Anda di halaman 1dari 37

Asuhan keperawatan pasien dengan

gangguan sistem saraf


Stroke

Oleh :
Nina Rosdiana
Dipresentasikan dalam kuliah umum keperawatan
medikal bedah
Epidemiologi
penyebab ketiga angka kematian di Amerika dan penyebab
utama kecacatan (Mardjono & Sidharta, 2009).
Prevalensi di Indonesia mencapai 0,8 % termasuk di dalamnya
Provinsi Jawa Barat.
Hasil Riskesdas Depkes RI tahun 2007
peringkat pertama penyakit yang menyebabkan kematian
pada kelompok umur dewasa.
Angka morbiditas lebih berat dan angka mortalitas lebih
tinggi pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke
iskemik.
Angka mortalitas pasien stroke menurut Riset Kesehatan
Dasar (2007) menduduki urutan pertama pada tiap
golongan umur yaitu 15,9%.
Definisi Stroke
• Menurut WHO
stroke adalah suatu kumpulan gejala klinis yang ditandai
dengan hilangnya fungsi otak sebagian atau seluruhnya,
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena gangguan
pembuluh darah.

• Linton, Matterson dan Maebius (2000)


stroke adalah sekumpulan tanda dan gejala neurologis
yang disebabkan oleh gangguan aliran darah.

• Wedro (2011)
stroke merupakan kondisi kematian jaringan otak (infark
serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah
dan oksigen ke otak.
Etiologi
• Trombosis (bekuan darah dalam pembuluh
darah otak atau leher)
• Embolisme serebral (bekuan darah atau material
lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh lain)
• Iskemia (penurunan aliran darah ke bagian otak)
• Hemorragi serebral (pecahnya pembuluh darah
serebral dengan pendarahan ke dalam jaringan
otak atau ruang sekitar otak)
Predispotition Factors
• Hipetension
• Diabetes millitus.
• Kadar kolesterol meninggi.
• Merokok.
• Kelebihan berat badan.
• Riwayat stroke dalam keluarga.
• Penyakit pada katup jantung atau otot jantung yang
disebut endocarditis.
• Mengerasnya pembuluh arteri (aterosklerosis atau
penumpukkan kolesterol pada dinding arteri).
Clinical Pathway
stroke
Penuruan suplai darah ke otak

Metabolisme anaerob

Penimbunan asam laktat

Oedem serebral

Peningkatan TIK
Clinical Pathway.. lanjutan
Penurunan suplai darah ke otak
( penuruan perfusi cerebral)

Infark otak

Kerusakan fungsi otak

Penurungan fungsi neurologis

Gangguan komunikasi, menelan dan mobilisasi


Pengkajian
A. Data biografi
B. Keluhan utama
C. Riwayat penyakit sebelumnya
D. Pemeriksaan fisik
E. Pemeriksaan penunjang
Data Biografi
• Data pribadi pasien
• Sumber data
• Status mental
Riwayat penyakit sekarang
• Serangan
• Presipitasi
• Lama serangan
• Karakteristik serangan
Riwayat penyakit dahulu
• Penyakit penyerta
• Riwayat poenyakit masa anak
• Penyakit infeksi
• pertumbuhan dan perkembangan
• Riwayat keluarga
• Riwayat psikososial/ gaya hidup
Riwayat keluarga
• Penyakit neurologi
• Predisposing faktor
Riwayat psikososial dan gaya hidup
• Pendidikan
• Penampilan
• Perubahan personality
• Kegiatan sehari-hari
• Pola tidur
• Latihan / hobi
• Stressor
• Terpapar zat neurotoxin
Penyakit masa anak
• Penyakit umum pd anak dan imunisasi
• Penyakit infeksi yg bhubungan dgn neurologi (
rubella, meningitis, influenza)
• Imunisasi
polio
Tetatunus
measless
Status mental
• Tingkat kesadaran ( kuanti dan kuali)
• Mood dan tingkah laku
• Memory
• Intelektual
• Bahasa dan bicara ( afasia dan disartria)
Pemeriksaan fisik
tanda rangsang meningeal
Kaku kuduk
Kernig sign
Lasegue sign
Brudzinski leher
Bruzinski kontralateral tungkai
Pemeriksaan fisik nervus cranialis
• N. III, IV dan VI
Mempersarafi otot bola mata eksternal
Celah kelopak mata
Pupil
Gerakan bola mata
Pemeriksaan fisik nervus cranialis
• N. V ( Trigeminus)
Otot mengunyah
Otot mandibula dan maksila
Kelainan : mulut miring ke arah lesi
Pemeriksaan fisik nervus cranialis
• N. VII ( fascialis)
Rasa kecap 2/3 bagian dpn lidah
Mempersarafi otot wajah
Kelainan muka tidak simetris
Pemeriksaan fisik nervus cranialis
• N. IX ( glosofaringeus)
Pengecap 1/3 blkg lidah
Meatus akustikus eksternal tuba aestachius
Pemeriksaan fisik nervus cranialis

• N.X ( vagus)
Mempersarafi palatum, farink, dan rasa
visceral
Dysfagia
Regurgitasi
Pemeriksaan fisik nervus cranialis
• N. XI ( assesorius)
menengok ke kiri atau ke kanan
V. XII ( hipoglosus)
Otot lidah
paresis : lidah belok ke arah lesi
Status sensori dan motorik
• Sensori ( raba, rasa dan suhu)
• Motorik
Romberg test
Tonus otot ( dipalpasi)
Kekuatan otot
Kordinasi gerakan
• Test jari-hidung-jari
• Test pronasi –supinasi
• Test tumit lutut
Sistem refleks
• Refleks fisiologi
Biceps
Triceps
Patella
Achiles
Kornea
• Refleks patologi
Jaw jerk
Pemeriksaan diagnostik
• Lumbal funksi
• EEG
• CT-Scan
• MRI
• EMG
• Myelografy
• Angiografy
• Fungsi luhur
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
• Darah lengkap
• Urin
• Liquor serebri
Perencanaan Tindakan
penurunan perfusi serebral
• Kaji obstruksi trakeobrakhial
• AGD
• Posisi
• Lakukan inhalasi/ nebulasi
• Sucton
• Cegah lidah jatuh
• Postural drainage
• Terapi O2
manajemen dan pencegahan TIK
• Kaji TTV
• Tingkatkan suplai O2 ke otak
• Monitor intake output cairan
• Head up 30 derajat
• Cegah valsava manuver
• Kolaborasi obat diuretik osmosis
• Koreksi natrium
Trias chusing
• Sist meningkat
• Diastol menurun
• Nadi cepat tp lemah

Trias TIK
• Papil udem
• Muntah proyektil
• Sakit kepala
Tekanan perfusi Cerebral
(TPC)
TPC = MAP – TIK
MAP = (2d +1s)/ 3 – 5%d

MAP : mid artrial pressure


D : tekanan diastolik
S : tekakan sistolik

TPC normal > 70 mmHg


TIK normal : 0-15 mmHg
Mobilisasi dan komplikasi
• Rubah posisi setiap 2 jam setelah pasien
stabil
• Latihan ROM
• Cegah latihan isometrik
Atasi gangguan komunikasi
• Latih otot bicara
• Fasilitasi komunikasi pasien dengan
communication augmentative
• Lakukan komunikasi dengan bahasa yg
sederhana dan jelas
• Kolaborasi speech therapist
Gangguan menelan dan aspirasi
• Kaji indikasi kurang nutrisi
• Timbang BB minimal tiap 3 hari
• Pasang NGT
• Latih menelan
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai