Anda di halaman 1dari 66

Sejarah Statistika

• Pengolahan informasi statistik sejak peradaban manusia.


Pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan
data statistik untuk mendapatkan informasi deskriptifpajak,
perang, hasil pertanian, bahkan pertandingan atletik.

• Pada masa kini, berkembangnya teori peluang 


menggunakan data statistik untuk meneropong jauh di luar
data yang dikumpulkan melalui generalisasi dan peramalan.

1
DEFINISI

• Statistika
Ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan,
menganalisis, dan menginterprestasikan data
menjadi informasi untuk membantu pengambilan
keputusan yang efektif.

• Statistik
Suatu kumpulan angka yang tersusun lebih dari
satu angka.

2
Biostatistika yaitu penerapan metode statistika dalam
memecahkan permasalahan dalam kehidupan makhluk hidup
 Mencari deskripsi suatu variable

 Mencari hubungan antar variable

 Menentukan perbedaan respon akibat perlakuan yang

diberikan

Statistik diperlukan sbg alat utk membantu memecahkan


berbagai masalah melalui penelitian
Penelitian = penyelidikan/pencarian yg sistematik thd
kebenaran yg blm terungkap (Leedy, 1974)

3
Ciri-ciri penelitian :
 dimulai dg adanya pertanyaan
 membutuhkan pernyataan yg jelas
 membutuhkan perencanaan
 dilakukan secara bertahap
 mengajukan hipotesis

 mengemukaan fakta dan makna dg benar


 bersifat sirkuler

4
Dalam melakukan suatu penelitian harus dilandasi
dengan penggunaan metode ilmiah

Syarat metode ilmiah:


 Dasar : - fakta/data yg reliable, valid, ternilai

- teori yg relevan
 Sifat : universal, obyektif. Jujur dan terbuka. Logis,

kritis, analistis, dinamis dan inovatif

5
Data kasar (raw data) diperoleh dari hasil pengukuran
suatu variable pada sample yg diambil dari suatu populasi
menggunakan teknik pengambilan sample tertentu

Langkah-langkah kegiatan statistika utk menangani data


kasar :
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data (diurutkan atau digolongkan)
3. Penyajian data dalam tabel atau grafik
4. Penafsiran sajian data
5. Analisa data
6. Penafsiran dan pengambilan kesimpulan
7. Pemanfaat penafsiran dan kesimpulan utk penentuan
kegiatan penelitian lbih lanjut
Poin 1,2,3,4,7 disebut statistik deskriptif (tanpa
analisis, tanpa generalisasi, tanpa pengujian
hipotesis, dan hanya melakukan perhitungan-
perhitungan saja) Disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi (mean, modus, median), bar-
diagram, histogram, polygon, dll

Poin 1,2,3,4,5,6,7 disebut statistik inferensial (dg


analisis, generalisasi, pengujian hipotesis)

Uji t,z, F

7
JENIS-JENIS STATISTIKA Materi:
1. Penyajian data
2. Ukuran pemusatan
3. Ukuran penyebaran
4. Angka indeks
Statistika Deskriptif
5. Deret berkala dan
peramalan

Materi:
STATISTIKA 1. Probabilitas dan teori
keputusan
2. Metode sampling
3. Teori pendugaan
Statistika Induktif 4. Pengujian hipotesa
5. Regresi dan korelasi
6. Statistika
nonparametrik
8
DATA
 Himpunan nilai/variate/datum atau informasi lain yg

diperoleh dari observasi, pengukuran dan penilaian) thd


suatu obyek atau lebih

 Obyek pengamatan variable variate/nilai

 Data kualitatif = diperoleh dari hasil pengamatan


 Data kuantitatif = diperoleh dari kegiatan pengukuran
atau penilaian

9
POPULASI DAN SAMPEL

POPULASI SAMPEL
Sebuah kumpulan dari semua Suatu bagian dari populasi
kemungkinan orang-orang, tertentu yang menjadi
benda-benda dan ukuran lain perhatian.
dari objek yang menjadi
perhatian.

10
JENIS-JENIS DATA

1. Jenis kelamin
2. Warna bunga
3. Habitat, dll
Data Kualitatif
1. Jumlah
kloroplas
DATA 2. Jumlah
Data Diskret trombosit
3. Jumlah sel, dll

Data Kuantitatif
1. Berat badan
2. Jarak kota
3. Luas tanah,
Data Kontinu
dll

11
Penggolongan data statistik
 Berdasarkan sifat angka :

 Data kontinyu, yaitu data statistic yg angka-

angkanya mrpk deretan angka yg sambung-


menyambung, ex; data BB (kg): 40.3, 40.9, 50
dst
 Data diskrit, yaitu data statistic yg tidak mgk

berbentuk pecahan, ex; data jml buku perpust


(buah): 50,125,350, 275 dst

12
 Berdasarkan cara menyusun angkanya :
 Data nominal, yaitu data statistic yg cara menyusunnya

didasarkan pada klasifikasi tertentu, ex; Jml mahasiswa


PBiologi 2009/2010 menurut tingkat dan jenis
kelaminnya
 Data ordinal/urutan, yaitu data statistic yg cara

menyusun angkanya didasarkan pada urutan/ranking,


Ex: Hasil nilai statistik berdasarkan ranking
 Data interval, yaitu data statistic dimana terdapat jarak

yg sama di antara hal-hal yg sdg diteliti

13
Berdasarkan bentuk angkanya :
 Data tunggal, yaitu data statistic yg angka-angkanya mrpk

satu unit atau satu kesatuan, tdk dikelompokkan


 Data kelompok, yaitu data statistic tiap unitnya terdiri dari

sekelompok angka, ex; 80 – 84, 75 – 79

Berdasarkan waktu pengumpulannya :


 Data seketika, yaitu data statistic yg mencerminkan

keadaan pada suatu waktu saja, ex : pada semester gasal


2009/2010
 Data urutan waktu, yaitu data statistic yg mencerminkan

keadaan dari waktu ke waktu secara berurutan, ex jumlah


mahasiswa yg lulus dari tahun 1996 - 2006

14
SUMBER DATA STATISTIKA

1. Wawancara langsung
2. Wawancara tidak
Data Primer langsung
3. Pengisian kuisioner

DATA

Data dari pihak lain:


1. BPS
Data Sekunder 2. Bank Indonesia
3. World Bank, IMF
4. FAO dll

15
Istilah dalam statistika
 Obyek = benda hidup atau mati yg diuji unsur-unsur,
sifat dan kelakuannya melalui pengamatan, pengukuran
dan penilaian guna mendpt info atau nilai-nilai yg berguna
mengenai benda tsb

 VARIABEL
Suatu sifat dari obyek atau unsur dari obyek yg dpt
diamati atau diukur shg menghasilkan nilai, ukuran atau
criteria lain yg dpt bervariasi

 VARIATE
Angka/nilai ukuran/criteria lain yg dicapai suatu variabel
pada suatu individu atau unit statistic
16
 VARIASI
Adanya perbedaan antar nilai/variate/ukuran dll dari suatu
variabel pada populasi atau sampel

 VARIABILITAS
Kemungkinan utk bervariasi dr nilai suatu variable pd
suatu populasi atau sample

 PARAMETER
suatu variabel terukur yg digunakan sbg criteria utk
mengevaluasi suatu populasi atau sistem

17
 NILAI PARAMETRIK
suatu nilai dari suatu parameter yg diperoleh dari
perhitungan atau data sensus, masih harus di
analisis.

 NILAI STATISTIK
suatu nilai dari suatu parameter yg diperoleh dari
perhitungan atau data sensus.

18
Statistika Parametrik:
• Membutuhkan pengukuran kuantitatif dengan data
interval atau rasio
• mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data,
yaitu apakah data menyebar normal atau tidak.
• Contoh metode statistika parametrik: uji-z (1 atau 2
sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson,
Perancangan Percobaan (1 or 2-way ANOVA
parametrik), dll.
Statistika Nonparametrik
 Membutuhkan data dengan data ordinal dan nominal

 Merupakan statistika bebas sebaran (tdk

mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi,


baik normal atau tidak).
 Contoh metode Statistika non-parametrik:Binomial
test, Chi-square test, Median test, Friedman Test, dll.

20
DISTRIBUSI FREKUENSI
DEFINISI

Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan


memakai kelas-kelas data dan dikaitkan dengan
masing-masing frekuensinya
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

 Kelebihan
Dapat mengetahui gambaran secara menyeluruh

 Kekurangan
Rincian atau informasi awal menjadi hilang
CONTOH

Distribusi Frekuensi Tinggi Badan 100 Mahasiswa Kesmas


Tinggi Badan Frekuensi

151-153 3
154-156 7
157-159 12
160-162 18
163-165 27
166-168 17
169-171 11
172-174 5

Sumber: Data buatan


LIMIT, BATAS, NILAI TENGAH, DAN LEBAR
KELAS

 Limit Kelas/Tepi Kelas


Nilai terkecil/terbesar pada setiap kelas
 Batas Kelas
Nilai yang besarnya satu desimal lebih sedikit dari
data aslinya
 Nilai Tengah Kelas
Nilai tengah antara batas bawah kelas dengan batas
atas kelas
 Lebar Kelas
Selisih antara batas bawah kelas dengan batas atas
kelas
CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI
FREKUENSI

1) Tentukan Range atau jangkauan data (r)


2) Tentukan banyak kelas (k)
Rumus Sturgess :
k=1+3,3 log n
3) Tentukan lebar kelas (c)
c=r/k
CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI
FREKUENSI (lanjutan)

4) Tentukan limit bawah kelas pertama dan kemudian


batas bawah kelasnya
5) Tambah batas bawah kelas pertama dengan lebar kelas
untuk memperoleh batas atas kelas
6) Tentukan limit atas kelas
7) Tentukan nilai tengah kelas
8) Tentukan frekuensi
CONTOH

Data hasil ujian akhir Mata Kuliah Statistika


dari 60 orang mahasiswa
23 60 79 32 57 74 52 70 82 36

80 77 81 95 41 65 92 85 55 76

52 10 64 75 78 25 80 98 81 67

41 71 83 54 64 72 88 62 74 43

60 78 89 76 84 48 84 90 15 79

34 67 17 82 69 74 63 80 85 61
JAWAB

1. Data terkecil = 10 dan Data terbesar = 98


r = 98 – 10 = 88
Jadi jangkauannya adalah sebesar 88
2. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log 60 = 6,8
Jadi banyak kelas adalah sebanyak 7 kelas
3. Lebar kelas (c) = 88 / 7 = 12,5 mendekati 13
4. Limit bawah kelas pertama adalah 10, dibuat beberapa
alternatif limit bawah kelas yaitu 10, 9, dan 8
Maka batas bawah kelas-nya adalah 9,5 ; 8,5 ; dan 7,5
JAWAB (lanjutan)

5. Batas atas kelas pertama adalah batas bawah kelas ditambah


lebar kelas, yaitu sebesar
- 9,5 + 13 = 22,5
- 8,5 + 13 = 21,5
- 7,5 + 13 = 20,5
6. Limit atas kelas pertama adalah sebesar
- 22,5 - 0,5 = 22
- 21,5 - 0,5 = 21
- 20,5 – 0,5 = 20
JAWAB (lanjutan)
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
8-20 9-21 10-22
21-33 22-34 23-35
34-46 35-47 36-48
47-59 48-60 49-61
60-72 61-73 62-74
73-85 74-86 75-87
86-98 87-99 88-100

Misal dipilih Alternatif 2


JAWAB (lanjutan)

7. Nilai tengah kelas adalah


batas bawah kelas  batas atas kelas
2
8,5  21,5
 15
2
8. Frekuensi kelas pertama adalah 3
JAWAB (lanjutan)
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Akhir Mata Kuliah Statistik
Interval Kelas Batas Kelas Nilai Tengah Frekuensi
9-21 8,5-21,5 15 3
22-34 21,5-34,5 28 4
35-47 34,5-47,5 41 4
48-60 47,5-60,5 54 8
61-73 60,5-73,5 67 12
74-86 73,5-86,5 80 23
87-99 86,5-99,5 93 6
Jumlah 60
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF DAN KUMULATIF

 Distribusi frekuensi relatif


Membandingkan frekuensi masing-masing kelas
dengan jumlah frekuensi total dikalikan 100 %
 Distribusi frekuensi kumulatif ada 2, yaitu distribusi
frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF

Distribusi Frekuensi Relatif Nilai Ujian Akhir Mata Kuliah Statistika


Frekuensi
Interval Kelas Batas Kelas Nilai Tengah Frekuensi
Relatif (%)
9-21 8,5-21,5 15 3 5
22-34 21,5-34,5 28 4 6,67
35-47 34,5-47,5 41 4 6,67
48-60 47,5-60,5 54 8 13,33
61-73 60,5-73,5 67 12 20
74-86 73,5-86,5 80 23 38,33
87-99 86,5-99,5 93 6 10

Jumlah 60 100
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KURANG
DARI

Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Untuk Nilai Ujian Akhir Mata Kuliah Statistika

Interval Batas Kelas Frekuensi Kumulatif Persen


Kelas Kurang Dari Kumulatif
kurang dari 8,5 0 0
9-21 kurang dari 21,5 3 5
22-34 kurang dari 34,5 7 11,67
35-47 kurang dari 47,5 11 18,34
48-60 kurang dari 60,5 19 31,67
61-73 kurang dari 73,5 31 51,67
74-86 kurang dari 86,5 54 90
87-99 kurang dari 99,5 60 100
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI

Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari Untuk Nilai Ujian Akhir Mata Kuliah
Statistika
Interval Batas Kelas Frekuensi Kumulatif Persen
Kelas Lebih Dari Kumulatif
9-21 lebih dari 8,5 60 100
22-34 lebih dari 21,5 57 95
35-47 lebih dari 34,5 53 88,33
48-60 lebih dari 47,5 49 81,66
61-73 lebih dari 60,5 41 68,33
74-86 lebih dari 73,5 29 48,33
87-99 lebih dari 86,5 6 10
lebih dari 99,5 0 0
HISTOGRAM DAN POLIGON
FREKUENSI
Histogram dan Poligon Frekuensi Nilai Ujian Akhir Mata Kulia

25 23
Frekuensi

20 Histogram
12 Poligon Frekuen
15
10 8
6
3 4 4
5

0 8,5 34,5 60,5 86,5


21,5 47,5 73,5 99,5 Nilai
OGIF

Ogif Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Untuk Nilai Ujian Akhir Mat
60 60
Frekuensi Kumulatif

54
50
40
31
30
20 19 6
11
10 7
3
0 8,5 34,5 60,5 86,5
21,5 47,5 73,5 99,5 Nilai
OGIF (lanjutan)

Ogif Frekuensi Kumulatif Lebih Dari Untuk Nilai Ujian Akhir Mata
60 60 57
Frekuensi Kumulatif

53
50 49
41
40
30 29

20
10 6

0 8,5 34,5 60,5 86,5


21,5 47,5 73,5 99,5 Nilai
OGIF (lanjutan)

Ogif Frekuensi Kumulatif Dari Untuk Nilai Ujian Akhir Mata Kuliah
60 kurva ogif lebih dari
Frekuensi Kumulatif

kurva ogif kurang dari


50
40
30
20
10

0 8,5 34,5 60,5 86,5


21,5 47,5 73,5 99,5 Nilai
UKURAN PEMUSATAN DAN LETAK DATA
UKURAN PEMUSATAN
Merupakan nilai tunggal yang mewakili semua
data atau kumpulan pengamatan dimana
nilai tersebut menunjukkan pusat data.
Yang termasuk ukuran pemusatan :
1. Rata-rata hitung
2. Median
3. Modus
4. Rata-rata ukur
5. Rata-rata harmonis
1. RATA-RATA HITUNG
Rumus umumnya :
Jumlah semua nilai data
Rata - rata hitung 
Banyaknya nilai data
1. Untuk data yang tidak mengulang
X1  X 2  ...  X n X
X 
n n

2. Untuk data yang mengulang dengan frekuensi


tertentu
f1X1  f 2 X 2  ...  f n X n fX
X 
f1  f 2  ...  f n f
RATA-RATA HITUNG
(lanjutan)
1. Dalam Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Kelas Nilai Tengah Frekuensi fX
(X)
9-21 15 3 45
22-34 28 4 112
35-47 41 4 164
48-60 54 8 432
61-73 67 12 804
74-86 80 23 1840
87-99 93 6 558
Σf = 60 ΣfX = 3955

fX 3955
X   65,92
f 60
RATA-RATA HITUNG
(lanjutan)
2. Dengan Memakai Kode (U)
Interval Kelas Nilai Tengah U Frekuensi fU
(X)
9-21 15 -3 3 -9
22-34 28 -2 4 -8
35-47 41 -1 4 -4
48-60 54 0 8 0
61-73 67 1 12 12
74-86 80 2 23 46
87-99 93 3 6 18
Σf = 60 ΣfU = 55

 fU   55 
X  X0  c    54  13    65,92
 f   60 
RATA-RATA HITUNG
(lanjutan)
3. Dengan pembobotan
Masing-masing data diberi bobot.

Misal A memperoleh nilai 65 untuk tugas, 76 untuk


mid dan 70 untuk ujian akhir.
Bila nilai tugas diberi bobot 2, Mid 3 dan Ujian
Akhir 4, maka rata-rata hitungnya adalah :

(2)65  (3)76  (4)70


X  70,89
23 4
2. MEDIAN
Untuk data berkelompok

n 
 -F
Med  L 0  c  2 
 f 
 
 
L 0  batas bawah kelas median
F  jumlah frekuensi semua kelas sebelum
kelas yang mengandung median
f  frekuensi kelas median
MEDIAN (lanjutan)
Contoh :
Interval Frekuensi Letak median ada pada
Kelas
data ke 30, yaitu pada
interval 61-73, sehingga :
9-21 3
22-34 4
35-47 4 L0 = 60,5
48-60 8
61-73 12 F = 19
74-86 23 f = 12
87-99 6  60 
Σf = 60
 - 19 
Med  60,5  13  2   72,42
 12 
 
 
3. MODUS
Untuk data berkelompok

 b1 
Mod  L 0  c  
 b1  b 2 
L 0  batas bawah kelas modus
b1  selisih antara frekuensi kelas modus dengan
frekuensi tepat satu kelas sebelum kelas modus
b 2  selisih antara frekuensi kelas modus dengan
frekuensi tepat satu kelas sesudah kelas modus
MODUS (lanjutan)
Contoh :
Interval Frekuensi Data yang paling sering
Kelas muncul adalah pada interval
9-21 3
74-86, sehingga :
22-34 4
35-47 4 L0 = 73,5
48-60 8
61-73 12 b1 = 23-12 = 11
74-86
87-99
23
6
b2 = 23-6 =17
Σf = 60  11 
Mod  73,5  13    78,61
 11  17 
HUBUNGAN EMPIRIS ANTARA NILAI RATA-RATA HITUNG,
MEDIAN, DAN MODUS

Ada 3 kemungkinan kesimetrian kurva


distribusi data :
1) Jika nilai ketiganya hampir sama maka
kurva mendekati simetri.
2) Jika Mod<Med<rata-rata hitung, maka
kurva miring ke kanan.
3) Jika rata-rata hitung<Med<Mod, maka
kurva miring ke kiri.
HUBUNGAN EMPIRIS ANTARA NILAI RATA-RATA
HITUNG, MEDIAN, DAN MODUS (lanjutan)
Jika distribusi data tidak simetri, maka terdapat
hubungan :

Rata-rata hitung-Modus = 3 (Rata-rata hitung-Median)


X - Mod  3 X  Med 
4. RATA-RATA UKUR
Digunakan apabila nilai data satu dengan yang lain
berkelipatan.
G  X1.X2 ....Xn
n

Untuk data tidak berkelompok


  log X 
G  antilog  
 n 
Untuk data berkelompok
  f log X 
G  antilog  
 f 
RATA-RATA UKUR (lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Tengah Frekuensi log X f log X
Kelas (X)
9-21 15 3 1,18 3,54
22-34 28 4 1,45 5,8
35-47 41 4 1,61 6,44
48-60 54 8 1,73 13,84
61-73 67 12 1,83 21,96
74-86 80 23 1,90 43,7
87-99 93 6 1,97 11,82
Σf = 60 Σf log X = 107,1

 107,1 
G  antilog    60,95
 60 
5. RATA-RATA HARMONIS
Biasanya digunakan apabila data dalam bentuk
pecahan atau desimal.
Untuk data tidak berkelompok RH  n
1
 
X
Untuk data berkelompok
f
RH 
f 
 
X
RATA-RATA HARMONIS
(lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Tengah Frekuensi f/X
Kelas (X)
9-21 15 3 0,2
22-34 28 4 0,143
35-47 41 4 0,098
48-60 54 8 0,148
61-73 67 12 0,179
74-86 80 23 0,288
87-99 93 6 0,065
Σf = 60 Σf / X = 1,121

60
RH   53,52
1,121
KUARTIL, DESIL, PERSENTIL
1. Kuartil
Kelompok data yang sudah diurutkan
(membesar atau mengecil) dibagi
empat bagian yang sama besar.

Ada 3 jenis yaitu kuartil pertama (Q1)


atau kuartil bawah, kuartil kedua (Q2)
atau kuartil tengah, dan kuartil ketiga
(Q3) atau kuartil atas.
KUARTIL (lanjutan)
Untuk data tidak berkelompok
in  1
Q i  nilai ke - , i  1,2,3
4

Untuk data berkelompok


 in 
 - F 
L0 = batas bawah kelas kuartil
Qi  L 0  c 4  , i  1,2,3
 f  F = jumlah frekuensi semua
 
  kelas sebelum kelas kuartil Qi
f = frekuensi kelas kuartil Qi
KUARTIL (lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Frekuensi Q1 membagi data menjadi 25 %
Kelas Tengah Q2 membagi data menjadi 50 %
(X) Q3 membagi data menjadi 75 %
9-21 15 3
22-34 28 4
35-47 41 4
Sehingga :
48-60 54 8
61-73 67 12
Q1 terletak pada 48-60
74-86 80 23
87-99 93 6 Q2 terletak pada 61-73
Σf = 60 Q3 terletak pada 74-86
KUARTIL (lanjutan)
 1.60 
Untuk Q1, maka :  - 11 
Q1  47,5  13 4   54
 8 
 
 

Untuk Q2, maka :  2.60




- 19 
Q 2  60,5  13 4   72,42
 12 
 
 
Untuk Q3, maka :  3.60 
 - 31 
Q3  73,5  13 4   81,41
 23 
 
 
KUARTIL, DESIL, PERSENTIL (lanjutan)

2. Desil
Kelompok data yang sudah diurutkan
(membesar atau mengecil) dibagi
sepuluh bagian yang sama besar.
DESIL (lanjutan)
Untuk data tidak berkelompok
in  1
Di  nilai ke - , i  1,2,3,...,9
10

Untuk data berkelompok


 in  L0 = batas bawah kelas desil
 - F  Di
Di  L 0  c 10  , i  1,2,3,...,9 F = jumlah frekuensi semua
 f 
  kelas sebelum kelas
 
desil Di
f = frekuensi kelas desil Di
DESIL (lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Frekuensi D3 membagi data 30%
Kelas Tengah
(X) D7 membagi data 70%
9-21 15 3
22-34 28 4
35-47
48-60
41
54
4
8
Sehingga :
61-73 67 12
74-86 80 23
87-99 93 6
D3 berada pada 48-60
Σf = 60
D7 berada pada 74-86
DESIL (lanjutan)
 3.60 
 - 11 
D3  47,5  13 10   58,875
 8 
 
 

 7.60 
 - 31 
D7  73,5  13 10   79,72
 23 
 
 
KUARTIL, DESIL, PERSENTIL (lanjutan)
3. Persentil
Untuk data tidak berkelompok
in  1
Pi  nilai ke - , i  1,2,3,...,99
100
Untuk data berkelompok
 in 
 -F
Pi  L 0  c 100  , i  1,2,3,...,99
 f 
 
 

Anda mungkin juga menyukai