Anda di halaman 1dari 11

BAB II

AKHLAQ-AKHLAQ YANG DIISYARATKAN DALAM ISLAM


AKHLAQ DALAM BERPOLITIK

Tujuan utama kekuasaan dan kepemimpinan dalam suatu


pemerintahan dan negara adalah menjaga suatu system ketertiban agar
masyarakat menjalankan kehidupan nya dengan wajar. Menjamin diterapkan
nya perlakuan adil kepada setiap anggota masyarakat tanpa membedakan
status apapun yang melatar belakangi keberadaan mereka, melakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, menerapkan kebijakan
ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas, serta kebijakan lain.
Pemerintahan yang baik dalam menyelenggarakan kekuasaan Negara harus
berdasar pada :
 Ketertiban dan kepastian hukum dalam pemerintahan
 Perencanaan dalam pembangunan
 Pertanggungjawaban, baik oleh penjabat dalam arti luas maupun oleh
pemerintahan
 Pengabdian pada kepentingan masyarakat
 Pengendalian yang meliputi kegiatan pengawasan, pemeriksaan,
penelitian dan penganalisisan
 Keadilan dan tata usaha/administrasi Negara sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
Akhlaq dalam berpolitik sebagaimana diisyaratkan dalam ajaran
islam adalah akhlaq yang dibangun oleh dasar-dasar Qur’ani, sehingga para
politisi, penguasa, negarawan, dan masyarakat wajib menerapkan etika
politik islam. Diantaranya selalu saling menghargai pendapat masing-masing,
menegakkan demokrasi, menepati janji-janji politik kepada masyarakat, jujur,
dan amanah dalam memegang dan menjalankan tugas-tugas Negara demi
kesejahteraan dan keadilan sosial.
Langkah-langkah pengawasanya adalah sebagai berikut :

 Memeriksa
 Mengecek
 Mencocokkan
 Meneliti dan menilai
 Menginspeksi
 Mengendalikan
 Mengatur
 Mencegah sebelum terjadi kegagalan
AKHLAQ DALAM PERDAGANGAN

Jual beli (perdagangan) adalah pertukaran benda satu sama lain


dengan prinsip saling merelakan. Jual beli merupakan proses pemindahan
hak milik seseorang kepada orang lain dengan disertai penggantiannya
melalui cara yang dibolehkan.
Menurut hukum islam, jual beli adalah persetujuan suatu kontrak
yang dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk saling bertukar antara barang
dengan alat tukar tertentu, sehingga terjadilan proses serah terima yang
benar menurut hukum perdagangan (Idris Ahmad, 1993 : 5)
Dapat ditarik kesimpulan bahwa, arti jual beli adalah pemberian
harta karena menerima harta lain dengan ikrar penyerahan dan penerimaan
atau ijab dan kabul sesuai dengan rukun dan syarat yang berlaku dalam
hukum islam atau hukum perdagangan di dunia
Beberapa hal yang berkaitan dengan proses ijab Kabul dalam jual beli yaitu
sebagai berikut :

 Lafazh dalam jual beli sebagai bentuk ijab Kabul harus dapat dipahami
oleh kedua belah pihak.
 Barang yang diperjual belikan harus dikenal dengan baik dari manfaat dan
harganya.
 Cara penjualan nya tidak mengandung unsur penipuan.
 Barang yang dijual adalah milik penjual sendiri atau mendapat kuasa dari
pemilik barang.
 Tidak membeli barang yang sedang ditawar oleh orang lain.
 Membayar barang setelah ada ijab Kabul di tempat berlangsungnya
transaksi.
 Tidak membeli barang dengan cara menghadang dijalanan atau dengan
cara tengkulak
 Tidak memperjual belikan barang-barang yang diharamkan oleh Allah.
Syarat-syarat dalam perdagangan

Syarat bagi penjual dan pembeli adalah :


 Sudah baligh, sehat lahiriah dan batiniah
 Atas kehendak sendiri, tidak ada unsur paksaan.
Syarat-syarat akad adalah:
 Adanya kesepakatan yang tidak terpisahkan, terjadi secara bersamaan.
 Tidak diselingi oleh kata-kata lain
 Menggunakan kalimat yang jelas, mudah dipahami oleh kedua belah
pihak
Syarat pada barang yang dijual:
 Barang yang suci
 Barang yang dapat memberikan manfaat satu sama lain
 Tidak mengaitkan barang dengan syarat tertentu, misalnya “aku menjual
barang jika ayahku meninggal”
 Tidak dibatasi oleh waktu, menjual barang hanya untuk satu bulan.
Tujuh prinsip jual beli adalah sebagai berikut :

 Adam al-gharar, tidak boleh ada salah satu pihak yang tertipu
 Adam al-riba, tidak boleh ada beban berat yang mengandung riba
 Adam al-maisir, tidak boleh mengandung unsur judi
 Adam al-ihtiaqwa at-ta’sir, tidak boleh ada penimbunan barang
 Musyarakah, harus ada kerja sama saling menguntungkan
 Al-bir wa at-taqwa, ada yang menekankan bentuk muamalah dalam
rangka tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
 Takaful al-iktima, proses lalu lintas pemindahan hak milik harta atas dasar
kesadaran solidaritas social untuk saling memenuhi kebutuhan satu pihak
dengan pihak lainnya serta atas dasar tanggung jawab bersama.
Hikmah adanya jual beli yang diatur oleh syariat islam adalah sebagai berikut
 Membina ketrentaman dan kebahagiaan
 Memnuhi nafkah keluarga
 Memenuhi kebutuhan masyarakat
 Sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT
 Meningkatkan taraf hidup
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai