Anda di halaman 1dari 21

NUR OCTAVIA DERI, ST MT

KIMIA DASAR
Pengertian Ikatan Kimia
 Sebagian besar unsur-unsur yang ada di alam tidak terdapat dalam
keadaan bebas (kecuali golongan gas mulia) melainkan berikatan
dengan unsur lain membentuk senyawa diatomik maupun
poliatomik. Misalnya logam Natrium tidak ditemukan di alam
bebas kecuali dalam bentuk persenyawaan seperti NaCl dalam air
laut, Lithium dalam mineral Spodumen LiAl(SiO3)2, Magnesium
dalam mineral Dolomit MgCa(CO3)2 dan masih banyak lagi yang
lain.
 Atom-atom unsur cenderung untuk saling berikatan membentuk
konfigurasi stabil seperti halnya konfigurasi gas mulia yaitu 2
elektron (Helium) dan 8 elektron pada kulit terluar.
Kecenderungan atom-atom unsur menyerupai konfigurasi gas
mulia menjadi salah satu alasan atom unsur untuk berikatan
dengan atom unsur lain/sejenis sehingga menyebabkan terjadinya
gaya tarik antar atom yang saling berikatan. Gaya tarik yang
mengikat atom-atom inilah yang kita sebut sebagai ikatan kimia.
Pengertian Ikatan Kimia
 Gilbert Newton Lewis (1875 – 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman
(1853 – 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia yaitu
sebagai berikut:
1. Unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA/18) sukar membentuk
senyawa karena konfigurasi elektronnya memiliki susunan elektron
yang stabil
2. Setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti yang
dimiliki oleh unsur gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan
elektron atau menangkap elektron
3. Kecenderungan atom-atom unsur untuk memiliki delapan elektron
di kulit terluar disebut kaidah oktet.
 Ikatan kimia terbentuk karena unsur –unsur ingin memiliki struktur
elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur
elektron gas mulia (Golongan VIIIA)
Tabel Struktur Elektron Gas Mulia
Pengertian Ikatan Kimia
• Kecendrungan atom-atom untuk memiliki struktur
atau konfigurasi elektron seperti gas mulia atau 8
elektron pada kulit terluar disebut “kaidah Oktet”.
Sementara itu atom-atom yang mempunyai
kecendrunga untuk memiliki konvigurasi elektron
seperti gas helium disebut “kaidah duplet”
• Menurut teori oktet dari W.Kossel dan G.N. Lewis,
suatu atom mempunyai kecendrungan untum
membentuk konfigurasi elektron yang stabil, yaitu
konfigurasi elektron seperti unsur gas muliai (Gol
VIIIA). Gas mulia mempunyai elektron valensi 8
elektron ( khusus untuk He 2 elektron)
Pengertian Ikatan Kimia
Unsur dengan elektron valensi bernilai kecil, yaitu 1, 2, dan 3
mempunyai kecendrungan melepaskan eletron untuk membentuk
konfigurasi elektron seperti unsur gas mulia. Contoh dapat dilihat
pada tabel dibawah. Unsur H merupakan pengecualian karena dapat
menerima dan melepaskan elektron.

Unsur Konfigurasi Elektron Banyaknya Konfigurasi


Elektron Valensi Elektron yang elektron Gas Mulia
diterima
3Li 2 1 1 1 2
11Na 2 8 1 1 1 2 8
19K 2 8 8 1 1 1 2 8 8
4Be 2 2 2 2 2
12Mg 2 8 2 2 2 2 8
20Ca 2 8 8 2 2 2 2 8 8
Pengertian Ikatan Kimia
• Unsur yang memiliki elektron valensi 4 dapat
menerima dan melepaskan elektron. Unsur dengan
elektron valensi bernilai besar yaitu 5, 6, dan 7
mempunyai kecendrungan untuk menerima elekton
supaya membentuk konfigurasi elektron seperti unsur
gas mulia.
Unsur Konfigurasi Elektron Banyaknya Konfigurasi
Elektron Valensi Elektron yang elektron Gas Mulia
diterima
7N 2 5 5 3 2 8
8O 2 6 6 2 2 8
9F 2 7 7 1 2 8
15P 2 8 5 5 3 2 8 8
Pengertian Ikatan Kimia
 Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antar
unsur mengadakan hal-hal berikut.
• Perpindahan elektron dari satu atom keatom lain (serah terima
elektron). Atom yang melepasakan elektron akan berubah menjadi
ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-
menarik antara kedua ion yang berbeda muatan, ikatan ini disebut
ikatan ion.
• Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga
terbantuk ikatan kovalen.
 Selain itu, dikenal tiga adanya ikatan lain yaitu:
• Ikatan logam
• Ikatan hidrogen
• Ikatan Van der waals
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
• Ikatan kimia antar atom unsur tergantung dari jumlah
elektron valensi dari atom-atom yang berikatan
membentuk molekul unsur maupun senyawa. Jika atom
unsur yang berikatan adalah sama, maka disebut
molekul unsur, sebaliknya jika atom unsur yang
berikatan berbeda, maka disebut molekul senyawa.
• Pembentukan molekul unsur dan senyawa dapat terjadi
dengan cara transfer elektron maupun pemakaian
bersama pasangan elektron pada kulit terluar. Jenis dan
kekuatan ikatan yang terjadi antar atom tersebut
menentukan karakteristik dan sifat molekul yang
terbentuk.
Ikatan Ion (Elektrovalen)
• Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah terima (transfer)
elektron antar atom-antom yang berikatan. Atom yang memberikan/
menyerahkan elektron membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima
elektron membentuk ion negatif. Muatan yang saling berlawanan menyebabkan
terjadinya daya tarik-menarik antar ion-ion tersebut sehingga terbentuklah ikatan
yang disebut dengan ikatan ion.
• Contoh ikatan ion adalah Natrium Klorida NaCl atau disebut juga garam dapur.
NaCl tersusun atas ion Natrium Na+ dan ion klor Cl- yang saling tarik-menarik
secara elektrostatik. Ikatan ion pada NaCl terbentuk dengan cara atom Na
menyerahkan 1 elektron terluar ke atom Cl sehingga membentuk ion Na+ dan Cl-
dengan konfigurasi stabil seperti halnya gas mulia.
+
11Na = 2 8 1, melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga menjadi Na = 2 8
-
17Cl = 2 8 7, menerima 1 elektron pada kulit terluar dari Na sehingga menjadi Cl
= 2 8 8 Muatan elektron yang saling berlawan menyebabkan daya tarik antar ion
Na+ dan Cl- sehingga membentuk senyawa NaCl
Ikatan Ion (Elektrovalen)

Adapun susunan ion dalam kristal NaCl dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
 Sifat-Sifat Senyawa Ion
• Ikatan ion hanya dapat terbentuk apabila unsur-unsur yang berikatan mempunyai
perbedaan daya tarik elektron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan
keelektronegatifan yang besar ini memungkinkan terjadinya serahterima elektron.
Sifat-Sifat senyawa ion adalah:
• Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
• Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
• Penghantar listrik yang baik dalam larutan, lelehan, dan leburannya
• Umumnya mudah larut dalam air
 Contoh Senyawa Ion
• Senyawa ion dapat terbentuk dari ikatan antara unsur-unsur logam dengan non
logam. Beberapa contoh senyawa hasil dari pembentukan ikatan ion adalah sebagai
berikut:
• NaCl : Natrium Klorida / garam dapur
• Na2S : Natrium Sulfida
• KCl : Kalium Klorida / silvit
• CaBr2 : Kalsium Bromida
• MgBr2 : Magnesium Bromida
• AlCl3 : Aluminium Klorida
• Al2O3 : Aluminium Oksida / Alumina / Korundum
Ikatan Kovalen
Gas-gas yang kita temukan di alam, seperti hidrogen, nitrogen,
oksigen, berada dalam bentuk molekulnya: H2, N2, dan O2. Mengapa
demikian? Sebagai atom tunggal, unsur-unsur ini sangat reaktif,
sehingga membentuk molekul untuk mencapai konfigurasi elektron
yang stabil. Contohnya adalah molekul hidrogen (H2). Atom H hanya
mempunyai 1 e-, perlu tambahan 1 e- agar menjadi seperti He. Jika 2
atom H berdekatan, keduanya dapat menggunakan 2 e- yang ada
secara bersama, sehingga masing-masing atom H menjadi seperti
He. 2 e- tersebut menarik kedua atom H untuk berikatan menjadi
molekul H2. Ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen. Pada ikatan
kovalen terjadi pemakaian bersama pasangan elektron dari atom-
atom yang berikatan. Pada ikatan kovalen, atom-atom yang berikatan
memungkinkan untuk mencapai konfigurasi stabil (aturan duplet
maupun oktet) seperti halnya konfigurasi gas mulia. Ikatan kovalen
biasa disebut juga ikatan molekuler. Pembentukan ikatan kovalen
dapat dijelaskan dengan struktur lewis seperti contoh berikut ini.
Ikatan kovalen pada senyawa Cl2

Ikatan kovalen pada senyawa O2

Ikatan kovalen pada senyawa N2

Ikatan kovalen pada senyawa HCl


Ikatan Kovalen Koordinasi
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa masing-masing atom yang
berikatan menyumbangkan elektron valensinya untuk digunakan
secara bersama-sama membentuk konfigurasi stabil. Jika
pasangan elektron yang digunakan bersama hanya berasal dari
salah satu atom saja, maka ikatan yang terbentuk disebut dengan
ikatan kovalen koordinasi. Pasangan elektron ikatan kovalen
koordinasi ditunjukkan dengan tanda panah --->. Berikut contoh
ikatan kovalen koordinasi (http://www.chemguide.co.uk)
Konfigurasi atom N pada NH3 sudah stabil yaitu mengikuti aturan
oktet, dan mempunyai sepasang elektron bebas. Sedangkan atom
B dalam senyawa BF3 sudah memasangkan semua elektron
valensinya, namun belum mengikuti konfigurasi oktet (kurang 2
elektron), sehingga pasangan elektron bebas dari atom N dapat
digunakan secara bersama dengan atom B dari BF3.

Seperti halnya atom N pada NH3, atom Cl pada senyawa Al2Cl6


memberikan sepasang elektron ke atom Al untuk mencapai
konfigurasi stabil (oktet), seperti ditunjukkan pada gambar berikut
ini.
Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar
Suatu senyawa terbentuk melalui berbagai jenis ikatan yaitu ikatan
ion, ikatan kovalen polar, atau kovalen nonpolar. Hal ini ditentukan
oleh selisih harga keelektronegatifan antar atom unsur yang
berikatan. Atom dengan keelektronegatifan yang sama atau hampir
sama membentuk ikatan kovalen nonpolar. Molekul-molekul
organik, seperti ikatan antar atom C - C dan ikatan antar atom C -
H adalah jenis ikatan nonpolar. Contoh lainnya adalah senyawa
diatomik seperti pada molekul Cl2, Br2, I2, F2, H2. Senyawa kovalen
seperti HCl, CO, H2O, CH3OH, salah satu atomnya mempunyai
keelektronegatifan yang lebih besar daripada yang lainnya.
Akibatnya, ikatan yang terbentuk memiliki distribusi rapat elektron
yang tidak merata. Ikatan ini disebut dengan ikatan kovalen polar.
Sifat-Sifat Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen mempunyai struktur molekul yang beragam mulai dari
molekul sederhana seperti metana CH4, air H2O, maupun struktur molekul
raksasa seperti karbon dalam intan. Struktur molekul yang beragam membuat
senyawa kovalen mempunyai titik didih yang bervariasi tergantung struktur
molekul senyawa tersebut. Misalnya molekul kovalen sederhana seperti
metana CH4 yang memiliki titik didih pada suhu -161oC, gas klor Cl2 pada suhu
-35oC, air H2O pada suhu 100oC. Titik didih molekul kovalen raksasa seperti
karbon pada intan 4830oC, silika SiO2 2230oC. Senyawa dengan struktur
molekul raksasa tidak larut dalam air dan tidak menghantarkan listrik kecuali
grafit, yaitu karbon pada batu baterai dan isi pensil.

Contoh senyawa kovalen


Senyawa kovalen dapat terbentuk dari ikatan antara logam dan logam,
maupun non logam dan non logam, seperti contoh berikut ini:
CH4 : Metana
CO2 : Karbon Dioksida
CO : Karbon Monoksida
HCl : Asam Klorida
H2O : Air
Senyawa asam dan basa
Senyawa karbon
Perbedaan senyawa ion dan senyawa
kovalen
Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen:

Senyawa ion
Titik didih tinggi
Dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
Umumnya larut dalam pelarut polar misalnya air
Umumnya tidak larut dalam pelarut nonpolar

Senyawa kovalen
Titik didih rendah
Tidak dapat menghantarkan daya listrik pada lelehan
Umumnya tidak larut dalam pelarut polar misalnya air
Umumnya larut dalam pelarut nonpolar
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah salah satu ikatan kimia yang terjadi akibat gaya tarik
elektrostatik antara elektron (awan elektron) dan ion logam bermuatan positif
(kation) pada masing-masing atom.
Logam membentuk struktur raksasa di mana elektron di kulit terluar atom
bebas bergerak. Ikatan logam sangat kuat, sehingga logam dapat
mempertahankan struktur yang teratur dan biasanya memiliki titik leleh dan
titik didih yang tinggi.

Logam adalah konduktor listrik dan panas yang baik, karena elektron valensi
pada logam bebas membawa muatan atau energi panas. Sifat lain dari logam
adalah mudah ditempa dan lentur.
Wassalam........

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai