PEKERJAAN KONTRUKSI SETELAH PEKERJAAN SELESAI

• Lakukan pekerjaan • Bersihkan Area


dengan metode yang
setiap selesai
dapat meminimalisir debu
dari aktivitas konstruksi. pekerjaan.
• Segera
mengganti/menggeser
papan langit-langit yang
salah posisi selama
inspeksi visual
KELAS II
SELAMA PEKERJAAN KONTRUKSI

 Melakukan metode yang aktif SETELAH PEKERJAAN SELESAI


untuk mencegah debu
beterbangan dari tempatnya ke •Bersihkan permukaan kerja
udara. dengan desinfektan
 Semprotan air ke permukaan •Kumpulkan limbah konstruksi
kerja untuk mengontrol debu dengan container yang tertutup
pada saat memotong
rapat sebelum dibawa / dikirim
 Tutup pintu yang tidak dipakai
dengan selotip.
• Lakukan pengepelan basah
dan atau vacuum dengan
 Memblok dan menutup ventilasi
udara.
vacuum HEPA filter sebelum
meninggalkan area kerja
 Letakkan keset di pintu masuk
dan pintu keluar dari area •Hentikan isolasi system HVAC
konstruksi. pada area kerja
 Lepaskan atau lakukan isolasi
system HVAC di area kerja.
KELAS III
SELAMA PEKERJAAN KONTRUKSI SETELAH PEKERJAAN SELESAI

• Cabut atau lakukan isolasi


system HVAC pada area yang
•Jangan melepaskan
sedang dikerjakan untuk
mencegah kontaminasi dari
penghalang dari area kerja
system saluran. sampai proyek yang selesai
• Lengkapi semua Penghalang telah diinspeksi oleh K3RS
kritikal, seperti lembaran dan PPIRS dan secara
penutup, triplek, plastic, untuk keseluruhan telah
menutup area dari area non dibersihkan oleh Petugas
kerja atau melakukan Kebersihan
implementasi dengan metode •Lepaskan pembatas
control cube (kereta dorongan material secara hati-hati
dengan penutup plastic dan untuk meminimalisasi
penghubung tertutup pada area
penyebaran debu dan
kerja dengan vakum HEPA
untuk melakukan vakum sampai debris sisa-sisa konstruksi.
ke pintu keluar)sebelum
konstruksi dimulai.
KELAS III
SELAMA PEKERJAAN KONTRUKSI SETELAH PEKERJAAN SELESAI

•Vakum area kerja


•Jaga tekanan negative dengan vakum HEPA
udara dalam area kerja filter.
menggunakan HEPA •Area dilakukan
yang dilengkapi dengan pengepelan basah
unit filtrasi udara. dengan desinfektan.
•pengiriman atau kereta.
•Hentikan isolasi
Tutup rapat dengan
selotip kecuali sudah ada sistem HVAC pada
penutupnya. area yang sedang
dikerjakan
KELAS IV

SELAMA PEKERJAAN KONTRUKSI SETELAH PEKERJAAN SELESAI

•Lakukan isolasi HVAC pada area


dimana berlangsungnya pekerjaan
untuk mencegah kontaminasi •Lepaskan pembatas
sistem saluran. material dengan hati-hati
• Berikan penghalang yang
lengkap, seperti
untuk meminimalisasi
sheetrock/lembaranpenutup, penyebaran debu dan
triplek, plastik, untuk menutup area debris sisia-sisa
kerja atau melakukan
implementasi metode control cube
konstruksi.
(kereta dorongan dengan penutup •Kumpulkan limbah
plastik dan penghubung tertutup konstruksi dengan
pada area kerja dengan vakum
HEPA untuk melakukan vakum
container yang tertutup
sampai ke pintu keluar), sebelum rapat sebelum dikirim.
konstruksi dimulai
KELAS IV

SELAMA PEKERJAAN KONTRUKSI SETELAH PEKERJAAN SELESAI

•Jaga tekanan negative


•Tutup
udara dalam area kerja
sambungan/reseptakel
menggunakan HEPA
pengiriman atau kereta.
yang dilengkapi dengan
Tutup rapat dengan
unit filtrasi udara.
selotip kecuali sudah ada
•Tutup lubang, pipa-pipa,
penutupnya.
sambungan-sambungan,
•Vakum area kerja
dan bolongan-bolongan
dengan vakum HEPA filter
dengan benar
KELAS IV
SELAMA PEKERJAAN KONTRUKSI SETELAH PEKERJAAN SELESAI

•Dirikan/Buat anteroom dan anjurkan


• semua petugas untuk melewati
ruangan ini, sehingga mereka bisa
divakum terlebih dahulu menggunakan
pembersih vakum HEPA sebelum
meninggalkan area kerja atau mereka
•Area dilakukan
dapat memakai baju pelindung atau pengepelan basah
penutup tubuh yang dapat dilepas
setiap saat mereka meninggalkan area dengan desinfektan
kerja.
•Setiap petugas yang memasuki area •Hentikan isolasi
kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus
sistem HVAC pada
diganti setiap petugas keluar dari area area yang sedang
kerja.
•Jangan melepaskan penghalang dari dikerjakan
area kerja sampai proyek yang selesai
telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS
dan secara keseluruhan telah
dibersihkan oleh Petugas Kebersihan
Langkah Ke-4:
Identifikasi Area sekitar proyek, untuk mengkaji Potensial
Impact

Unit Di Unit Di Samping Samping Belakang Depan


Bawah Atas Kiri Kanan
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko

Langkah Ke-5:
Identifikasi Area Spesifik, contoh : Kamar Pasien, Kamar
Obat, Kamar Tindakan, dll
PRA RENOVASI
• Rapat koordinasi antara bagian Tehnik,
Komite PPIRS, K3RS ,Unit Sanitasi,
Unit/Dept, dan vendor
• Unit/Dept terkait membuat surat
permintaan ICRA Renovasi kepada
Komite PPIRS
• Komite PPIRS melakukan pengkajian
resiko dan membuat izin renovasi
(Langkah 1- 5)
• Edukasi vendor dan tukang
SELAMA RENOVASI
• Melakukan Monev (Bagian Tehnik,
Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi
Lingkungan) melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai
surat kesepakatan bersama, antara lain :
– Pengumuman adanya proses renovasi
– Pemantauan aliran udara
– Pemantauan area sekitar renovasi ( bebas
debu, puing, dll )
– Pembersihan rutin
– Pembersihan akhir secara keseluruhan
COVER, PENGUMUMAN RENOVASI
PASKA RENOVASI
• Vendor melakukan General Cleaning, uji
tingkat debu, uji fungsi,dan khusus area
high care yang di renovasi juga wajib
dilakukan kultur udara.
• Note : bila terjadi pelanggaran terhadap
kesepakatan, maka PPIRS dan Tim dapat
menghentikan sementara pekerjaan
proyek dan mengirimkan SURAT
PERINGATAN kepada Vendor.
Kesimpulan
• Pengendalian dan sistem monitoring
secara menyeluruh pada setiap proses
konstruksi sangat dibutuhkan untuk
meyakinkan bahwa perencanaan pre
konstruksi sudah efektif.
• Hasil evaluasi juga harus selalu
dikomunikasikan antara anggota tim
melalui raat koordinasi
(KPPIRS,K3RS,bagian sanitasi
lingkungan,Bag.Teknik,Unit/Dept, dan
Vendor)
SUMBER REFERENSI
• Infection Control Risk Assessment
Guidelines
• PMK NO. 27 TAHUN 2017 Tentang
Pedoman PPI di Fasilitas Kesehatan
• Standar Nasional Akreditasi Rumah
Sakit tahun, Edisi 1, 2017

Anda mungkin juga menyukai