Konstruksi Motor
Keuntungan
Kerugian
Rugi-rugi
Prinsip Kerja
Arah Putaran Motor Induksi
Karakteristik Motor Induksi
Perbedaan Rotor
Contoh Soal
Pendahuluan
Motor induksi adalah suatu mesin
listrik yang merubah energi listrik
menjadi energi gerak dengan
menggunakan gandengan medan listrik
dan mempunyai slip antara medan
stator dan medan rotor. Motor induksi
merupakan motor yang paling banyak
kita jumpai dalam industri.
Konstruksi Motor
Konstruksi Motor
• Stator
Bagian dari mesin yang tidak berputar
dan terletak pada bagian luar. Dibuat
dari besi bundar berlaminasi dan
mempunyai alur-alur sebagai empat
meletakkan kumparan
Konstruksi Motor
Konstruksi Motor
Konstruksi Motor
• Rotor Sangkar
Bagian dari mesin yang berputar bebas
dan letaknya di bagian dalam. Terbuat
dari besi laminasi yang mempunyai slot
dengan batang alumunium / tembaga.
Konstruksi Motor
• Rotor Kumparan
Kumparan dihubungkan bintang di
bagian dalam dan ujung yang lain
dihubungkan dengan slipring ke
tahanan luar. Kumparan dapat
dikembangkan menjadi engaturan
kecepatan putaran motor. Pada kerja
normal slipring hubung singkat secara
otomatis, sehingga rotor bekerja seperti
rotor sangkar.
Perbedaan Rotor Sangkar
dan Belit
• Perbedaan mendasar dari rotor belit
dengan rotor sangkar bajing adalah
terdapat pada konstruksi rotor.
• Rotor sangkar bajing mempunyai:
– Tahanan rotor tetap
– Arus starting tinggi
– Torsi starting rendah
• Rotor belit
– Memungkinkan tahanan luar
dihubungkan ke tahanan rotor
melalui slip ring yang terhubung
ke sikat.
– Arus starting rendah
– Torsi starting tinggi
Keuntungan
Konstruksi sangat kuat dan sederhana
terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
Harganya relatif murah untuk industri
dan kehandalannya tinggi.
Effisiensi relatif tinggi pada keadaan
normal dan tidak ada sikat sehingga
rugi gesekan kecil.
Biaya pemeliharaan rendah.
Kerugian
Kecepatan tidak mudah dikontrol
Power faktor rendah pada beban ringan
Arus start biasanya 5 – 7 kali dari arus
nominal
Rugi-rugi
Rugi-rugi Tembaga
Rugi-rugi Inti
Rugi-rugi Gesekan
Rugi-rugi Hambatan Angin
Prinsip Kerja Motor
• F = Gaya
• B = Kerapatan fluks
• I = Arus
• L = Konduktor
Arus listrik (i) yang dialirkan di dalam
suatu medan magnet dgn kerapatan Fluks
(B) akan menghasilkan suatu gaya (F).
Prinsip Kerja Motor
Nilai F dipengaruhi banyaknya lilitan
Prinsip Kerja Motor
Bila sumber tegangan dipasang pada
kumparan stator, maka pada kumparan
stator akan timbul medan putar dengan
kecepatan :
Prinsip Kerja Motor
Medan putar stator akan me-motong
konduktor yang terdapat pada sisi rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan
timbul tegangan induksi (ggl) sebesar :
Prinsip Kerja Motor
• Karena kumparan rotor merupakan
kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan
arus
• Adanya arus dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) pada rotor.
• Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya
(F) pada rotor cukup besar untuk
memikul torsi beban, maka rotor akan
berputar searah dengan arah medan
putar stator.
• Untuk membangkitkan tegangan
induksi E2s agar tetap ada, maka
diperlukan adanya perbedaan relatif
antara kecepatan medan putar stator
(ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
Prinsip Kerja Motor
• Perbedaan antara kecepatan nr dengan
ns disebut dgn slip ( S ) yang dinyatakan
dengan persamaan:
Frekuensinya
f2 = sf1 = 1 x 50 = 50 Hz
Frekuensinya
f2 = sf1 = 0.583 x 50 = 29 Hz
c. Ketika nr = -500 maka,
Frekuensinya
f2 = sf1 = 1.417 x 50 = 71 Hz
Frekuensinya
f2 = sf1 = -0.667 x 50 = -33 Hz
Contoh Soal 3
Motor induksi pada nameplate tertera
frekuensi 50 Hz, putaran rotor 1.440 Rpm,
memiliki jumlah kutub 4 buah. Hitung
besarnya putaran medan magnet putar
pada stator dan slip motor induksi
tersebut.
Torsi poros Td adalah torsi yang
dibangkit-kan di poros rotor yang
dapat dinyatakan dengan persamaan:
Pout
Td
R
2nr
r
60
• Diketahui motor induksi P=6,
V=230 V, f=60 Hz,
Parameter :
R1=0.5Ω; X1=0.75Ω
R2=0.25Ω; X2=0.5Ω
Xm=100Ω; Rc=500Ω
Impedansi stator = 0.02+j0.06 Ω;
rotational loss=160 W
• Tentukan :
Arus stator, arus rotor, arus
magnetisasi, daya input, rugi
tembaga stator, rugi tembaga rotor,
daya output, torsi pada shaft dan
efisiensi η saat rated slip=2.5 %
PENYELESAIAN
Kecepatan sinkron :
120 f s 120 60
ns
P 4
ns 1800 rpm
2 ns 2 1800
s
60 60
s 188,5 rad/s
Kecepatan sudut rotor :
2 nr
r
60
RANGKAIAN ROTOR
Di rotor dalam tiap kondisi diperoleh
kesimpulan:
Arus short circuit rotor dibatasi oleh
impedansi rotor
Impedansi terdiri dari dua komponen
yaitu:
Resistansi rotor R2
Reaktansi diri sX2 (X2 Reaktansi
diri rotor pada stand-still)
Selama reaktansi diri merupakan fungsi
dari frekuensi, reaktansi proportional
terhadap slip
Sebagai hasil, arus rotor
menjadi
E2
I2
R2 X 2
2 2
bila, mak
a,
E2 sE1 sE1
I2
X 2 sX 1 R2 (sX 2 )
2 2
jika penyebut dan pembilang dibagi
dengan s, maka:
E1
I2 Pembagian dengan s
R2 2 merubah titik
] X2
2
[ referensi dari rotor ke
s
rangkaian stator
R2 R2
R2 R2
s s
maka
R2 1 1 S
R2 R2 ( 1) R2 R2
s s S
1 1 S
I 2 R2 ( 1) I 2 R2
2 2
Pmek
s S
2
I 2 R2
Pmek (1 s)
s
Pmek PRIN (1 s)
HUBUNGAN PRCU DENGAN PRIN
R2
PRIN I 2
2
S PRIN I 2 R2
2
s
PRCU I 2 R2
2
Karena :
P RCU S PRIN
DAYA OUT-PUT
Daya yang dibangkitkan di poros rotor
dapat dinyatakan dengan persamaan:
Pout = Pmek - PG
Te
PRIN 2 ns
s s
60
Torsi poros Td adalah torsi yang
dibangkitkan di poros rotor yang
dapat dinyatakan dengan
persamaan:
Pout 2nr
Td r
R 60
Pmek POUT
PSIN PRIN
PSCU PRCU PG
RANGKAIAN STATOR
Terdiri dari
Tahanan stator R1
Reaktasi induktif X1
Rangkaian magnetisasi (tidak boleh
diabaikan seperti trafo karena rangkaian
ini menyatakan celah udara)
Rangkaian stator per fasa dinyatakan
pada gambar berikut:
DIAGRAM RANGKAIAN
STATOR
Bila tegangan konstan
Rugi inti dianggap konstan mulai dari
kondisi tanpa beban sampai beban penuh
Rc dapat dihilangkan dari diagram
rangkaian tetapi:
rugi inti tetap ada dan
diperhitungkan pada efisiensi
Arus magnetisasi pada motor sekitar 30%
s/d 50% dari arus nominal
Reaktansi magnetisasi merupakan
komponen penting pada rangkaian
pengganti
Sehingga penyederhanaan diagram
rangkaian stator menjadi seperti
gambar berikut:
PENYEDERHANAAN DIAGRAM
RANGKAIAN STATOR
PENGGABUNGAN DIAGRAM
RANGKAIAN ROTOR DAN
STATOR
Sisi stator sebagai referensi parameter
rotor
Untuk menggabung rangkaian rotor
dengan rangkaian stator maka dapat
digunakan konsep: “daya stator sama
dengan daya rotor”
Sehingga E’1 harus sama dengan E1
E2 = a.E1 = E’2
I’2 = I2/a
R’2 =a2.R2
X’1 =a2.X1
Konstanta a merupakan transformasi
tegangan stator ke rotor
DIAGRAM LENGKAP MOTOR
INDUKSI TIAP FASA
ANALISA ARUS
(METODE LOOP)