Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN PROTEIN

METODE BIURET

Disusun Oleh :
1. Anisa Osiana Albaniah (3161003)
2. Chrissa Yuli Malinda (3161007)
3. Irma Yuliana (3161010)
4. Tesa Trijuanita (3161020)
5. Yohana Triska Marida (3161022)

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


PENDAHULUAN
senyawa organic kompleks
Protein berasal dari kata berbobot molekul tinggi
protos (Yunani) yang berarti yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
paling utama
asam amino yang
dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptide
PROTEIN
Merupakan salah satu dari
biomolekul raksasa selain Protein mengandung
polisakarida, lipid dan atom C, H, O, N dan
nukleotida, yang merupakan terkadang S serta P
penyusun utama makhluk hidup. .
Definisi Struktur Kimia

Protein H
O
H
O
H H
O

H 2N C C N C C N C C

R R R OH
01
R dapat berupa alifatis maupun aromatis

• Protein mempunyai sifat amfoter, dan dengan


asam dan basa akan membentuk garam yang 02
dapat mengalami ionisasi
• Gugus -NH2 bebas melekat pada ujung kiri dan
gugus -COOH bebas melekat pada ujung
kanan molekul
• Protein terdiri dari asam amino-asam amino,
terikat bersama-sama dalam bentuk ikatan
peptida (-CO-NH-) melalui proses kondensasi.
SIFAT FISIKOKIMIA PROTEIN
Sifat fisikokimia setiap protein
Protein dapat bereaksi dengan
tidak sama, tergantung
asam dan basa
pada jumlah dan jenis asam
aminonya.

Apabila protein dipanaskan


Berat molekul protein atau ditambahkan alkohol
sangat besar (6000 – maka protein akan
2.500.000) menggumpal.

Ada protein yang larut dalam Bila dalam suatu larutan protein
air, ada pula yang tidak dapat ditambahkan garam, daya larut
larut dalam air, tetapi semua protein akan berkurang, akibatnya
protein tidak larut dalam protein akan terisah sebagai
pelarut lemak endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out.
MANFAAT PROTEIN
Sebagai enzim yang membantu segala proses reaksi
biologis dalam tubuh.

Alat pengangkut dan penyimpan

Pengatur pergerakan dan Penunjang mekanis

Pertahanan tubuh atau imunisasi dan


Pengendalian pertumbuhan

Media perambatan impuls syaraf


ANALISIS PROTEIN

METODE BIURET
UJI BIURET
PRINSIP
CuSO4 dalam suasana basa
Protein dapat ditetapkan bereaksi dengan senyawa
kadarnya secara kolorimetri yang mengandung dua atau
dengan metode biuret. tiga ikatan peptida
membentuk kompleks
berwarna violet.

KOMPOSISI LARUTAN Terbentuknya kompleks antara Cu2+,


gugus karbonil dan gugus –NH- yang
Campuran protein dengan terdapat pada ikatan peptida.
larutan Sodium hidroksida
dan Tembaga Sulfat.
PROSEDUR KERJA
10 tetes 2 tetes
10 tetes larutan larutan
sampel NaOH CuSO4

+ + → →
Kocok Kuat (+) Positif, violet
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KEKURANGAN
1. Kurang sensitif dibandingkan metode
1. Murah lowry
2. Penyerapan warna dapat dipengaruhi
2. Cepat (30 menit) oleh pigmen bila ada
3. Penyimpangan warna jarang 3. Konsentrasi tinggi dari garam ammonium
ditemukan dibandingkan dapat menimbulkan reaksi
4. Terjadi variasi warna pada jenis protein
dengan metode lain. yang berbeda, kurang sensitif terhadap
4. Sangat sedikit substansi lain jenis protein karena absorpsi yang terjadi
yang terdeteksi melibatkan ikatan peptida yang ada di
KELEBIHAN semua protein, bukan pada gugus
5. N dari non peptide dan non
samping spesifik.
peptide tidak terdeteksi 5. Penyimpangan warna dapat terjadi
pada larutan bila terdapat kadar lemak
dan karbohidrat yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Mustika, D.C. (2012). Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan.
Bandung: Alfabeta
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi.(1996). Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Winarno, F.G. (2004).Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai