Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN
PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK
(PPOK)
1. HUBUNGAN ANTARA KETERPAJANAN ASAP ROKOK DAN
RIWAYAT PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI
INDONESIA
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat
author Kusumawardani, Nunik Rahajeng, Ekowati; Puslitbang Upaya
Kesehatan Masyarakat
publishDate 2017
Abstrak
Penelitian bertujuan mengetahui besarnya hubungan antara
keterpajanan asap rokok(aktif maupun pasif) dengan kejadian PPOK.
Penelitian menggunakan data Riskesdas 2013 dengan sampel seluruh
anggota rumah tangga yang berusia > 30 tahun, yaitu sejumlah
17.246 responden. Variabel yang dianalisis adalah PPOK, jenis
kelamin, usia, kebiasaan merokok saat ini, perokok berat, perokok
pasif, dan mantan perokok. Analisis menggunakan legresi logistik
untuk melihat perbedaan dan kekuatan hubungan kebiasaan merokok
dan keterpajanan asap rokok dengan riwayat pernah didiagnosa
PPOK. Hasil penelitian menunjukkan risiko PPOK lebih tinggi pada
kelompok perokok setiap hari (termasuk mantan perokok setiap hari)
dengan OR 3,73. Keterpajanan asap rokok pada populasi yang tidak
merokok (termasuk perokok pasif) mempunyai hubungan yang
bermakna terhadap kejadian PPOK, dengan nilai OR sebesar 1,69.
2. Sensitifitas dan Spesifisitas Pertanyaan Gejala Saluran
Pernapasan dan Faktor risiko untuk Kejadian Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK)
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
MasyarakBadan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan , 2016
author Tana, lusianawaty; Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan,
Delima, Delima; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya dan Pelayanan Kesehatan.
Sihombing, Marice; Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatann.
Sri Muljati, Sri Muljati; Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat.
Ghani, Lannywati; Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mendapatkan sensitifitas dan spesifisitas pertanyaan
gejala saluran pernapasan dan faktor risiko terhadap PPOK.. Variabel yang
dianalisis terdiri dari 12 pertanyaan gejala saluran pernapasan dan dua
pertanyaan faktor risiko PPOK. Diagnosis PPOK berdasarkan hasil spirometri
dengan bronchodilator. Analisis untuk mendapatkan nilai sensitifitas dan
spesitifitas dilakukan tabulasi silang dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil.
Dari kombinasi antara pertanyaan gejala saluran pernapasan dan faktor risiko
terhadap PPOK, didapatkan range sensitifitas antara 12,5%-94,3% dan
spesifitas 2,2%- 94,4%. Sensitifitas dan spesifisitas tertinggi adalah adanya
salah satu dari 7 pertanyaan saluran pernapasan dan faktor risiko merokok
terhadap PPOK yaitu dengan sensitifitas 68,1% dan dengan spesifisitas 59,7%.
Tujuh pertanyaan tersebut adalah batuk setiap hari satu bulan lebih,
mengeluarkan dahak/reak hampir setiap hari, cepat lelah/sesak napas bila
beraktivitas, keluhan sesak napas >3 bulan yang membatasi aktivitas
sehari-hari, cepat lelah/sesak napas semakin memberat, mengi, dan merokok.
Kesimpulan. Pertanyaan gejala saluran pernapasan kurang sensitif dan kurang
spesifik untuk mendiagnosis PPOK.Kata kunci: penyakit paru obstruksi
kronis, sensitifitas, spesifisitas.
3. PENGARUH RADIKAL BEBAS TERHADAP PROSES INFLAMASI
PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK)
publisher Departemen Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran -
Universitas Surabaya, Indonesia
author Suryadinata. Amerta Nutr (2018)
Abstrak
Tujuan : Menjelaskan proses eksaserbasi yang dipengaruhi oleh
proses inflamasi pada penderita PPOK akibat peningkatan radikal
bebas.
Ulasan : Pada tubuh manusia, radikal bebas merupakan produk hasil
metabolisme dari sel normal. Pada keadaan normal, Radikal bebas
berfungsi sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh. Radikal bebas
dapat berupa Reactive Oxygen Spesies (ROS) dan Reactive Nitrogen
Spesies (RNS), keduanya dapat diperoleh melalui dari
dalam (endogen) maupun dari luar tubuh (eksogen). Pada keadaan
patologis akibat paparan asap rokok menimbulkan ketidakseimbangan
antara jumlah radikal bebas yang dihasilkan dalam tubuh sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya stress oksidatif..
4. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
RESPIRA BANTUL YOGYAKARTA
publisher PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
author Annisa Ayuandari
Abstrak
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh emfisema
dan bronkitis kronik.’PPOK didefinisikan sebagai kelompok penyakit
paru yang ditandai dengan perlambatan aliran udara yang bersifat
menetap. Untuk Mengetahui manfaat breathing control dan
diaphragmatic breathing dalam mengurangi sesak napas pada
penderita PPOK serta untuk Mengetahui manfaat static bicycle dalam
meningkatkan kemampuan fungsional pada penderita PPOK
5. KOMBINASI NAPAS DALAM DAN DIAFRAGMA EFEKTIF
MENINGKATKAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE) PADA PASIEN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF (PPOK)
publisher Prodi Ilmu Keperaw atan, STIKes Muhammadiyah Ciamis
author Endrian MJW, Elis Noviati, Jajuk Kusumawaty

Info Artikel :
Online : http://journal.umy.ac.id/index.php/ijnp
ISSN : 2548 4249 (Print)
: 2548 592X (Online)
DOI : 10.18196/ijnp.2178
Abstrak
Tujuan penelitian ini mengetahui efektifitas kombinasi napas dalam
dengan napas diafra gma untuk meningkatkan Arus Puncak Ekspirasi
(APE). Desain penelitian menggunakan pre post test design control
dengan beda kelompok, sampel yang digunakan sebanyak 50
responden yang menderita PPOK dengan 25 responden kelompok
kontrol dan 25 responden dalam kelompok intervensi. Hasil penelitian
menunjukan hasil uji wilcoxon untuk kelompok intervensi P value<
0,05, kelompok kontrol P value>0,05, untuk uji mann whitney <0,05
hasil sesuai dengan tujuan. Kesimpulan Kombinasi napas dalam
dengan napas diafra gma terbukti lebih efisien untuk meningkatkan
Arus Puncak Ekspirasi (APE).
6. PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP EFIKASI DIRI
PASIEN PPOK DI POLIKLINIK PARU RSUD KOJA JAKARTA UTARA
publisher Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Harapan Ibu Jambi
author Dasuki

Info Artikel : Jurnal Mutiara Ners, 19-23


Abstrak
Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari
dinamika korelasi antara variabel independen (faktor resiko) dan
variabel dependen (efek), dengan cara pendekatan observasi dan
pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (point time approach)
7. PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP EFIKASI DIRI
PASIEN PPOK DI POLIKLINIK PARU RSUD KOJA JAKARTA UTARA
publisher Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh
author Saminan

Info Artikel : Idea Nursing Journal Vol. V No. 1 2014


ISSN : 2087 – 2879
Abstrak
Faktor risiko sebagai penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) yaitu, merokok, usia, paparan asap polusi lingkungan atau
pekerjaan, alpha-1 antitripsin, riwayat infeksi pernapasan dan riwayat
keluarga yang mengalami PPOK. Penulisan ini bertujuan untuk
mencegah sedini mungkin supaya tidak mudah mengalami PPOK.
Setiap individu pasti akan terpapar oleh beberapa partikel inhalasi
selama hidupnya yang ditandai dengan hambatan aliran udara
disaluran napas sehingga fungsi paru menurun dengan terjadinya
restriktif dan obstruktif.
8. AMBARAN DERAJAT MEROKOK PADA PENDERITA PPOK DI
BAGIAN PARU RSUP DR. M. DJAMIL
publisher Fakultas Kedoktera Paru
Fakultas Kedokteran Unand
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unand

author Fadhil el Naser, Irvan Medison, Erly

Info Artikel : Http//:Jurnal.FK.Unand.ac.id


Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran derajat
merokok pada penderita PPOK di Bagian Paru Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. M. Djamil Padang. Ini adalah penelitian deskriptif
retrospektif dengan menggunakan data rekam medik penderita
merokok dengan yang dirawat di Bagian Paru Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. M. Djamil. Data sekunder diambil dari rekam medik
penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang dirawat di
Bagian Paru Rumah Sakit Umum Pusat dari 1 Januari 2013 sampai 31
Desember 2013.

Anda mungkin juga menyukai