Anda di halaman 1dari 56

EKSISTENSI

K omisi
Penanggulangan
AIDS
Prov. Kep. Bangka Belitung

Ruang Pertemuan Wisma Aksi


Pangkalpinang, 25 September’ 2012
Jumlah Kasus AIDS per Provinsi Tahun 2009

Sumber: Ditjen P2PL, Kemenkes, 2009

Masih tingginya disparitas jumlah kasus AIDS antarwilayah. Berdasarkan


jumlah kumulatif kasus AIDS, daerah dengan jumlah kasus AIDS tertinggi
yakni Jawa Barat (3.598 kasus), Jawa Timur (3.227 kasus), DKI Jakarta
(2.828 kasus), Papua (2.808 kasus), Bali (1.615 kasus)
2
Eksistensi KPA Prov. / Kab. / Kota

3
“ VISI” dan “ MISI “ KPAP BABEL
“ VISI” Terkendalinya Penyebaran HIV dan AIDS di Prov.Kep. BABEL
“ MISI” :
1. Meningkatkan kepedulian kepada semua pihak dalam
penanggulangan HIV dan AIDS
2. Menciptakan perilaku yang aman dari penularan HIV dan
AIDS
3. Menggalang sumber daya manusia dalam penanggulangan
HIV dan AIDS
4. Meningkatklan kemandirian masyarakat untuk dapat
melakukan upaya penanggulangan HIV dan AIDS
5. Menciptakan akses kesehatan bagi penderita HIV dan AIDS
STRATEGI :
 UPAYA PENCEGAHAN DILAKUKAN DENGAN MEMUTUS
RANTAI PENULARAN TERUTAMA PADA POPULASI
RAWAN TERTULAR DAN MENULARKAN

 UPAYA PELAYANAN DILAKUKAN SECARA


KOMPREHENSIF DAN TERPADU DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN
HIV/AIDS DAN MENGURANGI DAMPAK SOSIAL DARI
HIV/AIDS

 MENINGKATKAN JANGKAUAN DAN KUALITAS


PENGENDALIAN SECARA BERTAHAP BERDASARKAN
EPIDEMIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SETIAP
SUMBER DAYA DAN MENGIKUTSERTAKAN SELURUH
KOMPONEN MASYARAKAT, LSM, TOGA/TOMA,
ORGANISASI KEPEMUDAAN, ORGNISASI PROFESI, DLL
(PARTNERSHIP)
Kebijakan Nasional / Provinsi, antara lain:
1. Perpres 75/2006 tentang KPA Nasional
2. Permenkokesra (ada 4)  termasuk
tentang Tim Pelaksana
3. Strategi Nasional 2007 – 2010
4. Rencana Aksi Nasional 2007 – 2010
5. Kepmenakertrans 68 / 2004: Pencegahan
& Penanggulangan AIDS di tempat
kerja.
6. Permenkokesra No 2/2007: Kebijakan
Nasional Penanggulangan HIV & AIDS
melalui Pengurangan Dampak Buruk
penggunaan napza suntik.
Lanjutan …… :
7. Permendagri 20/2007 tentang Pedoman
Umum pembentukan KPA dan pemberdayaan
masy dalam penanggulangan HIV & AIDS di
daerah.
8. Permendagri No. 59 / 2007  junto
Permendagri No 13 Tahun 2006: pengelolaan
keuangan daerah.
9. Permendagri No. 32 / 2008  pedoman
penyusunan APBD Tahun 2009  alokasi
untuk KPA.
10. Keptusan Gubernur Kep. Bangka Belitung
No.188.44/108/II/2009  Pembentukan KPA
Pro.Kep. Bangka Belitung
11. Dan sebagainya (juklak, panduan2 teknis, etc)
KPA Prov./ Kab / Kota di Bangka Belitung, :
 KPA Prov. Kep. Bangka Belitung
 Kota Pangkalpinang
 KPA Kab. Bangka
 KPA Kab. Bangka Tengah
 KPA Kab. Belitung
 KPA Kab. Bangka Selatan
 KPA Kab. Bangka Barat
 KPA Kab. Belitung Timur
Komisi Penanggulangan AIDS
Kab./ Kota di Prov. Kep. Bangka Belitung :
Kab.Bangka ( 2007 )
Bangka Barat (2011)

P.Pinang ( 2007)

Belitung (2010 )
Bangka Tengah
(2010)

Bangka Selatan (2009)


Belitung Timur (2011)
Program dan Strategi
Penanggulangan HIV & AIDS

10
Area Prioritas Penanggulangan
HIV dan AIDS
1. Pencegahan HIV dan AIDS
2. Perawatan, pengobatan dan dukungan
bagi ODHA
3. Surveilans HIV - AIDS dan IMS
4. Penelitian
5. Lingkungan Kondusif
6. Koordinasi multipihak
7. Kesinambungan Penanggulangan
Penanggulangan dan Pengendalian
HIV dan AIDS
Tujuan:
Menurunkan penyebaran dan penularan HIV
Meningkatkan kualitas hidup pengidap HIV, keluarga,
dan masyarakat sekitarnya.
Menurunkan prevalensi infeksi menular seksual
Mereduksi perilaku risiko tinggi (seksual, penyuntikan
narkoba).
Peningkatan kemampuan institusi penanggulangan.
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
Lanjutan ……Penag/Peng HIV & AIDS :
Sasaran:
Wanita pekerja seksual/WPS, pelanggannya dan
pasangan pelanggan
Pria pekerja seksual/PPS, pelanggannya, dan
pasangan pelanggan
Waria, pelanggannya, dan pasangan pelanggannya
Pengguna narkotika suntik/penasun/IDU dan
pasangannya
Penerima transfusi darah dan produk darah
Bayi yang dikandung oleh ibu yang terinfeksi HIV
Petugas kesehatan, aparat kepolisian, tukang cukur,
siapa saja yang sengaja atau tidak disadari
berhubungan/ terinfeksi dengan spesimen pasien HIV
dan AIDS (bantu kecelakaan/pemakaian alat tak steril,
dll)
BAGAIMANA DI BABEL..??
 Kebijakan Pengendalian mengacu pada kebijakan
nasional, dan pelaksanaan kegiatan mengacu pada
kebijakan teknis kemenkes.
 Memperbanyak kegiatan Sosialisasi bagi Masyarakat
Umum (Pelajar, Aparatur pemerintah, To Ga/To
Ma,dll)
 Lebih mengupayakan pemberdayaan pada kelompok-
kelompok RISTI/ lembaga Masyarakat.
 Penguatan Kapasitas kelembagaan KPA Kab./Kota,
agar program tepat sasaran.
14
Upaya Penyelamatan
Rakyat Bumi Laskar Pelangi

15
VIRUS HIV
PENULARAN

HIV positif
HIV negatif
positif
Jalur penularan
Seksual

Jarum suntik yang tercemar

Dari ibu ke anak

Transfusi darah yang


mengandung virus
TIDAK MENULAR MELALUI
► SENTUHAN TUBUH (MAKAN BERSAMA,
BERSALAMAN, BERPELUKAN, CIUM PIPI,
BATUK, BERSIN, MENGGUNAKAN TELPON
UMUM, MENGUNJUNGI RS)

► FESES, URIN, AIR LIUR, KERINGAT, AIRMATA .

► DONOR DARAH

► PENGGUNAAN TOILET UMUM

► GIGITAN SERANGGA (NYAMUK)

► KOLAM RENANG
Upaya pencegahan dalam masyarakat umum
( dlm bentuk Sosialisasi/KIE/promosi kesehatan ) :

  ketahanan agama & ketahanan


keluarga.
  peran & tanggung jawab masyarakat
  upaya menghilangkan stigma &
diskriminasi.
  pendidikan sebaya/pemberdayaan
remaja dan generasi muda: tahu, mau &
mampu menolak narkoba & sex ‘bebas’.
  Penjangkauan di tempat kerja
Program Harm Reduction
Tujuan Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV dan
AIDS melalui Pengurangan Dampak Buruk
Penggunaan Napza Suntik, adalah :
 mencegah penyebaran HIV di kalangan penasun dan
pasangannya;
 mencegah penyebaran HIV dari penasun dan pasangannya
ke masyarakat luas;
 mengintegrasikan pengurangan dampak buruk
penggunaan napza suntik ke dalam sistem kesehatan
masyarakat dalam layanan pencegahan, perawatan,
dukungan dan pengobatan HIV dan AIDS serta pemulihan
ketergantungan napza.
Tugas DEPKES / DINKES
Instansi Kesehatan bertanggungjawab dalam memberikan
layanan Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan
Narkoba Suntik yang efektif yaitu:
1. Layanan Jarum & Alat Suntik Steril (LJASS)
2. Layanan Terapi Rumatan Metadon

3. Perawatan Pemulihan Kecanduan Narkoba

4. Perawatan Pengobatan bagi Penasun yang HIV


Program Pencegahan Transmisi Seksual
- Tujuan Utama Program adalah untuk memutus rantai
penularan HIV melalui setiap hubungan seks beresiko.
- Untuk daerah konsentrasi (lokasi / hot spot)
bekerjasama dengan NU/LSM Peduli ,perlu pelaksanaan
4 pilar :
 Promosi Penggunaan Kondom ( POPCI/RISTI/HRM)
 Layanan Pemeriksaan & Kontrol IMS
 Kesepakatan / Peraturan Lokal
 Pemberdayaan Komunitas ( Pop Ci, Ris Ti, HRM )
POPULASI PALING
RAWAN TERTULAR

Intervensi Perubahan Perilaku


PENCEGAHAN CARE SUPPORT AND TREATMENT
VCT & Care, Support,Treatment

HIV Pencegahan Positif

AIDS
HIV dan AIDS perlu diwaspadai, karena :
 HIV MUDAH BRUBAH Hingga saat ini belum
ditemukan obat untuk menyembuhkan dan vaksin
untuk mencegahnya
 AIDS ↓ SISTEM KEKEBALAN adalah penyakit
yang mematikan, < 5TH MATI
 AIDS adalah penyakit yang dapat menular kepada
siapa saja, TRANSPORTASI MUDAH, Pengidap HIV
bisa tanpa gejala, hingga saat ini sudah ada
dimana - mana di seluruh dunia
 BANYAK PD USIA MUDA
 BANYAK DIPENGARUHI : MODERNISASI &
URBANISASI, PENYIMPANGAN SEKS,NARKOBA,
ADAT ISTIADAT & PENGANUT KEPERCAYAAN.

27
LAYANAN V.C.T (KONSELING DAN TESTING
SUKARELA)

LAYANAN C.S.T
(PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN)

1. KLINIK TULIP RSUD DEPATI HAMZAH


2. POLI MELATI RSUD SUNGAILIAT
3. KLINIK SAKURA RSUD KAB. BELITUNG
4. KLINIK ASOKA RSUD KAB. BANGKA TENGAH
SUDAH TERSEDIA DI
INDONESIA & DI 3 KLINIK CST
(Care Support & treatment) di
Babel
LAYANAN LAINNYA
 KLINIK IMS :
 PKM AIR ITAM PANGKALPINANG
 PKM SUNGAILIAT BANGKA
 PKM KOBA BANGKA TENGAH
 PKM AIR SAGA BELITUNG
Sekilas Epidemi HIV AIDS

32
FENOMENA GUNUNG ES

KE DEPAN KASUS MAKIN BANYAK


DITEMUKAN ( CDR MENINGKAT)
BEBERAPA FAKTA
TENTANG HIV DAN AIDS DI BABEL

 HIV SUDAH MENJANGKITI 7 KAB/KOTA


 PENGIDAP USIA PRODUKTIF PALING
DOMINAN ( 15- 49 TH )
 SUDAH MASUK KE RUMAH TANGGA
 PASANGAN RISTI, SUAMI/ISTRI
ODHA, IBU RUMAH TANGGA
 ADANYA KASUS BALITA
DATA HIV DAN AIDS Th. 2011
 KUNJUNGAN KE KLINIK VCT : 452 ORANG
 TERDIAGNOSIS HIV (+) : 114 ORANG
 SUDAH PADA FASE AIDS : 34 ORANG
Jumlah Kasus HIV & AIDS Berdasarkan
Jenis Kelamin Th. 2011
Kasus HIV Kasus AIDS

65
70
60 49 Laki-laki
50
40 Perempuan
30
20
10
0
HIV
Jumlah Kasus HIV & AIDS Berdasarkan
Domisili Th. 2011
50 46
45
40
35 HIV
30
30
25 22
AIDS
20
14 15
15
10
4 4 3 4
5 2 1 2 1
0
0
Kasus HIV & AIDS Berdasarkan
Faktor Risiko Th. 2011

70
70
60
50 HIV
40
30 AIDS
20 11
8 74 9 7 7
10 53 33 2 3 20 4
0
0
Jumlah kasus HIV & AIDS Berdasarkan
Golongan Umur Th. 2011
100 91
90
80
70
HIV
60
50
AIDS
40
27
30
20 12
4 2 7
10 2 1 3 0 2 2
0
0-5 5-14 15-19 20-24 25-49 > 50
Data Kasus HIV Tahun 2005 - 2011
HIV
400
376

350

300

250
HIV

200

150
114
100
64 60
28 44 43
50

3
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 TOTAL
Jumlah kasus AIDS Tahun 2002 - 2011
Prevalensi HIV pada populasi risti per
Kab/Kota Th.2011
(kegiatan serosurvey)
KPAP Babel dlm Gambar...

43
KPAP BABEL
DALAM GAMBAR
PKM Tebet 2003
PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS
KPA PROV./KAB./KOTA
PROGRAM PMTS
IMS - HIV-AIDS DI LOKASI HOT SPOT PIANGSUT
KAB. BANGKA SELATAN
PROGRAM
HIV-AIDS / NAPZA di SMU
Kita harus BEKERJA KERAS untuk mencapai tujuan kita
Secara profesional, dengan kejujuran, hati yang tulus, dan
kerjasama / kemitraan sejati

Anda mungkin juga menyukai